Vous êtes sur la page 1sur 4

Baris 3 sampai baris 5 mendokumentasi risiko pengendalian untuk penjualan, penerimaan kas,

dan pengendalian tambahan. Penetapan risiko pengendalian dalam Gambar 12-6 sama dengan
penetapan risiko pengendaiian pendahuluan dalam matrix risiko pengendalian untuk PT ABC di
halaman 387 dan halaman 531 dengan beberapa modifikasi sebagai berikut:

 Risiko pengendalian tinggi untuk tujuan ketelitian untuk penjualan karena hasil tak
memuaskan untuk atribut 4 (prosedur 13b).

 Risiko pengendalian tinggi untuk tujuan nilai bersih bisa direalisasi untuk piutang usaha
berdasarkan hasil untuk atribut & yang berkaitan dengan pemberian persetujuan kredit untuk
transaksi penjualan (prosedur 13e).

 Tujuan keterjadian (kelengkapan) untuk penerimaan kas berkaitan dengan tujuan kelengkapan
(keberadaan) untuk piutang usaha.

Dan akhirnya, perhatikan catatan pada Gambar 12-6 bahwa semua hasii pengujian substantif
transaksi adalah memuaskan, kecuali untuk tujuan ketelitian dan pisah batas penjualan. Kembali
ke Gambar 12-5 dan kita bisa melihat bahwa:

 Hasil pengujian substantif transaksi untuk tujuan ketelitian hanya wajar karena ditemukan
penyimpangan untuk atribut 2 (prosedur 13a).

 Untuk tujuan pisah batas hasiinya tidak bisa diterima karena hasilnya tidak memuaskan untuk
atribut 5 (prosedur 13c).

Semua tahapan yang tercakup dalam sampling non-statistik dirangkum dalam Gambar 12-7.
Meskipun gambar tersebut berkaitan dengan sampling non-statistik, langkah 14 dalam gambar
tersebut juga diterapkan pada sampling statistik yang akan dibahas pada bagian berikut bab ini.

SAMPLING AUDIT STATISTIK

Metoda sampling statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi adalah sampling atribut. (Sampling atribut yang dimaksud dalam
buku ini adalah sampling atribut statistik. Sampling non-statistik juga mempunyai atribut, yaitu
karakteristik dalam populasi yang akan diuji, tetapi istilah sampling atribut hanya digunakan
dalam sampling statistik).

Penerapan sampling atribut untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi
lebih banyak persamaannya dengan sampling nonstatistik dibandingkan dengan perbedaannya.
Pendekatan yang digunakan juga terdiri dari 14 tahap, dan terminologi yang digunakan juga
sama. Perbedaan utama tertetak pada perhitungan ukuran sampel awal yang dilakukan dengan
menggunakan tabel yang dikembangkan dari distribusi probabilitas statistik dan perhitungan
taksiran batas atas penyimpangan dengan menggunakan tabel yang sama seperti yang digunakan
untuk menghitung ukuran sampel.

DISTRIBUSI SAMPLING

Auditor mendasarkan inferensi statistik pada distribusi sampling. Distribusi sampling adalah
frekuensi distribusi hasil dari seluruh sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu yang bisa
dicapai dari suatu populasi yang berisi sejumlah karakteristik spesifik. Distribusi sampling
memungkinkan auditor untuk membuat pernyataan probabilitas tentang kemungkinan
keterwakilan setiap sampel yang ada dalam distribusi. Sampling atribut didasarkan pada
distribusi binomial, di mana setiap sampel yang mungkin dalam populasi memiliki satu atau dua
kemungkinan nilai, seperti ya/tidak, hitam/putih, atau deviasi pengendalian/tidak ada deviasi
pengendalian.

