Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Pain during labor is a physiological condition commonly experienced by most maternity mothers. Labor
pain is a subjective experience caused by uterine muscle ischemia, withdrawal and traction of uterine
ligaments, ovarian traction, fallopian tubes and lower uterine distension, pelvic floor muscles and
perineum. The pain in labor arises from psychic responses and physical reflexes. The purpose of this
Systematic review is to look at effective methods for reducing pain in the labor process so that it can be
used as an alternative method of reducing pain in patients who will give birth. This review systematic
review of the published artike through google scholar site with 17 journals reviewed. In an effort to
reduce labor pain there are various methods that can be used in providing midwifery care in the process
of childbirth. Based on this systematic review it can be concluded that many methods of pain reduction
that can be used in reducing labor pain are counter pressure and abdominal lifting, hypnobirthing,
religious and murottal music, classical music and local music, relaxation, compress, warm ginger
drink, acupressur , TENS, account and aromatherapy.
ABSTRAK
Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh hampir semua ibu
bersalin. Nyeri persalinan merupakan sebuah pengalaman subjektif disebabkan oleh iskemik otot uteri,
penarikan dan traksi ligament uteri, traksi ovarium, tuba fallopii dan distensi bagian bawah uteri, otot
dasar panggul dan perineum. Apabila nyeri persalinan tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya partus
lama. Tujuan Systematic review ini untuk melihat metode yang efektif untuk mengurangi rasa nyeri
dalam proses persalinan sehingga dapat dijadikan metode alternative pengurangan rasa nyeri pada
pasien yang akan melahirkan. Systematic review ini menelaah dari artike yang dipublikasi melalui situs
google scholar dengan 17 jurnal yang direview. Dalam upaya mengurangi rasa nyeri persalinan terdapat
berbagai metode yang dapat digunakan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam proses persalinan.
Berdasarkan systematic review ini dapat disimpulkan bahwa banyak metode pengurangan rasa nyeri
yang dapat digunakan dalam mengurangi nyeri proses persalinan adalah metode counter pressure dan
abdominal lifting, hypnobirthing, music religi dan murottal, music klasik dan music daerah, relaksasi,
kompres, minuman jahe hangat, akupressur, TENS, account dan aromatherapy.
nyeri terjadi pada fase aktif dimana kecemasan ringan, (20%) mengalami
pembukaan lengkap sampai 10 cm dan panik, (16,7%) mengalami kecemasan
berlangsung sekitar 4,6 jam untuk sedang dan 10% responden mengalami
primipara dan 2,4 jam untuk multipara kecemasan berat. Pada analisa bivariat p
(Reeder, Martin & Koniak-Griffin, 2012). value = 0,041 terdapat hubungan antara
Rasa nyeri pada persalinan muncul dukungan keluarga dengan tingkat
akibat respons psikis dan refleks fisik. kecemasan menjelang persalinan trimester
Nyeri akan berdampak pada peningkatan ketiga. Keluarga memberikan dukungan
aktivitas sistem saraf simpatik yang dapat pada ibu menjelang persalinan agar ibu
mengakibatkan perubahan tekanan darah, merasa tenang dan mengurangi kecemasan
denyut nadi, pernafasaan, dan warna kulit, ibu menjelang persalinan.
mual muntah, dan juga keringat berlebihan. Penelitian oleh Afritayeni (2017)
Perubahan tingkah laku tertentu akibat yang meneliti tentang hubungan umur,
nyeri juga sering terlihat seperti paritas dan pendamping persalinan
peningkatan rasa cemas dengan pemikiran terhadap nyeri persalinan. Hasil penelitian
yang menyempit, mengerang, menangis, menunjukkan ada hubungan yang
gerakan tangan dan ketegangan otot yang signifikan antara usia dengan intensitas
sangat di seluruh tubuh. Ketegangan emosi nyeri persalinan dengan P Value = 0.001,
akibat rasa cemas dan rasa takut dapat ada hubungan yang signifikan antara paritas
memperberat persepsi ibu terhadap nyeri dengan intensitas nyeri persalinan dengan P
selama persalinan. Nyeri persalinan akan Value = 0.000 dan ada hubungan yang
menimbulkan ketakutan sehingga muncul signifikan antara pendamping persalinan
kecemasan yang berakhir dengan dengan intensitas nyeri persalinan dengan P
kepanikan (Bobak, 2005). Nyeri persalinan Value = 0.023.
