Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH:
KELAS B
MAKASSAR
2014
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. F DENGAN
DIABETES MELITUS
OLEH:
KELAS B
MAKASSAR
2014
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan
neurologist. ( Long, 1996 : 4 )
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
( Smeltzer,2002 : 1220 )
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam
darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi.
(Brunner dan Suddarth, 2002).
B. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 :
692 ) yaitu :
1. Faktor keturunaN
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha
pancreas yang bersifat genetic dan diturunkan secara autosom
dominant sehingga mempengaruhi sel betha serta mengubah
kemampuannya dalam mengenali dan menyebarkan rangsang
yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang
digunakan oleh jarinagan perifer tergantung keseimbangan
fisiologis beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa
darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia
dan intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan
dengan diabetes mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin
C. Manifestasi Klinik
Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tiba – tiba pada usia
anak – anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh
tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala – gejalanya antara lain
adalah sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat
badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang
berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni,
cenderung terjadi pada mereka yang berusiadibawah 20 tahun.
Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan – lahan
sampai menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap
permulaannya seperti gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat
lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil,
terus menerus lapar dan haus, kelelahan yang berkepanjangan dan
tidak ada penyebabnya, mudah sakit yang berkepanjangan, biasanya
terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya
kini semakin tinggi pada golongan anak – anak dan remaja.
Gejala – gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai
keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran
urine sehingga bila urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh
semut adalah tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul
adalah penglihatan kabur, luka yang lam asembuh, kaki tersa keras,
infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada pria.
D. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut
dan komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 )
Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang
penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah
dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer,
2002 : 1258 )
1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut
dari suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetik
ketoasedosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai
perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN
dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada
KHHN (Smetzer, 2002 : 1262)
3. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah)
terjadi aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga
60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat
insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 : 1256)
Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada
semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik).
Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu : (Long 1996) :
1. Mikrovaskuler
a. Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan fungsi
ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme
filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan
kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002 : 1272)
b. Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan
sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui
disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996 : 588). Katarak
disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjanganyang
menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa
(Long, 1996 : !6)
c. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf
otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi
sorbital dan perubahan – perubahan metabolik lain dalam
sintesa atau funsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia
dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf ( Long, 1996 : 17)
2. Makrovaskuler
a. Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus
maka terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan
darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik
atau hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah
menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan
resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke
b. Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi
dimulai dari celah – celah kulit yang mengalami hipertropi, pada
sel –sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki
yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah
yang tekena trauma (Long, 1996 : 17)
c. Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga
suplai darah keotak menurun (Long, 1996 : 17)
E. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan
glukosa/produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan
disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses
glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110
mg/dl). Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah meningkat/tidak
terkontrol, akibat rendahnya produk insulin/tubuh tidak dapat
menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila kadar meningkat
akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi sehingga
pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka
tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat
(poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati
membran sel, maka pasien akan cepat lewat.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis
antara lain:
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan
kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi
asupan makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan
sesudah makan serta pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb
minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa
darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu
diantara pemeriksaan darah.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telfon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga
Hub
No Nama JK dng Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket
KK
Hepa
BCG Polio DPT Campak
titis
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut .
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut berkait dengan kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lain.
Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga, barang
yang dimiliki keluarga.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi.
Nonton TV.
Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak septik
tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW menjelaskan mengenai
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
17. Mobilisasi geografis keluarga
Mobilisasi geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
19. Sistem penduduk keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan.
Fisik, psikis atau dukungan dari anggota keluarga.
Sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Struktur Keluarga
20. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
21. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
22. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
23. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan.
Fungsi Keluarga
24. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
25. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi / hubungan dalam
keluarga sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
26. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga melaksakan 5 tugas kesehatan.
Arif Mansjoer. dkk, (2002), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi III,
Media Aesculapius FKUI, Jakarta
Askandar Tjokroprawiro, dr. DR. Prof. (2002), Hidup Sehat Dan Bahagia
Bersama Diabetes, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
M. Syaifullah (2002), Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid Edisi III, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta