Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MAKALAH
Tentang
MASALAH SISWA
TIDAK MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Kelas : X MIPA 2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang “masalah siswa tidak menaati tata tertib
sekolah”. Guna memenuhi tugas mata pelajaran BK
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun yang ditujukan demi kesempurnan makalah ini.
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya permasalahan yang muncul di bidang pendidikan akhir-akhir ini merupakan salah
satu tanda bahwa pendidikan yang terjadi di sekolah perlu ditinjau ulang. Pendidikan kita
telah dinilai tidak berhasil membangun karakter bangsa. Kurikulum sekolah yang
menempatkan pendidikan agama, pendidikan moral Pancasila, serta peran bimbingan
penyuluhan belum sepenuhnya menghasilkan anak didik yang beraklak mulia. Krisisnya rasa
hormat kepada guru, banyaknya anak yang nyontek dalam ulangan atau ujian nasional adalah
bukti sedikit gambaran tidak efektifnya mata pelajaran-mata pelajaran tersebut. Dalam
pemberian bimbingan konseling diperlukan dasar - dasar yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam proses pemberian bimbingan. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk mengambil
langkah dengan memperhatikan masalah dari berbagai prespektif atau sudut pandang tertentu
yang biasa disebut dengan teori-teori bimbingan konseling. Oleh karena itu,dalam makalah
ini yang akan dibahas adalah mengenai teori-teori konseling.
Dalam pemberian bimbingan konseling diperlukan dasar - dasar yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam proses pemberian bimbingan. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk
mengambil langkah dengan memperhatikan masalah dari berbagai prespektif atau sudut
pandang tertentu yang biasa disebut dengan teori-teori bimbingan konseling. Oleh karena itu
dalam makalah ini yang akan dibahas adalah mengenai teori-teori konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Teori apa saja apa yang digunakan dalam menangani masalah siswa yang tidak
menaati tata tertib sekolah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Lahirnya suatu teori mempunyai kaitan dasar pribadi, sosiologis, dan filosofis. Ciri khas yang
ditampilkan oleh beragam teori sangat dipengaruhi oleh kepribadian pembuatnya, kehidupan
dan lingkungan sekitarnya, serta cara pandang pengarang dalam berfilsafat. Munculnya teori-
teori dalam konseling sendiri bersamaan dengan awal munculnya Bimbingan Konseling yaitu
pada abad ke 20.
A. Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif yang
mengemukakan tentang tiga pokok pembahasan yaitu struktur kepribadian, dinamika
kepribadian, dan perkembangan kepribadian.(Alwisol,2004,p.15). Psikoanalisis sering juga
disebut dengan Psikologi Dalam, karena pendekatan ini berpendapat bahwa segala tingkah
laku manusia bersumber pada dorongan yang terletak jauh di dalam ketidaksadaran.
2
C. Teori Behavioral
Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun
1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Sama halnya dengan psikoanalisa,
behaviorisme juga merupakan aliran yang revosilusioner, kuat dan berpengaruh, serta
memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson
dalam satu dan lain bentuk telah mengajukan gagasan – gagasan megenai penekatan objektif
dalam mempelajari manusia berdasarkan pandangan yang mekanistik dan materialistis, suatu
pendekatan yang menjadi cirri utama dari behaviorisme.
Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, manusia pada dasrnya tidak memiliki
bakat apa- apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari
lingkungan sekitarnya.
E. Teori Realitas
Teori realitas dikembangkan oleh William Glasser, seorang psikolog dari California. Ciri
yang sangat khas dari teori ini adalah tidak terpaku pada kejadian – kejadian masa lalu, tetapi
mendorong konseli untuk menghadapi realitas. Teori ini juga tidak member perhatian pada
motif – motif bawah sadar sebagaimana pandangan kaum psikoanalisis. Akan tetai, lebbih
menekankan pada pengubahan tingkah laku yang lebih bertanggung jawab dengan
merencanakan dan melakukan tindakan – tindakan tersebut.
