Vous êtes sur la page 1sur 5

A.

Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma adalah lesi yang sering terjadi pada mammae. Setelah menopause, tumor
tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenoma sering membesar mencapai ukuran 1 atau 2 cm.
Kadang fibroadenoma tumbuh multiple (lebih 5 lesi pada satu mammae), tetapi sangat jarang.
Pada masa adolesens, fibroadenoma tumbuh dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat
sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat ransangan estrogen
meningkat. Nodul Fibroadenoma sering soliter, mudah digerakkan dengan diameter 1 hingga
10 cm. Jarang terjadinya tumor yang multiple dan diameternya melebihi 10 cm (giant
fibroadenoma). Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita
muda berusia 15-25 tahun. fibroadenoma terjadi secara asimptomatik pada 25% wanita.

Etiologi dari fibroadenoma masih belum diketahui pasti tetapi dikatakan bahwa
hipersensitivitas terhadap estrogen pada lobul dianggap menjadi penyebabnya. Usia menarche,
usia menopause dan terapi hormonal termasuklah kontrasepsi oral tidak merubah risiko
terjadinya lesi ini. Faktor genetik juga dikatakan tidak berpengaruh tetapi adanya riwayat
keluarga (firstdegree) dengan karsinoma mammae dikatakan meningkatkan risiko terjadinya
penyakit ini. Fibroadenoma sering terbentuk sewaktu menarche (15-25 tahun), waktu dimana
struktur lobul ditambahkan ke dalam sistem duktus pada mammae. Lobul hiperplastik sering
terjadi pada waktu ini dan dianggap merupakan bagian dari perkembangan mammae.

GAMBARAN KLINIS :

Biasanya wanita muda menyadari terdapatnya benjolan pada payudara ketika sedang
mandi atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm, namun FAM dapat tumbuh
dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma). Pada pemeriksaan, benjolan FAM
kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi inflamasi (merah, nyeri, panas),
permukaannya licin, konsistensi kenyal padat, mobile (dapat digerakkan) dan tidak
menyebabkan pengerutan kulit payudara ataupun retraksi puting (puting masuk). Benjolan
tersebut berlobus-lobus. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya sehingga mudah
untuk digerakkan dan Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel. Mayoritas tumor ini
terdapat pada kuadran lateral superior dari mammae. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri,
namun kadang nyeri jika ditekan.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS :

Menunjukkan stroma fibroblastik longgar yang terdiri dari ruang seperti saluran (duct
like) dilapisi epithelium yang terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk. Duct like atau ruang
glandular ini dilapisi dengan lapisan sel tunggal atau multiple yang regular dan berbatas tegas
serta membran basalis yang intak.

B. Kista Mammae

Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk dari
cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, Kista
tidak dapat dibedakan dengan massa lain pada mammae dengan mammografi atau pemeriksaan
fisis dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus
berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan
diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi. Dikatakan bahwa kista ditemukan pada 1/3 dari
wanita berusia antara 35 sampai 50 tahun, dan menurun setelah wanita melewati masa
menopause.

ETIOPATOGENESIS :

Kista Mammae seperti fibroadenoma, kista mammae merupakan suatu kelainan dari
fisiologi normal lobular. Penyebab utama terjadinya kelainan ini masih belum diketahui pasti
walaupun terdapat bukti yang mengaitkan pembentukan kista ini akibat perubahan hormonal.
Patogenesis dari kista mammae ini masih belum jelas. Penelitian awal menyatakan bahwa kista
mammae terjadi karena distensi duktus atau involusi lobus. Sewaktu proses ini terjadi, lobus
membentuk mikrokista yang akan bergabung menjadi kista yang lebih besar; perubahan ini
terjadi karena adanya obstruksi dari aliran lobus dan jaringan fibrous yang menggantikan
stroma. Namun, penelitian lain menyebutkan bahwa kista payudara ini tampaknya berasal dari
destruksi dan dilatasi lobulus dan duktus terminalis payudara.

GAMBARAN KLINIS :

Karakteristik kista mammae adalah licin dan teraba kenyal pada palpasi. Kista dapat
tunggal maupun multipel, unilateral atau bilateral dan biasanya terasa nyeri bila di palpasi.
Kista teraba sebagai massa yang berbatas jelas, mobile, dan berisi cairan. Gambaran klasik dari
kista ini bisa menghilang jika kista terletak pada bagian dalam mammae. Jaringan normal dari
nodular mammae yang meliputi kista bisa menyembunyikan gambaran klasik dari lesi yakni
licin semasa dipalpasi.

