Vous êtes sur la page 1sur 8

2.4.

Diagnosis

Tanda utama hiperaktivitas harus menyadarkan klinisi tentang

kemungkinan ADHD. Dari pengamatan langsung biasanya ditemukan aktivitas

motorik yang berlebih. Hiperaktivitas tidak merupakan manifestasi perilaku yang

tersendiri, singkat dan transient di bawah stres, tetapi ditemukan selama waktu yang

lama. Menurut DSM V gejala harus ditemukan pada sekurangnya dua keadaan

(contohnya sekolah dan rumah) untuk memenuhi kriteria diagnostik untuk ADHD.

Laporan guru penting dalam menilai kesulitan anak dalam belajar dan

berperilaku, hubungan dengan sanak saudara, teman sebaya, dan dengan aktivitas

yang bebas dan berstruktur juga diperlukan untuk menegakkan ADHD dan

membantu mengidentifikasi komplikasi gangguan.

Pemeriksaan status mental mungkin menunjukkan mood terdepresi

sekunder. Anak mungkin menunjukkan distraktibilitas yang besar, kekerasan hati,

dan cara berpikir yang konkrit dan harafiah. Indikasi masalah visual-perseptual,

auditorik-perseptual, bahasa atau kognisi mungkin ditemukan.

Pemeriksaan neurologis mungkin menemukan imaturitas atau gangguan

visual-motorik-perseptual atau auditorik-diskriminatorik tanpa tanda gangguan

ketajaman visual atau auditorik yang jelas. Anak-anak mungkin menunjukkan

masalah pada koordinasi motorik dan kesulitan mencontoh gambar yang sesuai

dengan usianya, gerakan yang berubah dengan cepat, diskriminasi kanan dan kiri,

ambideksteritas, asimetri refleks, dan berbagai tanda neurologis nonfokal samar-

samar.
Gangguan membaca, aritmika, dan koordinasi mungkin ditemukan

bersamaan dengan ADHD. Riwayat penyakit anak dapat memberikan petunjuk

kepada faktor prenatal, natal dan postnatal yang mungkin telah mempengaruhi

struktur fungsi sistem saraf pusat. Kecepatan perkembangan, penyimpangan

perkembangan, dan reaksi parental terhadap transisi perilaku yang bermakna atau

menegangkan harus dipastikan, karena dapat membantu klinisi menentukan derajat

mana orang tua telah berperan atau bereaksi terhadap inefisiensi atau disfungsi

anak.

KRITERIA DIAGNOSTIK ADHD (DSM V)

A. Salah satu (1) atau (2)

(1) INATENSI : enam atau lebih gejala inatensi berikut ini telah menetap

selama sekurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak

konsisten dengan tingkat perkembangan.

a. Sering gagal memberikan perhatian terhadap perincian atau melakukan

kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan atau

aktivitas lain

b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap

tugas atau aktivitas permainan

c. Sering tidak mendengarkan jika berbicara langsung

d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas,

pekerjaan, atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku

opposional atau tidak dapat mengerti instruksi)

e. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas


f. Sering menghindari, membenci, enggan untuk terlibat dalam tugas yang

memerlukan usaha yang lama (seperti tugas sekolah atau pekerjaan

rumah)

g. Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas dan aktivitas

(misalnya tugas sekolah, pensil, buku, peralatan)

h. Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimulus dari luar

i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

(2) HIPERAKTIVITAS- IMPULSIVITAS : enam atau lebih gejala

hiperaktivitas- impilsivitas berikut ini telah menetap selama sekurangnya

enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan

tingkat perkembangan.

HIPERAKTIVITAS

a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat- geliat di tempat

duduk

b. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain

dimana diharapkan tetap duduk

c. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang

tidak tepat (pada remaja atau dewasa mungkin terbatas pada perasaaan

subjektif kegelisahan)

d. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas waktu

luang secara tenang

e. Sering siap- siap pergi atau bertindak seakan- akan didorong oleh suatu

motor

f. Sering bicara berlebihan


g. Menjawab sebelum pertanyaan selesai

h. Kesulitan menunggu dan bergantian

i. Menyela atau mengganggu yang dilakukan orang lain

ADHD Predominantly Inattentive Presentation (ADHD-PI)

ADHD Predominantly Hyperactive-Impulsive Presentation (ADHD-PHI)

ADHD Combined Presentation (Inattentive & Hyperactive-Impulsive) (ADHD-C)

Tentukan jika:
Ringan: Enam atau hanya sedikit lebih banyak gejala yang didukung dan
gangguan di fungsi sosial atau sekolah kecil
Sedang: Gejala atau kerusakan antara ringan dan berat
Parah: (Banyak gejala di atas diperlukan 6 didukung dan / atau gejala berat;
gangguan dalam fungsi sosial atau sekolah parah)

B. Beberapa gejala hiperaktif, impulsif atau inatensi yang menyebabkan gangguan

telah ada sebelum usia 12 tahun

C. Beberapa gangguan akibat gejala ada dalam dua atau lebih situasi ( misalnya:

sekolah, pekerjaan, rumah).

D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis

dalam fungsi sosial, akademik, dan fungsi pekerjaan

E. Gejala tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan perkembangan

pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain dan tidak diterangkan lebih

baik oleh gangguan mental lain (misalnya gangguan mood, gangguan

kecemasan, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian).

