Vous êtes sur la page 1sur 38

MAKALAH

PENDIDIKAN ILMU KESEHATAN


KANKER KULIT

Oleh:
MUZAYYANAH 716.6.2.0787
ROBY NUR CAHYO 716.6.2.0761
MOH. RENDI ASEP TRIAWAN 716.6.2.0792

PROGRAM SETUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
kanker kulit Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini ,Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini, Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang kanker
kulit ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sumenep,18 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
1.1 . Rumusan masalah
1.2 . Tujuan
Bab II pembahasan
2.1. Anatomi fisiologi
2.2 . Definisi kanker
2.3. Manifestasi klinis
2.4 . Klafikasi kanker kulit
2.5 . Pemeriksaan penunjang
2.6 . Penatalaksaan
2.7 . komplikasi
Bab III askep teori
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa keperawatan
3.3 Intervensi dan rasional
Bab IV Askep kasus
4.1 kasus
4.2 Pengkajian
4.3 pengkajian fisik
4.4 Analisa data
4.5 Rencana asuhan keperawatan
4.6 Pendidikan kesehatan
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.3 Referensi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke
dalam kanker kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara
pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan
faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada
orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara
beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker
yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian
kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB)
merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa
(KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih
bermakna karena kemampuan metastasinya.
Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang
kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam
kasus kanker kulit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kanker kulit?
2. Apa etiologi dari kanker kulit?
3. Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?
4. Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?
5. Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?
6. Bagaimana Askep teorinya?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kanker kulit;
2. Untuk mengetahui Apa etiologi dari kanker kulit;
3. Untuk mengetahui Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit;
4. Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya;
5. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan
keperawatan;
6. Untuk mengetahui Askep teori kanker kulit
7. Untuk mengetahui Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
kulit
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi fisiologi
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama diperhatikan dalam tata kecantikan
kulit Pemahaman tentang anatomidan fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit
untukmendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih.Kulit merupakan organ tubuh
paling besar yang melapisi seluruhbagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya.
Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi denganberat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4
kg jika tanpa lemakatau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.Kulit memiliki fungsi melindungi
bagian tubuh dari berbagai macamgangguan dan rangsangan luar.

1. Lapisan Epidermis (kutikel


a. Stratum Korneum (lapisan tanduk) lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel

gepeng yang mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat
tanduk)
b. Stratum Lusidum terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng tanpa
inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini
lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.
c. Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng
dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri
dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
d. Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer(lapisan akanta)
terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila semakin dekat ke
permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular
bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar
jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero.
Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.
e. Stratum Basalis terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal bermitosis
dan berfungsi reproduktif.

1) Sel kolumnar : protoplasma basofilik inti lonjong besar, di hubungkan


oleh jembatan antar sel.
2) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel berwarna
muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen
(melanosomes)

2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa
pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.
a. Pars Papilare bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah.
b. Pars Retikulare bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari serabut
penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini
terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini
terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya
membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan
hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia,
menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut
elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah mengembang
serta lebih elastis.

3. Lapisan Subkutis (hipodermis) lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat longgar
berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir sitoplasma lemak
yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan
makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Lapisan
lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa kulit. Di
kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3 cm). Vaskularisasi di
kuli diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian atas dermis) dan pleksus profunda
(terletak di subkutis)
a. Adneksa Kulit
a) Kelenjar Kulit terdapat pada lapisan dermis Kelenjar Keringat (glandula
sudorifera) Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH
nya sekitar 4-6,8. Kelenjar Ekrin kecil-kecil, terletak dangkal di dermis
dengan secret encer. Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28
kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Salurannya berbentuk
spiral dan bermuara langsung pada kulit dan terbanyak pada telapak tangan,
kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung beberapa faktor dan saraf kolinergik,
faktor panas, stress emosional.
b) Kelenjar Apokrin lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih
kental.Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae,
pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum diketahui, waktu lahir
ukurannya kecil, saat dewasa menjadi lebih besar dan mengeluarkan secret
Kelenjar Palit (glandula sebasea)Terletak di seluruh permukaan kuli manusia
kecuali telapak tangan dan kaki. Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena
tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel
kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan
muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum
mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan
kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-anak,
jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara
aktif.

