Vous êtes sur la page 1sur 25

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya

dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Pada Katarak ”. Penulisan makalah ini

untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ....... selaku dosen Pembimbing Sistem Persepsi

Sensori. Penunjang isi makalah penulis melakukan studi kepustakaan dengan mendapatkan data

dari buku-buku dan internet.

Penulis berterima kasih kepada Orang tua, ......... selaku dosen yang telah membimbing

diskusi kelompok, ......... selaku dosen mata kuliah Sistem Persepsi Sensori serta teman-teman

yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Penulis telah berusaha membuat makalah ini sebaik-baiknya. Apabila ada kekurangan

penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tangerang, 9 Juni 2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas,
2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga
pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia,
tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti
diabetes), merokok dan herediter (Vaughan & Asbury, 2007). Berdasarkan studi potong lintang
prevalensi katarak pada usia 65 tahun adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada
usia lebih dari 75 tahun (Vaughan & Asbury, 2007).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat mengakibatkan
kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling
utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas
juta orang di dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil
survey kesehatan indera 1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar
52%.
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia. Akan tetapi, ada
banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain
adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan
radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten),
dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.

B. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui Pengertian Katarak
b) Mengetahui Etiologi Katarak
c) Mengetahui Tanda Gejala Katarak
d) Mengetahui Patofisiologi Ktarak
e) Mengetahui pemeriksaan penunjang Katarak
f) Mengetahui Penatalaksanaan Katarak
g) Mengetahui aspek legal etik
h) Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Katarak

C. Ruang Lingkup Penulisan


Ruang lingkup penulisan makalah ini hanya membahas tentangKatarak.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari Bab I Pendahuluan, berisi :latar
belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan ; Bab 2Tinjauan
Tiori, berisi: Katarak. dan Bab 3 Tinjauan Kasus, berisi: Kasus : Bab 4Penutup berisi :
kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan
(Vaughan, 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat
proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat juga
berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemis, pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari yang lama, atau
kelainan mata yang lain (seperti uveitis anterior) (Smeltzer, 2001) Hal 1996.
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi
keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti air terjun. Hal ini disebabkan
karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepan
matanya (Ilyas, 2006) hal 2. Jadi dapat disimpulkan, katarak adalah kekeruhan lensa yang
normalnya transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal
sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

B. Jenis – jenis Katarak


Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2000) hal 177- 181 terbagi atas :
1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu- satunya gejala adalah
distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a) Katarak kongenital
Yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak kongenital yang tidak
diketahui penyebabnya walaupun mungkin terdapat faktor genetik, yang lain disebabkan oleh
penyakit infeksi atau metabolik, atau beerkaitan dengan berbagai sindrom.
b) Katarak didapat
Yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab spesifik. Katarak didapat
terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyyebab lain adalah uveitis,
infeksi mata didapat, diabetes dan obat.
3. Katarak traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul
terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang
pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk
kedalam struktur lensa.
4. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular pada fisiologi lensa.
Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan akhirnya mengenai seluruh struktur
lensa. Penyakit-penyakit intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah
uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina.
5. Katarak akibat penyakit sistemik
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik berikut: diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis atropik, galaktosemia, dan syndrome Lowe,
Werner atau Down.
6. Katarak toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai akibat penelanan
dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan nafsu makan). Kortokosteroid yang
diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat
menyebabkan kekeruhan lensa.
7. Katarak ikutan
Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap
sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak ekstrakapsular
8. Katarak juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk nya pada usia kurang
dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan
9. Katarak intumesen
Katarak yang terjadi akibat kekeruhan lensa di sertai pembengkakan lensa akibat lensa
degenerative yang menyerap air
10. Katarak immatur
Katarak dengan lensa masih memiliki bagian yang jernih
11. Katarak matur
Katarak dengan lensa sudah seluruhnya keruh
12. Katarak hipermatur
Katarak bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa
menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya
13. Katarak kortikal
Katarak kotikal ini biasanya terjadi pada korteks .mulai dengan kekeruhan putih mulai dari tepi
lensa dan berjalan ketengah sehinnga menggangu penglihatan. Banyak padapenderita DM

C. Etiologi
Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda asing yang
merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak paling lazim mengenai orang-
orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya kedua mata akan terkena dan sebelah mata lebih dulu
terkena baru mata yang satunya lagi.
Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru mendapatkannya
kemudian karena warisan dari orang tuanya.Namun kembali lagi, katarak hanya lazim terjadi
pada orang-orang yang berusia lanjut.Coba perhatikan hewan yang berumur tua, terkadang bisa
kita melihat pengaburan lensa di matanya.Semua ini karena faktor degenerasi.
Berikut penyebab katarak yang lazim:
 Trauma atau cedera pada mata (luka/terbentur)
 Penyakit lain pada mata dan penyakit lainnya seperti diabetes danhipertensi
 Mata sering terpapar cahaya langsung sinar matahari (ultraviolet)
 Radiasi bahan kimia
 Faktor genetik
 Akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu yang lama seperti (kortikosteroid dan
seroquel)
Katarak akan berkembang secara perlahan-lahan. Orang-orang tua yang hidup sendiri
(sedikit orang-orang disekitarnya/kurang dirawat) lebih sering terkena katarak.Karena
kebanyakan dari mereka kurang minum air atau cairan lainnya guna menjaga peredaran darahnya
tetap mengalir sebagaimana mestinya.

