Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Memasuki Asean Single Market yang akan diberlakukan tahun 2015, sektor pangan
merupakan sektor yang akan dipercepat proses integrasinya dalam Asean Economic Community
(AEC). Laboratorium pengujian pangan adalah salah satu komponen penting dalam proses
integrasi tersebut khususnya dalam sistem pengawasan pangan, melalui pelayanan data analitik
ilmiah tentang keamanan dan mutu suatu produk pangan yang akan beredar di pasar.
Sehubungan dengan hal tersebut kelompok kerja Indonesia untuk ACCSQ-PFPWG (ASEAN
Consultative Committee on Standards and Quality - Prepared Foodstuff Product Working Group)
yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro Cq. Direktorat Industri Minuman dan
Tembakau, Kementerian Perindustrian dengan beranggotakan berbagai instansi terkait,
menginisiasi untuk membentuk “Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia - JLPPI”
(Indonesia Food Testing Laboratory Network - IFTLN). JLPPI bertujuan untuk memadukan
kemampuan seluruh laboratorium pengujian pangan dalam mendukung perdagangan pangan
nasional, regional, maupun global. Tujuan yang lebih khusus adalah untuk mendukung kesiapan
laboratorium pengujian pangan dalam menghadapi Pasar Tunggal ASEAN tahun 2015.
JLPPI selama ini telah melakukan pertemuan secara rutin, diikuti oleh wakil-wakil
Laboratorium dari Instansi Pemerintah (antara lain: Kemendag, Kemenperin, Kementan, KKP,
BPOM, LIPI, BSN-KAN), maupun swasta serta perwakilan dari Asosiasi Laboratorium Pangan
Indonesia (ALPI). Pada bulan April 2012 Direktorat Pengembangan Mutu Barang (Dit. PMB)
Kemendag disepakati untuk menjadi sekretariat sementara JLPPI, dan Ibu Husniaty M.Sc. diminta
untuk menjadi koordinator bagi komisi JLPPI.
Komisi JLPPI telah membuat Pedoman (Terms of Reference) antara lain untuk
Pembentukan Komisi JLPPI, Prosedur Penetapan Laboratorium Rujukan Pangan Indonesia,
Laboratorium Rujukan Penguji Pangan Indonesia, dan Panel Pakar. Selain itu untuk memperkuat
jaringan antar Instansi, JLPPI telah memiliki Website (ppmb.kemendag.go.id/jlppi) yang salah
satunya berisi Database kemampuan Laboratorium Penguji Pangan di Indonesia yang
memfokuskan pada kemampuan pengujian terkait Food Safety. JLPPI diharapkan berperan
sebagai ajang pertukaran informasi antar laboratorium termauk kegiatan interlaboratory study,
PENDAHULUAN
Untuk lebih memperluas dan memperkuat jaringan, JLPPI dirancang terdiri dari sub-jejaring
yang berasal instansi terkait khususnya: Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,Kementerian Kesehatan, Badan
Pengawas Obat dan Makanan, dan Asosiasi Laboratorium Pengujian Pangan Swasta. Hubungan
antara laboratorium pengujian pangan dalam JLPPI ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Hubungan antara laboratorium pengujian pangan dalam JLPPI dan posisi JLPPI
di kawasan ASEAN
Dalam hubungan regional yang lebih luas di kawasan ASEAN, khususnya dalam kaitannya
dengan Pasar Tunggal ASEAN, JLPPI akan melakukan link dengan jejaring ASEAN terkait,
misalnya dengan ARL (ASEAN Reference Laboratories) dan ARASFF (ASEAN Rapid Alert System
for Food and Feed). Selanjutnya juga diharapkan agar dalam forum JLPPI dapat terbentuk
Laboratorium Acuan Penguji Pangan Nasional yang meliputi sektor-sektor pengujian pangan yang
PENDAHULUAN
Oleh karena itu dalam rangka untuk meningkatkan keamanan pangan di Indonesia dan
dalam rangka persiapan menghadapi pasar bersama ASEAN, diperlukan peningkatan kapasitas
dan kualitas laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia agar dapat mendukung kegiatan
surveillance dan monitoring masalah keamanan pangan from farm to table dan menanganinya
diperlukan Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPPI) guna memperkuat
kerjasama antar laboratorium dan meningkatkan kinerjanya serta memperkuat Jejaring lainnya
seperti Indonesian Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF).
