Vous êtes sur la page 1sur 4

Laporan Kasus Demam Berdarah Dengue

Jennifer Tannus, Yosef William

SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Komodo

Manggarai Barat

PENDAHULUAN

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di


sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang
termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1,
Den-2, Den3 dan Den -41 , ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi,
khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia.2

Masa inkubasi virus dengue dalam manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3
sampai 14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis rata-rata muncul pada hari keempat
sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk)
berlangsung sekitar 8-10 hari.1

KASUS

Seorang laki – laki berusia 17 tahun datang ke UGD RSUD Komodo pada tanggal
13 September 2018 dengan keluhan demam tinggi sepanjang hari sejak Senin malam disertai
dengan buang air besar yang sudah berlangsung lebih dari 3 kali sebanyak ½ gelas kecil tanpa
darah dan lendir namun masih disertai oleh ampas. Nyeri tenggorokan pada saat menelan
juga dirasakan oleh pasien sehingga membuat pasien tidak nafsu makan, selain itu pasien
juga merasa mual dan muntah. Seluruh badan pasien terasa pegal dan pusing pada bagian
kepala. Keluhan nyeri perut dan sesak nafas tidak dirasakan oleh pasien. Perdarahan tiba –
tiba seperti mimisan maupun gusi berdarah tidak dialami oleh pasien. Sebelum datang ke
rumah sakit, pasien telah mengkonsumsi beberapa jenis obat warung namun tidak mengalami
perbaikan.

Pasien adalah seorang perantau tinggal di rumah paman pasien, dalam satu rumah
terdapat lima orang. Pasien tidak pernah jajan diluar sembarangan, selalu makan di rumah
setelah pulang sekolah. Dirumah pasien tidur di ruang tamu dekat dengan dapur dan kamar

1
mandi. Di dapur terdapat banyak penampungan air yang tidak pernah dibersihkan dan
dibiarkan terbuka begitu saja tanpa menggunakan penutup. Saat tidurpun pasien juga tidak
menggunakan kelambu maupun selimut. Di sekitar tetangga pasien juga ada yang terkena
demam berdarah dengue.

Pada pemeriksaan fisik di bagian Penyakit Dalam, pasien dengan keadaan umum
sakit sedang, kesadaran kompos mentis dengan GCS 15 (E4V5M6), dengan tekanan
darah100/70 mmHg, frekuensi pernapasan 22 kali/menit, suhu aksila 38C, dan nadi 110x,
kuat teratur. Pemeriksaan pada mata,tidak ditemukan sklera ikterik maupun konjungtiva
anemis. Pada mulut, tidak ditemukan thyphoid tongue. Pemeriksaan toraks pada jantung dan
paru, tidak ditemukan kelainan. Abdomen masih dalam batas normal dan tidak terdapat nyeri
tekan. Ekstremitas teraba hangat.

Dari hasil laboratorium saat masuk pada tanggal 13/09/2018, dengan WBC 3640
k/ul, Hb 17,1 g/dl, Ht 48,3%, trombosit 78000 k/ul.

Pasien didiagnosis sebagai observasi febris ec demam berdarah dengue derajat dua.
Pasien diterapi dengan IVFD RL 20 tetes/m, Ranitidine 2 x 1 amp/ IV, PCT 3 x 1 tab dan
ambroxol 3 x 1

Perjalanan Penyakit Selama di RSUD Komodo

Selama perawatan sampai tanggal 14 September 2018 suhu tubuh pasien belum
kembali ke suhu normal, Namun keesokan harinya suhu tubuh pasien sudah kembali normal
mencapi 36,3 C.

Gambar 1. Perkembangan suhu tubuh pasien selama perawatan

2
Pada saat suhu tubuh pasien telah kembali normal, pasien mengalami mimisan satu
kali pada hidung sebelah kiri berwarna merah darah segar namun langsung berhenti dan tidak
banyak. Pasien juga mulai merasakan sesak nafas dan batuk berdahak disertai bercak darah
sedikit. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 100/ 70 mmHg, suhu 36,3C, Nadi 83
kali/menit, dan frekuensi pernapasan 20 kali/ menit reguler. Pada thorax paru tidak ditemukan
bunyi ronki maupun wheezing pada kedua lapang paru. Tidak ditemukan pembesaran pada
hepar dan limpa, namun ditemukan nyeri tekan episgatrium. Pemeriksaan laboratorium ulang
tanggal 16 September 2018 didapatkan trombositopenia ( PLT 18000 k/ul) dengan
hemokonsentrasi meningkat ( Ht 46,7% ), Hb 16,5g/dL.

Pada tanggal 17 September 2018 pasien masih mengalami mimisan satu kali pada
hidung sebelah kanan dengan jumlah yang sangat sedikit. Disini nafsu makan pasien sudah
membaik dan pasien sudah tidak mengalami batuk berdahak yang disertai darah maupun
sesak nafas. Dan pada pemeriksaan laboratorium ulang hasil trombosit pasien mengalami
kenaikan menjadi 27.000 k/ul, Hb 15,5 g/dL, Ht 42,9%. Pasien didiagnosis demam berdarah
dengue derajat dua, didiagnosis banding dengan demam tifoid dan malaria. Pasien mendapat
terapi infus ringer laktat 20tpm, Ranitidine 2 x 1 amp/ IV, PCT 3 x 1 tab dengan Ambroxol 3
x 1 tab.

PEMBAHASAN

Pada kasus ini didapatkan seorang laki – laki berusia 17 tahun mengalami demam
mendadak tinggi pada hari pertama disertai dengan perdarahan pada hidung kanan
merupakan salah satu dari gejala demam berdarah derajat dua. Demam berdarah dengue
derajat dua merupakan salah satu dari kriteria derajat keparahan demam berdarah dengue
yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue.

Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue (DD) dan
DBD, ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari; pendarahan diatesis
seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah trombosit ≤ 100 x 109 /L dan
kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh.2 Tiga tahap presentasi klinis
diklasifikasikan sebagai demam, beracun dan pemulihan. Tahap beracun, yang berlangsung
24-48 jam, adalah masa paling kritis, dengan kebocoran plasma cepat yang mengarah ke
gangguan peredaran darah.3 Terdapat 4 tahapan derajat keparahan DBD, yaitu derajat I

3
dengan tanda terdapat demam disertai gejala tidak khas dan uji torniket + (positif); derajat II
yaitu derajat I ditambah ada perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain, derajat III yang
ditandai adanya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
(<20 mmHg), hipotensi (sistolik menurun sampai <80 mmHg), sianosis di sekitar mulut,
akral dingin, kulit lembab dan pasen tampak gelisah; serta derajat IV yang ditandai dengan
syok berat (profound shock) yaitu nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.4

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurane I. Dengue Hemorrhagic Fever with Spesial Emphasis on


Immunopathogenesis. Comparative Immunology, Microbiology & Infectious Disease.
2007; Vol 30:329-40.

2. Lestari K. Epidemiologi Dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di


Indonesia. Farmaka. Desember 2007; Vol. 5 No. 3: hal . 12-29.

3. Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. Pathophysiology and Management of Dengue


Hemorrhagic Fever. Bangkok: Department of Pediatrics, Faculty of Medicine,
Ramathibodi Hospital, Mahidol University; 2006.

4. Hadinegoro, Rezeki S, Soegianto S, Soeroso T, Waryadi S. Tata Laksana Demam


Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Ditjen PPM&PL Depkes&Kesos R.I; 2001.

Vous aimerez peut-être aussi