juga dapat menyebabkan timbulnya Penelitian oleh Anisyah Dwi Puspita
hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen dan Warsiti (2013), menganalisis faktor-
meningkat, kenaikan tekanan darah, dan faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan
berkurangnya motilitas usus serta vesika pada ibu bersalin kala I fase aktif di
urinaria. Keadaan ini akan merangsang Puskesmas Mergangsan tahun 2013
peningkatan katekolamin yang dapat terhadap 57 responden yang akan
menyebabkan gangguan pada kekuatan melahirkan menunjukkan sebanyak 57,9 %
kontraksi uterus sehingga terjadi inersia responden mengalami nyeri persalinan
uteri. Apabila nyeri persalinan tidak diatasi sedang, faktor yang memiliki hubungan
akan menyebabkan terjadinya partus lama dengan nyeri persalinan yaitu umur ibu (p =
(Llewllyn, 2001). 0,021), paritas (p = 0,000), pesepsi
Upaya untuk mengurang kecemasan (p=0,000) dan kecemasan (p=0,01).
dalam persalinan tidak hanya dilakukan Penelitian yang dilakukan oleh Afifah,
oleh tenaga kesehatan, tetapi dukungan Mulyono, & Pujiati (2012) untuk melihat
keluarga sangat berperan dalam perbedaan tingkat nyeri persalinan terhadap
mengurangi kecemasan yang dapat 15 ibu primigravidan dan 15 ibu
berdampak pada persalinan. Penelitian oleh multigravida pada persalinan normal kala I.
Sari & Novriani (2017) menggambarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri
bahwa (80%) mendapatkan dukungan dari persalinan pada ibu primigravida 10 orang
keluarga dan (53,3%) mengalami (66,7%) mengalami nyeri berat, 4 orang
endorphin massage, Distraksi musik klasik saraf yang berdiameter besar yang
dengan murotal, Teknik relaksasi lamaze, menyebabkan gate control akan tertutup
Teknik relaksasi nafas dalam, Terapi dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan
kompres hangat, metode Acount, Musik ke korteks serebral (Mander, 2003). Teknik
klasik Mozart dan tradisional gamelan counter pressure melakukan pemblokiran
jawa, minum jahe hangat, Pijat punggung, impuls nyeri yang akan di transmisikan ke
Acupressure metacarpal, Terapi murottal, otak lebih cepat dibandingkan dengan cara
Terapi music religi, Masase punggung kerja abdominal lifting. Teknik abdominal
dengan teknik effluerage, Terapi musik lifting dilakukan dengan cara memberikan
klasik dan musik Bali, Akupressur titik usapan berlawanan ke arah puncak perut
pada tangan, TENS, Kompres air hangat, tanpa menekan ke arah. Hal tersebut dapat
Metode Transcutaneus Electical Nerve merangsang serat saraf besar meningkatkan
Stimulation (TENS), Aromatherapy mekanisme aktivitas substansia gelatinosa
Jasmine. Semua eksperimen disimpulkan yang mengakibatkan tertutupnya pintu
dalam table dan dideskripsikan secara mekanisme sehingga aktivitas sel T
detail. Berdasarkan review terhadap terhambat dan menyebabkan hantaran
beberapa penelitian tentang teknik / metode rangsangan ikut terhambat dan nyeri tidak
dalam pengurangan nyeri dalam persalinan akan dihantar ke korteks serebri (Hidayat,
antara lain : 2006). Proses tersebut lebih lambat
Metode Counter pressure dan daripada pemblokiran impuls nyeri ketika
abdominal lifting dilakukan teknik counter pressure. Hasil
Penelitian oleh Angraeni et al. (2013) penelitian menunjukkan paritas responden
tentang efektifitas teknik abdominal lifting diketahui bahwa pada kelompok abdominal
dan counter pressure dalam mengatasi nyeri lifting jumlah persalinan (paritas)
persalinan fase aktif kala I di RSUD Tidar responden didominasi oleh kelompok
Kota Magelang terhadap 48 responden multipara sebanyak 15 responden (62,5%)
dalam kala I persalinan fase aktif. sama halnya pada kelompok counter
Kelompok perlakukan adalah diabdominal pressure yang juga didominasi oleh
lifting 24 orang dan kelompok counter kelompok multipara dengan responden
pressure 24. Penelitian ini merupakan lebih besar yaitu sebanyak 17 responden
penelitian kuasi eksperimen dengan two (70.8%). Hasil untuk kelompok abdominal
group posttest only design untuk lifting mayoritas responden berada pada
mengetahui efektifitas antara counter skala nyeri antara 40-49 sebanyak 13
pressure dan abdominal lifting dalam responden (54,2%), sebanyak 7 responden
menurunkan nyeri fase aktif kala I. Alat (29,2%) berada pada skala nyeri 50-59 dan
pengumpulan data menggunakan McGill sebanyak 4 responden (16,6%) berada pada
Pain Quesioner. Teknik counter pressure skala nyeri 30-39. Sedangkan pada
dilakukan di daerah lumbal di mana saraf kelompok counter pressure mayoritas
sensorik rahim dan mulut rahim berjalan responden berada pada skala nyeri antara