F. Teori Eksistensial-Humanistik
Teori Eksistensial-Humanistik pada hakikatnya mempercayai bahwa individu memiliki
potensi untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan
lingkungannya. Teori ini sangat menekankan tentang kebebasan yang bertanggung jawab.
3
Jadi, individu diberikan kebebasan seluas – luasnya dalam melakukan tindakan, tetapi harus
berani bertanggung jawab sekalipun menanggung resioko bagi dirinya.
H. Teori Gestalt
Teori gestalt adalah terapi eksistensial yang berlandaskan premis, bahwa individu harus
menemukan caranya sendiri dalam hidup dan menerima tanggung jawab pribadi jika individu
ingin mencapai kedewasaan. Teori ini disebut juga experiental, di mana konseli merasakan
apa yang mereka rasakan, pikirkan dan lakukan pada saat konseli berinteraksi dengan orang
lain.
I. Teori Elektik
Teori elektik juga dikenal sebagai konseling integratif. Hal ini tentu saja disebabkan karena
orientasi teori elektik adalah penggabungan teori–teori konseling dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan pada masing – masing teori – teori tersebut.
Kasus yang sering terjadi di Sekolah Menengah Atas Kemungkinan sebabnya adalah tidak
begitu memahami kegunaan masing-masing aturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah
tersebut, aturan tersebut tidak didiskusikan dengan siswa sehingga siswa hanya terpaksa
mengikutinya, siswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun
di masyarakat, tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa
mereaksi secara tidak wajar (negatif), khusus perkembangan remaja yang agak “sukar diatur”
tetapi “belum dapat mengatur diri sendiri”, dan ketidaksukaan pada mata pelajaran tertentu
dilampiaskan pada pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Akibat yang akan terjadi adalah
tingkah laku siswa makin tidak terkendali, terjadi kerenggangan hubungan antara guru dan
4
murid, suasana sekolah dirasakan kurang menyenangkan bagi siswa, proses belajar-mengajar
terganggu, kegiatan belajar siswa terganggu, nilai rendah, tidak naik kelas, dan terlambat
masuk sekolah. Perilaku menyimpang pada dasarnya merupakan kegagalan sistem pengontrol
diri anak terhadap dorongan-dorongan instingtifnya, mereka tidak mampu mengendalikan
dorongan-dorongan instingtignya dan menyalurkan kedalam perbuatan yang
bermanfaat. Akibat adanya perubahan fisik dan kelenjar, emosi sangat kuat dan susah
terkendali dan kadang-kadang tidak irasional. Contohnya mudah marah, mudah dirangsang,
emosinya seiring tidak terkontrol. Contoh di suatu Sekolah terdapat seorang siswi yang
hamil, jika merujuk pada pendekatan disiplin maka siswi tersebut akan dikeluarkan dari
sekolah, namun dengan Bimbingan dan Konseling , diharapkan siswi tersebut dapat tumbuh
pemikiran yang positif terhadap masalah yang menimpanya. Misalnya secara sadar menerima
resiko yang terjadi, dan keinginan untuk tidak menggugurrkan kandungannya karena dapat
membunuh janin yang tidak berdosa dan membahayakan dirinya sendirii. Meskipun
keputusan sekolah siswa tersebut harus keluar dari sekolah.
5
BAB III
PENUTUP
Penyelesaian
A. Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara guru BK dan siswa. Siswa yang mengalami masalah pribadi yang sulit atau
tidak bisa diselesaikan sendiri, kemudian meminta bantuan kepada guru BK sebagai petugas
yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Dalam
konseling diharapkan siswa dapat mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat
lebih baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan
pada diri sendiri dan masyarakat di sekitarnya. Menurut Nurihsan (2007, hlm. 11) teknik
yang digunakan dalam konseling individual yaitu: Menghampiri siswa, empatirefleksi,
eksplorasi, menangkap pesan utama, bertanya untuk membuka percakapan, bertanya tertutup,
dorongan minimal, interpretasi, mengarahkan, menyimpulkan sementara, memimpin,
memfokus, konfrontasi, menjernihkan, memudahkan, diam, mengambil inisiatif, memberi
nasihat, memberi informasi, merencanakan, dan menyimpulkan. Secara umum Nurihsan
(2007) membagi proses konseling individual ke dalam tiga tahapan yaitu:
6
b. Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.
