Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
“BEBEK KREMES”
OLEH
Aula Rahmatin ( J1A016007 )
Baiq Agustina ( J1A016011 )
Dhinalia Bhita ( J1A016021 )
Raodatul Almi ( J1A016089 )
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar Lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini dengan judul Sanitasi Rumah Makan
“BEBEK KREMES” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammaad SAW beserta seluruh keluarga dan
sahabatnya yang membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah dimuka bumi ini.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan
baik moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada ibu dosen pengampu mata kuliah Sanitasi Industri Pangan yang telah membimbing
selama berlangsungnya perkuliahan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan
pada pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-
Nya, Amin ya rabbal Alamin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kebersihan di Rumah makan sangat penting, mengingat salah satu fungsi dari rumah
makan yaitu sebagai tempat menjual makanan dan dihidangkan kepada pembeli. Sebagaimana
tempat umum lainnya, rumah makan perlu mendapat pengawasan khusus mengenai keadaan
sanitasinya. Bila tidak maka akan menimbulkan hal – hal yang tidak diinginkan
seperti timbulnya penyakit menular.
2) KONSTRUKSI
(1) Lantai: Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan,
Pertemuan lantai dengan dinding tidak boleh membuat sudut mati.
(2) Dinding: Permukaan dinding sebelah dalam harus rata, mudah dibersihkan.
Konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap. Permukaan dinding yang terkena
percikan air harus dibuat kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan
mudah dibersihkan seperti porselin dan sejenisnya setinggi 2 (dua) meter dari
lantai.
(3) Ventilasi
(a) Ventilasi alam harus memenuhi syarat sebagai berikut:
(i) Cukup menjamin peredaran udara dengan baik.
(ii) Dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan.
(b) Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi
persyaratan.
(4) Pencahayaan/penerangan.
(a) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan
pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan
ruangan.
(b) Di setiap ruang kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci peralatan dan tempat
cucian tangan, intensitas pencahayaan sedikitnya 10 foot condle.
(c) Pencahayaan/penerangan harus tidak menyilaukan dan tersebar merata,
sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan yang nyata.
(5) Atap
(a) Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga
lainnya.
(6) Langit-langit
(a) Permukaan rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan.
(b) Tidak terdapat lubang-lubang.
(c) Tinggi langit-langit dan lantai sekurangkurangnya 2,4 meter.
(7) Pintu
(a) Pintu dibuat dan bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
(b) Pintu dapat dibuka dengan baik dan membuka kearah luar.
(c) Setiap bagian bawah pintu setinggi 36 cm dilapisi logam.
(d) Jarak antara pintu dan lantai tidak lebih dari 1 cm.
7) PENYAJIAN MAKANAN.
a) Cara penyajian makanan harus terhindar dan pencemaran.
b) Peralatan yang digunakan untuk menyajian harus terjaga kebersihannya.
c) Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan yang
bersih
d) Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas
penghangat makanan dengan suhu minimal 60 °C
e) Penyajian dilaakukan dengan perilaku yang sehat dan perilaku yang bersih
f) Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(a) Ditempat yang bersih
(b) Meja dimana makanan disajikan harus tertutup kain putih atau tutup plastik
berwarna menarik kecuali bila meja dibuat dan formica, taplak tidak mutlak
ada
(c) Tempat-tempat bumbu/merica, garam, cuka, tomato sauce, kecap, sambal dan
lain-lain perlu dijaga kebersihannya terutama mulut-mulutnya
(d) Asbak tempat abu rokok yang tersedia di atas meja makan setiap saat
dibersihkan
(e) Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah
harus dicuci
8) PERSYARATAN PERALATAN.
a) Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat beracun
yang melebihi ambang batas sehingga membahayakan kesehatan antara lain:
(a) Timah (Pb)
(b) Arsenikum (As)
(c) Tembaga (Cu)
(d) Seng (Zn)
(e) Cadmium (Cd)
(f) Antimon (Sb)
b) Peralatan tidak rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap
makanan
c) Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus tidak ada sudut mati, rata halus
dan mudah dibersihkan.
d) Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
e) Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh
mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas, dan tidak boleh mengandung E.
coli per cm2 permukaan air.
f) Cara pencucian alat harus memenuhi ketentuan:
(a) Pencucian peralatan harus menggunakan sabun/detergen air dingin, air panas,
sampai bersih.
