Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PELAKSANAAN SIMPOSIUM
GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN
PENDIDIKAN KHUSUS TAHUN 2018
Simposium Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tingkat Nasional Tahun
2018 merupakan wahana yang berguna untuk menuangkan ide, gagasan, best practice,
hasil penelitian, dan mencari pemecahan masalah strategis tentang pendidikan dengan
melibatkan unsur pakar perguruan tinggi, praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan,
LSM pendidikan, guru tingkat nasional. Simposium ini juga mempresentasikan karya
ilmiah guru dalam bentuk presentasi, forum ilmiah, dan pameran hasil karya ilmiah guru
pendidikan menengah dan pendidikan khusus. Berdasarkan amanat undang-undang
tersebut di atas, maka dalam rangka memperingati hari guru nasional tahun 2018
diselenggarakan kegiatan Simposium Tingkat Nasional.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Khusus menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan simposium, untuk
menjadi acuan pelaksanaan kegiatan. Kami mengharapkan kerja sama dari semua pihak
agar kegiatan simposium ini dapat terlaksana dengan baik dan lebih berkualitas.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Dasar Hukum ................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 3
D. Manfaat .......................................................................................................... 3
E. Dampak ........................................................................................................... 3
BAB II PENGERTIAN, PERSYARATAN, SASARAN, DAN SIFAT
PENYELENGGARAAN
A. Pengertian ...................................................................................................... 3
B. Persyaratan Peserta ........................................................................................ 3
C. Topik Simposium ........................................................................................... 6
D. Deskripsi Masing-Masing Sub Tema ............................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 19
BAB III KEPANITIAAN, PENJURIAN, DAN MEKANISME
PENYELENGGARAAN
A. Kepanitiaan ................................................................................................... 22
B. Penilaian dan Penjurian ................................................................................. 23
C. Jadwal Penyelenggaraan ................................................................................ 23
D. Penghargaan .................................................................................................. 23
E.Pembiayaan .................................................................................................... 24
F.Mekanisme Penyelenggaraan ......................................................................... 24
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal
1, menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang memegang peran
utama dalam rangka implementasi fungsi dan upaya mencapai tujuan nasional.
Untuk menjalankan tugas utama guru harus memiliki kompetensi: pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial.
1
Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, maka pada tahun 2018
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
akan menyelenggarakan kegiatan Simposium Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus. Simposium ini merupakan wahana yang berguna untuk
menuangkan ide, gagasan dan mencari pemecahan isu atau permasalahan
strategis tentang pendidikan dengan melibatkan unsur guru, pemangku
kebijakan, dan partisipasi masyarakat.
B. Dasar Hukum
10. Permendikbud Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kemendikbud.
2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong peningkatan kreativitas Guru
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus dalam menghasilkan karya
tulis ilmiah yang strategis untuk memecahkan permasalahan terkini di
bidang pendidikan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kompetensi guru dalam pelaksanaan tugas dan profesinya;
b. Menambah wawasan, pemahaman, pengalaman guru dalam
melaksanakan tugas profesi dan pengembangan dirinya;
c. Mencari, menggali dan menemukan karya terbaik guru;
d. Memberikan penghargaan atas karya terbaik guru.
D. Manfaat
Meningkatnya kompetensi guru dalam pelaksanaan tugas dan profesinya;
1. Memperkaya wawasan, pemahaman, pengalaman melaksanakan tugas
profesi dan pengembangan diri guru;
2. Lahir dan terhimpunnya karya-karya terbaik guru;
3. Terlaksananya pemberian penghargaan atas karya terbaik guru;
4. Adanya masukan bagi pemangku kebijakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.
E. Dampak
Tumbuhnya budaya menulis bagi guru;
1. Meningkatnya minat dan motivasi guru dalam menulis Karya Ilmiah;
2. Bertambahnya jumlah Karya Ilmiah guru yang berkualitas;
3. Bertambahnya temuan dan solusi permasalahan terkait dengan guru;
3
BAB II
PENGERTIAN, PERSYARATAN, SASARAN, DAN SIFAT
PENYELENGGARAAN
A. Pengertian
1. Simposium adalah pertemuan antara pembicara, peserta, dan penyanggah
dari kalangan guru pendidikan menengah dan pendidikan khusus, untuk
mengemukakan dan menampilkan karya tulis berupa ide, gagasan, dan solusi
yang paling efektif tentang isu-isu strategis sesuai dengan tema yang telah
ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus.
2. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi proses
pembelajaran pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
3. Pembicara adalah guru SMA, SMK, atau SMALB/SLB yang terpilih tingkat
nasional.
4. Peserta adalah guru yang diundang khusus untuk hadir sebagai audien.
5. Moderator adalah panitia yang bertugas untuk mengatur dan mengawasi
jalannya diskusi dalam forum yang menjadi tanggung jawabnya dengan
tujuan agar forum dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan
topiknya serta berlangsung secara kondusif.
6. Penyanggah adalah guru atau pihak lain yang ditunjuk panitia untuk
memberikan sanggahan dalam bentuk kritikan, komentar, pendapat, dan
saran terhadap presentasi pembicara.
B. Persyaratan Peserta
1. Pemilihan Tingkat Provinsi
a. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi mengusulkan 1 (satu) guru untuk
kelompok guru SMA, 1 (satu) guru untuk kelompok guru SMK dan 1
(satu) guru untuk kelompok guru SDLB/SMPLB/SMALB/SLB sebagai
calon peserta simposium tingkat nasional
b. Usulan paling lambat pada tanggal 20 September 2018 pukul 24.00 WIB.
4
2. Seleksi di Tingkat Nasional
a. Berdasarkan kelengkapan persyaratan, presentasi dan hasil penilaian
karya tulis, Ditjen GTK akan menetapkan 3 (tiga) pemenang 1, 2, dan 3
untuk masing-masing kategori.
b. Pelaksanaan Simposium tanggal 1 s.d. 5 Oktober 2018 di Jakarta
3. Persyaratan Peserta
a. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau diploma empat
(D-IV)
b. Guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Guru Tetap
Yayasan (GTY) serta tidak sedang mendapat tugas tambahan sebagai
Kepala Sekolah atau sedang dalam proses pengangkatan sebagai Kepala
Sekolah atau sedang dalam transisi alih tugas ke unit kerja lainnya.
c. Memiliki NUPTK atau yang sedang proses NUPTK dibuktikan dengan
nomor registrasi proses.
d. Aktif melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling.
e. Mempunyai masa kerja sebagai guru secara terus-menerus sampai saat
diajukan sebagai calon peserta, sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
dibuktikan dangan SK CPNS atau SK Pengangkatan dari yayasan bagi
GTY.
f. Belum pernah dikenai hukuman disiplin atau tidak dalam proses
pemeriksaan pelanggaran disiplin (surat keterangan dari Kepala
Sekolah).
g. Belum pernah menjadi pemenang I, II, dan III simposium tingkat
Nasional tahun 2016 dan 2017.
h. Melampirkan karya tulis ilmiah sesuai dengan tema yang dipilih.
(ketentuan penulisan terlampir)
2. Persyaratan Khusus
a. Membuat dan mengirimkan karya tulis ilmiah sesuai dengan topik yang
telah ditetapkan;
b. Satu orang calon peserta hanya mengirimkan satu artikel;
c. karya tulis ilmiah harus asli terhindar dari plagiarisme, merupakan hasil
karya sendiri dan belum pernah dilombakan atau dipublikasikan.
5
d. karya tulis ilmiah tidak mengandung unsur yang menimbulkan konflik
SARA;
e. karya tulis ilmiah dikirim melalui laman http://kesharlindungdikmen.id
dalam format pdf (bukan format JPG);
f. Karya tulis yang dikirim menjadi hak milik panitia.
C. Topik Simposium
Tema Simposium “Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Khusus di Era Revolusi Industri 4.0”
Adapun sub tema dari masing-masing kelompok satuan pendidikan adalah
sebagai berikut :
1. SMA
a. Membangun Budaya Literasi di SMA
b. Penguatan Pendidikan Karakter di SMA
c. Penguatan Kompetensi dan daya saing siswa menjelang Era Revolusi
Industri
d. Optimalisasi Pendidikan Inklusif di SMA
e. Menumbuhkan budaya kewirausahaan bagi siswa
2. SMK
a. Membangun Budaya Literasi di SMK
b. Penguatan Pendidikan Karakter di SMK
c. Model pembelajaran dengan pabrik pembelajaran (teaching factory)
d. Optimalisasi Pendidikan Inklusif di SMK
e. Menyiapkan kemandirian dan kewirausahaan bagi siswa SMK
3. Pendidikan Khusus
a. Membangun Budaya Literasi di Sekolah Pendidikan Khusus
b. Penguatan mutu pendidikan penyandang disabilitas untuk memasuki
perguruan tinggi
c. Menyiapkan kemandirian dan kewirausahaan penyandang disabilitas
d. Meningkatkan mutu pendidikan di Daerah 3T
e. Pengembangan pendidikan layanan khusus
6
D. Deskripi masing-masing sub tema
1. SMA
a. Sub Tema : Mengembangkan Budaya Literasi di SMA
Dalam konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna
yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran
kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Maka secara sederhana,
budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan
membaca masyarakat dalam suatu Negara.