2.5. Klasifikasi
DSM-IV membagi ADHD dalam tiga subtipe, mengingat bahwa seorang

anak mungkin memenuhi persyaratan untuk gangguan dengan gejala inatensi saja

atau dengan gejala hiperaktivitas- impulsivitas tanpa inatensi, dan adapula beberapa

anak yang menunjukkan gejala multiple pada kedua dimensi. Tiga subtipe yang

dimaksud adalah:

(1) ADHD, predominan tipe inatentif : jika memenuhi kriteria gejala inatensi,

namun kriteria hiperaktivitas- impulsivitas tidak terpenuhi, selama 6 bulan

terakhir

(2) ADHD, predominan tipe hiperaktif- impulsif: jika memenuhi kriteria gejala

hiperaktivitas- impulsivitas, namun kriteria inatensi tidak terpenuhi, selama 6

bulan terakhir

(3) ADHD, tipe kombinasi : jika memenuhi baik kriteria gejala inatensi maupun

hiperaktivitas- impulsivitas selama 6 bulan terakhir

2.6. Gambaran Klinis

ADHD mungkin memiliki onset pada masa bayi. Biasanya dimulai pada

usia 18 bulan, akan tetapi gambaran klinisnya belum kelihatan sampai usia 3-5

tahun. Bayi dengan ADHD adalah peka terhadap stimuli dan mudah dimarahkan

oleh suara, cahaya, temperatur dan perubahan lingkungan lain. Kadang-kadang

terjadi kebalikannya, anak-anak tenang dan lemah, banyak tidur, dan tampaknya

berkembang lambat pada bulan pertama kehidupan. Lebih sering untuk bayi dengan

ADHD untuk bersikap aktif di tempat tidurnya, sedikit tidur dan banyak menangis.

Anak ADHD jauh lebih jarang dibandingkan anak normal untuk menurunkan
aktivitas lokomotoriknya saat lingkungan mereka terstruktur oleh batas-batas

sosial.

Anak-anak dengan ADHD sering mudah marah secara meledak. Iritabilitas

mereka mungkin ditimbulkan oleh stimuli yang relatif kecil, yang mungkin

membingungkan dan mencemaskan anak. Mereka sering labil secara emosional,

mudah tertawa atau menangis, dan mood dan kinerja mereka cenderung bervariasi

dan tidak dapat diramalkan. Impulsivitas dan ketidakmampuan menunda

kegembiraan adalah karakteristik. Mereka seringkali rentan terhadap kecelakaan.

Kesulitan emosional penyerta adalah sering ditemukan. Kenyataan bahwa

anak-anak lain menumbuhkannya perilaku tersebut tetapi anak ADHD tidak

menumbuhkannya pada waktu dan kecepatan yang sama dapat menyebabkab

ketidakpuasan dan tekanan pada orang dewasa. Konsep diri yang negatif dan

permusuhan reaktif yang dihasilkan adalah diperburuk oleh kesadaran anak bahwa

ia memiliki masalah.

Karakteristik anak-anak dengan ADHD yang tersering dinyatakan adalah

dalam urutan frekuensi:

o Hiperaktivitas

o Gangguan motorik perseptual

o Labilitas emosional

o Defisit koordinasi menyeluruh

o Gangguan atensi (rentang atensi yang pendek, distraktibilitas, keras hati,

gagal menyelesaikan suatu pekerjaan, inatensi, dan konsentrasi yang buruk)

o Impulsivitas (bertindak sebelum berpikir, mengubah perilaku dengan tiba-

tiba, tidak memiliki organisasi, meloncat-loncat di sekolah)


o Gangguan daya ingat dan pikiran

o Ketidakmampuan belajar spesifik

o Gangguan bicara dan pendengaran

o Tanda neurologis dan iregularitas EEG yang samar-samar

2.7. Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang patognomonik untuk ADHD.

Pemeriksaan laboratoris yang mungkin dapat membantu konfirmasi diagnosis dan

penatalaksanaan antara lain :1

a. Serum CBC dan hitung jenis

b. Level elektrolit

c. Liver function test (sebelum memulai terapi stimulant)

d. Thyroid function test

Dapat pula ditemukan hasil abnormal yang tidak spesifik pada anak- anak

hiperaktif, seperti hasil EEG yang terdisorganisir dan imatur, dan PET mungkin

menunjukkan penurunan CBF di daerah lobus frontalis.

Test psikologis yang dapat dilakukan antara lain : 1

a. The Conners Parent-Teacher Rating Scale, adalah kuesioner yang diberikan

dan diisi oleh orang tua dan guru di sekolahnya

b. Barkley Home Situations Questionnaire

c. The Wender Utah Rating Scale, digunakan untuk membantu diagnosis ADHD

pada orang dewasa

d. The Continuous Performance Tests (CPTs), adalah tes kognitif yang membantu

dalam menegakkan inatensi dan impulsivitas anak adalah tugas kinerja kontinyu
dimana anak diminta memijit tombol tiap kali urutan huruf atau angka tertentu

ditampilkan di layar. Anak- anak dengan atensi yang buruk membuat kesalahan

tindakan yaitu mereka tidak memijat tombol, walaupun urutan tersebut telah

ditampilkan. Impulsivitas dimanifestasikan oleh kesalahan tindakan, dimana

mereka tidak mampu menahan memijat tombol, walaupun urutan yang

diinginkan belum ditampilkan di layar.

Vous aimerez peut-être aussi