(b) Dibebashamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau iodophor
12,5 ppm air panas 80 °C selama 2 menit.
g) Pengeringan peralatan harus memenuhi ketentuan: Peralatan yang sudah didesinfeksi
harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri dengan bantuan sinar
matahari atau sinar buatan/mesin dan tidak boleh dilap dengan kain.
h) Penyimpanan peralatan harus memenuhi ketentuan:
i) Semua peraalatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam keadaan
kering dan bersih.
ii) Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya cara penyimpanannya harus dibalik.
iii) Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak aus/rusak.
iv) Laci-laci penyimpanan peralatan peralatan terpelihara kebersihannya.
v) Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dan sumber
pengotoran/kontaminasi dari binatang perusak.
Keamanan air yang kontak dengan makanan atau permukaan yang kontak dengan makanan;
atau yang digunakan dalam pembuatan es;
Kondisi/kebersihan permukaan-permukaan yang kontak dengan makanan termasuk peralatan,
sarung tangan, dan baju luar;
Pencegahan kontaminasi silang (cross contamination) dari benda-benda yang tidak saniter
pada makanan, bahan pengemas makanan, dan permukaan lain yang kontak dengan
makanan;
Pemeliharaan pencucian dan sanitasi tangan, dan fasilitas toilet;
Perlindungan makanan, bahan pengemas makanan, dan permukaan yang kontak dengan
makanan dari pencemaran (adulteration) dengan bahan pelumas, bahan bakar, pestisida,
senyawa pembersih, bahan pensanitasi, kondensat, dan cemaran bahan kimia, fisik, dan
biologis lain;
Pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan senyawa toksik yang tepat;
Pengawasan kondisi kesehatan karyawan yang dapat mengakibatkan kontaminasi
mikrobiologis makanan, bahan pengemas makanan, dan permukaan yang kontak dengan
makanan; dan
Penghilangan hama dari pabrik makanan.
1) Air bersih
(a) Harus sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku.
(b) Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat
kegiatan.
2) Pembuangan air limbah
a) Sistim pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dan bahan kedap air, tidak
merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup, septictank dan riol.
b) Sistim perpipaan pada bangunan bertingkat harus memenuhi persyaratan menurut
Pedoman Plumbing Indonesia.
c) Saluran air limbah dan dapur harus dilengkapi perangkap lemak (grease trap).
3) Toilet
a) Letak tidak berhubungan langsung (terpisah dari) dengan dapur, ruang persiapan
makanan, ruang tamu dan gudang makanan.
b) Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak air.
c) Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria.
d) Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung.
e) Toilet dibersihkan dengan detergen dan alat pengering.
f) Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok serta sabun.
g) Luas lantai cukup untuk memelihara kebersihan.
h) Lantai dibuat kedap air, tidak licin mudah dibersihkan kelandaiannya/kemiringannya
cukup.
i) Ventilasi dan penerangan baik.
j) Air limbah dibuang ke septic tang, riol atau lubang peresapan yang tidak mencemari air
limbah.
k) Saluran pembuangan terbuat dan bahan kedap air.
l) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan saluran
pembuangan.
m) Di dalam kaman mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup.
n) Peturasan harus dilengkapi dengan air yang mengalir.
o) Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa. Dan dilengkapi dengan air penggelontor
yang cukup serta sapu tangan kertas (tissue).