Membaca dan menulis belum mengakar kuat dalam budaya bangsa kita.
Masyarakat lebih sering menonton atau mendengar dibandingkan
membaca apalagi menulis. Kondisi di atas tidak hanya pada kalangan
awam (masyarakat umum), lingkungan terpelajar atau dunia pendidikan
pun masih jauh dari apa yang disebut budaya literasi. Peserta didik belum
tertanam kecintaan membaca. Bahkan tak sedikit dari para guru yang juga
sama keadaanya. Itu bisa dibuktikan dengan minimnya jumlah buku yang
dimiliki mereka. Perpustakaan sekolah yang tak terawat dapat menjadi
saksi bisu betapa civitas akademika itu jauh dari budaya literasi. Sebab itu,
di awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu poinnya mewajibkan para siswa
untuk membaca buku 10 – 15 menit sebelum jam belajar dimulai.
Anda dapat menulis karya ilmiah untuk diajukan dalam symposium
nasional dalam lingkup seperti berikut :
a) Membumikan budaya literasi yang fungsional untuk memenuhi
kebutuhan siswa
b) Pengalaman best practices dalam mengimplementasikan budaya
literasi di satuan pendidikan
c) Mengembangkan perpustakaan sekolah berbasis budaya literasi
d) Topik lain yang relevan
7
b. Sub tema : Penguatan Pendidikan Karakter di SMA
Penguatan Pendidikan karakter di SMA menjadi sangat penting dan
diharapkan dapat menjadi solusi dalam perbaikan kualitas sumber daya
manusia/siswa sehingga melahirkan generasi yang berkarakter dan
menghormati nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
Anda dapat mengangkat permasalahan-permasalahan di lapangan terkait
karakter, misalnya: “Mewujudkan Sekolah yang Aman dan Nyaman Bagi
Peserta Didik”, mengingat masih maraknya kekerasan dalam pendidikan,
baik yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa, oleh siswa terhadap guru,
oleh guru terhadap siswa, dan oleh orangtua terhadap guru, berikan solusi
mengatasinya. Dalam UU Perlindungan Anak, kekerasan dalam bentuk
dan tujuan apapun tidak lagi diperkenankan dalam pendidikan,
“Menguatkan nilai-nilai Kebangsaan dan penghargaan atas kebhinekaan di
Sekolah”, mengingat mulai tumbuhnya sikap-sikap anti keragaman di
kalangan siswa yang dapat mengancam persatuan, kesatuan dan
kebhinekaan di Indonesia, “Mewujudkan tata kelola Sekolah yang Baik,
Transparan dan Akuntabel”, megingat masih maraknya pungli dan praktek
korupsi di berbagai sekolah terkait pengelolaan keuangan yang berasal
dari APBN dan APBD, sehingga jika tidak diatasi hal ini akan
mengakibatkan pelayanan siswa terganggu dan kualitas pendidikan
menurun.
Anda dapat menulis karya ilmiah dalam ruang lingkup topik-topik berikut
ini:
(1). Pengalaman mengembangkan pendidikan karakter di SMA
(2). Best pactice dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter di
SMA.
(3). Hasil Penelitian dalam implementasi nilai-nilai pendidikan karakter
di SMA.
(4). Gagasan model penilaian hasil implementasi penguatan SMA
(5). Topik lain yang relevan
8
c. Sub tema : Penguatan kompetensi dan daya saing siswa menjelang
Era Revolusi Industri
Era Revolusi membutuhkan kompetensi dalam cara berpikir, cara bekerja,
penguasaan alat untuk bekerja dan keterampilan hidup. Kompetensi dalam
cara berpikir mencakup berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreatif dan
inovatif, komunikatif, dan kolaboratif.
