Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Ratih Nurlyan Lawenga
K1A1 12 104
Pembimbing:
dr. Juriadi Paddo, M.Kes
Anda sebagai dokter keluarga didatangi soerang pasien berumur 42 tahun yang bekerja
disebuh perusahaan pengolahan makanan ringan. Pasien mengeluhkan adanya banyak nodul
yang kemerahan dan terasa nyeri pada hampir seluruh bagian tubuh. Keluhan ini timbul 5
hari lalu sehingga ia tidak bisa masuk untuk bekerja seperti biasa. Sebelumnya sudah
beberapa kali keluhan yang sama muncul namun lebih ringan dan dianggap bisa hilang
sendiri.
Pada saat dilakukan pemeriksaan selain nodul, ditemukan juga banyak lesi kulit yang
mati rasa terutama pada bagian tengahnya. Menurutnya lesi itu sudah ada sejak 2 tahun lalu
dan semakin bertambah banyak. Dari pemeriksaan juga ditemukan telapak kaki kanan
ditemukan ada luka menurutnya sudah lama dan tidak terasa sakit. Jari Kelingking kanan
mengalami kelemahan sejak 2 bulan terakhir.
Menurut ceritanya bapaknya dulu juga menderita penyakit yang sama dan sudah
meninggal 12 tahun lalu. Sekarang dia tinggal dengan istri dan 3 orang anaknya yang masing
masing berumum 8 tahun, 12 tahun, dan 15 tahun. Dia tinggal di pemukiman yang padat di
rumah sederhana yang dikontraknya.
Pada akhir konsultasi dia sempat mengeluh bahwa beberapa temannya ditempat kerja
seperti agak menjauhinya, bahkan sering melihat bisik-bisik diantara mereka.
Sebagai dokter keluarga apa yang anda lakukan untuk menolong pasien tersebut.
1 Anamesis
pasien berumur 42 tahun yang bekerja disebuh perusahaan pengolahan
makanan ringan. Pasien mengeluhkan adanya banyak nodul yang kemerahan dan
terasa nyeri pada hampir seluruh bagian tubuh. Keluhan ini timbul 5 hari lalu
sehingga ia tidak bisa masuk untuk bekerja seperti biasa. Sebelumnya sudah
beberapa kali keluhan yang sama muncul namun lebih ringan dan dianggap bisa
hilang sendiri.
Menurutnya lesi itu sudah ada sejak 2 tahun lalu dan semakin bertambah
banyak. Menurut ceritanya bapaknya dulu juga menderita penyakit yang sama dan
sudah meninggal 12 tahun lalu. Sekarang dia tinggal dengan istri dan 3 orang
anaknya yang masing masing berumum 8 tahun, 12 tahun, dan 15 tahun. Dia tinggal
di pemukiman yang padat di rumah sederhana yang dikontraknya.
Pemeriksaan fisik
Pada saat dilakukan pemeriksaan selain ditemukan nodul, ditemukan juga banyak
lesi kulit yang mati rasa terutama pada bagian tengahnya.
Dari pemeriksaan juga ditemukan telapak kaki kanan ditemukan ada luka
menurutnya sudah lama dan tidak terasa sakit. Jari Kelingking kanan mengalami
kelemahan sejakl 2 bulan terakhir.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Pemeriksaan bakterioskopik
Sediaan dibuat dari kerokan kulit diwarnai dengan pewarnaan ZIEHL NEELSEN.
Bakterioskopik negative pada seorang penderita, bukan berarti orang tersebut tidak
mengandung M.leprae.
Tempat yang akan diambil kedua cuping telinga bagian bawah (mengandung basil
yang paling banyak) dan 2-4 tempat lain yang paling aktif, berarti yang paling
eritematosa dan paling infiltratif.
4 Diagnosis kerja (cantumkan kode penyakit menurut ICPC 2)
kusta/lepra
6 Penyelesaian masalah yang dihadapi pasien
Tatalaksana non farmakologis
Tatalaksana non farmakologis yang diberikan adalah edukasi mengenai penyakit
pasien dan perubahan perilaku menjadi perilaku hidup bersih dan sehat.
Tatalaksana farmakologis
Sedangkan tatalaksana farmakologis yang diberikan adalah parasetamol
3x500mg/hari dan prednison 40 mg/hari. Dosis prednison diturunkan secara
bertahap.
8 Penjelasan yang disampaikan pada pasien dan keluarganya tentang penyakit
yang di derita.
Kusta yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit Hansen adalah penyakit
yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan
atas, serta mata. Sistem saraf yang diserang bisa menyebabkan penderitanya mati
rasa.
