Vous êtes sur la page 1sur 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

M DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA ISOLASI SOSIAL
DI DESA KALIREJO, KEBUMEN

Disajikan Sebagai Tugas


Pada Pembelajaran Stase Keperawatan Jiwa
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong

Disusun Oleh :

IMAM JAJULI
NIM.A31600955

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2016 / 2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan pada

Hari :.........................................................

Tanggal :.........................................................

Mengetahui:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

( Marsito, M.Kep, Sp.Kom ) ( Mu’miyati, S.Kep.Ners )

ii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam
( Twondsend, 1998 ). Atau suatu keadaan dimana seseorang individu
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Pawlin, 1993 dikutip Budi
Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor
predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat, 2006).

Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan


keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap
menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya. Sedangkan menurut
DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu
tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap
lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
(Townsend, 1998)

Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok


mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak
(Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 :
423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan
berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab,

iii
tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau
selalu dalam kegagalan. (Carpenito, L J, 1998).
2. Penyebab
Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya
perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain,
ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain.

Adapun gejala klinis sebagai berikut :


1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Gangguan hubungan sosial
4. Percaya diri kurang
5. Menciderai diri

1. Tanda dan Gejala


1. Menyendiri dalam ruangan
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
3. Sedih, afek datar
4. Perhatian dan tindakan tidak sesuai dengan usia
5. Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
6. Menggunakan kata – kata simbolik
7. Menggunakan kata – kata yag tidak berarti
8. Konak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara

2. Akibat dari Isolasi Sosial


Klien dengan isolasi sosial dapat berakibat terjadinya resiko perubahan sensori
persepsi (halusinasi) atau bahkan perilaku kekerasan menciderai diri ( akibat

iv
dari harga diri rendah disertai dengan harapan yang suram, mungkin klien akan
mengakhiri hidupnya ).
3. Rentang Respon
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan menimbulkan respon sosial pada
individu

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Menyendiri Kesepian
Manipulatif Menarik Diri
Otonomi Impulsif

Respon Adaptif :
Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapatditerima oleh norma -
norma sosial dan budayayang umum berlaku (masih dalam batasnormal), meliputi :
Menyendiri : respon seseorang untuk merenungkan apa yg telah dilakukan diilingkungan
sosial dan juga suatu caralmengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya
Otonomi : Kemampuan individu menentukan dan menyampaikan ide,pikiran, perasaan
dalam hubungan sosialpikiran, perasaan dlm hub sosial
Kebersamaan : indivud mampu saling memberi dan menerima.

Respon Maladaptif :
Respon individu dalam penyelesaian masalah menyimpang dari norma – norma sosial dan
budaya lingkungannya, meliputi :
Manipulasi : orang lain diperlakukan sebagai objek,hubungan terpusat pada
masalah pengendalianorang lain dan individu cenderung berorientasi padadiri
sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.diri sendiri atau tujuan, bukan pada
Impulsif : individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu
belajar daripengalaman, tidak dapat diandalkanpengalaman, tidak dapat
Narkisisme : harga diri yang rapuh, secara terussmenerus berusaha mendapatkan
penghargaan danpujian, sikap egosentris, pencemburu, marah jikaorang lain tidak
mendukung.orang lain tidak m’dukung

v
B. Fase Terjadinya Masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor
antara lain :
Faktor Predisposisi
a. Faktor tumbang :
tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikanf
b. Faktor komunikasi dalam keluarga :
komunikasiyang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorangmenerimapesan
yang salingbertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresiemosi yang tinggi
dalam keluarga yg menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar
keluarga.
c. Faktor Sosial Budaya :
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan
norma - norma yangsalah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga tidak
produktif ( lansia, berpenyakit kronis dan penyandangcacat) diasingkan dari
lingkungan sosialnya.

d. Faktor biologis :
gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang
abnormal( atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel – seldalam limbik
dan daerah kortikal).

Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal :
stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya/
keluarga.
b. Faktor Internal :
stresor psikologik : stres terjadiakibat ansietas berkepanjangan disertaiakibat
keterbatasan kemampuan mengatasinyaketerba

vi
Mekanisme Kopingtasan kemampuan m’atasinya
a. Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represiPerilaku curiga : regresi, proyeksi,
b. Perilaku dependen : regresiPerilaku dependen : regresi
c. Perilaku manipulatif : regresi, represiPerilaku manipulatif : regresi, represi
d. Isolasi/ menarik diri : regresi, represi, isolasi

Perilaku
a. Menarik diri :
kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri, defisit perawatan diri
komunikasi kurang, isolasi diri, aktivitasmenurun, kurang berenergi, rendah
diri, postur tubuh sikap fetus.
b. Curiga :
tidak percaya orang lain, bermusuhan,isolasi sosial, paranoiaisolasi
c. Manipulasi :
kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd orang lain,
ekspresiperasaan tdk langsung pd tujuan.

Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh
gangguan otak pada prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti intelegensi
dan kretifitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak – anak dan
dewasa muda tentang keterampilan koping kerena mereka biasanya tidak hanya
belajar dari pangalaman.p

Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan
maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :
1) Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus
listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang

vii
ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut
menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan
terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya
perubahan faal dan biokimia dalam otak.
Indikasi :
a) Depresi mayor
(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian
lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan
dan adanya ide bunuh diri yang menetap.
(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon
membaik pada ECT.
(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau
klien tidak dapat menerima antidepresan.
b) Maniak
Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi
lain berbahaya bagi klien.
c) Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada
skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.
2) Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting
dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan
rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat
empati, menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat
mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur
kepada klien.
3) Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk
memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri seseorang.

viii
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:
1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
a) Pengertian
TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. (Keliat, 2004 : hal.1).
b) Tujuan
Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. (Keliat, 2004 :
hal.3).
c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi
sosial adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan
sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat
pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok dan
massa. (Keliat, 2004 : hal.14).
c. Prinsip Perawatan Isolasi Sosial
1) Psikoterapeutik
a) Bina hubungan saling percaya
(1) Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada
waktu interaksi dan tujuan.
(2) Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk
menunjukan penghargaan yang tulus.
(3) Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak
akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan.
b) Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka
(1) Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai
istilah yang sederhana.
(2) Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraan dengan perawat.
(3) Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan
teratur.

ix
(4) Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
c) Kenal dan dukung kelebihan klien
Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan klien,
cara menceritakan perasaannya kepada orang lain yang terdekat/dipercaya.
(1) Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.
(2) Dukung koping klien yang konstruktif.
(3) Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.
d) Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal
(1) Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal
terapi.
(2) Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.
(3) Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.
(4) Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap.
(5) Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.
2) Pendidikan kesehatan
a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-
kata seperti menulis, menangis, menggambar, berolahraga atau bermain
musik.
b) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.
c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan
dengan klien.
d) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan
di masyarakat.
3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat
melaksanakan secara mandiri.
b) Bimbing klien berpakaian yang rapi.
c) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan
seperti majalah, surat kabar, radio dan televisi.

x
d) Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.
4) Lingkungan terapeutik
a) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun
orang lain di lingkungan.
b) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka
waktu yang lama.
c) Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di
ruangan.

xi
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 19 APRIL 2017
Tempat Pengkajian : DESA KALIREJO

I. Identitas Klien
Nama : Nn.M
Umur : 52 thn
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Desa Kalirejo 2/3 , Kec.Kebumen, Kab.Kebumen

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Bpk. T
Umur : 75 thn
Pekerjaan : Tani
Hub. Dengan Klien : Bapak
Alamat : Desa Kalirejo 2/3 , Kec.Kebumen, Kab.Kebumen

B. Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Orang tua klien mengatakan pada tahun 1980-an awal mula terjadinya
gangguan jiwa pada klien adalah karena hubungan klien dengan pacarnya
tidak disetujui oleh orang tua pacarnya, kemudian akhirnya hubungan
klien terputus pada waktu itu klien akan masuk SMA, akhirnya klien tidak
melanjutkan sekolah SMA tapi masuk ke Pesantren selama 1 tahun

xii
2. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah dibawa berobat ke RSJ
tapi klien tidak mau menginap di Rumah Sakit akhirnya berobat jalan dan
pengobatan hanya 1 tahun karena harga obat yang mahal maka keluarga
akhirnya berhenti karena tidak punya biaya untuk pengobatan, kemudian
akhirnya di bawa berobat ke paranormal tapi belum ada hasilnya, klien
selalu berdiam diri di rumah dan tidak mau bersosialisasi dengan orang
tetangganya
3. Riwayat penganiayaan
Orang tua klien mengatakan pernah tidak pernah ada penganiayaan yang
dilakukan pada klien
4. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ia tidak pernah
mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

C. Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,1 0C
Pernafasan : 20 x/menit
2. Ukur
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 152 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan ia tidak memiliki keluhan fisik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

xiii
D. Psikososial
1. Genogram

Keterangan : : Laki-laki : Garis Perkawinan


: Perempuan : Garis Keturunan
: Pasien : Tinggal Satu Rumah
: Meninggal
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan ia merasa jelek shingga tidak ada laki-laki yang mau
sama klien
b. Identitas diri
Klien mengatakan ia belum pernah menikah, klien anak pertama dari 7
bersaudara
c. Peran
Peren klien dalam keluarga adalah klien anak pertama dari 7 bersaudara.
Setiap hari klien hanya membantu orang tua di rumah, ia tidak pernah
pergi keluar rumah
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin seperti orang lain tapi ia merasa malu dengan
orang lain

xiv
e. Harga diri
Klien merasa sedih karena sudah diputuskan oleh pacarnya dulu ia
merasa tidak ada yang mau lagi sama klien. Klien menyendiri di kamar,
tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
keluarganya. Keluarga klien adalah orang yang mengerti dan memahami
klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat yang
ada di lingkungan tempat tinggalnya,
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.
Orang tua klien mengatakan ia malas berhubungan dengan orang lain,
karena menurut klien tidak ada hal yang perlu dibicarakan atau
diceritakan kepada orang lain dan juga klien mengatakan dia bingung apa
yang ingin diceritakan. Klien sering diam, jarang bercakap-cakap dengan
orang lain.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia merasa sehat tidak mengalami gangguan
jiwa
b. Kegiatan ibadah
Klien beragama islam sewaktu belum mengalami gangguan jiwa klien
taat beribadah sholat lima waktu, setelah mengalami gannguan jiwa klien
tidak pernah sholat lima waktu.

xv
E. Status mental
1. Penampilan
Dalam berpakaian, klien terlihat rapi. Rambut klien tertata,. Klien
mengatakan ia mandi dua kali sehari pakai sabun dan mencuci rambut
dengan shampo.
2. Pembicaraan
Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara.
Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja, terkadang pembicaraan
inkoheren dengan pertanyaan yang diajukan.
Masalah keperawatan : Kerusakan Komunikasi Verbal
3. Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak
diam ketika tidak ditanya, terkadang malah pulang ke kamar.
Masalan keperawatan : Isolasi sosial
4. Alam perasaan
Klien mengatakan ia putus asa karena dulu pernah mempunyai hubungan
dengan laki-laki namun gagal, akhirnya ia merasa malu dan rendah diri
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
5. Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan
seperlunya. Terkadang klien langsung pergi
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
6. Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif saat diwawancarai, tidak ada kontak mata. Klien
berbicara hanya saat diberi pertanyaan oleh perawat, setelah itu klien
kembali diam
Masalah Keperawatan :Kerusakan Interaksi Sosial
7. Persepsi
Klien mengatakan ia marah-marah karena dia mendengar ada bisikan-
bisikan, klien mengatakan suara – suara itu adalah suara wanita, klien
mengatkan suara wanita utu mengajak dia untuk bersenang – senang, dan