D. Manifestasi klinis
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien melaporkan
penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu
yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi
pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan
dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau
redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam
hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih. Katarak
biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun , dan ketika katarak sudah sangat memburuk,
lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan. Orang dengan
katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkel
yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan
rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan
topi berkelepak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai
mobil pada siang hari (Smeltzer, 2001).

E. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti
kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen
anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi
keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan
pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar
lensa, misalnya dapat menyebabkanpenglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.

F. Patoflow

G. Makanan terbaik untuk kesehatan mata


1. Salmon
Salmon memiliki kandungan omega 3 yang amat dibutuhkan oleh tubuh kita.dengan rutin
mengkonsumsi salmon,anda akan terlindungi dari berbagai jenis penyakit yang menyerang mata
2. Wortel
Wortel meruapakan jenis sayuran yang mengandung banyak vitamin A dan sangat baik untuk
kesehatan.kandunanbeta karoten yang terdapat pada wortel akan diubah oleh tubuh menjadi
vitamin A.vitamin A trsebutlah yang bermanfaat bagi kesehatan mata.mengkonsumsi wortel
dapat dilakukan dengan menjadikannya sayur bening dan jus wortel
3. Bayam
Bayam sangat kaya akan zat besi,selain itu juga mengandung vitamin dan mineral yang amat
baik bagi kesehatan mata. Kandungan yang terdapat dalam bayam yang bisa membantu menjaga
kesehatan mata yaitu zaexanthin,lutein,dan zinc. Zat-zat tersebut merupakan zat antioksidan
yang sangat berguna untuk mencegah berbagai penyakit salah satunya dalah katarak mata.
4. Brokoli
Sayuran yang satu ini memiliki kandungan yang sama hebatnya dengan bayam. Dengan
kandungan yang terdapat didalam brokoli,mata anda tentunya akan terjaga dengan baik.
Mengkonsumsi brokoli secara rutin dikatakan mampu melindungi mata dari penyakit katarak.
5. Coklat hitam
Coklat hitam (dark chocolate) di sebut sebut sebagai makana paling baik untuk kesehatan mata
karena di dalam dark chocolate mengandung flavanoid yang membantu melindungu pembuluh
darah mata.flavanoid tersebut bermanfaat sebagai zat untuk mempertajam dan memperjelas
penglihatan mata, selain itu juga membantu melindungi kornea mata dan retina mata.
Agar mata tetap sehat dan normal,rajin-rajin mengkonsumsi makanan yang baik dan
menyehatkan setiap harinya.dengan mengkonsumsi makanan yang baik dan sehat ,tentunya anda
dapat menjaga kesehata diri anda. Agar mata anda tetap sehat anda dapat menambah asupan
makanan dengan sumplemen vitamin A

H. Pencegahan
Cara pencegahan penyakit katarak yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga penyakit
yang memiliki hubungan dengan katarak sebaiknya menghindari factor yang mempercepat
terbentuknya pnyakit katarak.
Mengkonsumsi suplemen sebelum terjadi katarak dapat menunda pembentukkan atau
mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal katarak suplemen dapat memperlambat
petumbuhannya. Pada tahap berat tindakan hanya bisa diatasi dengan operasi. Berikut ini
beberapa suplemen yang jika dikonsumsi dapat mencegah terjadinya katarak :
o Vitamin C dan E, melindungi lensa mata dari kerusakan akibat asap rokok dan sinar Ultraviolet.
Minum vitamin C 250 mg 4 kali sehari, kurangi dosis jika mengalami diare. Vitamin E 200 IU 2
kali sehari.
o Selenium, membantu menetralisasi radikal bebas, 200 mcg 2 kali sehari.
o Billberry, membantu membuang racun dari lensa maata dan retina. Kombinasi billberry dan
vitamin E sudah terbukti dapat menghentikan pertumbuhan katarak pada 48 dari 50 orang yang
di teliti. Dosis yang tepat adalah 80 mg dan dikonsumsi 3 kali sehari
o Alpha-lipoic acid, meningkatkan efektifitas vitamin C dan E, 150 mg sehari (pagi sebelum makan)
o Ekstrak biji anggur ( grape seed ), menguatkan pembuluh darah halus dibagian mata, 100 mg 2
kali sehari.

Kebiasaan yang perlu dilakukan adalah :


o Stop merokok jika anda merokok.
o Lindungi mata dari cahaya, matahari langsung, dengan menggunakan kacamata matahari
o Gunakan topi yang lebar, saat anda berada diluar.
o Makanlah makanan yang cukup mengandung antioksidan seperti buah dan sayuran segar.