C. Papilloma Intraduktus

Papilloma Intraduktus merupakan tumor benigna pada epithelium duktus mammae


dimana terjadinya hipertrofi pada epithelium dan mioepithelial. Tumor ini bisa terjadi
disepanjang sistem duktus dan predileksinya adalah pada ujung dari sistem duktus yakni sinus
lactiferous dan duktus terminalis. 13 Papilloma Intraduktus soliter sering terjadi pada wanita
paramenopausal atau postmenopausal dengan insidens tertinggi pada dekade ke enam.

ETIOPATOGENESIS :

Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini masih belum jelas. Dari kepustakaan
dikatakan bahwa, Papilloma Intraduktus ini terkait dengan proliferasi dari epitel fibrokistik
yang hiperplasia.

GAMBARAN KLINIS :

Hampir 90% dari papilloma intraduktus adalah dari tipe soliter. Papilloma Intraduktus
soliter sering timbul pada duktus laktiferus dan hampir 70% dari pasien datang dengan nipple
discharge yang serous dan bercampur darah. Ada juga pasien yang datang dengan keluhan
massa pada area subareola walaupun massa ini lebih sering ditemukan pada pemeriksaan fisis.

Massa yang teraba sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi.

GAMBARAN HISTOLOGI :

Secara histologi, tumor ini terdiri dari papilla multipel yang masing-masing terdiri dari
jaringan ikat yang dilapisi sel epitel kuboidal atau silinder yang biasanya terdiri dari dua lapisan
terluar epitel menutupi lapisan mioepitel.

D. Fibrokistik

Penyakit fibrokistik atau yang dulu dikenal sebagai kelainan fibrokistik adalah benjolan
payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita dan bukanlah merupakan suatu
kelainan. “Kelainan” fibrokistik timbul pada berbagai usia, terjadi akibat ketidakseimbangan
hormonal, dan terkait dengan proses penuaan alami. Benjolan ini harus dibedakan dengan
keganasan. Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan
jaringan fibrous dan glandular. Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia
25-50 tahun (>50%).

GAMBARAN KLINIS :

Gejala kelainan fibrokistik yang membuat pasien datang ke dokter antara lain bengkak,
adanya benjolan yang kadang nyeri bila disentuh, adanya pengerasan sebelum periode haid,
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan
pada payudara membesar sesaat sebelum menstruasi. Kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik
biasanya multipel, keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan,
dan rasa nyeri. Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena
hubungannya dengan perubahan hormonal tiap bulannya.

E. Galaktokel

Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau
menyusui atau dengan kata lain merupakan dilatasi kistik suatu duktus yang tersumbat yang
terbentuk selama masa laktasi. Galaktokel merupakan lesi benigna yang luar biasa pada
payudara dan merupakan timbunan air susu yang dilapisi oleh epitel kuboid. Seperti kista
lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker.

GAMBARAN KLINIS :

Biasanya galaktokel tampak rata, Kista menimbulkan benjolan yang nyeri dan mungkin
pecah sehingga memicu reaksi peradangan lokal serta dapat menyebabkan terbentuknya fokus
indurasi persisten. Benjolan dapat digerakkan (mobile) dan berbatas jelas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dua jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi dini benjolan pada payudara

adalah mammografi dan ultrasonografi (USG). Teknik yang baru adalah

menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Nuklear skintigrafi.

1. Mammografi

Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak

teraba; jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Ketepatan 83 –

95%, tergantung dari teknisi dan ahli radiologinya.

Mamografi dapat bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker

payudara, dan follow up / kontrol dalam pengobatan. Mammografi

dikerjakan pada wanita usia diatas 35 tahun, namun karena payudara orang

Indonesia lebih padat maka hasil terbaik mamografi sebaiknya dikerjakan

pada usia >40 tahun.

Pemeriksaan Mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung

dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan mengurangi rasa

tidak nyaman pada wanita pada waktu di kompresi dan akan memberi hasil

yang optimal.

Vous aimerez peut-être aussi