Kompetensi cara bekerja kemampuan siswa bagaimana siswa bekerja
dengan dunia global dan digital. Siswa harus mampu berkomunikasi
dengan baik dan bekerja sama dengan orang yang memiliki kemampuan
yang berbeda-beda.
Kompetensi penguasaaan alat untuk bekerja seseorang harus memiliki dan
menguasai alat bekerja, penguasaan ICT dan informasi literasi merupakan
suatu keharusan. Kompetensi keterampilan hidup bagaimana peserta didik
hidup sebagai warganegara, kehidupan, dan karir, serta bertanggungjawab
pribadi dan sosial.
Kompetensi ini dapat menumbuhkan daya saing siswa dan sangat
dibutuhkan dalam memasuki Era Revolusi Industri.
Anda dapat menulis karya tulis ilmiah mengacu pada salah satu topik
berikut:
(1). Pengalaman mengembangkan penguatan kompetensi dan daya saing
siswa menjelang Era Revolusi Industri di SMA
(2). Best practice dalam menerapkan penguatan kompetensi dan daya
saing siswa menjelang Era Revolusi Industri di SMA.
(3). Hasil Penelitian dalam implementasi penguatan kompetensi dan daya
saing siswa menjelang Era Revolusi Industri di SMA.
(4). Gagasan model penilaian hasil implementasi penguatan kompetensi
dan daya saing siswa menjelang Era Revolusi Industri.
(5). Topik lain yang relevan.
9
(satuan pendidikan khusus) maupun sekolah inklusif (satuan pendidikan
umum, kejuruan dan keagamaan).
Implementasi pendidikan segregatif bagi anak berkebutuhan khusus,
dengan segala keberhasilan dan kekurangannya, telah berjalan lama di
Indonesia. Implementasi pendidikan inklusif di Indonesia relative masih
baru, dan karenanya masih banyak menghadapi kendala, baik dari segi
manajemen, pembelajaran, ketersediaan daya dukung sarpras, guru
maupun sistem penilaian. Beberapa sekolah masih mengeluhkan
kesulitannya dalam melayani pendidikan anak berkebutuhan khusus dalam
setting kelas iklusif. Di pihak lain ada banyak bukti sekolah yang berhasil
menyelenggarakan pendidikan inklusif sehingga siswa berkebutuhan
khusus merasa nyaman belajar dan berhasil menyelesaikan belajarnya di
sekolah regular tempat ia belajar.
Saudara dapat menulis karya ilmiah atas dasar hasil riset, pengamatan,
pengalaman, dan/atau pengembangan gagasan yang sifatnya solutif untuk
mengatasi tantangan, hambatan, dan kendala dalam pendidikan inklusif di
sekolah menengah untuk diajukan dalam forum symposium nasional guru
tahun 2018.
Saudara dapat menuliskan di seputar topik-topik berikut ini :
(1) Tantangan dan harapan dalam Penerapan Pendidikan Inklusi di
Sekolah Menengah.
(2) Kendala penyelenggara Pendidikan Inklusi di Sekolah Umum dan
Solusi yang dapat ditawarkan.
(3) Praktek Terbaik Pelayanan Pendidikan Inklusi di Sekolah Menengah.
(4) Topik lain yang relevan.
10
calon tenaga kerja terampil dan juga calon wirausaha baru dari kalangan
pemuda, perlu dipersiapan sejak awal melalui program kemandirian dan
kewirausahaan di sekolah.
Mungkin Anda memiliki pengalaman, ide dan gagasan, serta hasil kajian
melalui penelitian tentang bagaimana menumbuhkan kemandirian dan
budaya kewirausahaan di sekolah menengah atas.
Anda dapat menulis karya tulis ilmiah dari salah satu topik berikut :
(1) Pengalaman dalam mengembangkan program kewirausahaan di
sekolah
(2) Menggagas model pendidikan keterampilan untuk kemandirian kerja
bagi lulusan sekolah menengah atas
(3) Kesiapan lulusan sekolah menengah dalam memasuki dunia kerja abad
21
(4) Penelitian lapangan tentang implementasi budaya kewirausahaan di
sekolah menengah atas
(5) Topik lain yang relevan
2. SMK
a. Sub Tema : Membangun Budaya Literasi di SMK
Dalam konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna
yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran
kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Maka secara sederhana,
budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan
membaca masyarakat dalam suatu Negara.
Membaca dan menulis belum mengakar kuat dalam budaya bangsa kita.