Kusta disebabkan oleh sejenis bakteri yang memerlukan waktu 6 bulan hingga 40
tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul
setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita selama 2 hingga 10 tahun.
Gejala dan tanda kusta sukar diamati dan muncul sangat lambat. Beberapa di
antaranya adalah:
Mati rasa. Tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan sensasi
sentuhan dan rasa sakit pada kulit.
Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut.
Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah.
Hidung tersumbat atau terjadi mimisan.
Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
Kerusakan mata. Mata menjadi kering dan jarang mengedip biasanya dirasakan
sebelum muncul tukak berukuran besar.
Lemah otot atau kelumpuhan.
Hilangnya jari jemari.
Selain penyebab utamanya, ada juga faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang untuk mengidap penyakit ini. Beberapa faktor risiko tersebut meliputi:
Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa sarung
tangan. Beberapa di antaranya adalah armadilo dan simpanse afrika.
Melakukan kontak fisik secara rutin dengan penderita kusta.
Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.
Menderita cacat genetik pada sistem kekebalan tubuh.
9 Penjelasan yang disampaikan tentang peranan pasien dan keluarganya dalam
proses penyembuhan penyakit yang diderita.
Memberikan penjelasan tentang penyakit kusta kepada pasien dan keluarganya
apa itu penyakit kusta, penyebabnya, gejala, cara penularan, pencegahan,
pengobatan serta komplikasinya jika tidak ditangani dengan baik.
Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarganya bahwa penyakit kusta
dapat disembuhkan, namun dapat menyebabkan komplikasi seperti kecacatan
jika tidak ditangani dengan baik dan segera. Serta kepatuhan minum obat dan
kontrol rutin untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Faktor pendukung dalam penyelesaian masalah pasien dan keluarga adalah
pasien dan seluruh anggota keluarga yang harus mendukung pengobatan yang
dilakukan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
10 Upaya pencegahan yang disampaikan pada keluarganya (pencegahan primer,
pencegahan sekunder dan pencegahan tertier)
1. Pencegahan primer
- Health promotion: penyuluhan tentang penyakit kusta, apa itu kusta
bagaimana penularannya, apa-apa saja gejalanya, dan bagaimana cara
mengobatinya. hal ini juga bertujuan untuk menghilangkan stigma di
masyarakat akan pasien-pasien dengan kusta dapat dihargai dan tidak di
kucilkan dari lingkungan masyarakat
- Specific protection:
1. Segera melakukan pengobatan sejak dini secara rutin terhadap penderita
kusta, agar bakteri yang dibawa tidak dapat lagi menularkan pada orang
lain.
2. Menghindari atau mengurangi kontak fisik dengan jangka waktu yang
lama
3. Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
4. Meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh, dengan cara berolahraga
dan meningkatkan pemenuhan nutrisi.
5. Tidak bertukar pakaian dengan penderita, karena basil bakteri juga
terdapat pada kelenjar keringat
6. Memisahkan alat-alat makan dan kamar mandi penderita kusta
7. Untuk penderita kusta, usahakan tidak meludah sembarangan, karena basil
bakteri masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet
8. Isolasi pada penderita kusta yang belum mendapatkan pengobatan. Untuk
penderita yang sudah mendapatkan pengobatan tidak menularkan
penyakitnya pada orang lain.
9. Melakukan vaksinasi BCG pada kontak serumah dengan penderita kusta.
10. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai mekanisme
penularan kusta dan informasi tentang ketersediaan obat-obatan yang
efektif di puskesmas.
2. Pencegahan Sekunder
Early diagnosis dan prompt treatment: Upaya penanggulangan kusta
dilakukan dengan upaya pengobatan sedini mungkin sehingga terobati
dengan sempurna.
Disability limitation: menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta
penanganan pertama yang perlu dilakukan sehingga mencegah terjadinya
serangan skabies yang berulanh
3. Pencegahan tersier
Rehabilitation: Menyampaikan kepada keluarga agar memastikan yang sakit
mendapat istirahat yang cukup. Usahakan untuk memberi ruangan yang aman
dan nyaman untuknya beristirahat. Jika sudah timbul komplikasi dari
penyakit pasien maka dianjurkan untuk segera ditangani di rumah sakit
sehingga komplikasi yang dialami dapat dicegah perburukannya.