bersama saraf simpatis rahim memasuki 40-49 sebanyak 11 responden (45,8%),
sumsum tulang belakang melalui saraf sebanyak 10 responden (41,7%) berada
torakal 10-11-12 sampai lumbal 1. Dengan pada skala nyeri 30-39 dan sebanyak 3
begitu impuls rasa sakit ini dapat diblok responden (12,5%) berada pada skala nyeri
yaitu dengan memberikan rangsangan pada 50-59. Hasil uji t-test independent
didapatkan hasil bahwa Sig (2-tailed) yang mengalami nyeri sedang sebanyak 4
menunjukan nilai 0,031 (p value < α 0,05) orang (26,7%), dan nyeri sangat berat
dan t tabel 2,220 sehingga didapatkan hasil sebanyak 1 orang (6,7%). Nyeri persalinan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. pada kelompok perlakuan sebagian besar
Kesimpulan penelitian ini adalah adanya mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang
perbedaan yang signifikan antara teknik (60,0%). Responden yang mengalami nyeri
abdominal lifting dan counter pressure sedang sebanyak 4 orang (26,7%) dan nyeri
dalam mengatasi nyeri persalinan fase aktif berat sebanyak 2 orang (13,3%). Hasil uji
kala I. Dengan demikian dari kedua teknik independent t-test diketahui p value =
tersebut yang lebih efektif mengurangi 0,000, hal ini menunjukan bahwa ada
nyeri adalah teknik counter pressure dengan pengaruh endorphin massage terhadap
hasil mean 43 < mean teknik abdominal intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu
lifting sebesar 46.58. Hasil uji regresi linier primipara di BPS S dan B Demak bahwa
didapatkan hasil bahwa nilai p untuk usia ada (p < 0,05).
adalah 0,287 dan nilai p untuk paritas Handayani, Winarni, & Sadiyanto
sebesar 0,855 artinya bahwa nilai p dari (2013) melakukan penelitian tentang
kedua variabel tersebut p value > 0,05 yang pengaruh massage effleurage terhadap
artinya bahwa tidak ada pengaruh antara pengurangan intensitas nyeri persalinan
usia dan paritas terhadap nyeri persalinan. kala I fase aktif pada primipara di RSIA
Pada penelitian ini memberikan hasil Bunda Arif Purwokerto. Penelitian ini
bahwa terdapat perbedaan antara kelompok adalah untuk mengetahui pengaruh metode
yang diberikan tindakan abdominal lifting massage effleurage terhadap pengurangan
dan counter pressure, counter pressure lebih intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
efektif dalam dalam mengatasi nyeri pada primipara sebelum dan sesudah
persalinan fase aktif kala I dengan hasil intervensi. Penelitian ini menggunakan
mean 43 lebih kecil mean teknik abdominal bentuk pre eksperimen dengan desain one
lifting sebesar 46.58.Penelitian oleh group pretest-postest. Penelitian dilakukan
Azizah, Widyawati, & Anggraini (2011) pada bulan April-Mei 2011. Pengambilan
tentang pengaruh endorphin massage sampel dengan consecutive sampling
terhadap intensitas nyeri kala i persalinan dengan besar sampel 34 responden
normal ibu primipara di BPS S dan B primipara. Instrument yang digunakan
demak tahun 2011. Desain penelitian lembar observasi dengan NRS. Analisis
adalah quasi eksperimental design dengan bivariat menggunakan uji “pair t test”.
rancangan posttest only control group Pengumpulan data mengunakan instrument
design. Sampel penelitian ini adalah 30 numerical rating scale (NRS). Hasil
responden (primipara) dalam kala I fase penelitian diperoleh intensitas nyeri
aktif dengan teknik purposive sampling. sebelum dilakukan metode massage
Instrumen penelitian ini adalah : kuesioner, effleurage rata-ratanya adalah 7,647.
Visual analogue scale, Endhorphine Setelah dilakukan metode massage
massage dan Panduan Endhorphine effleurage diperoleh rata-ratanya adalah
massage. Hasil penelitian menunjukkan 6,117. Nilai perbedaan rata-rata sebelum
nyeri persalinan pada kelompok kontrol dan sesudah dilakukan metode massage
sebagian besar mengalami nyeri berat effleurage adalah 1,53 (t-hitung: 8,260 dan
sebanyak 10 orang (66,7%). Responden t-tabel: 1,960).Dengan nilai p (0,000) < α
(0,050). Ada perbedaan yang signifikan terendah yaitu 3 dan intensitas nyeri
antara intensitas nyeri sebelum dilakukan tertinggi yaitu 8. Dari hasil estimasi interval
dan setelah dilakukan metode massage dapat disimpulan bahwa 95% diyakini
effleurage. bahwa rata-rata intensitas nyeri pada kala I
Penelitian oleh Nurrochmi, Nurasih, fase aktif adalah diantara 5.35 sampai
& Romadon (2014) bertujuan untuk dengan 6.39. Adanya pengaruh bermakna
mengetahui pengaruh kombinasi Metode antara pemberian metode Zilgrei dan
Zilgrei dan Endorphin Massage pada ibu Endorphine massage terhadap intensitas
inpartu primigravida terhadap lamanya kala dan lamanya nyeri kala I persalinan.