xvi
paling sering suara itu terdengar pada saat ia sedang melamun. Tetapi
perawat saat ini belum pernah melihat tanda-tanda klien berhalusinasi
auditori seperti berbicara sendiri, tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran
8. Proses pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih
suka menyendiri. Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak
fokus, pembicaraanya kacau terkadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
9. Isi Pikir
Klien sering melamun sendiri, pandangan kosong, tidak mau ngobrol
dengan orang lain
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
10. Tingkat Kesadaran
a. Waktu : Klien dapat mengetahui waktu dan dia mengrti kapan saja
waktu ia harus mandi
b. Tempat : Klien mengetahui tempat tinggak klien
c. Orang : Kilen sulit mengenali seseorang, kalo ada tamu klien tidak mau
membukakan pintu
11. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi.
Klien masih ingat jam berapa dia bangun tadi,
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung dengan baik, saat diberi soal penambahan, klien
mampu menjawab dengan baik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
13. Kemampuan Penilaian
Klien dapat menilai yang baik dan yang buruk dan klien juga mengetahui
tentang kebersihan di rumahnya, klien sering membersihkan rumahnya

xvii
Masalah keperawatan : Tidak Ditemukan
14. Daya tilik diri
Klien tidak menyadari tentang apa yang diderita klien saat ini. klien merasa
sehat tidak perlu pengobatan khusus untuk dirinya.
Masalah keperawatan : Kurang Pengetahuan

F. Kebutuhan
1. Makan
Klien mengatakan setiap hari makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Klien
mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat
mandi yang benar, klien juga sikat gigi, dan klien mencuci rambut
Masalah keperawatan : -
4. Berpakaian dan berhias
Klien tidak pernah berhias, klien mengganti pakaian sehari satu kali dan
menggantinya sendiri, rambut tampak tertata rapi.
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidur siang dan malam tidak menentu, tapi biasanya :
tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam : 21.00-05.30
6. Penggunaan obat
Klien sekarang tidak minum obat,
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien kalo sakit tidak mau untuk berobat ke puskesmas, bila klien sakit
hanya minta dibelikan obat diwarung
8. Kegiatan didalam rumah

xviii
Orang tua klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering
dilakukan oleh klien adalah tidur dan berdiam diri dikamar, membersihkan
ruangan
9. Kegiatan diluar rumah
Klien jarang keluar rumah, apabila keluar paling hanya disekitar rumah
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

G. Mekanisme Koping
a. Adaptif
Klien hanya berbicara seperlunya saja.
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika klien ada masalah, klien selalu memikirkan dan
mencari jalan keluar sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri akan diselesaikan sendiri.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

H. Masalah Psikososial dan Lingkungan


1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok
Klien mendapat dukungan dari keluarganya, klien sudah diusahakan
diberikan pengobatan tapi tidak kunjung sembuh
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien termasuk orang pendiam klien terlihat menyendiri, memiliki
kekurangan dalam berinteraksi dengan orang lain, klien mngatakan malas
berinteraksi, klien berbicara jika ada yang mengajak bicara dahulu.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Masalah dengan pendidikan


Klien sudah lulus SLTP, klien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, karena setelah SLTP klien melanjutkan ke Pondok
Pesantren

xix
4. Masalah dengan pekerjaan
Klien setiap hari bekerja di rumah membantu pekerjaan orang tuanya di
rumah
5. Masalah dengan perumahan
Klien tinggal dengan oarang tuanya,
6. Masalah ekonomi
Orang tua klien mengatakan keluarganya cukup memenuhi keperluannya
sehari-hari.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien tidak mau di bawa untuk berobat
I. Pengetahuan
Klien kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa yang klien alami sekarang,
klien belum mengetahui cara pengobatan yang dilakukan, karena kurang
pengetahuan itu cara klien menyelesaikan masalah tidak benar dan tepat.
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
J. Daftar Masalah Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Harga diri rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Kurang Pengetahuan
6. Gangguan Proses Pikir
7. Kerusakan Komunikasi Verbal