Sebagai contoh dalam suatu populasi faktur penjualan, 5% di antaranya tidak dilampiri dengan
bukti pengiriman barang sebagaimana diharuskan oleh pengendalian internal klien. Apabila
auditor mengambil suatu sampel yang terdiri dari 50 faktur penjualan, berapa banyak dari faktur-
iaktur tersebut yang tidak dilampiri dengan bukti pengiriman barang? Perkalian sederhana akan
menaksir 2,5 penyimpangan (5% dari 50), tetapi angka ini tidak mungkin karena tidak mustahil
ada penyimpangan sebesar setengah. Dalam kenyataannya, sampel bisa saja tidak mengandung
penyimpangan atau malahan berisi penyimpangan lebih dari 10. Distribusi sampling berbasis
binominal menerangkan kepada kita probabilitas dari setiap kemungkinan jumlah penyimpangan.
Tabel 12-7 melukiskan distribusi sampling untuk contoh populasi dengan suatu sampel terdiri
dari 50 unsur dari suatu populasi yang sangat besar dengan tingkat penyimpangan 5%. Untuk
menghitung probabilitas ditemukannya suatu sampel dengan paling sedikit satu penyimpangan,
kurangkan probabilitas tidak terjadinya penyimpangan dari 1 (100 persen). Dengan cara seperti
itu, kita memperoleh kemungkinan untuk menemukan suatu sampel dengan paling sedikit satu
penyimpangan yaitu 1-0,0769 atau 92,31%.

Setiap tingkat penyimpangan populasi dan ukuran sampel memiliki distribusi sampling yang
unik. Distribusi untuk suatu sampel berukuran 100 dari suatu populasi dengan tingkat
penyimpangan 5% berbeda dari contoh yang lalu, demikian pula distribusi dari suatu sampel
sebesar 50 dari suatu populasi dengan tingkat penyimpangan 3%.

Sudah barang tentu auditor tidak akan mengambil sampel ulangan dari populasi yang telah
diketahui. Auditor mengambil satu sampel dari populasi yang tidak diketahui dan menjumpai
sejumlah penyimpangan dalam sampel tersebut. Tetapi pengetahuan tentang distribusi sampling
memungkinkan auditor untuk secara statistik membuat pernyataan yang valid tentang populasi.
Apabila auditor memilih suatu sampel yang terdiri dari 50 faktur penjualan untuk menguji
apakah faktur tersebut dilampiri bukti pengiriman barang dan menemukan satu penyimpangan,
auditor bisa memeriksa tabel probabilitas pada Tabel 12-7 dan mengetahui bahwa terdapat 20,25
persen probabilitas bahwa sampel dari suatu populasi dengan tingkat penyimpangan 5%, dan
79,75% (1-0,2025) probabilitas bahwa suatu sampel yang diambil dari suatu populasi memiliki
tingkat penyimpangan yang lain. Berdasarkan kolom probabilitas kumulatif pada tabel 12-7,
auditor bisa menaksir 27,94% probabilitas bahwa sampel berasal dari suatu populasi dengan
tingkat penyimpangan lebih dari 5%, dan 72,06% (1-0,2794) probabilitas bahwa sampel yang
diambil dari suatu populasi mempunyai tingkat penyimpangan 5% atau kurang. Karena ada
kemungkinan juga untuk menghitung probabilitas distribusi dengan tingkat penyimpangan
populasi yang lain, auditor menggunakan ini untuk menarik kesimpulan statistik tentang populasi
yang tidak diketahui yang disampel. Distribusi sampling .ini adalah dasar untuk membuat tabel
yang digunakan auditor untuk sampling atribut.

PENERAPAN SAMPLING ATRIBUT

Di atas telah disebutkan bahwa 14 tahap yang telah dibahas untuk sampling nonstatistik bertaku
juga dalam atribut sampling. Dalam uraian berikut akan ditunjukkan hal hal yang berbeda
PERENCANAAN SAMPEL

1. Menetapkan tujuan

2. Memutuskan apakah sampling audit bisa diterapkan

3. Merumuskan atribut dan kondisi-kondisi penyimpangan

4. Merumuskan populasi

5. Merumuskan unit sampling

6. Menetapkan tingkat penyimpangan bisa ditoleransi

7. Menetapkan risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah bisa


diterima

8. Menaksir tingkat penyimpangan populasi

9. Menentukan ukuran sampel awal

MEMILIH SAMPEL
Bandingkan
10. Memilih sampel

Jumlah penyimpangan
MELAKSANAKAN PENGUJIAN dalam sampel dan
ukuran sampel
11. Melaksanakan prosedur audit
sesungguhnya

Batas atas tingkat MENGEVALUASI HASIL


penyimpangan
12. Generalisasi dari sampel ke
terhitung
populasi

Penyimpangan sesungguhnya
dalam sampel

Ukuran sampel sesungguhnya

Risiko bisa diterima utk


penetapan risiko pengendalian
terlalu rendah

13. Analisis penyimpangan

14. Memutuskan akseptabilitas


populasi

Vous aimerez peut-être aussi