I. Komplikasi
1. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreous dapat
masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan resikoterjadinya glaucoma atau traksi pada
retina. Keadaan ini membutuhkan pengangkatan dengan satu instrument yang mengaspirasi dan
mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan lensa intraocular sesegera mungkin tidak bias
dilakukan pada kondisi ini.
2. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca operasi dini.
Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil mengalami distorsi. Keadaan ini
membutuhkan perbaikan segera dengan pembedahan.
3. Endoftalmitis.
Komplikasi infeksi ekstraksi katarak yang serius, namun jarang terjadi.

J. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen, keratometri,
pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka
a. scan ultrasound
(echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya bila
dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien
ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL
(Smeltzer, 2001)
b. kartu mata snellen chart (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
c. lapang penglihatan : penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
d. pengukira tonograpi (mengkaji TIO,N 12-25 mmHg)
e. pengukuran gonoskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma
f. pemeriksaan oftalmologis : mengkaji struktur internal okuler,pupil oedema,perdarahan
retina,dilatasi & pemeriksaan.belahan lampu memastikan Dx Katarak

K. Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat
meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi. Tindakan operasi katarak
merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak
memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa
menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi
berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea.
Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1. Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam
2. Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga mata
bisa fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga mata bisa
fokus pada objek jauh
3. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke
saraf optikus di bagian belakang mata.
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas pada
iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan
dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak
dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta:
Ilmu Penyakit Mata, ed. 3)

Indikasi dilakukannya operasi katarak :


1. Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam
melakukan rutinitas pekerjaan
2. Indikas i medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma
3. Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m
didapatkan hasil visus 3/60

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:


1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
Yaitu dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir tahun 1960 hanya
itulah teknik operasi yg tersedia.
2. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam yakni
1. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa
secara manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan
sayatan yang lebar sehingga penyembuhan lebih lama.
2. Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru
dimana menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus
sehingga material nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3
mm. Operasi katarak ini dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau
menggunakan tetes mata anti nyeri pada kornea (selaput bening mata), dan
bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan sangat minimal, sekitar 2,7
mm. Lensa mata yang keruh dihancurkan (Emulsifikasi) kemudian
disedot (fakum) dan diganti dengan lensa buatan yang telah diukur
kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah katarak
dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai waktu
pemulihan yang lebih cepat.

Penatalaksanaan Terapi
Obat tetes mata dapat digunakan sebagai terapi pengobatan. Ini dapat diberikan pada
pasien dengan katarak yang belum begitu parah. Senyawa aktif dalam obat tetes mata yang
bertanggung jawab terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin. Saponin ini
memiliki efek meningkatkan aktivitas proteasome yaitu protein yang mampu mendegenerasi
berbagai jenis protein menjadi polipeptida pendek dan asam amino. Karena aktivitas inilah
lapisan protein keluar dari mata berupa cairan kental warna putih kekuningan. Dan saran untuk
mencegah penyakit katarak dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi buah – buahan yang banyak
mengandung vitamin C, vitamin A, dan vitamin E.

L. Riset Pengobatan “Katarak” Tanpa Operasi


ACE MAX’S adalah obat yang mampu mengatasi permasalahan berbagai penyakit, salah
satunya penyakit mata.Penyakit mata yang sering diderita adalah katarak.ACE MAX’Sterbuat
dari perpaduan bahan-bahan herbal yaitu Kulit Manggis dan Daun Sirsak, ditambah dengan
madu murni, apel, anggur dan rosella hitam.Masing-masing dari bahan tersebut mempunyai
khasiat dan manfaat yang sangat luar biasa untuk kesehatan dan pengobatan. Kandungan-
kandungan yang ada pada kulit manggis dan daun sirsak dapat dijadikan sebagai obat herbal
mata katarak dari ACE MAX’S ini banyak sekali seperti yang diketahui bahwa dalam kulit
manggis terdapat vitamin B1, B2, C, D, dan E yang baik sekali untuk kesehatan mata serta
mampu memperbaiki sel-sel yang rusak di daerah mata. Bukan hanya itu saja, dalam kulit
manggis bahan terdapat kandungan potassium, sodium dan zat besi.
Selain kandungan diatas , dalam kulit manggis terdapat zatXanthone, mangostin,
garsinon, flavonoid, epicatechin, spingomyonlinase dan gartanin. Dimana kandungan xanthone
dalam kulit manggis ini dapat membunuh penyakit, memperbaiki sel yang rusak, melindungi sel
dalam tubuh, membersihkan penyumbatan darah pada popisi bola mata yang menjadi sumber
penyakit katarak.
Sedangkan dalam daun sirsak terdapat zat acentogenins, annacatin, annacatalin,
annohexocin, linoleic, muricapentocin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, dan masih
banyak lagi yang lainnya. Dimana semua kandungan senyawa tersebut mempunyai banyak
manfaat untuk tubuh dan bisa dijadikan sebagai obat penyakit atau untuk meningkatkan
kekebalan tubuh