Husniaty, M.Sc Prof. Dr. Ir Dedi Fardiaz, M.Sc Prof. Dr. Ir. Atih Surjati H, M.Sc
PANDUAN PEMBENTUKAN NO. DOKUMEN : PP/JLPPI/01
KOMISI LABORATORIUM EDISI/REVISI : 1/0
PENGUJIAN PANGAN TANGGAL : 23/04/ 2013
INDONESIA (KLPPI) HALAMAN : 1 DARI 3
1. Ruang Lingkup
1.1 Memantau proses pembentukan dan jalannya fungsi Laboratorium Rujukan Pengujian
Pangan Indonesia (LRPPI);
2. Tanggung Jawab
3.1 Menyediakan dukungan pada organisasi di tingkat nasional terkait dengan keamanan
pangan melalui saran dalam hal :
PANDUAN PEMBENTUKAN NO. DOKUMEN : PP/JLPPI/01
KOMISI LABORATORIUM EDISI/REVISI : 1/0
PENGUJIAN PANGAN TANGGAL : 23/04/ 2013
INDONESIA (KLPPI) HALAMAN : 2 DARI 3
2.3.1. Petunjuk teknis kebijakan laboratorium dan kegiatan untuk mendukung Manajemen
Krisis Pangan termasuk Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF);
2.3.2. Kegiatan post market terkait pangan dan pengujiannya.
3. Struktur
3.2. KLPPI dapat mengundang tenaga ahli dari luar untuk memberi masukan dan memfasilitasi
diskusi teknis;
3.3. KLPPI dapat membentuk Technical Working Group untuk melaksanakan tugas yang
spesifik.
4.1. Ketua dan Wakil Ketua pertama kali ditunjuk melalui musyawarah semua anggota. Wakil
Ketua akan menggantikan Ketua pada akhir tahun kedua disertai dengan penunjukan Wakil
Ketua yang baru;
4.2. Ketua dan Wakil Ketua tidak dari satu kementerian atau lembaga terkait yang sama;
PANDUAN PEMBENTUKAN NO. DOKUMEN : PP/JLPPI/01
KOMISI LABORATORIUM EDISI/REVISI : 1/0
PENGUJIAN PANGAN TANGGAL : 23/04/ 2013
INDONESIA (KLPPI) HALAMAN : 3 DARI 3
4.3. Ketua harus hadir pada setiap pertemuan dan menjamin bahwa semua keputusan yang
diambil berdasarkan konsensus;
4.4. Jika Ketua tidak dapat hadir, maka Wakil Ketua bertanggungjawab untuk menggantikan
tugas dari Ketua;
4.5. Masa jabatan untuk Ketua dan Wakil Ketua adalah 2 (dua) tahun.
1. Acuan
2. Ruang Lingkup
3. Tanggung Jawab
3.2. Memberikan bantuan teknis kepada laboratorium pengujian pangan dan laboratorium
pengujian lainnya di Indonesia.
3.2.1. Menyelenggarakan pelatihan mengenai metode analisis sesuai dengan lingkupnya;
3.2.2. Membentuk jejaring dengan laboratorium-laboratorium rujukan regional dan
internasional lainnya untuk pertukaran informasi teknis dan peningkatan kerjasama.
4. Kompetensi Teknis
4.1. Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) harus mempunyai fasilitas
yang memadai untuk menyelenggarakan pelatihan, termasuk personil yang kompeten,
terlatih, dan berpengalaman dalam teknik analisis yang diterapkan di bidang
kompetensinya;
4.2. Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) harus diakreditasi oleh badan
akreditasi resmi, terutama oleh Badan Akreditasi Nasional, berdasarkan Persyaratan Umum
Kompetensi untuk Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi (ISO/IEC 17025);
4.3. Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) harus
menyelenggarakan/mengkoordinir program uji profisiensi berdasarkan ISO 17043, ISO/TS
22117 atau uji banding antar laboratorium yang sesuai serta memastikan tidak lanjut yang
tepat terhadap hasil uji profisiensi tersebut;
4.4. Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) harus berpartisipasi dalam uji
profisiensi tingkat internasional yang relevan;
4.5. Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) harus mempunyai keahlian
yang memadai untuk menjadi sumber informasi tentang Bahan Acuan Bersertifikat (Certified
Reference Materials/CRMs) atau Bahan Pembanding (Reference Materials/RMs).
5. Penetapan LRPPI
1. Acuan
2. Ruang lingkup
Dokumen ini menjelaskan mengenai pembentukan Panel Pakar yang ditujukan untuk membantu
tugas Komisi Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (KLPPI) dalam mengevaluasi
kompetensi Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) dan Laboratorium
yang akan diusulkan terdaftar di ASEAN.
3. Tanggung Jawab
5. Penilaian
1. Acuan
2. Tujuan
Prosedur ini dibuat sebagai petunjuk dalam penunjukan Laboratorium Rujukan Pengujian
Pangan Indonesia (LRPPI).
3. Ruang Lingkup
4. Tanggung Jawab
5. Uraian
5.1.5. Koordinator sub jejaring mengajukan laboratorium pengujian pangan yang telah
melengkapi berkas permohonan calon LRPPI kepada Komisi Laboratorium
Pengujian Pangan Indonesia (KLPPI).