xx
K. Analisa Data

No. Analisa Data Maslah Keperawatan

1. DS :
Klien mengatakan bingung dalam memulai Isolasi Sosial
pembicaraan karena menurut klien tidak
bahan pembicaraan untuk berinteraksi
DO :
- Klien lebih banyak berdiam diri
- Kontak mata kurang
- Klien sering menyendiri
- Klien tidak komunikatif
- Afek tumpul

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis


Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Stuart, G. W. (2007). Buku saku keperawatan jiwa . Edisi 5. Jakarta: EGC.
Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis:
Mosby
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, C.M. (2003). Psychiatric Mental Healt Nursing : Concepts of
Care.Fourth Edition. Philadelphia: Davis Company
Yusuf, et. al. (2015). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

xxi
N. Rencana Tindakan Keperawatan
Inisial klien : Tn. K Dx Medis : Skizofrenia
No RM : 013650 Ruangan : Cendrawasih
No. DX. Rencana Rasional
Keperawatan Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Isolasi TUM : Klien


Sosial mampu
berinteraksi
dengan orang
lain

TUK 1 : Klien Setelah 2 X 1. Bina hubungan Hubungan saling


dapat membina interaksi klien saling percaya percaya merupakan
hubungan saling menunjukan tanda- dengan : langkah awal untuk
percaya tanda percaya - beri salam setiap melakukan
kepada atau berinteraksi interaksi
terhadap perawat : - Perkenalkan
- Wajah cerah, nama, nama
tersenyum panggilan
- Mau berkenalan perawat, dan
- Ada kontak mata tujuan perawat
- Bersedia berkrnalan

xxii
menceritakan - Tanyakan dan
perasaan panggil nama
- Berseddia kesukaan klien
mengungkapkan - Tunjukan sikap
masalahnya jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
- Tanyakan
perasaan dan
masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak
interaksi yang
jelas
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien

TUK 2 : 2.Setelah 2 kali 1.Tanyakan pada Dengan mengetahu


Klien mampu interaksi klien klien tentang : tanda-tanda dan
menyebutkan dapat menyebutkan - Orang yang gejala, kita dapat
penyebab tanda minimal satu tinggal serumah menentukan
dan gejala penyebab menarik atau dengan langkah intervensi
isolasi sosial diri : sekamar klien selanjutnya
-Diri Sendiri - Orang yang
- Orang lain paling dekat

xxiii
- Lingkungan ddengan klien
- dirumah atau
diruangan
perawatan
- Apa yang
membuat klien
dekat dengan
orang tersebut
- Orang yang
tidak dekat
dengan klien
dirumah atau
diruangan
perawat
- Apa yang
membuat klien
tidak dekat
dengan orang
tersebut
- Upaya yang
sudah dilakukan
agar dekat dengan
orang tersebut

2.Diskusikan
dengan klien
penyebab menarik
diri / tidak mau
bergaul dengan
orang lain

xxiv
3.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya

TUK 3 : 3.Setelah 2 X 1.Tanyakan pada Reinforcement


Klien mampu interaksi dengan klien tentang : dpat meningkatkan
menyebutkan klien dapat - Manfaat harga diri klien
keuntungan menyebutkan hubungan sosiial
berhubungan keuntungan - Kerugian
sosial dan berhubungan sosial, menarik diri
kerugian misalnya :
menarik diri -Banyak teman 2.Diskusikan
- Tidak kesepian bersama klien
- Saling menolong tentang manfaat
berhubungan
Dean kerugian sosial dan
menarik diri kerugian menarik
misalnya : diri
-Sendiri
- Kesepian 3.Beri pujian
- Tidak bisa diskusi terhadap
- kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya

TUK 4 : 4.Setelah 2 X 1.Observasi Mengetahui sejauh


Klien dapat interaksi klien perilaku klien mana pengetahuan
melaksanakan dapat tentang klien tentang

xxv
hubungan sosial melaksanakan berhubungan berhubungan
secara bertahap hubungan soosial sosial dengan orang lain
secara bertahaap
dengan : 2.Beri motivasi
-Perawat dan bantuu klien
- Perawat lain untuk berkenalan
- Kelompok / berkomunikasi
dengan perawat
lain, klien lain,
kelompok

3.Libatkan klien
dalam terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi

4.Diskusikan
jadwal harian
yang dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi

5.Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang telah
dibuat

xxvi
6.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulanya
melalui aktifitas
yang
dilaksanakan

TUK 5 : 5.Setelah 2X 1.Diskusikan Agar klien lebih


Klien mampu interaksi klien dengan klien percaya diri untuk
menjelaskan dapat menyebutkan tentang berhungan dengan
perasaanya perasaanya setelah perasaanya orang lain
setelh berhubungan sosial setelah
berhubungan dengan : berhbungan sosial
sosial -Orang lain dengan :
- Kelompok -Orang lain
- Kelompok

2.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaaanya

TUK : 6 1.Setelah 2X kali 1.Diskusikan Agar klien lebih


Klien mendapat pertemuan, pentingya peran percaya diri dan
dukungan keluarga dapat serta keluarganay tau akibat tidak
keluarga dalam menjelaskan : sebagai berhubungan

xxvii
memperluas -pengertian pendukung untuk dengan orang lain
hubyngan sosial menarik diri mengatasi
-tanda dan gejala perilaku menarik
menarik diri diri
-penyebab dan 2.Diskusikan
akibat menarik diri potensi keluarga
-cara merawat klien untuk membantu
menarik diri klien mengatasi
perilaku menarik
diri
3.Jelaskan pada
2.Setelah 2X keluarga tentang :
pertemuan, -pengertian
keluarga dapat menarik diri
mempraktekkan -tanda dan gejala
cara merawat klien menarik diri
menarik diri -penyebab dan
akibat menarik
diri
-cara merawat
klien menarik diri

4.Latih keluarga
cara merawat
klien menarik diri

5.Tanyakan
perasaan keluarga
setelah mencoba
cara yang
dilatihkan

xxviii
6.Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
bersosialisasi

7.Beri pujian pada


keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien
dirumah sakit
TUK 7 : 7.1 Setelah 2X 1.Diskusikan Minum obat dapat
Klien dapat interaksi klien dengan klien menyembuhkan
memanfaatkan menyebutkan : tentang manfaaat penyakit klien
obat dengan -manfaat minum dan kerugian
baik obat tidak minum obat,
-kerugian tidak nama, warna,
meminum obat dosis, cara, efek
-nama, warna, terapi, dan efek
dosis, efek terapi, samping
efek samping obat penggunaan obat.

7.2.Setelah...kali 2.Pantau klien


interaksi klien saat penggunaan
mendemonstrasikan obat
penggunaan obat
dengan benar 3.Beri pujian jika
klien
7.3.Setelah...kali menggunakan
interaksi klien dapt obat dengan benar
menyebutkan

xxix
akibat berhenti 4.Diskusikan
minum obat tanpa berhenti minum
konsultasi dokter obat tanpa
konsultasi dengan
dokter

5.Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada dokter
atau perawat jika
terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan

2 Halusinasi TUM : klien


dapat
mengontrol
halusinasi

TUK :1
Klien dapat 1.1.Setelah 2X 1.bina hubungan Hubungan saling
membantu interaksi dengan saling percaya percaya merupakan
hubungan saling klien, klien dengan prinsip langkah awal untuk
percaya menunjukkan tanda komunikasi melakukan
percaya kepada teraupetik : interaksi
perawat : -sapa klien
-ekpresi bersahabat dengan ramah ,
-ada kontak mata baik verbal
-menunjukkan rasa maupun non
senang verbal

xxx
-mau berjabat - perkenalkan
tangan nama lengkap,
-mau duduk nama panggilan
berdampingan dan tujuan
dengan perawat berkenalan
-mengungkapkan - tanyakan nama
masalah yang yang disukai klien
dihadapi -buat kontrak
yang jelas
-tunjukkan sikap
jujur dan
menepati janji
-beri perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien
-tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien

