Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Kemajuan di segala bidang kehidupan terutama teknologi menyebabkan perubahan
perilaku gerak manusia. Keadaan ini makin diperburuk oleh perilaku yang kurang sehat
disertai stres psikologi, yang secara tidak langsung akan menurunkan derajat kesehatan
seseorang. Keadaan kurangnya aktivitas menjadi pemicu hipertensi yang merupakan faktor
resiko mayor yang memicu terjadinya serangan jantung dan stroke.
Data RISKESDAS 2013 menunjukkan bahwa Sulawesi Selatan berada diperingkat ke-
8 kasus hipertensi diantara 33 Provinsi di Indonesia. Angka ini menunjukkan tingginya
angka kejadian tekanan darah tinggi yang berpotensi mengalami komplikasi yang serius
jika tidak ditangani secara komprehensif.
Data RISKESDAS 2013 di bawah ini menunjukkan karakteristik sebaran penderita
hipertensi.
Karakteristik penderita hipertensi lebih banyak diderita pada kelompok lansia dan
lansia dengan risiko tinggi. Berdasarakan demografi, prevalensi angka kejadian hipertensi
di kota dan di desa hamper sama. Sedangkan dari segi pekerjaan, petani/nelayan/buruh
berada di posisi kedua setelah pasien yang tidak bekerja.
Tabel di bawah ini menunjukkan prevalensi jantung koroner berdasarkan wawancara
terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau
gejala sebesar 1,5 persen. Prevalensi jantung koroner berdasarkan terdiagnosis dokter
tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh masing-masing
0,7 persen. Sementara prevalensi jantung koroner menurut diagnosis atau gejala tertinggi di
Nusa Tenggara Timur (4,4%), diikuti Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%),
dan Sulawesi Barat (2,6%).
Prevalensi gagal jantung berdasar wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar
0,13 persen, dan yang terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal
jantung berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa
Timur (0,19%), dan Jawa Tengah (0,18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis
dan gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0,8%), diikuti Sulawesi Tengah (0,7%),
sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar 0,5 persen.
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per
mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi
Stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI
Yogyakarta (10,3‰), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil.
Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi
Selatan (17,9‰), DI Yogyakarta (16,9‰), Sulawesi Tengah (16,6‰), diikuti Jawa Timur
sebesar 16 per mil.
2014
ISPA HIPERTENSI DERMATITIS GASTRITIS DEMAM BATUK DIARE ARTRITIS INFLUENZA MIALGIA
2015
SAKIT
ISPA HIPERTENSI GASTRITIS DERMATITIS DEMAM BATUK DIARE MIALGIA ARTRITIS
KEPALA
2016
SAKIT
ISPA HIPERTENSI GASTRITIS DEMAM DERMATITIS MIALGIA BATUK DIARE ARTRITIS
KEPALA
2017
COMMON
HIPERTENSI ISPA GASTRITIS INFLUENZA DERMATITIS BATUK TONSILITIS ASMA DEMAM
COLD
Grafik kunjungan penderita hipertensi dari tahun 2016 hingga 2017 dapat dilihat dari
grafik dibawah ini berdasarkan kunjungan kepesertaan KIS. Kunjungan cenderung
meningkat baik itu kunjungan baru maupun kunjungan lama.
Hipertensi
180 176
160
140 132
129
121 124
120
120 113 111 111
109 109 106 109 108
105
100 95 95 96
89
84 84 82
7472 74 74 77
80 70 71
68 67 68
60 63
56 58 55
60 50 54 51 52 54
48
43
40
40 35
30 28
23 26 25
2322
19 19 22 19 19 19
18 16 16 18 17 18
17 15 16 1512 13
15 17
15 1616 15
20 1413
12 11 10 11 12 13 12 1113 12 13 12 1114
1212 11 1314
7 6 9 11 11
7 10
0 0 0 000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agutus September Oktober November Desember
Hipertensi Diare Common Cold Asma DM TIPE II Obesitas Bronkitis TFL Konjungtivitis ISPA