Masyarakat lebih sering menonton atau mendengar dibandingkan
membaca apalagi menulis. Kondisi di atas tidak hanya pada kalangan
awam (masyarakat umum), lingkungan terpelajar atau dunia pendidikan
pun masih jauh dari apa yang disebut budaya literasi. Peserta didik belum
tertanam kecintaan membaca. Bahkan tak sedikit dari para guru yang juga
sama keadaanya. Itu bisa dibuktikan dengan minimnya jumlah buku yang
dimiliki mereka. Perpustakaan sekolah yang tak terawat dapat menjadi
saksi bisu betapa civitas akademika itu jauh dari budaya literasi. Sebab itu,
di awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Menteri Pendidikan dan
11
Kebudayaan melalui Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu poinnya mewajibkan para siswa
untuk membaca buku 10 – 15 menit sebelum jam belajar dimulai.
Anda dapat menulis karya ilmiah untuk diajukan dalam simposium
nasional dalam lingkup seperti berikut :
e) Membumikan budaya literasi yang fungsional untuk memenuhi
kebutuhan siswa
f) Pengalaman best practices dalam mengimplementasikan budaya
literasi di satuan pendidikan
g) Mengembangkan perpustakaan sekolah berbasis budaya literasi
h) Topik lain yang relevan
12
Anda dapat menulis karya ilmiah dalam ruang lingkup topik-topik berikut
ini:
(1). Pengalaman mengembangkan pendidikan karakter di SMK
(2). Best pactice dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter di
SMK
(3). Hasil Penelitian dalam implementasi nilai-nilai pendidikan karakter
di SMK
(4). Gagasan model penilaian hasil implementasi penguatan SMK
(5). Topik lain yang relevan
2) Aspek Pembelajaran
Bahan ajar mempunyai tujuan untuk mencapai kompetensi tertentu dan
merupakan sesuatu yang multiguna (marketable), khusus untuk
program kompetensi yang tidak menghasilkan produk/jasa dapat
diarahkan pada simulasi dari situasi kerja riil di lapangan, sistem
penilaian yang digunakan sudah berbasis teaching factory dan sistem
pembelajaran menggunakan jadwal blok dan kontinyu.
13
3) Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia mempunyai kemampuan design engineering dan
dapat menerapkan sense of quality, sense of efficiency dan sense of
innovation. Untuk proses kegiatan belajar harus memperhatikan rasio
jumlah guru dan jumlah peserta didik. Kualifikasi SDM harus
kompeten, berinovasi, memiliki motivasi, mampu bekerja sama dan
jumlahnya cukup
4) Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki sekolah harus memenuhi rasio 1 : 1 antara
peserta didik dan alat, penanganan perawatan sudah menerapkan MRC
(Maintanance Repair and Calibration), untuk alat bantu proses sudah
sesuai dan lengkap, seluruh peralatan di kembangkan terus menerus
(penambahan dan penggantian alat).
5) Kegiatan Praktik
Menerapkan budaya industri dengan adanya standar kualitas (quality
control), target waktu, efisiensi proses produksi, rotasi kerja (shift),
produk kerja yang jelas, hasil praktik dapat menjadi sumber pendapatan
(generating income), fungsi dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap
penanggung jawab, lingkungan kerja dibuat dan dijaga sehingga jadi
aman dan nyaman, kegiatan pembelajaran teratur dan lancar, kontrol
dan pemantauan dilakukan secara terus menerus.
14
6) Jaringan Kerjasama (Network)
Sekolah mempunyai network dengan industri, baik untuk transfer
teknologi maupun membangun budaya industri di sekolah. Network bisa
dilaksanakan sendiri oleh sekolah atau bekerjasama dengan dunia
industri.
14
8) Transparansi
Pencatatan transaksi keuangan produk dan jasa sudah sesuai dengan
standar prosedur akuntansi (tata kelola keuangan).
15
e. Sub tema : Menyiapkan kemandirian dan kewirausahaan bagi siswa
SMA
Kemandirian dan budaya kewirausahaan sangat penting ditanamkan di
sekolah. Menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah, lulusan
sekolah menengah perlu dibekali program kemandirian dan budaya
kewirauahaan. Pemerintah membutuhkan lulusan yang siap memasuki
dunia kerja sesuai dengan tuntutan global.
Untuk kemajuan ekonomi, pemerintah juga sangat membutuhkan pelaku-
pelaku usaha baru yang memiliki jiwa kewirausahaan. Untuk menyiapkan
calon tenaga kerja terampil dan juga calon wirausaha baru dari kalangan
pemuda, perlu dipersiapan sejak awal melalui program kemandirian dan
kewirausahaan di sekolah.
Mungkin Anda memiliki pengalaman, ide dan gagasan, serta hasil kajian
melalui penelitian tentang bagaimana menumbuhkan kemandirian dan
budaya kewirausahaan di sekolah menengah atas.
Anda dapat menulis karya tulis ilmiah dari salah satu topik berikut :
(1) Pengalaman dalam mengembangkan program kewirausahaan di
sekolah
(2) Menggagas model pendidikan keterampilan untuk kemandirian kerja
bagi lulusan sekolah menengah kejuruan
(3) Kesiapan lulusan sekolah menengah dalam memasuki dunia kerja
abad 21
(4) Penelitian lapangan tentang implementasi budaya kewirausahaan di
sekolah menengah kejuruan
(5) Topik lain yang relevan
3. Pendidikan Khusus
a. Sub Tema : Mengembangkan Budaya Literasi di Sekolah
Pendidikan Khusus
Dalam konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna
yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran
kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Maka secara sederhana,
16
budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan
membaca masyarakat dalam suatu Negara.
Membaca dan menulis belum mengakar kuat dalam budaya bangsa kita.
Masyarakat lebih sering menonton atau mendengar dibandingkan
membaca apalagi menulis. Kondisi di atas tidak hanya pada kalangan
awam (masyarakat umum), lingkungan terpelajar atau dunia pendidikan
pun masih jauh dari apa yang disebut budaya literasi. Peserta didik belum
tertanam kecintaan membaca. Bahkan tak sedikit dari para guru yang
juga sama keadaanya. Itu bisa dibuktikan dengan minimnya jumlah buku
yang dimiliki mereka. Perpustakaan sekolah yang tak terawat dapat
menjadi saksi bisu betapa civitas akademika itu jauh dari budaya literasi.
Sebab itu, di awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud nomor 23 tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu poinnya mewajibkan
para siswa untuk membaca buku 10 – 15 menit sebelum jam belajar
dimulai.
Budaya literasi bagi siswa berkebutuhan khusus tentu jauh lebih sulit
dibandingkan dengan siswa pada umumnya karena berbagai keterbatasan
yang dialami siswa ABK. Pengalaman seperti apa, ide gagasan seperti
apa, dan cara atau strategi seperti apa agar budaya literasi lebih
fungsional bagi kehidupan peserta didik berkebutuhan khusus.
Anda dapat menulis karya ilmiah untuk diajukan dalam symposium
nasional dalam lingkup seperti berikut :
(1) Membumikan budaya literasi yang fungsional untuk
memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus.
(2) Pengalaman best practices dalam mengimplementasikan
budaya literasi di satuan pendidikan khusus.
(3) Mengembangkan perpustakaan sekolah berbasis budaya
literasi.
(4) Topik lain yang relevan.
17
b. Sub Tema : Penguatan mutu pendidikan penyandang disabiltas
untuk memasuki perguruan tinggi
UU Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas memberikan
ruang yang sangat luas bagi siswa disabilitas untuk dapat melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi. Persoalannya adalah system dukungan dalam
pendidikan menengah dan pendidikan khusus terhadap peserta didik
berkebutuhan khusus dalam rangka kelanjutan studi ke perguruan tinggi,
dirasa belum cukup kuat. Daya saing siswa disabilitas lulusan dari
pendidikan menengah inklusif dan pendidikan khusus rlatif rendah, dan
tidak cukup siap memasuki jenjang ke PT. Perlu dicari model-model
penguatan pendidikan menengah dan pendidikan khusus dalam rangka
perluasan akses pendidikan tinggi bagi disabilitas.
Anda dapat menulis tentang :
(1) Mengatasi kendala dan hambatan siswa berkebutuhan khusus dalam
melanjutkan studi ke PT
(2) Strategi perluasan akses PT bagi siswa SMALB/SLB
(3) Menggagas model penguatan pendidikan inklusif di sekolah
menengah untuk menyiapkan siswa berkebutuhan khusus
melanjutkan studi ke PT.
(4) Mengagas model penguatan pendidikan khusus (SMALB/SLB)
untuk menyiapkan siswa berkebutuhan khusus melanjutkan studi ke
PT
(5) Topik lain yang relevan
18
dari kalangan pemuda, perlu dipersiapan sejak awal melalui program
kemandirian dan kewirausahaan di sekolah.