c. Proses konseling agar berjalan sesuai kontra
Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak
bermasalah. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini adalah:
a. Terjadinya transfer of learning pada diri siswa.
b. Melaksanakan perubahan perilaku siswa agar mampu mengatasi masalahnya.
c. Mengakhiri hubungan konseling.
B. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting sebab banyak masalah
karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh guru BK.
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seseorang yang
profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses
menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan guru BK lainnya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas siswa atau
sekolah. Menurut Nurihsan (2007) ada delapan tujuan konsultasi, yaitu:
1) Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan
administrator sekolah.
2) Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi diantara orang yang
penting.
7
3) Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam
untuk menyempurnakan lingkungan belajar.
4) Memperluas layanan dari para ahli.
5) Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.
6) Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.
7) Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingukngan belajar yang
baik.
8) Menggerakkan organisasi yang mandiri.
Pendekatan merujuk pada tata tertib dan aturan sekolah, penegakan sanksi terhadap
penyimpangan perilaku yang terjadi pada siswa perlu dilakukan untuk mencegah
penyimpangan-penyimpanagan yang akan terus terjadi. Namun perlu diingat bahwa sekolah
bukanlah lembaga hukum.
Pendekatan Bimbingan dan Konseling, berbeda dengan pendekatan sanksi yang diberikan
kepada siswa sebagai akibat untuk efek jera, dalam bimbingan dan konesling justru lebih
mengutamakan pemberian bantuan, upaya, penyembuhan terhadap maslah-masalah yang
sedang dihadapi siswa. Pendekatan Bimbingan Konseling tidak sedikitpun melakukan sanksi
apapun tetapi lebih menekankan kepada kualitas hubungan antara konselor dan konseli
(siswa). Sehingga sedikit demi sedikit siswa bisa menerima, lebih terbuka dan tecapainya
penyesuaian diri antara dirinya dan konselor.
8
KESIMPULAN
Berlangsungnya proses belajar mengajar di dalam kelas dengan suasana yang harmonis
dimana guru dapat menyampaikan bahan pelajaran dengan baik dan murid dapat belajar atau
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dengan baik pula tergantung sekali kepada
disiplin kelas. Kelas yang tidak berdisiplin sudah tentu kegiatan belajar mengajarnya pun
akan menjadi kacau dan tidak menentu pula. Guru sering tidak masuk mengajar, murid-murid
sering datang terlambat. Tugas-tugas seperti piket kelas tidak dilaksanakan sehingga kelas
menjadi kotor dan sebagainya. Dalam rangka untuk menciptakan suasana kelas yang efektif
bagi berlangsungnya proses belajar mengajar, maka disiplin kelas perlu ditegakkan baik oleh
guru maupun murid-murid.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah:
Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa.
Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa kewajibannya.
Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya
Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
9
DAFTAR PUSTAKA
etheses.uinmataram.ac.id/15/1/Dori%20Satriawan%20.pdf
digilib.uin-suka.ac.id/.../BAB%20%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pd...
http://eostudent.blogspot.co.id/2013/12/perilaku-menyimpang-atau-kenakalan.html
http://makalah-bimbingan-konseling.blogspot.co.id/2014/11/makalah-teori-teori-
konseling.html
http://novatyantika.blogspot.co.id/2015/04/masalah-masalah-siswa-di-sekolah-serta.html
http://syafaafays.blogspot.co.id/2015/03/resume-masalah-masalah-siswa-di-sekolah.html
10