M. Aspek Legal Etik


1) Autonomi (Hak-hak)
 Hak untuk mendapatkan pengobatan
 Hak untuk mendapatkan kesembuhan
 Hak untuk mengetahui penyakitnya

2) Beneficiency (Berbuat baik)


Memberikan perawatan yang baik bagi pasien.
3) Justic (keadilan)
Pada pasien katarak dalam hal pelayanan keperawatan memerlukan pelayanan yang sama seperti
pasien-pasien yang lain .
4) Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Seperti sebagai perawat kita tidak boleh memberikan beban fikiran yang mengakibatkan pasien
itu stres yang menjadi beban pikiran dia dan menjadi gangguan psikologis .
5) Veracity ( Kejujuran )
Mengatakan yang sebenar-benarnya kepada keluarga ataupun pasien yang bersangkutan tentang
suatu penyakit yang dideritanya .
6) Fidellity (Menepati Janji)
Perawat harus mampu menepati waktu dalam minum obat ,misalnya dalam waktu 3x1 perawat
harus memberikan obat selama 8 jam sekali .contohnya di waktu jam 8 pagi , jam 4 sore, dan
jam12 malam
7) Confidentiality ( Kerahasiaan )
Perawat harus mampu merahasiakan tentang penyakit pasien kepada sesama perawat
dilingkungan rumah sakit kecuali dilingkungan dia berada .
8) Accountability ( Akuntabilitas )
Melakukan tindakan pembedahan atau pemberian obat sesuai etiket
9) Informed Consent
Memberi informasi tentang pembedahan atau obat yang akan diberikan, lamanya waktu
pembedahan maupun obat yang akan diminum,dosis minum yang diberikan dan efek samping
dari pembedahan maupun obat yang akan diminum.

N. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian Fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang penting
di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien dirawat di
rumah sakit.

1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/ bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.

2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan masalah primer pasien,
seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur, pandangan ganda, atau hilangnya daerah
penglihatan soliter. Perawat harus menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata
atau dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini. Riwayat mata yang jelas
sangat penting. Apakah pasien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa
yang terakhir diderita pasien.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia mengenakan kacamata atau lensa
kontak?, apakah pasien mengalami kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah
ada keluhan dalam membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan masalah membedakan
warna atau masalah dengan penglihatan lateral atau perifer?
d) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau kakek-nenek.

3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002). Katarak terlihat tampak
hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit
lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan
tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak
terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan
penyebab okular katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa menunjukkan
inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya (James, 2005).

4. Perubahan pola fungsi


Data yang diperoleh dalam kasus katarak, menurut (gordon) adalah sebagai berikut :
a) Persepsi tehadap kesehatan
Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah kebiasaan merokok,
mengkonsumsi alkohol,dan apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat, makanan
atau yang lainnya.
b) Pola aktifitas dan latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas atau perawatan diri, dengan
skor : 0 = mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang lain, 3= perlu bantuan orang lain
dan alat, 4= tergantung/ tidak mampu. Skor dapat dinilai melalui : Aktifitas 0 1 2 3 4
c) Pola istirahat tidur
Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti insomnia atau masalah
lain. Apakah saat tertidur sering terbangun.
d) Pola nutrisi metabolik
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet apa yang telah diberikan.
Kaji nafsu makan pasien sebelum dan setelah sakit mengalami perubahan atau tidak, adakah
keluhan mual dan muntah, adakah penurunan berat badan yang drastis dalam 3 bulan terakhir.
e) Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau kesulitan. Untuk BAK
kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan untuk BAB kaji bentuk, warna, bau dan frekuensi.
f) Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara, mendengar, melihat,
membaca serta kemampuan pasien berinteraksi. Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada
kaji kualitas nyeri.

g) Pola konsep diri


Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti harga diri, ideal diri
pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran akan dirinya.
h) Pola koping
Masalah utama pasien masuk rumah sakit, cara pasien menerima dan menghadapi
perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit hingga setelah sakit.
i) Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan adakah masalah saat
menstruasi.
j) Pola peran hubungan
Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas bekerja, sistem pendukung dalam
menghadapi masalah, dan bagaiman dukungan keluarga selama pasien dirawat di rumah sakit.
k) Pola nilai dan kepercayaan
Apa agama pasien, sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan atas
sakit yang diderita.