B. DEFINISI KANKER KULIT


Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi
dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara
teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah
dikenali Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang
sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari,
seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

C. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit
baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap
terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang
memiliki kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit
putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan
berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun
jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkankanker kulit.Gen pembawa kanker atau
tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau
bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini,
para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-
virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/
HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit.
Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko
terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

D. MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak
terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila
diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau
kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah
bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-
bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng
ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena
terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.

5. Bercak kecoklatan pada orang tua


Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak
teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam,
menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

D. KLASIFIKASI KANKER KULIT


Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan
non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel
basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
1) Karsinoma sel basal (KSB)
a. Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul
dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak
mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker
dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya.
Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan
(Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher.
Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit
kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat,
meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula
makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul
ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi,
yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi
kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter
kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu
saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna
coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat menyerupai
melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung,
berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial
L esi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan,
eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas
tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan warna
yang bervariasi.

2) Karsinoma sel skuamosa


a. Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma
ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner
and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan
mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75%
kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian
tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas,
sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas
bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali,
2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi
yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan
keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna
kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat berupa :
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit,
tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah
atau berdarah dan berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning
kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis
ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d) . Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan
invasi yang cepat dan terjadi metastasi.

2. Melanoma maligna
a. Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel
pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan) (Brunner
and Suddarth, 2002)..
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal
dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang
singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui
aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis
melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau
adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
1. Perubahan dalam warna
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat
terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di
telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering
terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi
lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D= Diameternya lebih besar dari 6 mm
(Marwali, 2000).
c Klasifikasi melanoma maligna
a) Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan merupakan
bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta
ektremitas bawah.
b) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada
daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala dan leher pada orang
yang berusia lanjut.
c) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry dengan
permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler
akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan
dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
d) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang
terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering
terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit
gelap.

Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna


dalam 5 stadium yaitu:
1. Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
2. Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3. Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5. Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin
kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis
ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam
stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1. Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe
regional.
2. Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
3. Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
(Marwali, 2000).
d. Pengobatan melanoma maligna
Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan
secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya.
Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid
tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan
pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:

1. Stadium Klinik I Melanoma Malign.


Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara
pengobatan melanoma maligna yang terbaik.
2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna
Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.
3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna
a. Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno
Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat
kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-25%
penderita. Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah: DTIC: 200-300 mg/m2
(intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal
(oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea
b. Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk pengobatan
melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan secara intralesi dan
memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada
sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai
leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi
dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK),
dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi
dapat merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh
dengan cara
eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan
lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat
diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle &
Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee
atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk
menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan
sinar x, dan atau CT scan.
F. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi
biologis.
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm
sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan
kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm
ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih
dari 3mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas
reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling
sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan
energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber radiasi lainnya untuk
menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical,
dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang
digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan
untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan
dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik
belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada
pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit
yang menyebar secara luas.
3. Terapi biologis
terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk
bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk
melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus
calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan
vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan
oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma
tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang
dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi
BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan
regresi lesi.

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan
kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe yang
mengalami metastase, tindakannya adalah:
o Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
o Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang
malignan.
o Bedah elektro : merupakan tekhnik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energi listrik.
o Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat
jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
o Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker keloak mata, ujung hidung dan
daerah didekat struktur yang vital.

b. Penatalaksanaan Perawat
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, eran perawat adalah:
1. Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
2. Pemberian analgetik yang tepat.
3. Meredakan ansietas
4. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

G. KOMPLIKASI
Kecacaan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada wajah
yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti halnya ada
melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali bila
reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan mengarah
pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.
BAB lll
ASKEP TEORI

A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera
karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
b. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia
(respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak
teratur
c. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
d. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi
yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
e. Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul
(biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat
meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan
berulselasi.
f. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan
rumah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubngan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik berkenaan dengan
karsinoma.
3. Ansietas berhubungan degan krisis situasi (karsinoma).
4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan perubahan status nutrisi.
5. Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi.

