Vous êtes sur la page 1sur 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIAGNOSA


DIABETES MELITUS

OLEH:

HAERUL AMRI HUKMAN

142 2010 0242

KELAS B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. F DENGAN
DIABETES MELITUS

Di Kelurahan Jongaya RW. 5 Kota Makassar

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga)

OLEH:

HAERUL AMRI HUKMAN

142 2010 0242

KELAS B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan
neurologist. ( Long, 1996 : 4 )
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
( Smeltzer,2002 : 1220 )
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam
darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi.
(Brunner dan Suddarth, 2002).

B. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 :
692 ) yaitu :
1. Faktor keturunaN
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha
pancreas yang bersifat genetic dan diturunkan secara autosom
dominant sehingga mempengaruhi sel betha serta mengubah
kemampuannya dalam mengenali dan menyebarkan rangsang
yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang
digunakan oleh jarinagan perifer tergantung keseimbangan
fisiologis beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa
darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia
dan intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan
dengan diabetes mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin

Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin


terutama pada poct reseptor.

C. Manifestasi Klinik
Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tiba – tiba pada usia
anak – anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh
tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala – gejalanya antara lain
adalah sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat
badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang
berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni,
cenderung terjadi pada mereka yang berusiadibawah 20 tahun.
Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan – lahan
sampai menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap
permulaannya seperti gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat
lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil,
terus menerus lapar dan haus, kelelahan yang berkepanjangan dan
tidak ada penyebabnya, mudah sakit yang berkepanjangan, biasanya
terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya
kini semakin tinggi pada golongan anak – anak dan remaja.
Gejala – gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai
keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran
urine sehingga bila urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh
semut adalah tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul
adalah penglihatan kabur, luka yang lam asembuh, kaki tersa keras,
infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada pria.

D. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut
dan komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 )
Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang
penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah
dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer,
2002 : 1258 )
1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut
dari suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetik
ketoasedosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai
perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN
dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada
KHHN (Smetzer, 2002 : 1262)
3. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah)
terjadi aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga
60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat
insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 : 1256)
Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada
semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik).
Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu : (Long 1996) :

1. Mikrovaskuler
a. Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan fungsi
ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme
filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan
kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002 : 1272)
b. Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan
sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui
disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996 : 588). Katarak
disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjanganyang
menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa
(Long, 1996 : !6)
c. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf
otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi
sorbital dan perubahan – perubahan metabolik lain dalam
sintesa atau funsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia
dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf ( Long, 1996 : 17)
2. Makrovaskuler
a. Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus
maka terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan
darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik
atau hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah
menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan
resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke
b. Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi
dimulai dari celah – celah kulit yang mengalami hipertropi, pada
sel –sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki
yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah
yang tekena trauma (Long, 1996 : 17)
c. Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga
suplai darah keotak menurun (Long, 1996 : 17)

E. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan
glukosa/produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan
disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses
glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110
mg/dl). Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah meningkat/tidak
terkontrol, akibat rendahnya produk insulin/tubuh tidak dapat
menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila kadar meningkat
akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi sehingga
pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka
tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat
(poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati
membran sel, maka pasien akan cepat lewat.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis
antara lain:
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan
kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi
asupan makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan
sesudah makan serta pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb
minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa
darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu
diantara pemeriksaan darah.
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telfon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga

Hub
No Nama JK dng Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket
KK

Hepa
BCG Polio DPT Campak
titis

6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut .
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut berkait dengan kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lain.
Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga, barang
yang dimiliki keluarga.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
 Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi.
 Nonton TV.

Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga, serta kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
13. Riwayat keluarga inti (tinggal dalam satu rumah)
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber Yankes yang biasa digunakan keluarga
serta pengalaman terhadap Yankes.
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.

Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak septik
tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW menjelaskan mengenai
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
17. Mobilisasi geografis keluarga
Mobilisasi geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
19. Sistem penduduk keluarga
 Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan.
 Fisik, psikis atau dukungan dari anggota keluarga.
 Sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

Struktur Keluarga
20. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
21. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
22. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
23. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan.
Fungsi Keluarga
24. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
25. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi / hubungan dalam
keluarga sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
26. Fungsi perawatan kesehatan
 Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
 Kesanggupan keluarga melaksakan 5 tugas kesehatan.