5.2.1. KLPPI membentuk Panel Pakar sesuai dengan ruang lingkup pengujian yang
menjadi prioritas;
5.2.4. Jika hasil verifikasi memenuhi persyaratan, maka Panel Pakar memberikan
rekomendasi penunjukan calon LRPPI kepada KLPPI;
5.2.5. Jika hasil verifikasi belum memenuhi persyaratan, maka Koordinator sub jejaring
dapat menugaskan laboratorium pengujian pangan tersebut untuk melengkapi
persyaratan yang diperlukan atau mengajukan laboratorium pengujian pangan lain
yang berada di sub jejaringnya sebagai pengganti dan proses verifikasi diulang
kembali.
5.3.1. KLPPI melakukan rapat evaluasi akhir untuk membahas hasil verifikasi Panel Pakar dan
menetapkan daftar laboratorium pengujian pangan yang direkomendasikan menjadi
LRPPI;
5.3.2. JLPPI menetapkan LRPPI sesuai dengan ruang lingkup pengujian berdasarkan
rekomendasi KLPPI.
6. Dokumen Terkait
JLPPI
Sosialisasi Rencana Penetapan LRPPI
Form Usulan Calon
Koordinator sub LRPPI
Pengisian Format Usulan Calon LRPPI
jejaring
KLPPI
JLPPI
DATA LABORATORIUM PENGUJI TERAKREDITASI
1. Badan POM
1. BBPOM di Jogjakarta (LP-125-IDN) (BTP)
2. BBPOM di Semarang (LP-132-IDN)
3. BPOM di Surabaya (LP-133-IDN)
4. BBPOM di Denpasar (LP-139-IDN)
5. BBPOM di Mataram (LP-141-IDN)
6. BPOM di Padang (LP-153-IDN)
7. BBPOM di Bandung (LP-173-IDN)
8. BBPOM di Jakarta (LP-178-IDN)
9. BBPOM di Palembang (LP-188-IDN)
10. BBPOM di Medan (LP-193-IDN) (BTP, cemaran logam pada AMDK)
11. BBPOM di Makassar (LP-199-IDN)
12. BBPOM di Pontianak (LP-218-IDN)
13. BPOM di Pekanbaru (LP-230-IDN)
14. BBPOM di Manado (LP-232-IDN)
15. BBPOM di Banjarmasin (LP-243-IDN)
16. BBPOM di Jayapura (LP-244-IDN) (BTP, cemaran logam)
17. BPOM di Kendari (LP-245-IDN) (BTP, cemaran logam)
18. BBPOM di Samarinda (LP-268-IDN)
19. BPOM di Jambi (LP-277-IDN)
20. BPOM di Palangkaraya (LP-278-IDN) (BTP)
21. BPOM di Bengkulu (LP-290-IDN)
22. BPOM di Ambon (LP-291-IDN)
23. BPOM di Kupang (LP-304-IDN) (BTP, cemaran logam pada AMDK)
24. BBPOM di Bandar Lampung (LP-471-IDN) (BTP, cemaran logam Pb, Cu, As)
25. BBPOM di Banda Aceh (LP-483-IDN)
26. BPOM di Palu (LP-580-IDN) (BTP)
27. PPOMN (LP-597-IDN)
2. Kementrian Pertanian
1. BB Pascapanen (LP-365-IDN)
2. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura Sulawesi Selatan (LP-267-IDN)
3. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman Jakarta (LP-115-IDN)
4. Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor (LP-121-IDN)
5. UPT Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi
DKI Jakarta (LP-122-IDN)
DATA LABORATORIUM PENGUJI TERAKREDITASI
3. Kementrian Perdagangan
1. BPMB (LP-025-IDN)
2. BPSMB seluruh Indonesia (DISPERINDAG)
4. Kementrian Perindustrian
1. BBIA (LP-057-IDN)
2. Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda (LP-060-IDN)
3. Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak (LP-079-IDN)
4. Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Palembang (LP-080)
5. Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado (LP-109-IDN)
6. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar (LP-110-IDN)
7. Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon (LP-383-IDN)
6. Swasta
1. Lab. Sucofindo Cibitung (LP-024-IDN)
2. Laboratorium Cabang Surabaya, PT. Sucofindo (Persero) (LP-028-IDN)
3. PT. Embrio Food Lab (LP-067-IDN)
4. PT. Indofood Sukses Makmur (LP-069-IDN)
DATA LABORATORIUM PENGUJI TERAKREDITASI
8. Lain-lain
1. Labkesda DKI (LP-157-IDN)
2. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor (LP-312)
3. Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat (LP-334-IDN)
4. Balai Pengkajian Bioteknologi – BPPT (LP-446-IDN)