I fase aktif di RSUD Indramayu Periode Metode Hypnobirthing
April-Mei 2013. Desain penelitian adalah Penelitian oleh Armi & Oktriani
Quasi-Eksperimental dengan menggunakan (2016) yang bertujuan untuk mengetahui
Nonrandomized Concurrent Control (uji efektivitas hypnobirthing terhadap skala
kontrol bersamaan nonrandom). Sampel nyeri persalinan ibu inpartu Kala I fase
penelitian adalah ibu inpartu primigravisa aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Malalo
dengan teknik purposive sampling, dimana Kec. Batipuh Selatan Kab. Tanah Datar.
sampel diberi perlakuan metode Zilgrei dan Desain penelitian yang digunakan adalah
endorphin massage sebagai kelompok metode penelitian “Quasi Eksperimental”
intervensi, sedangkan yang hanya diberi dengan jenis desain “One Group Pretest and
perlakuan metode Zilgrei sebagai Posttest Design” yang dilakukan pada bulan
kelompok kontrol. Alat pengukuran yang Juli sampai dengan September. Sampel
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sebanyak 6 orang responden
partograf WHO dan Visual Analogue Scale dengan teknik pengambilan sampel
(VAS). Pengamatan variabel dilakukan Nonprobability sampling (Purposive
dengan melakukan observasi kemajuan sampling) dan pengolahan data
persalinan khususnya pada pembukaan menggunakan uji t-test dependen (paired
serviks kala I fase aktif persalinan (dimulai test). Hasil penelitian didapatkan rerata
dari pembukaan 4-10 cm) dan mengukur nyeri sebelum dilakukan hypnobirthing
intensitas nyeri responden dengan lembar adalah 8.50, dan setelah dilakukan
pengkajian intensitas nyeri atau kuesioner. hypnobirthing adalah nyeri 6.00. Setelah
Analisis menggunakan uji beda dua mean t dilakukan uji test dengan menggunakan
test. Hasil penelitian didapatkan bahwa paired sampel test didapatkan nyeri
rata-rata intensitas nyeri pada kala I fase persalinan ( p value = 0.007 ), yang berarti
laten adalah 3.35 (95% CI: 2.92-3.79), bahwa ada efektivitas hypnobirthing
dengan standar deviasi 1.199. Intensitas terhadap skala nyeri persalinan pada ibu
nyeri terendah yaitu 1 dan intensitas nyeri inpartu kala 1 fase.
tertinggi yaitu 6. Dari hasil estimasi interval Musik Religi dan Murottal
dapat disimpulan bahwa 95% diyakini Terapi murotal dapat mempercepat
bahwa rata-rata intensitas nyeri pada kala I penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh
fase laten adalah diantara 2.92 sampai berbagai ahli seperti yang telah dilakukan
dengan 3.79. Dapat diketahui bahwa rata- Ahmad Al Khadi direktur utama Islamic
rata intensitas nyeri pada kala I fase aktif Medicine Institute for Education and
adalah 5.87 (95% CI: 5.35-6.39), dengan Research di Florida, Amerika Serikat.
standar deviasi 1.408. Intensitas nyeri Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan
Dokter Amerika, dengan hasil penelitian rancangan post test with control group
bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran dengan intervensi terapi musik religi.