Hal-Hal Yang Dikaji Sejauh Man Keluarga Melakukan Pemenuhan


Tugas Perawatan Keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui pengetahuan keluarga mengenal masyarakat
kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masyarakat.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah :
 Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah.
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masyarakat
yang dialami.
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit.
 Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan.
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada.
 Apakah keluarga kurang mempercayai terhadap tenaga
kesehatan.
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
 Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat,
penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya).
 Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
 Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan.
 Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sumber-sumber
yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, sumber keuangan / finansial, fasilitas
fisik, psiko sosial).
 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji
adalah :
 Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga
yang dimiliki.
 Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat
pemeliharaan lingkungan.
 Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene
sanitasi.
 Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan
penyakit.
 Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi.
 Sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.
e. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas / pelayanan kesehatan dimasyarakat yang perlu dikaji
adalah :
 Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan.
 Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-keuntungan
yang diperoleh fasilitas kesehatan.
 Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas dan fasilitas kesehatan.
 Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas kesehatan.
 Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga.
27. Fungsi reproduksi
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
28. Fungsi ekonomi
a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan.
b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.

Stres Dan Koping Keluarga

29. Stressor jangka pendek dan panjang


a. Stressor jangka pendenk adalah stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang adalah stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor hal yang
perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
/ stressor.
31. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila mengalami
permasalahan.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi masalah.
33. Pemeriksaan Fisik
 Memeriksa fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
 Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik.
34. Harapan Keluarga
Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas yang ada.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM:
1. Ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
diabetus mellitus seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala.
2. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan berhubungan dengan kurang
mengatur keuntungan dan pemeliharaan rumah yang sehat.
C. Intervensi

DP Tujuan Intervensi Rasional


Ketidak mampuan Setelah dilakuakan ¨ Kaji pengetahuan¨ Menetahui tingkat
keluarga mengenal tindakan keperawatan keluarga tentang pengetahuan
masalah kesehatan selama I Minggu keluarga pengertian DM, keluarga tentang
keluarga mampu mengenal penyebab DM, tanda DM.
berhubungan masalah kesehatan yang dan gejala DM.
dengan kurangnya terjadi pada klien dan ¨ Jelaskan pada
pengetahuan keluarga mampu : keluarga tentang
tentang penyakit 1. Menyebutkan pengartian DM,
diabetus mellitus pengertian DM. penyebab DM, tanda
seperti pengertian, 2. Menyebutkan dan gejala DM.
penyebab, tanda penyebab DM. ¨ Beri kesempatan
dan gejala. pada keluarga untuk
3. Menyebutkan
mengungkapkan.
tanda dan gejala
DM.

¨ Kaji pengetahuan¨ Agar keluarga


Setelah dilakukan tindakan keluarga tentang mengetahui
Resiko terjadi keperawatan selama I koplikasi DM, komplikasi DM.
komplikasi lebih Minggu keluarga mampu penanganan DM,¨ Keluarga mampu
lanjut pada klien merawat anggota keluarga makanan yang tidak melakukan
berhubungan yang sakit untuk boleh dimakan/bebas perawatan mandiri
dengan mencegah komplikasi, dimakan dan boleh pada DM.
ketidakmampuan keluarga juga mampu : tapi dibatasi.
keluarga merawat 1. Menyebutkan ¨ Jelaskan pada
anggota keluarga komplikasi DM. keluarga tentang
yang sakit. 2. Menyebutkan komplikasi DM,
cara penanganan penanganan DM dan
DM. makanan yang tidak
boleh dimakan/bebas
3. Menyebutkan
dimakan dan boleh
makanan yang tidak
tapi dibatasi.
boleh di
¨ Berikesempatan
makan/bebas
pada keluarga untuk
dimakan, boleh
mengungkapkan.
dimakan tapi
¨ Beri reiforcement
dibatasi.
positif pada keluarga
atas jawaban yang
benar.

¨ Kaji pengetahuan¨ Agar Keluarga


keluarga tentang arti dapat hidup
rumah sehat dan ciri dilingkungan yang
rumah sehat. sehat
Ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan
keluarga dalam keperawatan selama ¨I Suport keluarga
memelihara Minggu keluarga mampu untuk menjaga
lingkungan yang memelihara lingkungan kebersihan
dapat meningkatkan yang dapat meningkatkan lingkungan rumah.
kesehatan kesehatan, keluarga juga
berhubungan mampu : ¨ Jelaskan pada
dengan 1.
kurang Menyebutkan arti rumah keluarga tentang
mengetahui sehat. pentingnya
keuntungan 2.
dan Menyebutkan ciri rumah lingkungan yang
pemeliharaan rumah sehat. sehat bagi
yang sehat. 3. Memodifikasi dan peningkatan derajat
memelihara lingkungan kesehatan.
yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. dkk, (2002), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi III,
Media Aesculapius FKUI, Jakarta

Askandar Tjokroprawiro, dr. DR. Prof. (2002), Hidup Sehat Dan Bahagia
Bersama Diabetes, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Brunner & Suddarth (2002), Keperawatan Mediakl Bedah Vol.2, EGC,


Jakarta

M. Syaifullah (2002), Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid Edisi III, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta

Sarwono Waspadji (2002), Pedoman Diit Diabetes Melitus, Balai penerbit


FKUI, Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi