Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diagnosis
tersendiri, singkat dan transient di bawah stres, tetapi ditemukan selama waktu yang
lama. Menurut DSM V gejala harus ditemukan pada sekurangnya dua keadaan
(contohnya sekolah dan rumah) untuk memenuhi kriteria diagnostik untuk ADHD.
Laporan guru penting dalam menilai kesulitan anak dalam belajar dan
berperilaku, hubungan dengan sanak saudara, teman sebaya, dan dengan aktivitas
yang bebas dan berstruktur juga diperlukan untuk menegakkan ADHD dan
dan cara berpikir yang konkrit dan harafiah. Indikasi masalah visual-perseptual,
masalah pada koordinasi motorik dan kesulitan mencontoh gambar yang sesuai
dengan usianya, gerakan yang berubah dengan cepat, diskriminasi kanan dan kiri,
samar.
Gangguan membaca, aritmika, dan koordinasi mungkin ditemukan
kepada faktor prenatal, natal dan postnatal yang mungkin telah mempengaruhi
perkembangan, dan reaksi parental terhadap transisi perilaku yang bermakna atau
mana orang tua telah berperan atau bereaksi terhadap inefisiensi atau disfungsi
anak.
(1) INATENSI : enam atau lebih gejala inatensi berikut ini telah menetap
selama sekurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak
aktivitas lain
rumah)
enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan
tingkat perkembangan.
HIPERAKTIVITAS
a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat- geliat di tempat
duduk
tidak tepat (pada remaja atau dewasa mungkin terbatas pada perasaaan
subjektif kegelisahan)
e. Sering siap- siap pergi atau bertindak seakan- akan didorong oleh suatu
motor
Tentukan jika:
Ringan: Enam atau hanya sedikit lebih banyak gejala yang didukung dan
gangguan di fungsi sosial atau sekolah kecil
Sedang: Gejala atau kerusakan antara ringan dan berat
Parah: (Banyak gejala di atas diperlukan 6 didukung dan / atau gejala berat;
gangguan dalam fungsi sosial atau sekolah parah)
C. Beberapa gangguan akibat gejala ada dalam dua atau lebih situasi ( misalnya:
D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis
pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain dan tidak diterangkan lebih
2.5. Klasifikasi
DSM-IV membagi ADHD dalam tiga subtipe, mengingat bahwa seorang
anak mungkin memenuhi persyaratan untuk gangguan dengan gejala inatensi saja
atau dengan gejala hiperaktivitas- impulsivitas tanpa inatensi, dan adapula beberapa
anak yang menunjukkan gejala multiple pada kedua dimensi. Tiga subtipe yang
dimaksud adalah:
(1) ADHD, predominan tipe inatentif : jika memenuhi kriteria gejala inatensi,
terakhir
(2) ADHD, predominan tipe hiperaktif- impulsif: jika memenuhi kriteria gejala
bulan terakhir
(3) ADHD, tipe kombinasi : jika memenuhi baik kriteria gejala inatensi maupun
ADHD mungkin memiliki onset pada masa bayi. Biasanya dimulai pada
usia 18 bulan, akan tetapi gambaran klinisnya belum kelihatan sampai usia 3-5
tahun. Bayi dengan ADHD adalah peka terhadap stimuli dan mudah dimarahkan
terjadi kebalikannya, anak-anak tenang dan lemah, banyak tidur, dan tampaknya
berkembang lambat pada bulan pertama kehidupan. Lebih sering untuk bayi dengan
ADHD untuk bersikap aktif di tempat tidurnya, sedikit tidur dan banyak menangis.
Anak ADHD jauh lebih jarang dibandingkan anak normal untuk menurunkan
aktivitas lokomotoriknya saat lingkungan mereka terstruktur oleh batas-batas
sosial.
mereka mungkin ditimbulkan oleh stimuli yang relatif kecil, yang mungkin
mudah tertawa atau menangis, dan mood dan kinerja mereka cenderung bervariasi
ketidakpuasan dan tekanan pada orang dewasa. Konsep diri yang negatif dan
permusuhan reaktif yang dihasilkan adalah diperburuk oleh kesadaran anak bahwa
ia memiliki masalah.
o Hiperaktivitas
o Labilitas emosional
b. Level elektrolit
Dapat pula ditemukan hasil abnormal yang tidak spesifik pada anak- anak
hiperaktif, seperti hasil EEG yang terdisorganisir dan imatur, dan PET mungkin
c. The Wender Utah Rating Scale, digunakan untuk membantu diagnosis ADHD
d. The Continuous Performance Tests (CPTs), adalah tes kognitif yang membantu
dalam menegakkan inatensi dan impulsivitas anak adalah tugas kinerja kontinyu
dimana anak diminta memijit tombol tiap kali urutan huruf atau angka tertentu
ditampilkan di layar. Anak- anak dengan atensi yang buruk membuat kesalahan
tindakan yaitu mereka tidak memijat tombol, walaupun urutan tersebut telah