memiliki pengaruh yang signifikan dalam Populasi penelitian ini ibu bersalin spontan
menurunkan ketegangan urat saraf reflektif di BPM di Kabupaten Kudus sebanyak 420
dan hasil ini tercatat dan terukur secara orang. Jumlah sampel 66 terdiri dari 33
kuantitatif dan kualitatif oleh alat berbasis orang kelompok intervensi dan 33 orang
komputer (Remolda, 2009 cit Rohmi kelompok control. Sampel diambil secara
Handayani, Dyah Fajar sari, Dwi Retno insidential sampling. Penelitian ini
Trisna Asih, 2014). Penelitian yang menggunakan lembar observasional untuk
dilakukan oleh Rohmi Handayani, Dyah mengobservasi skala nyeri responden
Fajar sari, Dwi Retno Trisna Asih (2014) selama persalinan kala I sampai memasuki
bertujuan untuk mengetahui perbedaan kala II. Analisa data dilakukan dengan uji t-
rerata penurunan intensitas nyeri dan test independent. Hasil penelitian
kecemasan persalinan primigravida kala I didapatkan rata-rata usia responden adalah
fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan 26,15, paritas anak kedua (43,90%), rata-
terapi murottal di RSUD. Prof. Dr. rata skala nyeri maksimal dan persalinan
Margono Soekardjo Purwokerto. Penelitian pada kelompok intervensi 4,33 dan 3,33
ini adalah pre-eksperimen dengan sedangkan pada kelompok control
rancangan one group pretest and posttest keduanya 7,99. Simpulannya terdapat
design. Sampel penelitian ini sebanyak 42 perbedaan signifikan skala nyeri antara
ibu bersalin dengan teknik consecutive kelompok yang mendapat terapi music
sampling. Analisis menggunakan uji paired religi dengan yang tidak mendapatkannya
t test. Rata-rata intensitas nyeri sebelum dengan nilai p=0,00.
terapi murottal adalah 6,57, rata-rata setelah Metode Musik Klasik dan Daerah
dilakukan terapi murottal adalah 4,93. Uji Penelitian oleh Somoyani, Armini, &
Paired t test menunjukkan bahwa ada Erawati (2013) bertujuan untuk mengetahui
perbedaan rerata penurunan intensitas nyeri pengaruh terapi musik klasik dan musik
persalinan kala I fase aktif sebelum dan Bali terhadap intensitas nyeri persalinan
sesudah dilakukan terapi murottal dengan kala I fase aktif pada ibu bersalin di
nilai p value<α (0,000<0,05). Rata-rata Puskesmas Pembantu Dauh Puri tahun
kecemasan sebelum terapi murottal adalah 2013 dan Puskesmas I Denpasar Timur.
26,67, rata-rata setelah dilakukan terapi Rancangan penelitian adalah pre-post test
murottal adalah 20,52. Uji Paired t test control group design dengan pendekatan
menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata prospektif. Besar sampel 27 ibu bersalin di
penurunan tingkat kecemasan sebelum dan Puskesmas Pembantu Dauh Puri dan
dan sesudah dilakukan terapi murottal Puskesmas I Denpasar Timur pada Mei
dengan nilai p value<α (0,000<0,05). sampai Agustus 2013 dengan teknik
Musik religi menjadi focus penelitian consecutive sampling. Sampel dibagi
yang membahas tentang aplikasi terapi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama
musik religi sebagai upaya menurunkan diperdengarkan musik klasik Mozart,
skala nyeri persalinan di Kab. Kudus Tahun kelompok kedua musik Bali, dan kelompok
2015 yang diteliti oleh Karyati & Hidayah ketiga sebagai kontrol tidak mendapat
(2015). Penelitian ini menggunakan metode perlakuan. Pengukuran nyeri dilakukan dua
intervensi semu (quasi experiment), kali (repeated measure). pertama, dilakukan
pada saat ibu sudah berada pada fase aktif, penelitian berada dalam 3 kelompok:
yaitu sebelum diberi perlakuan, dan kedua Mozart (n=10), gamelan jawa (n=10), dan
setelah mendapat perlakuan mendengarkan kontrol (n=10). Tiap kelompok mendapat
musik sampai akhir kala I persalinannya. dua kali pengukuran nyeri dengan
Pengukuran nyeri menggunakan numerical menggunakan numerical rating scale
rating scale (NRS) baku, dengan kategori (NRS). Penilaian pertama (I) dilakukan
nyeri skala 0 ( tidak nyeri), skala 1–3 (nyeri pada saat ibu sudah berada pada fase aktif,
ringan), Skala 4–6 (nyeri sedang), Skala 7– yaitu sebelum diberi perlakuan, dan
9 (nyeri berat), dan kala 10 (nyeri hebat). penilaian II pada akhir kala I persalinan
Uji Hipotesis yang digunakan uji- t dua setelah mendapat perlakuan mendengarkan
sampel berpasangan pada musik Bali musik. Musik yang diperdengarkan adalah
karena data berdistribusi normal, CD relaksasi ibu dan bayi karya Mozart dan
sedangkan musik klasik dan kontrol CD relaksasi gamelan jawa melalui tape
digunakan uji Wilcoxon karena data tidak portable player karena earphone dapat
berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan menambah ketidaknyamanan ibu yang
uji analysis of variance (ANOVA) dengan sedang nyeri. Uji analisis statistik
hasil nilai p=0,00, dilanjutkan dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks (Z)
analisis post hoc, yaitu uji Mann Whitney dan Uji Mann Whitney. Hasil yang
dengan hasil antara kelompok musik klasik didapatkan antara lain, pada kelompok
dan kontrol nilai p=0,001, kelompok musik Mozart terdapat nilai median 7,5 (7– 10)
Bali dengan kontrol nilai p=0.020. Hasil menjadi 6 (5–9), pada kelompok gamelan
penelitian menunjukkan ada perbedaan jawa median 7 (5–9) menjadi 7,5 (5–10),
nyeri persalinan setelah mendengarkan sementara pada kontrol median 7 (4–9)
musik klasik Mozart dibandingkan menjadi 9,5 (6–10). Terdapat perbedaan
kelompok kontrol, sama halnya setelah nyeri antara kelompok Mozart dan kontrol
mendengarkan musik Bali dibandingkan (p=0,001), terdapat perbedaan nyeri antara
kelompok kontrol. kelompok gamelan jawa dan kontrol
Penelitian lainnya tentang musik (p=0,022), dan perbandingan antara musik
dilakukan oleh Oktavia, Gandamiharja, & klasik Mozart dan musik tradisional
Akbar, (2013) tentang music klasik Mozart gamelan jawa (p=0,124).