II. Diagnosa Keperawatan


a. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplit,jadwal pembedahan atau ketidakmampuan
mendapatkan pandangan
b. Resiko cidera b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
c. Gangguan sensori persepsi: penglihatan b.d penerimaan sensori/ perubahan status organ indera

III. Rencana Keperawatan

No Dx NIC NOC Rasional


Keperawata
n

1 Ketakutan kriteria hasil : 1.Gunakan 1.agar dapat


b.d -Tingkat ketakutan : keparahan pendekatan yang membuat
kehilangan manifestasi rasa tenang dan pasien tenang
pandangan takut,ketegangan,atau meyakinkan
komplit, kegelisahan berasal dari
jadwal sumber yang di ketahui 2.Berusaha untuk 2.sebagai
pembedahan, memahami profilaksi
atau -Pengendalian diri terhadap perspektif pasien untuk dapat
ketidakmam ketakutan : tindakan individu dari situasi stress membuat
puan untuk mengurangi atau pasien
mendapatkan menurunkan tidak mampu 3.Memberikan mengetahui
pandangan akibat rasa takut.ketegangan informasi yang dampak setress
atau kegelisahan berasal dari actual tentang
sumber yang di kenali diagnosis,pengobata 3.agar pasien
-Mencari informasi untuk n,dan prognosa mengetahui
menurunkan ketakutan tentang
penyakit,serta
-Menghindari sumber 4.Tetap dengan komplikasi
ketakutan bila mungkin pasien untuk yang akan
meningkatkan terjadi,jadwal
-Menggunakan teknik relaksasi keselamatan dan pengobatan dan
untuk menurunkan ketakutan mengurangi rasa keberhasian
takut pengobatan

4.agar pasien
terhindar dari
5.Dorong keluarga cedera dan
untuk tinggal membantu
dengan pasien dalam
mengatasi
6.Menyediakan cemas akibat
benda yang penyakit
melambangkan ataupun
keselamatan/keaman pengobatan
an yang akan di
lakukan
7.Mendengarkan
dengan perhatian 5.membantu
dalam
mengurangi
cidera

6.penurunan
terhadap
kecemasan saat
pasien
membutuhkan
bantuan tenaga
kesehatan
7.mengurangi
kecemasan

2 Resiko kriteria hasil : 1.Sediakan 1.membantu


cidera b.d -Klien terbebas dari cidera lingkungan yang pasien untuk
peningkatan aman untuk untuk tetap merasa
tekanan intra -Klien mampu menjelaskan pasien aman dan
okuler (TIO) cara/metode untuk mencegah tenang
cidera 2.Identifikasi
kebutuhan 2.penurunan
-kllien mampu menjelaskan keamanan pasien kecemasan
factor resiko dari
lingkungan/perilaku personal 3.Menghindari lingk
ungan yang
-Mampu memodifikasi gaya berbahaya 3.menurunkan
hidup untuk mencegah cidera cidera akibat
4.Memasang side pengobatan
-Mampu mengenali perubahan rall tempat tidur
status kesehatan
5.Menyediakan 4.mengurangi
tempat tidur yang cidera
nyaman dan bersih

5.membantu
6.Membatasi dalam
pengunjung mengurangi
cidera dan
membuat
pasien merasa
nyaman

6.membantu
pasien dalam
meningkatkan
istirahat

3 Gangguan kriteria hasil : 1.Tentukan 1.Kebutuhan


sensori Mengenal gangguan sensori ketajaman individu dan
persepsi: dan berkompensasi terhadap penglihatan, catat pilihan
penglihatan peru apakah satu atau intervensi
berhubungan bahan, mengid kedua mata terlibat. bervariasi,seba
dengan entifikasi atau memperbaiki b kehilangan
gangguan potensial bahaya dalam
penglihatan
penerimaan lingkungan
terjadi secara
sensori/ 2.Orientasikan lambat dan
perubahan pasien terhadap progresif.
status organ lingkungan, staf,
indera
orang lain 2.Memberikan
disekitarnya. peningkatan
kenyamanan
dan
kekeluargaan,m
3.Observasi tanda enurunkan
dan gejala cemas dan
disorientasi. disorientasi
Pertahankan pagar pasca operasi.
tempat tidur sampai
benar- benar 3.Terbangun
sembuh. dalam
lingkungan
tidak dikenal
4.Pendekatan dari dan
sisi yang tidak keterbatasan
dioperasi, bicara dan penglihatan
menyentuh sering, dapat
dorong mengakibatkan
orang terdekat bingung pada
tinggal dengan orang tua.
pasien.
4.Meningkatka
n resiko jatuh
5.Perhatikan tentang bila
suram atau bingung/tidak
penglihatan kabur tahu ukuran
dan iritasi mata tempat tidur
dimana dapat terjadi Memberikan
bila menggunakan rangsang
obat teles mata sensori tepat
terhadap isolasi
dan
menurunkan
bingung.

