Vous êtes sur la page 1sur 1

Otonomi luas

System manajemen hasil perikanan privinsi NTB


setiap pendapatan yang diperoleh dari sumber daya perairan nantinya dikelola dan digunakan oleh negara.
di kemudian hari, setelah adanya pengaturan mengenai desentralisasi dalam Undang-Undang No. 22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka pemerintah provinsi NTB mengesahkan sebuah Peraturan
Daerah, yaitu Perda No. 15 Tahun 2001 yang mengatur terkai sistem manajemen perikanan di daerahnya.
Adanya aturan ini membuat hak dan wewenang pengelolaan perairan menjadi murni dimiliki oleh
provinsi NTB. Selain itu, pemerintah provinsi juga dapat lebih leluasa dalam hal perancangan aturan
manajemen dan praktek pengelolaan perairan yang berasaskan pada kearifan lokal serta penerapan adat
untuk hasil perairan yang berkelanjutan.
Anggaran pendapatan dan pembelanjaan daerah

Otonomi nyata
Dari pernyataan bahwa otonomi daerah memberikan kewenangan bagi wilayah non-pusat, maka
dilaksanakan pajak yang dipungut setiap daerah untuk membangun sarana masing-masing.Penggunaan
kurikulum pendidikan setempat. Setiap daerah memiliki budaya dan norma yang berbeda-beda. Demi
melaksanakan otonomi daerah, maka pemerintah memperbolehkan setiap daerah menggunakan kurikulum
setempat untuk mempelajari bahasa daerah dan lain-lain.Pengembangan daerah. Karena wewenang yang
diberikan pada setiap pemerintah daerah, maka pemerintah daerah pun harus bertanggungjawab untuk
mengembangkan daerah masing-masing dan melaporkannya kepada pemerintah pusat.

Kewenangan pelaksanaan Syariat Islam dalam bidang peradilan. Syariat Islam dimaksud meliputi: ibadah,
ahwal al-syakhshiyah (hukum keluarga), muamalah (hukum perdata), jinayah (hukum pidana), qadha’
(peradilan), tarbiyah (pendidikan), dakwah, syiar, dan pembelaan Islam. Setiap pemeluk agama Islam di
Aceh wajib menaati dan mengamalkan syariat Islam. Setiap orang yang bertempat tinggal atau berada di
Aceh wajib menghormati pelaksanaan syariat Islam (Pasal 125 dan Pasal 126);

dalam Qanun No 6/2014 warga non muslim yang melakukan pelanggaran dapat memilih hukuman yang
dikenakan. Opsi yang diberikan untuk mereka adalah tunduk pada hukum yang diatur KUHP lewat jalur
kepolisian atau qanun.

"Jadi Qanun Jinayah ini tidak berlaku bagi non-muslim. Tapi kalau mereka mau dihukum dengan hukum
syariat, itu boleh saja," kata Syahrizal kepada wartawan, Kamis (22/10/2015).Hal itu diatur dalam Pasal 5
poin (b). Isinya, setiap orang yang beragama bukan Islam melakukan perbuatan melanggar di Aceh
bersama dengan orang Islam bisa memilih serta menundukkan diri secara sukarela pada hukum Jinayat.

Otonomi yang bertanggung jawab

Vous aimerez peut-être aussi