dan gamelan jawa yang bertujuan untuk Metode Relaksasi
mengetahui efektifitas musik klasik Mozart Penelitian tentang efektifitas teknik
dan tradisional gamelan jawa dapat relaxaxi terhadap pengurangan rasa nyeri
mengurangi nyeri persalinan, dan apakah persalinan Kala I di BPS Ny. Yohana,
musik klasik Mozart lebih baik daripada Amd.Keb Desa Sumbertanggul Mojosari
tradisional gamelan jawa terhadap Mojokerto oleh Hety (2016) bertujuan
pengurangan nyeri persalinan kala I fase untuk meneliti tentang efektivitas teknik
aktif pada nulipara. Penelitian ini relaksasi terhadap pengurangan rasa nyeri
menggunakan metode eksperimen semu persalinan kala I. Penelitian ini adalah
dengan total 30 orang nulipara yang berada ekperimental dengan jenis desain yaitu
dalam kala I fase aktif persalinan. static group comparison/ posttest only
Penelitian dilakukan di RSIA Arvita Bunda control group design, yaitu dengan
Kabupaten Sleman Yogyakarta selama menambah kelompok control, dengan cara
Desember 2010–Maret 2011. Subjek setelah perlakuan di lakukan pengamatan
pada kelompok perlakuan dan pada ibu dengan teknik purposive sampling.
kelompok control di lakukan pengamatan Sampel diberikan teknik relaksasi denga
saja. Penelitian ini menggunakan nafas dalam. Hasil penelitian didapatkan
pendekatan cross sectional. Sampel Nyeri sebelum teknik relaksasi rata- rata
penelitian penelitian ini adalah keseluruhan 6,80 dengan nyeri paling rendah 4 tertinggi
ibu inpartu kala I yang diperoleh dari bulan 9. Nyeri sesudah teknik relaksasi rata- rata
Oktober-Nopember 2009 sebanyak 15 5,10 dengan nyeri paling rendah 2 tertinggi
populasi dengan menggunakan teknik non 8. Sebagian besar nyeri sebelum teknik
probability sampling (sampling aksidental). relaksasi rata-rata 6,80. Nyeri sesudah
Hasil penelitian didapatkan nyeri pada teknik relaksasi rata-rata 5,10. Teknik
responden yang tidak diberikan teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam
relaksasi menurunkan tingkat nyeri persalinan kala I
(kelompok kontrol), sebagian besar di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari
mengalami tingkatan nyeri berat yaitu 4 Wetan Semarang p value = 0,00 (p < 0,05).
responden atau sekitar 66.67% dari jumlah Metode Kompres
keseluruhan responden yang tidak Penelitian Manurung et al. (2013)
diberikan teknik relaksasi (kelompok bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
kontrol). Nyeri pada responden yang di terapi kompres hangat terhadap penurunan
berikan teknik relaksasi (kelompok intensitas nyeri pada persalinan kala I fase
perlakuan), hampir setengah mengalami aktif. Desain penelitian adalah quasi
tingkatan nyeri sedang yaitu 3 responden experiment, pretest-postest dengan
atau sekitar 42.86% dari jumlah kelompok kontrol dan intervensi. Sampel
keseluruhan responden yang diberikan penelitian adalah ibu primigravida yang
teknik relaksasi (kelompok perlakuan). melahirkan secara spontan
Analsis independent sampel t-test di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
didapatkan t hitung lebih besar dari pada t dan Cilandak dengan jumlah masing-
tabel (7.14>2.50), sehingga disimpulkan masing untuk kedua kelompok 18 orang ibu
terdapat perbedaan secara signifikan antara primigravida yang akan melahirkan
skala nyeri persalinan pada ibu inpartu kala spontan di Puskesmas wilayah Jakarta
I yang tidak diberikan teknik relaksasi Selatan yaitu Puskesmas Kecamatan dan
dengan skala nyeri persalinan pada ibu Kelurahan Pasar Minggu dan Puskesmas
inpartu kala I yang diberikan teknik Cilandak . Kelompok intervensi diberi
relaksasi. terapi kompres hangat selama 20
Penelitian relaksasi dengan nafas menitperiode kala I fase aktif.