5.Gangguan
penglihatan/
iritasi dapat
berakhir 1-2
jam setelah
tetesan mata
tetapi secara
bertahap
menurun
dengan
penggunaan

O. Discharge planning
1) Jelaskan tentang mata dan peran lensa bagi penglihatan
2) Anjurkan pemeriksaan rutin pre operasi
3) Berikan pemahaman tentang katarak, kejadian pre dan post operasi

4) Aktifitas yang perlu diperhatikan selain operasi yaitu berbaring pada sisi yang dioperasi,
membungkuk melewati pinggang, mengangkat benda yang beratnya melebihi 10 kg, mengedan
selama defekasi karna pembatasan tersebut diperlukan untuk mengurangi gerakan mata dan
mencegah peningkatan tekanan inrtaokuler
5) Demonstrasikan dan instruksikan untuk menjaga hygiene mata (membuang drainase yang
mengeras dengan menyeka kelopak mata yang terpejam menggunkan bola kapas yang di
lembabkan dengan larutan irigasi mata), dan tidak menekan mata bila merawat mata.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus ( Mata Buram)
Tn. B umur 65 tahun mengunjungi poliklinik mata dengan keluhan mata penglihatan
tampak berkabut, fotophobia, diplopia pada satu mata, disertai dengan pengeluaran air mata yang
terus-menerus, pandangan lebih jelas pada malam hari. Lensa mata berubah menjadi buram
seperti kaca susu. Ketajaman penglihatan menurun, klien mengeluh tidak bisa membaca dan
hanya melihat samar-samar klien terganggu dengan matanya, dan tidak dapat beraktivitas seperti
biasa, klien menggunakan kacamata sejak 12 tahun lalu. Klien menanyakan jenis makanan
terbaik bagi penyakitnya.
Saat dilakukan pemeriksaan Opthalmologis ditemukan hilangnya refleks merah dan
terlihat gambaran opaque pada lensa. Kondisi ini dialami oleh kedua mata. Opthalmologis
merencanakan dilakukan operasi setelah pemeriksaan tes diagnostik.

A. Keyword
- Fotophobia
- Diplopia
- Refleks merah
- Gambaran opaque
- Opthalmologis

B. Definisi Keyword
Keywords Menurut Kelompok Menurut literatur
Fotophobia Takut pada cahaya Rasa takut abnormal pada
cahaya. Fotophobia dapat
menyebabkan mata
menjadi sakit bahkan
kondisi cahaya yang relatif
rendah.
Diplopia Penglihatan ganda Suatu kondisi dimana suatu
objek dianggap sebagai
dua, disebut sebagai
penglihatan ganda.

Refleks merah Hasil pemeriksaan pada lensa Pemeriksaan opthalmoskop


oleh opthalmologis yaitu dengan melihat
refleks merah di dalam
manik mata atau pupil.
Apabila tidak ada katarak
maka akan terlihat refleks
merah pada pupil yang
merupakan refleks retina
yang terlihat melalui pupil
dan sebaliknya.

Gambaran opaque Gambaran pada lensa Gambaran yang tidak


tembus pandang

Opthalmologis Seorang ahli yang memeriksa Dokter yang


mata mengkhususkan dirinya
untuk pemeriksaan mata
(speciais mata). Atau
spesialis medis yang
berurusan dengan
diagnosis dan pengobatan
gannguan yang
mempengaruhi mata dan
bagian terkait dari sistem
visual.

C. Analisa Masalah
Jawaban menurut
No Pertanyaan Jawaban menurut literatur
kelompok
1. Kenapa Karena lensa berubah Karena jaringan dalam lensa
penglihatan warna menjadi keruh mata mulai rusak dan saling
tampak berkabut menggumpal, menyebabkan
? lensa kurang lentur, dan
transparan. Kanut pada lensa ini
mempengaruhi pandangan
seseorang membuat
penglihatnnya semakin samar.

2. Kenapa lensa Karena faktor usia dan Proses perkembangan katarak


mata berubah pola hidup yang kurang pertama terjadi keburaman
menjadi buram sehat dalam lensa. Buraman dalam
seperti kaca lensa dapat mengurangi
susu ? persepsi warna biru, kemudian
pembengkakan lensa, lalu
penyusutan akhir dengan
kehilangan transparasi
seluuruhnya. Seiring waktu
lapisan luar katarak akan
mencair dan membentuk cairan
putih susu yang dapat
menyebabkan galukoma.

3. Kenapa Adanya kerusakan pada Karena pada usia lansia pipil


pandangan lebih sel batang sehingga konstriksi, sinar tidak
jelas pada menyebabkan tertampung banyak pada siang
malam hari ? photopobia. hari sinarnya terpantul kembali
sehngga bayangan tidak sampai
ke retina sehingga pandangan
lebih jelas pada malam hari.

4. Kenapa Karena faktor degenerasi Hal ini mungkin di karenakan


ketajaman dan penurunan fungsi adanya artikel partikel protein
penglihatan penglihatan akibat lensa yang tidak larut, maka lensa
menurun ? yang keruh. yangg menua dapat menjadi
lebih hiperopik / miopi.
Tergantung pada keseimbangan
faktor faktor yang berperan.
5. Kenapa setelah Karena faktor usia, pola Karena refleks merah adalah
pemeriksaan hidup yang kurang sehat salah satu tanda gejala katarak,
ditemukan dan lensa yang keruh. jika tidak ada katarak maka
hilangnya akan terlihat refleks merah.
refleks merah ?