p) Jumlah toilet untuk pengunjung pria dan wanita sebagai berikut:
JUMLAH TEMPAT LUAS WANITA PRIA
DUDUK BANGUNAN (m2) WC BAK CUCI WC BAK CUCI
0-150 0-250 1 1 1 1
151-350 251-500 2 2 2 2
351-950 501-750 4 2 2 2
951-1500 751-1000 4 2 3 3
Tiap tambah 100
orang 1 1 1 1
q) Jumlah toilet untuk tenaga kerja pria dan wanita sebagai berikut:
TENAGA KERJA WANITA PRIA
BAK
WANITA PRIA WC BAK CUCI WC CUCI PETURASAN
0-20 0-25 1 1 1 2 2
21-40 26-50 2 2 2 3 3
41-70 51-100 3 3 3 5 5
71-100 4 4
Setiap
penambahan
50-100 1 2 1
101-140 5 5
141-180 6 6
Setiap 1 1
penambahan
40-100
r) Diberi tanda/tulisan pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan dengan
sabun sesudah menggunakan toilet.
4) Tempat sampah
a) Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat mempunyai tutup dan
memakai kantong plastic khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang
cepat membusuk.
b) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan
pada setiap tempat kegiatan.
c) Tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah.
d) Sampah sudah harus dibuang dalam waktu 24 jam dan rumah makan restoran.
e) Disediakan tempat pengumpul sampah sementara yang terlindung dari serangga dan
hewan lain dan terletak ditempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut
sampah.
5) Tempat cuci tangan.
a) Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk
sebagai berikut:
KAPASITAS TEMPAT JUMLAH TEMPAT CUCI
DUDUK TANGAN
1-60 orang 1
61-120 orang 2
121-200 orang 3
Setiap penambahan 150 orang 1 buah
Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun/sabun cair dan alat pengering.
b) Apabila tidak tersedia fasilitas cuci tangan seperti butir (1) di atas disediakan:
i) Sapu tangan kertas (tissue) yang mengandung alkohol 70%
ii) Lap basah dengan suhu 43,3 °C
iii) Air hangat dengan suhu 43,3 °C
c) Tersedia tempat cuci tangan khusus untuk karyawan dengan kelengkapan seperti tempat
cuci tangan pada butir (1) yang jumlahnya disediakaan dengan banyaknya karyawan
sebagai berikut: 1 sampai 10 orang, 1 buah; dengan penambahan 1 (satu) buah untuk
setiap penambahan 10 orang atau kurang.
d) Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dicapai oleh tamu
atau karyawan.
e) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air yang mengalir, bak penampung yang
permukaannya halus, mudah dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke saluran
pembuangan yang tertutup.
6) Tempat mencuci peralatan.
a) Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
b) Air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas dengan suhu 40 derajat
Celcius - 80 derajat Celcius dan air dingin yang bertekanan 15 psi (1,2 kg/cm2).
c) Tempat pencuci peralatan dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah.
d) Bak pencucian sedikitnya terdiri dan 3 (tiga) bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur,
menyabun membilas.
7) Tempat pencuci bahan makanan
a) Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
b) Bahan makanan dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung larutan Kalium
Permanganat 0,02 %.
c) Tempat pencucian dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah.
8) Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan.
a) Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat.
b) Jumlah locker disesuaikan dengan jumlah karyawan.
c) Locker ditempatkan diruangan yang terpisah dengan dapur dan gudang.
d) Locker untuk pria dan wanita dibuat terpisah.
9) Peralatan penncegahan masuknya serangga dan tikus
a) Tempat penyimpanan air bersih harus ditutup sehingga dapat menahan masuknya tikus
dan serangga termasuk juga nyamuk Aedes Aegypti serta Albopictus.
b) Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat mencegah masuknya
serangga (kawat kasa berukuran 32 mata per inchi) dan tikus (teralis dengan jarak 2 cm).
c) Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat sehingga tidak dapat dimasuki serangga.