1. Jelaskan Secara Umum Perbedaan Dokter Keluarga dengan Dokter Praktek Umum.
Kategori Dokter praktek umum Dokter keluarga
Cakupan Terbatas Lebih Luas
Pelayanan
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna, bukan
sekedar yang dikeluhkan
Cara Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan
Pelayanan pengamatan sesaat berkesinambungan sepanjang
hayat
Jenis Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah pencegahan,
Pelayanan penyakit tertentu tanpa mengabaikan
pengobatan dan rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan
dilibatkan
Promotif dan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
pencegahan
Hubungan Dokter – pasien Dokter – pasien – teman
dokter-pasien sejawat dan konsultan
Awal Secara individual Secara individual sebagai
pelayanan bagian dari keluarga
komunitas dan lingkungan
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggambarkan ciri pelayanan Dokter Keluarga (DK)
sebagai berikut:
a. DK melayani penderita tidak hanya sebagai individu tetapi sebagai anggota satu
keluarga bakan anggota masyarakatnya
b. DK memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan memberikan perhatian kepada
penderitanya secara lengkap dan sempurna,jauh melebihi apa yang dikeluhkannya
c. DK memberikan pelayanan kesehatan dengan tujuan utama meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobatinya penyakit
sedini mungkin
d. DK mengutamakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan berusaha
memenuhi kebutuhan itu sebaik-baiknya
b. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
1) Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme
koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3) Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4) Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
5) Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Sedangkan Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain:
1) Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
2) Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3) Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga
4) Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
5) Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
6) Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik
7) Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
datang
8) Fungsi pembinaan lingkungan
3. Jelaskan Prinsip-Prinsip Pelayanan Dokter keluarga.
a. Pelayanan yang berkesinambungan
Adalah pelayanan kesehatan dimana satu dokter bertemu pasiennya dalam
keadaan sakit maupun keadaan sehat, dan mengikuti perjalanan penyakit dari
pasiennya hingga ia sembuh. Dengan pelayanan yang berkesinambungan akan
terbentuk hubungan yang didasari kepercayaan terhadap dokternya, dan perjalanan
waktu akan membentuk kepercayaan ini.
b. Prinsip Pelayanan yang menyeluruh
Artinya kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi juga
dari sisi sosial dan psikologisnya. Oleh sebab itu, seorang dokter keluarga
memandang pasiennya secara keseluruhan, dalam konteks memperhatikan
keseluruhan kebutuhan mereka.
c. Prinsip Pelayanan yang Terkoodinasi
Dokter keluarga itu seperti orkestrator pelayanan kesehatan bagi pasiennya,
yang mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg dibutuhkan pasien seperti
para dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar praktek dokter keluarga.
Dokter keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi pasiennya.
d. Prinsip Pelyanan Masyarakat
Pekerjaan, budaya, dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas
(masyarakat) yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien. Berbagai
pihak dalam masyarakat dapat digunakan oleh dokter keluarga dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yg optimal.
e. Prinsip Pencagahan
Prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk mencegah penyakit menjadi
lebih berat, mencegah orang lain tertular, pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan
promosi kesehatan (gaya hidup sehat). Pencegahan juga termasuk mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin mempunyai efek terhadap kesehatan emosional
pasien dan keluarganya.
f. Prinsip Pelayanan Keluarga
Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya
dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap
penyakit. Dokter keluarga juga mengenali keluarga yang berfungsi baik dan keluarga
yang disfungsi.
4. Jelaskan Indikator Keberhasilan Pelayanan Kesehatan di Dokter keluarga.
6. Jelaskan kriteria Rumah Sehat dan Sarana Sanitasi Dasar (TTU, TPM, SPAL)
yang memenuhi syarat.
a. Kriteria Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan
social sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Syarat-syarat
rumah sehat antara lain : memiliki sarana air bersih, memiliki jamban yang sehat,
memiki tempat pembuangan sampah yang tertutup, ada sarana pembuangan air
limbah yang sehat, ventilasi dan jendela yang cukup, atap lantai dan dinding kedap air
serta kepadatan hunian rumah sesuai dengan luas rumah. Kriteria rumah sehat :
1) Kering
Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan yang dikonstruksi
dengan lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga
agar sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun
masalah perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.
2) Bersih
Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu,
asap serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas
berbeda penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3) Aman
Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan
matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah
4) Bebas kontaminasi
Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak
mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir
kontaminasi anggota keluarga.
5) Memiliki Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standardnya harus
ada di setiap ruangan.
6) Bebas dari hewan pengganggu
Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan
pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewanhewan ini selalu berusaha untuk
mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar
ekstra bekerja keras untuk mengenyahkannya.
7) Terawat
Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara
dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk
saling berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.