C. INTERVENSI DAN RASIONAL


1. Nyeri berhubungan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf.
Tujuan yang diharapkan :
 Melaporkan penghilangan nyeri yang maksimal.
 Mendemonstrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi untuk
situasi individu.
Intervensi :
a. Mandiri :
 Tentukan riwayat nyeri misal; lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas(skala
0-10 dan tindakan penghilang yang digunakan.
Rasional:
Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan
intervensi. Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik
respon fisik dan emosional.
 Berikan tindakan kenyamanan dasar missal; reposisi, gosokan punggung dan
aktivitas hiburan seperyi televisi.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
 Evaluasi atau sadari terapi tertentu misalnya; pembedahan, radiasi, kemoterapi,
bioterapi. Ajarkan pasien atau orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional:
Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum misalnya nyeri insisi, kulit terbakar,
nyeri punggung bawah, sakit kepala. Tergantung pada prosedur agen yang
digunakan.

b. Kolaborasi:
 Kembangkan rencana manegement nyeri dengan pasien dan dokter.
Rasional:
rencana terorganisasi mengembangkan untuk kesempatan kontrol nyeri terutama
dengan nyeri kronis, pasien atau orang terdekat harus aktif menjadi partisipan
dalam management nyeri di rumah.
 Berikan analgesik sesuai indikasi misal; brompton’s cock-tail, morfin, metadon
atau campuran narkotik IV khusus.berikan hanya untuk memberikan analgesik
dalam sehari.ubah dari analgesik kerja pendek menjadi kerja panjang bila
diindikasikan.
Rasional:
nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda.
Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian
akan diperlukan. Adiksi atau ketergantungan pada obat bukan masalah.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik berkenaan dengan


karsinoma.
Tujuan yang diharapkan:
 Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat badan progresif kearah
tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda mal nutrisi.
Intervensi:
a. Mandiri :
 Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian
tentang makanan sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
 Ukur tinggi berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep atau pengukuran
antropometrik lain sesuai indikasi.pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini.
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional:
Membantu dalam identifikasi mal nutrisi protein kalori khususnya bila berat
badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
 Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan
cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering atau lebih
sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.
Rasional:
Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk
menghilangkan produk sisa. Suplemen dapat memainkan peran penting dalam
mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.

b. Kolaborasi:
 Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi misal; jumlah limfosit
total, transferin serum dan albumin.
Rasional:
Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia atau malnutrisi
dan mempengaruhi pilihan intervensi diet. Pengobatan anti kanker dapat juga
mengubah pemeriksaan nutrisi sehingga semua hasil harus diperbaiki dengan
status klinis pasien.
 Rujuk pada ahli diet atau tim pendukung nutrisi.
Rasional:
Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan
menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein atau kalori dan
defisiensi mikronutrien.

3. Ansietas berhubungan degan krisis situasi (karsinoma).


Tujuan yang diharapkan:
 Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.
 Tampak relaks dalam melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi :
a. Mandiri :
 Tinjau ulang pengalaman pasien atau orang terdekat sebelumnya dengan kanker.
Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan
pasien telah dicapai.
Rasional:
Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada
pengalaman dengan kanker.
 Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional:
Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan
konsep tentang diagnosis.
 Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan atau menolak untu bicara.

Rasional:
Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan
dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan terkontrol.

4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan perubahan status nutrisi.


Tujuan yang diharapkan:
 Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.
 Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan
penyembuhan cepat.
Intervensi :
a. Mandiri :
 Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan
kerusakan atau perlambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya
melaporkan area terbuka pada pemberian perawatan.
Rasional:
Efek kemerahan dan kulit samak(reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi.
Deskuamasi kering(kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab(lepuh), userasi,
kehilangan rambut, kehilangan dermis dan kelenjar keringat juga daoat terlihat.
Selain itu reaksi kulit misalnya ruam alergik, hiperpigmentasi, pruritus dan
alopesia dapat terjadi pada beberapa agen kemoterapi.
 Mandikan dengan air hangat dengan sabun ringan.
Rasional:
Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
 Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering
dari pada menggaruk.
Rasional:
Membantu mencegah friksi atau trauma kulit.
 Balikan atau ubah posisi dengan sering.
Rasional:
Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit atau jaringan yang tidak
perlu.

b. Kolaborasi:
 Berikan anti dot yang tepat bila terjadi eksaserbasi (mengurangi kerusakan
jaringan lokal) misal;
 DMSO topikal
Rasional:
Mungkin bermanfaat untuk mitomisin, doksorubisin(adriamysin) atau
daunorubisin. Injeksi benadril dapat menghilangkan gejala kemerahan vena.
 Hialunoridase(wydase)
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untuk infiltrasi finkristin.
 NaHCO3
Rasional:
Injeksi IV atau pada jaringan sekitar untu bisantrene.
 Tiosulfat
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untu mustard nitrogen.

5. Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi.


Tujuan yang diharapkan:
 Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam inetrvensi untuk mencegah atau
mengurangi rsiko infeksi.
 Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada waktunya.
Intervensi :
a. Mandiri :
 Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staff dengan pengunjung.
Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai
indikasi.
Rasional:
Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi seperti pengunjung dan staff yang
mengalami ISK.
 Tekankan personal higiene.
Rasional:
Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.

 Pantau suhu.
Rasional:
Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikosteroid atau
antiinflamasi karena berbagai faktor misalnya efek samping kemoterapi proses
penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang
tepat untuk dimulai dengan segera.
 Kaji semua sistem misal; kulit, pernapasan, genitourinaria terhadap tanda dan
gejala infeksi secara kontinu.
Rasional:
Pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progresi pada situasi atau
sepsis yang lebih serius.

b. Kolaborasi:
 antau JDL dengan SDP diferensial dan jumlah granulosit dan trombosit sesuai
indikasi.
Rasional:
Aktifitas sum-sum tulang dihambat oleh efek kemoterapi status penyakit atau
terapi radiasi. Pemantauan status mielosupresi penting untuk mencegah
komplikasi lanjut misalnya infeksi anemia atau hemorajik dan jadwal pemberian
obat. Nadir(titik terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10 hari setelah
pemberian kemoterapi.
 Dapatkan kultur sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat.
 Berikan antiobiotik sesuai indikasi.
Rasional:
Mungkin digunakam untuk mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara
profilaktik pada pasien imunosupresi.

BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. Kasus
Tn. B (62 tahun), seorang buruh bangunan memiliki tahi lalat di sebelah hidung
bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan yang
mengakibatkan luka dan berair. Dibawa ke rumah Sakit, ternyata di diagnosa kanker
kulit.Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi
luka.Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau. Klien mengatakan nyeri dibagian
yang luka Keluarga klien mengatakan bahwa nafsu makan ny B berkurang sehingga berat
badannya menjadi turun. Keluarga klien mengatakan bahwa ny B hanya berdiam diri di
rumah saja karena merasa malu kepada orang lain dengan keadaannya sekarang. Sekarang ny
B hanya dibersihkan dengan Nacl 0,9%.
HR: 110 , RR: 24, TD: 150/90 MmHg, T: 380C
B. Pengkajian
a. Data demografi
o Nama : Tn. B
o Umur : 62 tahun
o Jenis kelamin : laki-laki
o Pekerjaan ; buruh bangunan

b. Riwayat penyakit sekarang


Tn B dibawa kerumah sakit dengan keluhan memiliki tahi lalat di sebelah hidung
bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan yang
mengakibatkan luka dan berair.Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir
bawah juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau.
C. Pengkajian fisik
Kanker kulit sangat bervariasi jenisnya dan penyebarannya, walaupun sebagian besar
dari lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari.
a Inspeksi
Terdapat tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan,
sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair.
b. Palpasi
Luka berair semakin lama semakin besar. pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi
luka. Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau.
D. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif Diagnosa Keperawatan
- Klien mengatakan - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di
tahi lalat sering gatal dan sebelah hidung bagian kiri berwarna hitamGangguan integritas kulit
dilakukan garukan yang kehijau-hijauan b/d efek radiasi, proses
mengakibatkan luka dan - Luka semakin lama semakin besar danmalignansi.
berair. pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi
luka.
- Kondisi luka sebagian kuning kehijauan
dan berbau

- - Luka klien terlihat kemerahan Resti penyebaran Infeksi


- Teraba panas didaerah luka
- Terlihat bengkak didaerah luka
- klien mengatakan - Pasien tampak meringis Gangguan rasa nyaman
nyeri dibagian luka - HR,RR,TD meningkat nyeri