1. Agar makanan dan minuman yang dihasilkan restoran dan rumah makan dalam keadaan
bersih dan aman dikonsumsi
2. Mencegah terjadinya gangguan penyakit dan keracunan yang ditimbulkan atau disebabkan
oleh pengotoran makanan dan minuman selama proses pengolahan dan penyajian
1. Air bersih harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang
berlaku. Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat
kegiatan.
2. Pembuangan air limbah. Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari
bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemar, misalnya memakai saluran tertutup, septic
tank dan riol. Saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi perangkap lemak.
3. Toilet. Toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang
tamu dan gudang makanan. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria, begitu juga
toilet pengunjung terpisah dengan toilet untuk tenaga kerja. Toilet dibersihkan dengan deterjen
dan alat pengering seperti kain pel, tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok dan sabun.
Lantai dibuat kedap air, tidak licin mudah dibersihkan. Air limbah dibuangkan ke septic tank,
riol atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah. Saluran pembuangan terbuat dari
bahan kedap air. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan
saluran pembuangan. Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan
cukup dan peturasan harus dilengkapi dengan air yang mengalir.
4. Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa dan dilengkapi dengan air penggelontoran
yang cukup serta sapu tangan kertas (tissue).
5. Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,
mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan
makanan jadi yang cepat membusuk. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan
produk sampah yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.
6. Disediakan juga tempat pengumpul sampah sementara yang terlindung dari serangga dan
hewan lain dan terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.
7. Tempat cuci tangan. Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas
tempat duduk dengan satu tempat cuci tangan untuk 1-60 orang dengan setiap penambahan 150
orang ditambah satu fasilitas ini. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun/sabun cair dan
alat pengering. Apabila tidak tersedia fasilitas cuci tangan dapat disediakan : sapu tangan kertas
yang mengandung alkohol, lap basah dengan dan air hangat. Tersedia tempat cuci tangan khusus
untuk karyawan dengan kelengkapan seperti tempat cuci tangan yang jumlahnya disesuaikan
BAB III
HASIL KEGIATAN
3. Pembagian Ruangan
– Terdiri dari ruang makan dan dapur
– Ada toilet atau jamban
– Tidak ada gudang bahan makanan
4. Lantai : Tidak bersih, kedap air, agak licin, rata dan lembab
5.Dinding : Kedap air, rata dan bersih
6.Ventilasi: ada
7.Pencahayaan
– Tersebar merata disetiap ruangan
– Tidak menyilaukan
8.Atap
– Tidak emungkinkan menjadi sarang tikus dan serangga
– Tidak bocor
9. Langit – langit
– Tinggi ≤ 3 meter,
– Rata dan bersih
– Tidak terdapat lubang
10. Pintu
- Ada
B. Fasilitas Sanitasi
1. Air bersih : jumlah mencukupi
2. Pembuangan air limbah :
– Air limbah mengalir lancar
– Saluran kedap air dan terbuka
3. Tempat Sampah
– Sampah diangkut tiap sudah penuh
– Terdapat tempat sampah di sudut ruangan
– Dibuat dari plastik dan tidak mempunyai tutup
– Kapasitas tempat sampah terangkat oleh seorang petugas sampah