TUK 2 : 2.1.setelah 2X 1. adakan kontrak Mengetahui apakah


klien dapat interaksi klien langsung dan halusinasi datang
mengenal menyebutkan singkat secara dan menentukan
halusinasinya -isi bertahap tindakan yang tepat

xxxi
-waktu 2. observasi atas halusinasinya
-frekuensi tingkah laku klien
-situasi dan kondisi terkait dengan
yang menimbulkan halusinasinya.
halusinasi -tanyakan apakah
klien mengalami
halusinasi
-jika klien
menjawabnya,
tanyakan apa
yang dialaminya
-katakan bahwa
perawat percaya

TUK : 3
klien dapat 1.setelah ... kali 1.identifikasi Klien dapat
mengontrol interaksi klien bersama klien melakukan
halusinasi menyebutkan cara atau tindakan tindakan yang tepat
tindakan yang yang dilakukan saat halusinasinya
biasanya dilakukan jika terjadi muncul
untuk halusinasi
mengendalikan 2. diskusikan cara
halusinasinya yang digunakan
2. setelah... kali klien
interaksi klien -jika cara yang
menyebutkan cara digunakan
baru mengontrol adaptif, beri
halusinasi pujian
3. setelah .. kali -jika cara yang

xxxii
interaksi klien digunkan
dapat memilih dan maladaptif
memperagakan diskusikan
cara megatasi kerugian cara
halusinasi tersebut
4. setelah.. klia 3. diskusikan cara
interaksi, klen baru untuk
melaksanakan cara mengontrol
yang telah dipilih halusinasi
untuk -katakan pada diri
mengendalikan sendiri ini tidak
halusinasi dengar nyata (saya tidak
5. setelah 2X mau mendengar)
interaksi, klien -menemui orang
mengikuti terapi tua /perawat
aktivitas kelompok untuk
menceritakan
tentang
halusinasinya
-membuat dan
melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disususn

xxxiii
xxxiv
TUK : 4 1.setelah 2X 1.diskusikan Minum obat dapa
klien dapat interaksi klien denagn klien mengurangi
memanfaatkan dapat tentang manfaat halusinasi klien
obat dengan menyebutkan : dan kerugian
baik -manfaat dari tidak minum obat,
minum obat nama, warna,
-kerugian tidak dosis, dan efek
minum obat terapi dan efek
-nama, warna, samping
dosis, efek terapi penggunaan obat
dan efek samping 2. pantau klien
obat saat penggunaan
2. setelah ... kali obat
interaksi klien 3. beri pujian bila
mendemonstrasikan klien
penggunaan obat menggunakan
dengan benar obat dengan benar
3. setelah.. kali 4. diskusikan
interaksi akibat berhenti
klienmenyebutkan minum obat tanpa
akibat berhenti konsultasi denagn
minum obat dokter
5. anjurkan klien

xxxv
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat
jika terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan.

3. Harga Diri TUM :


rendah Klien dapat 1.klien dapat 1.bina hubungan Hubungan saling
melakukan mengungkapkan saling percaya percaya akan
hubungan sosial perasaannya a.sapa klien menimbulkan
secara bertahap 2.ekspresi wajah dengan ramah, kepercayaan klien
bersahabat baik verbal pada perawat
TUK 1 : 3.ada kontak mata maupun sehingga akan
Klien dapat 4.menunjukkan nonverbal memudahkan
membina rasa senang b.perkenalkan diri dalam pelaksanaan
hubungan saling 5.mau berjabat dengan sopan tindakan
percaya tangan c.tanya nama selanjutnya
6.mau menjawab lengkap klien dan
salam nama panggilan
7.klien mau duduk yang disukai klien
berdampingan d.jelaskan tujuan
8.klien mau pertemuan, jujur
mengutarakan dan menepati janji
masalah yang e.tunjukkan sikap
dihadapi empati dan
menerima klien
apa adanya
f.beri perhatian

xxxvi
pada klien

2.beri kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya
tentang penyakit
yang dideritanya