- Luka semakin - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di . Perubahan citra tubuh
lama semakin besar, pipi, sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam
hidung, dan bibir bawah kehijau-hijauan
juga menjadi luka. - Luka semakin lama semakin besar dan
Kondisi luka sebagian pipi, hidung, dan mata juga menjadi luka.
kuning kehijauan dan - Kondisi luka sebagian kuning kehijauan
berbau. dan berbau
- Keluarga klien - Klien terlihat tidak berdaya
mengatakan bahwa ny B
hanya berdiam diri di
rumah saja karena
merasa malu kepada
orang lain dengan
keadaannya sekarang
- Keluarga klien
mengatakan saat ini klien
mudah tersinggung
- Keluarga klien - Klien tidak menghabiskan makanannya Resiko pemunahan nutrisi
mengatakan klien susah - Klien terlihat lebih kurus kurang dari kebutuhan
untuk makan
- Keluarga klien
mengatakan berat badan
klien menurun

E. Rencana Asuhan Keperawatan

N
Diagnosa Tujuan dan
o Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
.
1 Gangguan integritasSetelah dilakukan1. Kaji kulit dengan sering1. Efek kemerahan dan
. kulit b/d efek radiasi,intervensi terhadap efek samping terapikulit samak ( reaksi radiasi)
proses malignansi. keperawatan kanker; perhatikan kerusakan/dapat terjadi dalam area
selama 3x24 jam,pelambatan penyembuhanradiasi. Deskuaminasi
gangguan integritasluka. Tekan kan pentingnyakering ( kekeringan dan
kulit bisa diatasimelaporkan area terbuka padapruritus), deskuamasi
dengan kriteriapemberi perawatan. lembab ( lepuh) ulserasi,
hasil: kehilangan rambut,
1. Luka tidak kehilangan dermis, dan
berair kelenjar keringat juga dapat
2. Luka tidak terlihat. Selain itu reaksi
bau kulit dapat terjadi pada
bebebrapa agen kemoterapi.

2. Mandikan dengan air2. Memertahankan


hangat dan sabun ringan. kebersihan tanpa mengiritasi
3. Dorong pasien untukkulit.
menghindari menggaruk dan3. Membantu mencegah
menepuk kulit yang kering darifriksi/ trauma kulit.
pada menggaruk.

4. Anjurkan pasien untuk


menghindari krim kulit
apapun, salep, dan bedak4. Dapat meningkatkan
kecuali di izinkan dokter. iritasi/ reaksi secara nyata.

5. Tinjau protokol
perawatan kulit untuk pasien5. Dilakukan untuk
yang mendapat terapi radiasi. meinimalkan trauma pada
area terapi radiasi.
6. Hindari menggaruk atau
menggunakan sabun, losion,6. Dapat menimbulkan
atau deodoran pada area;atau bahkan mempengaruhi
hindari memberikan panas ataupemberian radiasi.
mengusahakan mencuci tanda/
tato yang ada di kulit sebagai
identifikasi area iradiasi.
Kolaborasi:
1. Pemeriksaan kultur pus.

1. Pemeriksaan kultur pus


untuk mengetahui
2. Pemberian obat topikal perkembangan penyakit,
apakah terjadi infeksi atau
tidak.
3. Penjadwalan terapi2. Mengurangi bau tidak
selanjutnya: Kemoterapi atausedap.
bedah.
3. Kanker klien sudah
stadium 3, diperlukan terapi
lanjutan seperti kemoterapi
untuk mengontrol sel- sel
kanker atau tahap
pembedahan untuk
membuang sel kanker.

2 Resiko tinggiSetelah dilakukan1. Tingkatkan prosedur1. Lindungi pasien dari


. penyebaran infeksiintervensi mencuci tangan yang baiksumber – sumber infeksi,
berhubungan dengankeperawatan dengan staf dan pengunjung.seperti pengunjung dan staf
malnutrisi. selama 3x24Batasi pengunjung yangyangmengalami ISK
jam,infeksi tidakmengalami infeksi. Tempatkan
menyebar keareapada isolasi sesuai indikasi.
yang lain dengan
kreteria hasil: 2. Tekankan higene personal
· Luka tidak
terdapat kemerahan 2. Membantu potensial
· Luka tidak sumber infeksi atau
teraba panas 3. Patau suhu pertumbuhan sekunder.