4. Tempat cuci tangan
– Tersedia air cuci tangan yang mencukupi, disediakan dalam wadah
– Tidak tersedia sabun dan alat pengering
– Jumlahnya tidak cukup untuk pengunjung
5. Tempat mencuci peralatan
– Tersedia air yang cukup
– Terbuat dari bahan yang kuat dan aman
– Terdiri dari 2 bak pencucian
E. Pengolahan makanan
Proses pengolahan :
– Tenaga pengelolah memakai pakaian kerja dengan benar dan cara kerjanya tidak bersih
– Pengambilan makanan jadi menggunakan penjepit aluminium
– Menggunakan peralatan yang kurang bersih
F. Tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
1. Penyimpanan bahan makanan
- Tempatnya tidak bersih dan tidak terpelihara
– Tidak disimpan dalam aturan sejenis dan disusun dalam rak – rak
2. Penyimpanan makanan jadi : Cara penyimpanannya terbuka
G. Penyajian makanan
Cara penyajian
– Pewadahan dan penjamah makanan menggunakan alat yang kurang bersih
– Cara membawa dan menyajikan makanan terbuka
– Penyajian makanan pada tempat yang kurang bersih
H. Peralatan
Ketentuan Peralatan
– Cara pencucian, pengeringan, dan penyimpanan perelatan tidak memenuhi persyaratan
– Peralatan dalam keadaan baik dan utuh
I.Tenaga Kerja
1. Pengetahuan atau sertifikat penyehatan makanan
– Pemilik Rumah Makan Bebek Kremes tidak pernah mengikuti kursus tentang sanitasi
2. Pakaian kerja
– Kurang Bersih dan kurang rapi
3. Sertifikat kesehatan : tidak ada
4. Personal hygiene
– Setiap karyawan berperilaku kurang bersih dan sehat
BAB IV
PEMBAHASAN
Kebersihan di restoran sangat penting, mengingat salah satu fungsi dari restoran yaitu
sebagai tempat memasak atau membuat makanan dan dihidangkan kepada pembeli. Apabila
restoran tersebut memenuhi syarat – syarat hygiene sanitasi, maka restoran tersebut dapat disebut
“Restoran Sanitasi”. ( Mukono. 2005)
Sebagaimana tempat umum lainnya, restoran perlu mendapat pengawasan khusus
mengenai keadaan sanitasinya. Bila tidak maka akan menimbulkan hal – hal yang tidak
diinginkan seperti timbulnya penyakit menular, penyakit akibat kerja. Sanitasi restoran harus
ditekankan pada 3 hal pokok yaitu ( Muryoto, dkk. 1980 ) :
1. Mencegah segala kegiatan dalam restoran yang dapat menyebebkan penyakit
menular atau menjalarnya penyakit sebagai akibat dari kurang dipeliharanya kebersihan.
2. Mencegah segala kegiatan dalam restoran yang dapat mengakibatkan penyakit
akibat kerja
3. Mencegah segala kegiatan dalam restoran yang dapat mengakibatkan kecelakaan
Lokasi rumah makan dan restoran harus terhindar dari pencemaran anatara lain oleh debu, asap,
serangga dan tikus. Bangunan dan rancangannya harus kokoh dan dibuat sesuai dengan
perundang- undangan yang ada, serta terpisah dari tempat tinggal. Tempat sampahnya harus
berbahan kedap air, serta tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik
khusus untuk sisa – sisa makanan. Jumlah tempat sampah harus disesuaikan dengan banyaknya
ruangan penghasil sampah. Pembuangan sampah harus rutin dilakukan bila tempat sampah sudah
penuh dan harus dibuang dalam waktu kurang dari 24 jam. Tempat sampah sebaiknya
dihindarkan dari tempat yang dapat dijangkau oleh serangga atau tikus.Tempat penyimpanan air
bersih harus tertutup sehingga dapat menahan masuknya kuman penyakit atau binatang
penganggu lainya. Setiap ruangan harus dilengkapi dengan alat yang dapat menghalang
masuknya tikus atau serangga. Untuk itu jangan membiarkan ada sisa – sisa makanan yang
terbiar dalam waktu yang lama yang dapat mengundang datangnya tikus atau serangga.