Mungkin Anda memiliki pengalaman, ide dan gagasan, serta hasil kajian
melalui penelitian tentang bagaimana menumbuhkan kemandirian dan
budaya kewirausahaan di sekolah menengah dan pendidikan khusus.
Permasalahan lebih rumit pada peserta didik berkebutuhan khusus.
Karena keterbatasan mereka, daya saing lulusan SMALB/SLB dalam
memasuki dunia kerja akan banyak menghadapi kendala. Karena itu
perlu dicari alternative pendidikan kemandirian dan budaya
kewirausahaan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkebutuhan
khusus.
Anda dapat menulis karya tulis ilmiah dari salah satu topik berikut :
1) Pengalaman dalam mengembangkan program kewirausahaan di
sekolah
2) Menggagas model pendidikan keterampilan untuk kemandirian kerja
bagi lulusan sekolah menengah
3) Kesiapan lulusan sekolah menengah dalam memasuki dunia kerja
abad 21
4) Penelitian lapangan tentang implementasi budaya kewirausahaan di
sekolah menengah
5) Topik lain yang relevan
19
Anda mungkin punya pengalaman, punya ide gagasan, punya hasil riset
yang terkait dengan pengelolaan pendidikan layanan khusus (PLK).
Melalui karya Anda siapa tahu dapat menginspirasi dalam peningkatan
mutu dan perluasan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah khusus
dan/atau di daerah 3T.
Anda dapat mengajukan karya ilmiah dalam bidang-bidang yang sesuai
dengan topik-topik di bawah ini :
(1) Evaluasi kebijakan dalam implementasi pendidikan layanan khusus
di daerah Tiga-T
(2) Pengalaman best practice mengelola pendidikan layanan khusus di
daerah Tiga-T dan rekomendasi kebijakan yang ditawarkan
(3) Menggagas peningkatan mutu dan perluasan akses pendidikan bagi
anak-anak di daerah Tiga-T melalui pendidikan layanan khusus
(4) Topik lain yang relevan
20
kebutuhan pendidikan suatu kelompok masyarakat dengan jumlah
peserta didik minimal 3 (tiga) orang.
(3) Sekolah terbuka adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah induk yang
penyelenggaraan pendidikannya menggunakan metode belajar
mandiri.
(4) Sekolah darurat adalah bentuk satuan pendidikan formal yang
didirikan pada saat situasi bencana alam dan/atau bencana sosial yang
bersifat sementara.
(5) Sekolah terintegrasi adalah salah satu bentuk satuan pendidikan yang
dilaksanakan antar jenjang pendidikan dalam satu lokasi dan
memiliki satu organisasi serta satu manajemen.
(6) Sekolah induk adalah sekolah yang memenuhi syarat untuk menjadi
pembina dari satu atau lebih bentuk layanan PLK.
Anda yang tertarik untuk menulis sub tema tentang pendidikan layanan
khusus dapat menawarkan gagasan kritis dan inovatif bagaimana
mengimplementasikan model-model PLK tersebut agar pendidikan layanan
khusus berjalan secara efektif efisien dan fungsional bagi masyarakat serta
mampu menjangkau yang tidak tejangkau.
E. Sistematika Penulisan
Karya Ilmiah disusun sesui sistematika dibawah ini
HALAMAN JUDUL
(Berisi Tentang Judul dan Nama Penulis, Lembaga Asal, catatan judul yang
baik tidak lebih dari 15 kata)
PERNYATAAN KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIASI
(Surat pernyataan tentang keaslian tulisan dan bebas plagiasi yang harus
ditulis dan ditanda tangani di atas meterai Rp. 6000)
HALAMAN PENGESAHAN
21
(lembar pengesahan ditanda tangani oleh yang bersangkutan dan diketahui
kepala sekolah dengan dibubuhi tandatangan dan cap sekolah)
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
(Berisi latar belakang, identifikasi masalah/rumusan masalah, tujuan dan
manfaat)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Instrumen, data pendukung: photo kegiatan, dan dokumen yang
terkait dengan karya ilmiah)
BIODATA
22
2. Penulisan berupa gagasan (15 - 20 halaman), dengan sistimatika sebagai
berikut:
HALAMAN JUDUL
(Berisi Tentang Judul Dan Nama Penulis, Lembaga Asal, catatan judul yang
baik tidak lebih dari 15 kata)
PERNYATAAN KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIASI
(Surat pernyataan tentang keaslian tulisan dan bebas plagiasi yang harus
ditulis dan ditanda tangani di atas meterai 6000)
HALAMAN PENGESAHAN
(lembar pengesahan ditanda tangani oleh yang bersangkutan dan diketahui
kepala sekolah dengan dibubuhi tandatangan dan cap sekolah)
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
( Berisi latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
23
F. Teknik Penulisan Naskah
1. Ditulis dengan huruf Times New Roman ukuran huruf (font) 12pt pada
kertas HVS ukuran A4, diketik 1,5 spasi dengan batas tepi/margin kiri 4 cm,
kanan 3 cm, atas 4 cm, dan bawah 3 cm. Khusus untuk ukuran huruf tabel
dan gambar disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Jumlah halaman isi antara 15 – 20 halaman, tidak termasuk daftar pustaka
dan lampiran.
3. Dilampiri surat “Pernyataan Keaslian” yang ditandatangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh kepala sekolah serta dibubuhi materai 6000.
24
BAB III
KEPANITIAAN, TIM PENILAI, MEKANISME
PENYELENGGARAAN
A. Kepanitiaan
1. Kepanitiaan terdiri dari unsur :
a. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan;
b. Perguruan Tinggi, Asosiasi Profesi, dan PPPPTK, LPPPTK.
2. Tugas Panitia
a. Menyiapkan Pedoman Penyelenggaraan Simposium
b. Menyiapkan perangkat penilaian Karya Simposium.
c. Mempublikasikan dan mensosialisasikan Kegiatan Simposium
d. Menerima pendaftaran calon peserta Simposium
e. Menyeleksi karya peserta Simposium
f. Menetapkan 10 karya terbaik dari setiap SMA, SMK, dan Pendidikan
Khusus sebagai finalis Simposium Tingkat Nasional
g. Memfasilitasi pelaksanaan Simposium
h. Mengumumkan Pemenang Simposium, Juara 1, 2 dan 3 setiap SMA,
SMK, dan Pendidikan Khusus.
i. Menyusun berita acara serah terima hasil Simposium
j. Melaporkan hasil Simposium kepada Direktur Jenderal GTK untuk
diterbitkan Surat Keputusan Menteri tentang pemenang Simposium.
k. Melaporkan seluruh kegiatan dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi
kepada Menteri
3. Sekretariat Kepanitiaan
PANITIA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
u.p. Kepala Subdit Kesharlindung, Gedung D Lt. 12
Kompleks Kemendikbud
Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta 10270
Telepon (021) 57974106
25
B. Penilaian dan Penjurian
1. Unsur Juri
a. Pejabat Kemdikbud;
b. Dosen LPTK;
c. Widyaiswara PPPPTK , LP2KS dan LPMP;
d. Praktisi Pendidikan.
2. Kriteria Juri
a. Berkepribadian dan santun;
b. Memiliki kualifikasi akademik minimal strata dua (S-2);
c. Berpengalaman menjadi juri pada kegiatan yang relevan;
d. Masa kerja minimal 5 (lima) tahun pada profesinya.
No Kegiatan Waktu
1. Publikasi ke Dinas Provinsi 6 September 2018
2. Usulan Peserta dari Provinsi 1 – 20 September 2018
3. Pelaksanaan Simposium Nasional 1 - 5 Oktober 2018
D. Penghargaan
1. Peringkat 1, 2, dan 3 menerima hadiah uang pembinaan, dan piagam
penghargaan yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;
2. Peringkat 1 akan diberikan 1 (satu) buah Laptop;
3. Finalis menerima hadiah uang pembinaan dan piagam penghargaan yang
ditandatangani oleh Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus.
26
E. Pembiayaan
Seluruh biaya penyelenggaraan Simposium GTK Tahun 2018 dibebankan
kepada anggaran Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus Ditjen GTK tahun 2018.
2. Pelaksanaan Simposium
Pelaksanaan Simposium dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
27
BAB IV
PENUTUP
Simposium ini merupakan wadah yang disediakan oleh Pemerintah melalui Ditjen
GTK untuk menemukan karya terbaik dari Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus dari para peserta sebagai solusi terhadap permasalahan-
permasalahan strategis yang tertuang dalam sepuluh topik yang telah ditentukan
dalam pedoman. Alternatif solusi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu bahan penyusunan kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
28