6. Kenapa diplopia Karena lensa pada suatu Karena adanya kesalahan


terjadi pada satu mata mengalami refraksi tidak terkoreksi,
mata dan terus- kerusakan sehingga mata gangguan kornea, katark dan
menerus berusaha untuk fokus gangguan retina (diplopia
mengeluarkan melihat pada objek. monokular).
air mata ? Air mata umumnya mengalir
cepat keluar dari mata.
Penyumbatan sistem drainase
lakrimal adalah faktor utama
penyebab air mata bberlebihan
dan cenderung terjadi pada
manula. Penyumbatan terjadi
karen penyempitan atau
mengecilnya suluran naso
lakrimal. Iritasi okular yang
disebabkan oleh berbagai
masalah juga dapat
mengakibatkan produksi air
mata berlebihan dan mata
berair.

7. Apa saja jenis Makan-makanan yang Buah alpukat, bawang putih,


makanan yang banyak mengandung tomat, coklat hitam, dan
baik pada vitamin A seperti buah kol/brokoli.
penyakit dan sayur-sayuran
katarak?

Apa saja tes Pemeriksaan syaraf Kartu mata snellen (mesin


8.
pemeriksaan kranial pada mata telebinokular/ tes ketajaman
diagnostik untuk penglihatan dan sentral
penyakit katarak penglihatan)
?  Lapang penglihatan :
penurunan mungkn di sebabkan
oleh glaukoma.
 Pengukuran tonografi: TIO (12-
25mmHg)
 Pengukuran gonioskopi,
membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glaukoma,
 Pemeriksaan Opthalmoskopi

A. Hal-hal yang baru diketahui harus dipelajari


- Gambaran opaque
- Refleks merah
- Opthalmologis
- Pemeriksaan diagnostik
- Legal dan etis
- Asuhan keperawatan pada penyakit katarak

B. Hal yang sudah diketahui tetapi perlu dipelajari


- Fotophobia
- Diplopia
- Lensa buram
- Katarak
- Makanan yang baik untuk penyakit katarak

C. Materi bahasan yang harus dipelajari


- Katarak

D. Asuhan Keperawatan pada Katarak


a) Pengkajian
 Pemeriksaan Fisik
1. Identitas Klien
Nama : Tn. B
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Status perkawinan : sudah menikah
Agama : islam
Suku/ bangsa : sunda/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : Jakarta
Nomor registrasi : 1314201056

2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Penglihatan tampak berkabut
b) Riwayat kesehatan dahulu
Tn. B menggunakan kacamata sejak 12 tahun yang lalu

c) Riwayat kesehatan sekarang


Tn. B mengunjungi poli klinik mata dengan keluuhan mata penglihatan tampak berkabut,
potophobia, diplopia pada satu mata di sertai dengan ppengeluaran air mata yang tterus menerus,
pandangan lebih jelas pada malam hari, klien tidak bisa membaca dan hanya melihat dengan
sama – samar, klien terganggu dengan matanya dan tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.

d) Riwayat kesehatan keluarga


Tidak ada

3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu,
ketajaman pengliihatan menurun setelah di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan snellen
chart, di temuukannya refleks merah yang hilang dan terlihat gambaran opaque pada lenda
setelah dilakukan pemeriksaan oleh opthalmologis.

 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Gangguan sensori Hambatan mobilitas
Pasien mengatakan : perseptual fisik
- Penglihatan tampak berkabut
- Fotophobia
- Diplopia pada satu mata disertai dengan
pengeluaran air mata yang terus-menerus
- Pandangan lebih jelas pada malam hari
- Klien tidak bisa membaca dan hanya
melihat samar-samar
- Klien terganggu dengan matanya
- Klien tidak dapat beraktivitas seperti
biasa

Do :
- Lensa mata tampak berubah menjadi
buram seperti kaca susu
- Setelah dilakukan pemeriksaan Tn B
mengalami ketajaman penglihatan
menurun
- Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
opthalmologis ditemukan hilangnya
refleks merah
- terlihat gambaran opaque pada lensa
yang terjadi pada kedua mata
2 Ds : Pasien mengatakan : Usia perkembangan Resiko cedera
- Tn B usia 65 tahun (fisiologis)
- Penglihatan tampak berkabut
- Fotophobia
- Diplopia pada satu mata disertai dengan
pengeluaran air mata yang terus-menerus
- Pandangan lebih jelas pada malam hari
- Klien terganggu dengan matanya
- Klien tidak dapat beraktivitas seperti
biasa
- klien menggunakan kacamata sejak 12
tahun yang lalu

Do :
- Lensa mata tampak berubah menjadi
buram seperti kaca susu
- Setelah dilakukan pemeriksaan Tn B
mengalami ketajaman penglihatan
menurun
- Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
opthalmologis ditemukan hilangnya
refleks merah dan terlihat gambaran
opaque pada lensa yang terjadi pada
kedua mata

3 Ds : Pasien mengatakan : Tidak familiar dengan Defisiensi


- klien menanyakan jenis makanan sumber informasi pengetahuan
terbaik untuk penyakitnya