3. Peningkatan suhu
terjadi bila tidak tertutup
oleh obat kortikostreoid atau
anti inflamsi karena
berbagai faktor misal efek
samping terapi kemoterapi,
proses penyakit atau infeksi.
Identifikasi dini proses
infeksi memungkinkan
terapi yang tepat untuk di
mulai dengan segera.
4. Hindari/ batasi prosedur
invasif. Taati teknik aseptik. 4. Menurunkan resiko
kontaminasi, membatasi
entri portal terhadap agen
infeksius.

3 Nyeri akut Setelah dilakukan1. Tentukan riwayat nyeri1. informasi memberikan


berhubungan intervensi misal lokasi nyeri, frekuensi,data dasar untuk
berhubungan dengankeperawatan durasi, danmengevaluasi kebutuhan/
proses penyakitselama 3x24intensitas (skala 0keefektifan intervensi.
(kompresi/destruksi jam,nyeri bisa– 10 ) dan tindakan penghilangCatatan : pengalaman nyeri
jaringan saraf,infiltrasiberkurang denganyang di gunakan. adalah individual yang di
saraf atau suplaikreteria hasil: gabungkan dengan baik
vaskularnya,obstruksi · Klien tidak respons fisik dan emosional.
jaringan terlihat meringis
saraf,inflamasi.). · Nyeri klien2. Evaluasi/sadari terapi2. Ketidak nyamanan
berkurang tertentumisalkan pembedahan,rentang luas adalah umum
radiasi, kemotrapi, bioterapi.misalkan nyeri insisi, kulit
Ajarkan pasien/ orang terdekatterbakar, nyeri punggung
apa yang diharapkan. bawah, sakit kepala
tergantung pada prosedur/
agen yang digunakan.
3. Berikan tindkan
kenyamanan dasar misal
reposisi, gosokan punggung3. Meningkatkan relaksasi
dan aktifitas hiburan misaldan membantu
musik dan televisi. memfokuskan kembali
perhatian.
4. Dorong penggunaan
keterampilan manajemen nyeri
misalkan teknik
relaksasi,visualisasi,
bimbingan imajinasi, tertawa,4. Memungkin kan pasien
musik dan sentuhan teraupetik untuk berpartisipasi secara
aktif dan meningkat kan
5. Evaluasi penghilang nyeri/rasa kontrol.
kontrol. Nilai aturan
pengobatan bila perlu.
5. Tujuan nya adalah
kontrol nyeri maksimum
dengan pengaruh minimum
pada AKS.
4 Perubahan nutrisiSetelah dilakukan1. Pantau masukan makan1. Mengidentifikasi
. kurang dari kebutuhanintervensi setiap hari, biarkan pasienkekuatan/ defisiensi nutrisi.
berhubungan dengankeperawatan menyimpan buku harian
konsekuensi selama 1x24 tentang makanan sesuai
kemoterapi jam,klien bisaindikasi.
menghabiskan 2. Membantu dan
makananya dengan2. Ukur tinggi, berat badanmengidentifikasi malnutrisi
kreteria hasil dan ketebalan lipatan kulitprotein kalori, khusus nya
· Klien trisep.pastikan jumlahbila berat badan dan
menghabiskan penurunan berat badan saat ini.pengukuran antropometrik
makanan Timbang berat badan setiapkurang dari norma
· BB tidakhari.
turun 3. Kebutuhan jaringan
metabolik ditingkatkan
3. Dorong pasien untukbegitu juga cairan ( untuk
makan diet tinggi kalori kayamenghilangkan produk
nutrien, dengan masukansisa). Sumplemen dapat
cairan adekuat. Dorongmemainkan peran penting
penggunaan suplemen dandalam mempertahan kan
makan sering/ lebih sedikitmasukan kalori dan protein
yang di bagi – bagi selamaadekuat.
sehari.
4. Membuat waktu
4. Ciptakan suasana makanmakan lebih menyenangkan
malam yang menyenangkan,yang dapat meningkat kan
dorong pasien untuk berbagimasukan.
makanan dengan keluarga/
teman

