Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
B. Interaksi Farmasetik
Interaksi farmasetik atau inkompabilitas merupakan interaksi yang terjadi
karena adanya perubahan atau reaksi fisika dan kimia antara dua obat atau lebih
yang dapat dikenal atau dilihat, yang berlangsung di luar tubuh dan mengakibatkan
aktivitas farmakologik obat tersebut hilang atau berubah.
Interaksi ini adalah interaksi fisiko kimia yang terjadi pada saat obat
diformulasikan atau disiapkan sebelum obat digunakan oleh penderita. Misalnya
interaksi antara obat dan larutan infus intravena yang dicampur bersamaan dapat
menyebabkan pecahnya emulsi atau terjadi pengendapan.
Interaksi ini terjadi diluar tubuh ( sebelum obat di berikan) antara obat yang tidak
bisa di campur (inkompatibel). Pencampuran obat demikian menyebabkan terjadinya
interaksi langsung secara fisika atau kimiawi, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai
pembentukan endapan, perubahan warna dan lain-lain, atau mungkin juga tidak
terlihat. Interaksi ini biasanya berakibat inaktivasi obat. Beberapa tindakan untuk
menghindari interaksi farmasetik yaitu:
a) Jangan memberikan suntikan campuran obat kecuali kalau yakin betul bahwa
tidak ada interaksi antar masing-masing obat
b) Dianjurkan sedapat mungkin juga menghindari pemberian obat bersama-sama
lewat infus
c) Selalu memperhatikan petunjuk pemberian obat dari pembuatnya
(manufacturer leaflet), untuk melihat peringatan-peringatan pada pencampuran
dan cara pemberian obat (terutama untuk obat-obat parenteral misalnya injeksi
infus dan lain-lain)
d) Sebelum memakai larutan untuk pemberian infus, intravenosa atau yang lain,
diperhatikan bahwa perubahan warna, kekeruhan, dari larutan
e) Siapkan larutan hanya kalau diperlukan saja
f) Botol infus harus selalu diberi label tentang jenis larutannya, obat-obatan yang
sudah di masukkan, termasuk dosis dan waktunya.
g) Jika harus memberi per infus dua macam obat, berikan 2 jalur infus, kecuali
kalau yakin tidak ada interaksi
C. Jenis-Jenis Interaksi Farmasetik
Suatu obat jadi pada umumnya terdiri dari bahan obat berkhasiat dan bahan
pembantu. Inkompatibilitas obat sering pula diakibatkan oleh bahan pembantu ini.
Hal ini terjadi karena bahan pembantu yang digunakan dalam obat jarang
dicantumkan pada etiket obat jadi (hanya diketahui oleh produsen saja). Akibatnya
di luar pengetahuan dokter yang akan menggunakan obat, khususnya pada waktu
dicampur dengan obat lain mungkin timbul kelainan-kelainan yang
tidak diinginkan. Kiranya untuk ini dapat diberikan sebuah contoh kasus yang
pernah terjadi. Propyl gallate (derivat phenol) merupakan bahan pembantu yang
berfungsi sebagai zat antioksidan. Bahan ini sering ditambahkan ke dalam preparat-
preparat yang mengandung bahan berkhasiat yang mudah teroksidasi, misalnya
preparat oxitetrasiklin injeksi dll.Bila preparat ini dicampur dengan preparat lain
yang mengandung zat besi, maka akan terjadi reaksi kimia yaitu terbentuk senyawa
baru (besi-phenolat) dan tergantung dari kepekatannya dapat berwarna biru sampai
biru tua. Karenalarutan obat suntik semula berwarna kuning (oxitetrasiklin),maka larutan
akhirnya akan nampak berwarna kehijauan.Peristiwa di atas bisa terjadi melalui
pemakaian satu jarum suntik yang sama untuk pengambilan dua jenis preparat
secara beruntun.