Do :
- Pasien tidak mengetahui tentang
penyebab penyakitnya
- Pasien tampak bingung dengan penyakit
yang dideritanya

b) Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan sensori perseptual
2. Resiko cedera b/d usia perkembangan (fisiologis)
3. Defisiensi pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi
c) Rencana Keperawatan (Intervensi Keperawatan)
Tujuan
Dx Intervensi
No Tujuan Tujuan Khusus Rasional
Keperawatan Keperawatan
Umum
1 Hambatan Setelah - Klien dapat - Kaji kemampuan - Untuk
mobilitas fisik dilakukan mengidentifikasi klien dalam mengetahui
b/d gangguan tindakan aktivitas atau mobilisasi hambatan fisik
sensori keperawatan situasi yang yang ada pada
perseptual selama 3 x 24 mengakibatkan klien
jam hambatan - Bantu klien untuk
diharapkan Tn mobilitas fisik menggunakan - Untuk
B tidak tongkat saat berjalan memudahkan klien
mengalami - Klien akan dan cegah terhadap dalam
hambatan memperlihatkan cedera menjalankan
mobilitas fisik penggunaan alat aktivitas sehari-
bantu secara benar harinya
dengan - Dampingi dan
pengawasan bantu klien saat - Untuk membantu
mobilisasi dan bantu dan mempermudah
- Klien dapat penuhi kebutuhan klien dalam
melakukan kegiatan sehari-hari melakukan
aktivitas seperti klien aktivitas
biasa

2 Resiko cedera Setelah - Menghindari - Identifikasi - Untuk


b/d usia dilakukan cidera fisik kebutuhan keamanan mengetahui
perkembangan tindakan klien, sesuai dengan kebutuhan
(fisiologis) keperawatan - Mempersiapkan kondisi fisik dan keamanan yang
selama 3 x 24 lingkungan yang fungsi kognitif klien dibutuhkan klien
jam aman dan riwayat penyakit untuk menghindari
diharapkan Tn - Mengidentifikasi terdahulu klien cedera pada klien
B tidak resiko yang
mengalami meningkatkan - Memindahkan
resiko cedera cidera. barang-barang yang - Agar
dapat memberikan
membahayakan keamanan
lingkungan pada
klien ketika klien
melakukan
- Menganjurkan aktivitas
keluarga untuk
menemani klien - Untuk
mengantisipasi
klien agar
terhindar dari
cedera
3 Defisiensi Setelah - Klien - Berikan penilaian - Untuk
pengetahuan dilakukan mengetahui tentang tingkat mengetahui tingkat
b/d tidak tindakan makanan yang pengetahuan klien pengetahuan klien
familiar keperawatan baik untuk tentang proses mengenai penyakit
dengan sumber selama 3 x 24 penyakitnya penyakit yang yang dideritanya
informasi jam spesifik
diharapkan Tn - Klien - Agar klien
B memiliki mengetahui dan - Diskusikan mengetahui bahwa
peningkatan mengerti tentang perubahan gaya pola hidupnya
pengetahuan penyakitnya hidup yang mungkin yang lalu
terkait diperlukan untuk merupakan pola
penyakitnya - Klien tidak mencegah hidup kurang sehat
tampak bingung komplikasi di masa sehingga klien
terhadap yang akan datang ingin merubahnya
penyakitnya dan atau proses menjadi pola hidup
pengontrolan yang sehat
penyakit
- Untuk
memberikan
- Sediakan informasi pengetahuan pada
pada klien tentang pasien mengenai
kondisi, dengan cara penyakit yang
yang tepat sedang dideritanya
agar klien
memahami
penyakitnya

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya.
Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan
dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi
banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes),
merokok dan herediter. Prevalensi katarak adalah pada usia 65 tahun. ada banyak faktor yang
akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar
ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok,
defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma,
infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, genetik dan myopia.
B. Kritik dan Saran
 Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnyamahasiswa/i Fakultas Kesehatan
Prodi S1 Keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda NIC-NOC edisi revisi jilid 2, Jakarta : Mediaction Publishing
http://digilid.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-andriniest-6717-2-babii%28-%29.pdf di
unduh tanggal 05 Juni 2015 pukul 22.25
http://caramengobatimatakataraksecaraalami.wordpress.com/ diunduh tanggal 08 Juni 2015
pukul 12.25 WIB
Http://www.kanalpost.com/80/makanan-terbaik-untuk-kesehatan-mata/ di unduh tanggal 10
Juni 2015 pukul 19.30 WIB
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/10/12/definisi-penyebab-dan-cara-mengobati-
penyakit-katarak/ di unduh tanggal 10 Juni 2015 pukul 20.00 WIB
http://obatbatukberdarah.wordpress.com/2013/10/01/pencegahan-penyakit-katarak-secara-
alami/ di unduh tanggal 11 Juni 2015 pukul 11.10 WIB
http://www.medkes.com/2013/08/gejala-penyebab-pengobatan-katarak.html di unduh tanggal 11
Juni 2015 pukul 14.03

Vous aimerez peut-être aussi