5. Dorong penggunaan5. Dapat mencegah


teknik relaksasi, visualisasi,awitan atau menurunkan
bimbingan imajinas, latihanberat nya mual, penurunan
sedang sebelum makan. anoreksia, dan
memungkinkan pasien
meningkatkan masukan oral
5Gangguan harga diriSetelah dilakukan1. Diskusikan dengan1. Membantu dalam
berhubungan intervensi pasien/ orang terdekatmemastikan masalah untuk
denganproses keperawatan bagaimana diagnosis danmemulai proses pemecahan
penyakit,kecacatan selama 3x24pengobatan yangmasalah.
bedah,efek sampingjam,nyeri bisamempengaruhi kehidupan
kemoterapi atauberkurang denganpribadi pasien/ rumah dan
radioterapi. kreteria hasil: aktivitas kerja.
· Klien tidak
terlihat meringis 2. Dorong diskusi tentang/2. Dapat membantu
· Nyeri klienpecahkan masalah tentang efekmenurunkan masalah yang
berkurang kanker/ pengobatan pada peranmempengaruhi penerimaan
sebagai ibu rumah tangga,pengobatan atau
orang tua, dan sebagai nya. merangsang kemnajuan
penyakit.

3. Berikan dukungan emosi


untuk pasien/ orang terdekat3. Meskipun beberapa
selama tes diagnostik dan fasepasien mampu
pengobatan. beradaptasi/menyesuaikan
dengan efek kanker atau
efek samping terapi banyak
memerlukan dukungan
tambahan selama periode
4. Gunakan sentuhan selamaini.
interaksi , bila dapat diterima
pada pasien dan4. Pemastian
mempertahankan kontak mata. individualitas dan
penerimaan penting dalam
menurunkan perasaan
pasien tentang
ketidakamanan dan
keraguan diri.

F. PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan kepada pasien bertujuan untuk pencegahan penyakit kanker
kulit insidensi kanker kulit semakin bertambah, upaya pencegahan seperti yang diuraikan
secara garis besar dibawah ini dapat membantu untuk menghindari peningkatan resiko
terkena kanker kulit:
a) Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit berwarna coklat kekuningan jika kulit
anda mudah terbakar, tidak pernah atau sulit berubah warna menjadi cokelat
kekuningan.
b) Hindari paparan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya pada saat-saat ketika
radiasi ultraviolet (sinar matahari) terjadi paling intensif (antara pukul 10.00 pagi
hingga 15.00).
c) Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar matahari
d) Oleskan preparat tabir-surya pelindung kulit jika anda harus berjemur dibawah terik
matahari preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya
e) Gunakan preparat tabir-surya dengan SPF 15 atau lebih. Preparat tabir-surya dapat
dklasifikasi kekuatannya dengan angka ,yaitu dari angka 4 (yang paling lemah) hingga
15 (proteksi terhadap ultraviolet matahari).pengklasifikasian dengan angka SPF (solar
protection factor) dan dicetak pada botol kemasannya.
f) Oleskan lagi preparat tabir surya yang kedap air pada saat sesudah berenang atau
sesudah terkena tarik matahari dalam waktu yang lama.
g) Hindari minyak jika dioleskan sebelum atau selama terkena sinar matahari , minyak
tidak memberikan perlindungan terhadap luka bakar atau kerusakan kulit akibat sinar
matahari.
h) Gunakan pelembab bibir atau atau lipgloss yang mengandung preparat tabir surya
dengan angka SPF tertinggi.
i) Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya, topi yang pinggirnya lebar, kemeja
tangan panjang )namun demikian, pakaian tidak memberikan perlindungan yang penuh
karena hingga 50% dari pancaran sinar matahari yang merusak kulit dapat menembus
pakaian. Pancaran sinar ultraviolet juga dapat menembus awan.
j) Jangan mengunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat
kekuningan kulit yang dijual di pasaran.
k) Ingatkan anak-anak , khususnya yang memiliki kulit yang cerah, untuk menghindari
paparan sinar matahari dan mengunakan krim tabir surya guna mencegah kanker kulit.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi
dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara
teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis
kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal
yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:Paparan Sinar
Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :Benjolan kecil
yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat
yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan
pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan.

B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi
klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan
klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa
keperawatan.

CReferensi

Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011
dari: http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-
INTEGUMEN-(KULIT)
Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku
dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011
dari http://www.yki.cakulit.com
Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011
dari http://www.globocan.2008.com
Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13.
Jakarta:EGC.
Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Siregar, R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC
Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan pencegahannya.
Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang= en&id=15.
Wikipedia Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2011
darihttp://www.wikipedia.com

Vous aimerez peut-être aussi