3.sediakan waktu
untuk
mendengarkan
klien

4.katakan pada
klien bahwa ia
adalah seorang
yang berharga dan
bertanggungjawab
serta mampu
menolong dirinya
sendiri

TUK 2 :
Klien dapat Klien mampu 1.diskusikan Pujian akan
mengidentifikasi mempertahankan kemampuan dan meningkatkan
kemampuan dan aspek positif yang aspek positif yang harga diri klien
aspek positif dimiliki dimiliki klien dan
yang dimiliki beri pujian

xxxvii
/reinforcement
atas kemampuan
mengungkapkan
perasaannya
2.saat bertemu
klien, hindarkan
memberi
penilaian negatif.
Utamakan
memberi pujian
yang realistis

TUK 3 : 1.kebutuhan klien 1.diskusikan Peningkatan


Klien dapat terpenuhi kemampuan klien kemampuan
menilai 2.klien dapat yangmasih dapat mendorong klien
kemampuan melakukan digunakan selama untuk mandiri
yang dapat aktivitas terarah sakit
digunakan 2.diskusikan juga
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaan di
rumah sakit dan
dirumah nanti

TUK 4: 1.klien mampu 1.rencanakan Pelaksanaan

xxxviii
Klien dapat beraktivitas sesuai bersama klien kegiatan secara
menetapkan dan kemampuan aktivitas yang mandiri modal
merencanakan 2.klien mengikuti masih dapat awal untuk m
kegiatan sesuai terapi aktivitas dilakukan setiap eningkatkan harga
dengan kelompok hari sesuai diri rendah
kemampuan kemampuan :
yang dimiliki kegiatan mandiri,
kegiatan dengan
bantuan minimal,
kegiatan dengan
bantuan total
2.tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
kondisi klien
3.beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan (sering
klien takut
melaksanakanny)

TUK 5 : Klien mampu 1.beri kesempatan Dengan aktivitas


Klien dapat beraktivitas sesuai klien untuk klien akan
melakukan kemampuan mencoba kegiatan mengetahui
kegiatan sesuai yang kemampuannya
kondisi sakit direncanakan
dan 2.beri pujian atas
kemampuannya keberhasilan klien
3.diskusikan

xxxix
kemungkinan
pelaksanaan
dirumah

TUK 6 : 1.klien mampu 1.beri pendidikan Perhatian keluarga


Klien dapat melakukan apa kesehatan pada dan pengertian
memanfaatkan yang diajarkan keluarga klien keluarga akan
sistem 2.klien mau tentang cara dapat membantu
pendukung yang memberikan merawat klien meningkatkanharga
ada dukungan harga diri rendah diri klien.
2.bantu keluarga
memberi
dukungan selama
klien dirawat
3.bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah

Diposkan oleh Nursing Poltekkes 26 di 18.42Kirimkan Ini lewat


EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
0 komentar:
Poskan Komentar
« Posting Lebih BaruBeranda

tentang kami

xl
Nursing Poltekkes 26
mahasiswa yang memimpikan hari esok yang cerah .
Lihat profil lengkapku

Blog Archive
 ▼ 2012 (2)
o ▼ Januari (2)
 ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
 ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

WAKTU SEKARANG
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut
pengunjung

TV jewelry shop
Design by Wordpress Themes.
Themes By Buy My Themes, Elf Coupons And Macys Printable Coupons.

Copyright (c) 2010 Creative Nurse's Metamorf and Powered by Blogger.

xli

Vous aimerez peut-être aussi