Vous êtes sur la page 1sur 2

1.

Asas hukum

A. Pengertian Asas Hukum


Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak dan pada umumnya
melatarbelakangi peraturan konkret dan pelaksaan hukum.
Beberapa sarjana memberikan definisi atau pengertian dari asas hukum sebagai berikut:
a. Bellefroid, menyatakan asas hukum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum
positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih
umum. Asas hukum umum merupakan pengendapan dari hukum positif.
b. Eikema Hommes, asas hukum bukanlah norma-norma hukum konkret, tetapi ia adalah
landasan yang kuat dan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum yang berlaku.
Asas hukum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif.
c. Satjipto Rahardjo, menyatakan bahwa asas hukum adalah unsur yang penting dan pokok
dari peraturan hukum. Asas hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia
merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum.
d. P.sholten. asas hukum adalah kecendrungan-kecendrungan yang disyaratkan oleh
pandangan kesusilaan kita pada hukum dan merupakan sifat-sifat umum dengan
keterbatasannya sebagai pembawaan yang umum itu, tetapi harus ada.
Dari beberapa rumusan pengertian asas-asas hukum diatas, ternyata bahwa asas-asas hukum
adalah dasar-dasar yang terkandung dalam peraturan hukum. (H . Zaeni Asyhadie, Pengantar
Ilmu Hukum,PT. Rajagrapindo persada, jakarta,2013,hal 135)

2. TUJUAN HUKUM

Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan, yaitu; kepastian
hukum (rechtssicherheit), kemanfaatan (zweckmassigkeit) dan keadilan (gerechtigkeit) (Sudikno
Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty. Yogyakarta.1991; 134).

3. KEKUASAAN HUKUM

Menurut HC Khelman (Achmad Ali, 1998: 193) terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. taat yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan hanya karena
takut terkena sanksi
2. Ketaatan diidentifikasi, yaitu jika seseorang menganut aturan hukum ada ketakutan hubungan
yang baik dengan seseorang untuk dipatahkan
3. Faktor internalisasi, yaitu, jika seseorang mematuhi aturan benar-benar karena dia merasa
aturannya sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang ia emban.
Berdasarkan pendapat di atas, pengukuran efektivitas hukum berikutnya adalah kualitas ketaatan
masyarakat. Jika sebagian besar masyarakat mentaati berarti hukum itu efektif, dan jika yang
terjadi sebaliknya kebanyakan masyarakat tidak taat yang ditandai dengan terjadinya frekuensi
pelanggaran dan atau kejahatan yang cukup tinggi, bahkan semakin meningkat, maka itu berarti
ada hukum tidak atau kurang efektif. Ketika membutuhkan penegakan hukum yang dipaksakan
dengan kekuasaan (kekuasaan) tidak ada pilihan lain selain untuk membuat hukum menjadi
seefektif mungkin untuk mencapai tujuan sebenarnya dari hukum yang dimaksudkan. (achmad
ali, menguak tabir hukum (suatu kajian filosofis dan sosiologi), jakarta:chandra pratama)

4. ISI HUKUM

Isi dan sifat kaidah hukum (Muhamad Erwin, Ilmu pengantar hukum, bandung:PT Refika Adita,
2012)

Suruhan (Gebod)
Imperatif
(Membatasi)
Isi kaidah hukum Larangan (Verbod)
Sifat Kaidah
Hukum
Fakulatif
Kebolehan (Mogen)
(mengatur)

Vous aimerez peut-être aussi