dalam dilakukan oleh Kusyati, Astuti, & Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 5
Pratiwi, (2012) bertujuan untuk mengetahui Mei – 4 Juni 2011. Pengujian hipotesis
efektivitas teknik relaksasi nafas dalam menggunakan uji T test yakni paired
terhadap tingkat nyeri persalinan kala I di samples t test dan T test independent. Hasil
Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan uji regresi linear ganda membuktikan
Semarang. Penelitian ini adalah Quasi hubungan ketiga variabel terapi kompres
Eksperiment dengan pendekatan Pre Post dan skala nyeri persalinan kala satu fase
test non with control design . Sampel adalah aktif sebelum periode intervensi dengan
ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas skala nyeri persalinan sesudah periode
Tlogosari Wetan Semarang sebanyak 30 intervensi menunjukkan rentang hubungan
yang sangat erat (R= 0,901). Skala nyeri Pretest and Posttest. Ibu bersalin pada kala
sesudah periode intervensi menurun I yang mengalami nyeri persalinan menjadi
sebesar 2,07 point setiap responden diterapi sampel penelitian, dengan tehnik
dengan kompres hangat, meningkat sebesar pengambilan sampel secara accidental
0,71 setiap peningkatan skala nyeri sampling. Penelitian dii ambil pada bulan
persalinan jika tidak di kontrol. Juni- Juli 2013. Sampel dibagi dalam 2
Minuman Jahe Hangat kelompok: 15 sampel untuk kelompok
Metode lain yang dilakukan intervensi dan 15 sampel untuk kelompok
penelitian dalam mengatasi rasa nyeri kontrol. Analisa data yang digunakan
persalinan adalah dengan minuman jahe dalam adalah T-Test jika data berdistribusi
hangat. Rahmawati (2016) melakukan normal atau Wilxocon dan U Mann
penelitian tentang pengaruh minuman jahe Whitney. Hasil uji wilcoxon pada pretest
hangat dengan intensitas nyeri persalinan dan posttest kelompok intervensi
kala I. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan p value 0.001, dimana p <
mengetahui adanya pengaruh pemberian 0.05 yang berarti ada pengaruh yang
minum jahe hangat dengan intensitas nyeri signifikan dari tindakan akupresur titik
Persalinan Kala I. Metode yang digunakan pada tangan terhadap intensitas nyeri
adalah quasi eksperimental dengan persalinan kala I. Hal ini berarti bahwa
pendekatan one time approach. Sampel tindakan akupresur titik pada tangan punya
penelitian sejumlah 30 orang (kuota pengaruh yang signifikan dalam
sampling) yang dibagi menjadi 3 kelompok menurunkan intensitas nyeri persalinan
yaitu 10 orang diberikan 50 gram jahe, 10 kala I. Hasil uji wilcoxon pada pretest dan
orang diberikan 25 gram jahe, dan 10 orang posttest kelompok kontrol menunjukkan p
diberikan air putih. Penelitian diambil dari value = 0.490, dimana p >0.05 yang berarti
tanggal Januari - Maret 2016. Analisis data tidak ada penurunan intensitas nyeri
menggunakan uji one way anova. Hasil persalinan kala I dari pretest ke posttest
penelitian menunjukkan adanya penurunan karena pada kelompok kontrol tidak
rata-rata intensitas nyeri sebelum diberi diberikan tindakan akupresur titik pada
perlakuan 7.00, dan setelah diberi tangan. Kesimpulannya, hasil uji U Mann-
perlakuan 5.00 sehingga ada pengaruh Whitney menunjukkan p value = 0.139,
pemberian jahe dengan penurunan dimana p > 0.05 yang berarti tidak ada
intensitas nyeri (p value 0,023<0,05). perbedaan yang signifikan antara kelompok
Akupressur intervensi dan kelompok kontrol pada
Penggunaan tehnik akupresur titik tindakan akupresur titik pada tangan
titik pada tangan sebaiknya semakin di terhadap intensitas nyeri persalinan kala I.
budayakan di kalangan praktek kebidanan Tens
terutama dalam pengatasan nyeri persalinan Salah satu intervensi sensori yang
kala I. Penelitian yang dilakukan oleh mengatur transmisi stimuli nociceptive
Suroso & Mulati (2014) bertujuan untuk adalah Transcutaneous Electrical Nerve
mengetahui Penerapan Teknik Akupresur Stimulation (TENS). TENS adalah teknik
Titik pada Tangan Terhadap Intensitas analgesik non invansif yang sederhana.