Hygiene makanan pada prinsipnya adalah langkah – langkah pelaksanaan pengawasan
terhadap sanitasi suatu produk makanan yang dimulai dari proses produksi, penyimpanan,
pengolahan, sampai pada penghidangan. Dengan demikian konsumen akan mendapat makanan
dengan kualitas yang baik dan terhindar dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari makanan
tersebut ( Chandra. 2006). Pengotoran makanan didalam sebuah restoran dapat terjadi antara lain
oleh faktor di dalam dan faktor dari luar. Faktor daridalam misalnya racun HCN dalam bahan
makanan, atau adanya cacing pita pada daging mentah. Sedangkan faktor dari luar berupa
pembungkus makanan yang tidak bersih, pengolahan makanan yang tidak bersih atau tempat
penyimpanan makanan yang tidak terjamin kebersihannya ( Muryoto dkk. 1980 ).
Didalam sebuah restoran kita mengenal ada 2 macam tempat penyimpanan makanan
yaitu bahan mekanan mentah dan bahan makanan yang sudah jadi. Suhu tenpat penyimpanan
bahan makanan dan makanan jadi harus diperhatikan agar makanan tidak cepat rusak. Bhana
makanan harus diatur dengan baik sesuai dengan jenis dan bahan bakunya.
Pengolahan makanan adalah tahap yang sangat penting. Hal ini tidak lepas dari penjamah
makanan. Penjamah ialah orang yang mengolah makanan yang kemudian akan disajikan kepada
konsumen. Setiap tenaga kerja harus berpakaian rapih dan bersih agar tidak menimbulkan kesan
jelek kepada para konsumen. Bila para pekerja berpakaian kotor dan tidak rapih maka konsumen
atau tamu akan merasa jijik, tidak senang dan tidak nyaman, Dengan bagitu maka akan
merugikan restoran sendiri karena akan sepi pelanggan. Maka, setiap pekerja harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam mengolah dan menyajikan makanan kepada para
pelanggan. Setiap tenaga kerja wajib memiliki surat kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar
kesehatan para tenaga kerja dapat dikontrol secara berkala.
Dalam proses pengangkutan makanan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Makanan harus ditempatkan diwadah yang bersih
2. Selama proses pengangkutan makanan harus dalam keadaan tertutup
3. Hindari jalan yang kotor dan berdebu
4. Petugas pengangkut makanan dilarang banyak bicara atau merokok
5. Dianjurkan pengangkutan memakai meja dorong yang tertutp rapat
Tujuan pengangkutan makanan ini yaitu agar bahan makanan tidak sampai tercemar oleh
zat – zat berbahaya dan agar bahan makanan tidak cepat rusak. Untuk pengangkutan daging atau
ikan segar sebaiknya menggunakan alat pendingin yang tertutup. Penyajian makanan harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Wadah penyajian bersih
2. Meja makan bersih dan ditutup taplak
3. Tempat bumbu ( kecap, saos, sambal, dll) perlu dijaga kebersihannya
4. Asbak rokok harus tersedia disetiap meja
5. Ukuran meja dan kursi harus sesuai
6. Alat makan dan minum harus bersih
7. Meja makan harus dibersihkan 5 menit sesudah tamu selesai makan ( pergi )
Para karyawan rumah makan sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Memiliki health certificate
2. Memperhatikan dan melaksanakan hygiene perseorangan
3. Ramah, sopan santun, hormat, berpenampilan rapih dan menarik
4. Mengenakan pakaian seragam
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil observasi dan pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa sanitasi di
Rumah Makan Bebek Kremes adalah hal yang sangat penting. Rumah Makan Bebek Kremes
merupakan salah satu rumah makan yang belum memenuhi syarat – syarat sanitasi yang baik
karena belum memenuhi persyaratan yang berlaku dalam perundang – undangan yang ada
tentang sanitasi rumah makan.
4.2 Saran
Sebaiknya Rumah Makan Bebek Kremes memenuhi semua persyaratan sanitasi rumah
makan sesuai dengan perundang – undangan yang ada agar dapat lebih maju, sukses dan dapat
dikatakan “ Rumah Makan Sanitasi”.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (1989). Penjamahan Makanan dan Minuman, DitJen. P2MPLP,
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2003). Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran, DitJen. P2MPLP, Jakarta.