Nyeri Persalinan Kala I. Jenis penelitan ini TENS secara selektif akan mengaktifkan
adalah Quasi Eksperiment dengan desain serat raba berdiameter besar (Ab) tanpa
Untreated Control Group Design with mengaktifkan serat nociceptive
berdiameter lebih kecil (Aδ dan C), dipasang dengan jarak 1–2 cm di kanan kiri
sehingga menghasilkan subtansi analgesik antara T10 sampai L1. Alat ini diberikan
segmental yang dikeluarkan otak dengan pada saat terjadi his dengan intensitas 1–10
cepat dan terlokalisir pada dermatom yang mulai dari yang terkecil dan bertahap,
bekerja pada system saraf pusat dan saraf selama 15 menit. Tingkat kecemasan
perifer untuk mengurangi nyeri. Penelitian diukur dengan menggunakan HRS-A
oleh Yulifah, Moersintowarti, & Purnomo (Hamilton Rating Scale for Anxiety), yaitu
(2009) tentang Penggunaan Stimuli instrumen yang berupa lembar observasi
Transcutaneous Electrical Nerve tingkat kecemasan yang terdiri dari 14
Stimulation (Tens) Dapat Menurunkan kelompok gejala yang diberi penilaian
Intensitas Nyeri dan Tingkat Kecemasan antara 0–4 sebagai berikut: nilai 0 = bila
pada Persalinan Kala I. Penelitian ini tidak ada satupun gejala yang muncul, 1 =
bertujuan untuk untuk mempelajari efek jika ada 1 gejala yang muncul, 2 = jika ada
penggunaan TENS dalam menurunkan 2 gejala yang muncul, 3 = jika ada 3 gejala
intensitas nyeri serta kecemasan pada yang muncul, 4 = jika semua gejala muncul.
persalinan kala I. Desain penelitian ini Tingkat kecemasan dikategorikan: 1) tak
adalah experimental dengan Pretest- ada kecemasan (skor < 14), cemas ringan
Posttest Control Group Design Sampel (skor 14–20), cemas sedang (skor 21–27),
berjumlah 20 orang terdiri dari 2 kelompok, cemas berat (skor 28–41), dan panik (skor
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok 42–56) (Corcoran, 1994). Pengujian
kontrol. Masing-masing kelompok terdiri hipotesis dilakukan dengan menggunakan
dari 10 ibu yang sedang melahirkan di Wilcoxon Signed Rank, dengan
kamar bersalin Rumah Sakit Haji Kota signifikansi a = 0,05. Sedangkan untuk
Batu, yang diambil dengan metode melihat ada perbedaan sebelum dan
consecutive sampling. Kelompok sesudah pemberian stimulasi TENS
perlakuan akan diberi stimuli sensori digunakan statistik non parametrik dengan
Transcutaneous Electrical Nerve uji Mann-Whitney Test dengan taraf
Stimulation (TENS), yaitu suatu teknik signifikansi a = 0,05.
analgesik non invansif sederhana dalam Hasil analisis uji statistik Wilcoxon
bentuk elektro stimulasi, dengan dua Signed Rank intensitas nyeri dan tingkat
pasang elektroda yang ditempelkan pada kecemasan sebelum diberikan perlakuan
permukaan kulit (punggung) ibu bersalin baik pada kelompok perlaukan maupun
kala I, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok kontrol menunjukkan tidak ada
ibu yang menerima asuhan standar. Efek perbedaan yang signifikan dengan
yang diamati adalah intesitas nyeri dan diperoleh p = 0,176 (a = 0,05) untuk
tingkat kecemasan saat persalinan kala I. intensitas nyeri dan p = 0,466 (a = 0,05)
Intensitas nyeri diukur dengan Bourbonnais untuk tingkat kecemasan. Perbandingan
scale dengan skala 0–10 dan intensitas nyeri dan tingkat kecemasan
dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu 1) antara sebelum dan sesudah perlakuan pada
tidak nyeri (skala 0), nyeri ringan (skala 1– kedua kelompok. Ada perbedaan intensitas
3), nyeri sedang (skala 4–6), nyeri berat nyeri dan tingkat kecemasan yang
(skala 7–9), nyeri hebat (skala 10). Cara bermakna sebelum dan sesudah diberikan
pemakaian TENS yaitu pasien disiapkan stimulasi TENS, dengan p = 0,005 untuk
dalam posisi senyaman mungkin, elektroda intensitas nyeri dan p = 0,000 untuk tingkat