Vous êtes sur la page 1sur 6

TUGAS FARMAKOLOGI

Kasus Toksisitas
Keracunan Peptisida

Dosen pengampu :
Anita Mursiany,Msc.,Apt

Disusun oleh :
1.Cika Kinanti P(1116004011)

2.Erny Mustika S(1116004021)

3.Evi Rosa M(1116004091)

4.Eva Tri Hastuti(1116004611)

5.Saibahtun Rahmawati(1116004331)

6.Fitriani (1116004291)
Analisis Toksikologi Kejadian Keracunan
Buruh Sawit PT Gunajaya Karya Gemilang

Kronologis Kejadian
Dalam artikel yang berjudul “Buruh Tak Dijamin Sehat” pada situs
sawitwatch.or.id, pada tanggal 19 Maret 2008 , seorang buruh sawit PT
Gunajaya Karya Gemilang tiba-tiba pingsan setelah ia merasa dadanya terasa
berat dan mata berkunang-kunang. Kemudian ia dibawa ke RS Antonius
Pontianak dan selama seminggu lebih tidak sadarkan diri akibat keracunan
pestisida. Setelah sadar, buruh tersebut dikembalikan ke kampung halamannya
oleh perusahaan sawit tempat ia bekerja. Sebelum perisitiwa tersebut, buruh
tersebut memang sering merasa mual dan pusing saat bekerja dan setelah pulang
kerja dari kebun sawit. Namun, rasa sakit itu kerap ditahan karena mengira rasa
mual dan pusing tersebut hanya karena ia kurang istirahat atau makan kurang
teratur. Gejala yang sama ternyata juga dijumpai pada pekerja-pekerja lain,
teman seregunya. Peristiwa ini diduga karena ia keracunan pestisida, akibat
tidak memakai alat pelindung diri saat bekerja mulai pukul 07.00 sampai 15.00
untuk mengolesi atau menyemprot pestisida pada sawit.

Jenis Toksikan
Toksikan yang menyebabkan pekerja ini keracunan adalah pestisida. Pestisida
adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan
berbagai hama (Sudarmo,1991). Pestisida adalah zat atau bahan yang digunakan
untuk membunuh, mencegah atau mengendalikan hama
pengganggu.(www.anggrek.info).
Menurut Darmono dalam artikelnya yang berjudul Toksisitas Pestisida,
pestisida dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu insektisida (pembunuh
insektisida), herbisida (pembunuh tanaman pengganggu), dan fungisida (
pembunuh jamur). Pestisida dapat digolongkan menurut penggunaannya dan
disubklasifikasi menurut jenis bentuk kimianya. Dari bentuk komponen bahan
aktifnya maka pestisida dapat dipelajari efek toksiknya terhadap manusia
maupun makhluk hidup lainnya dalam lingkungan yang bersangkutan.
Menurut artikel dalam sawitwatch.or.id, buruh sawit yang bekerja tanpa
memakai sarung tangan menunjukkan gejala mual, pusing, dada terasa berat,
mata berkunang-kunang dan tidak sadarkan diri.
Tanda dan gejala keracunan organofosfat adalah timbulnya gerakan otot-otot
tertentu, pupil dan iris mata menyempit menyebabkan penglihatan kabur, mata
berair, mulut berbusa, dan berair liur banyak, sakit kepala, pusing, keringat
banyak, detak jantungsangat cepat, mual, muntah-muntah, kejang perut,
mencret, sukar bernapas, lumpuh, dan pingsan.( Sudarmo,1991)
Gejala yang dialami korban keracunan sejalan dengan teori yang diungkapkan
oleh Sudarmo, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis pestisida yang
teridentifikasi dalam kejadian tersebut merupakan jenis organofosfat.
Organophospates (OPs) are esters of phosphoric or phosporic acid that exist in
two forms: -thion (sulfur containing) and –oxon (oxygen containing)
(LaDou,2004).

Dari definisi oleh LaDou, organofosfat merupakan ester yang memiliki bentuk
berupa –tion yang mengandung sulfur misalnya malation dan –okson yang
mengandung oksigen. Pestisida yang termasuk golongan organofosfat antara
lain diazinon, chloropyrifos, malathion, disulfoton, dan lain-lain.
Pestisida dapat masuk ketubuh manusia melalui kulit, pernapasan, mulut, dan
lain-lain (Yayasan Duta Awam Pesticide Action Network Asia and Pacific).
Apabila masuk kedalam tubuh, baik melalui kulit, mulut dan saluran pernafasan
maupun saluran pencernaan, pestisida golongan organofosfat akan berikatan
dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur bekerjanya saraf, yaitu
cholinesterase. Apabila cholinesterase terikat, maka enzim tersebut tidak dapat
melaksanakan tugasnya sehingga syaraf terus-menerus mengirimkan perintah
kepada otot-otot tertentu. Dalam keadaan demikian otot-otot tersebut senantiasa
bergerak tanpa dapat dikendalikan. (power point “Dampak Residu Pesisida pada
Pertanian Segar” oleh Lilis Irianingsih).

Dalam kasus keracunan pestisida dalam artikel, mekanisme masuknya toksikan


melalui ketiga jalur seperti yang telah dipaparkan dalam teori. Toksikan masuk
melalui kulit,karena korban tidak menggunakan sarung tangan saat korban
mengoleskan pestisida, selain itu toksikan juga masuk melalui pernapasan
kerena korban tidak menggunakan masker pada saat mengoleskan pestisida
pada kelapa sawit. Kontak langsung antara korban dan toksikan menimbulkan
munculnya mekanisme lain yaitu pencernaan hal ini sangat mungkin terjadi saat
pekerja makan dengan tangan yang tidak dicuci setelah kontak langsung dengan
pestisida.
Pestisida jenis ini (oraganofosfat dan metilkarbamat) sangat berbahaya karena
mereka menyerang cholinesterase, suatu bahan yang diperlukan oleh sistem
syaraf kita agar dapat berfungsi dengan normal. Pestisida jenis ini menurunkan
kadar cholinesterase dan hal inilah yang memunculkan gejala-gejala keracunan.
(Yayasan Duta Awam Pesticide Action Network Asia and Pacific).
Organophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis
pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang
(Darmono,dalam artikel toksisitas pestisida). Pestisida jenis organofosfat
merupakan jenis pestisida yang berbahaya seperti yang telah dijelaskan oleh
teori dari Darmono dan Yayasan Duta Awam Pesticide Action Network Asia
and Pacific karena telah menyerang enzim cholinesterase yang berfungsi
memecah asetilkolin menjadi asetil dan kolin. Jika enzim ini dihambat, maka
asetilkolin tidak dapat pecah sehingga jumlah asetilkolin yang meningkat dapat
menimbulkan otot bergerak dan tidak dapat dikendalikan.

Tempat dan Waktu Kejadian


Tempat kejadian adalah di Perkebunan sawit PT Gunajaya Karya Gemilang,
pada tanggal 19 Maret 2008 sekitar pukul 07.00 waktu setempat.

Jumlah Korban
Korban diduga berjumlah 37 korban. Satu orang merupakan korban yang
tertulis dalam artikel sedangkan 36 orang lainnya merupakan rekan kerja dari
korban yang terulis di artikel.

Kerugian
Kejadian keracunan pestisida pada PT Gunajaya Karya Gemilang menimbulkan
banyak kerugian, baik kerugian yang dialami perusahaan, pekerja, dan pada
lingkungan.

Kerugian Pada Perusahaan


a. Perusahaan dapat dikenakan sanksi pelanggaran terhadap UU Nomor 23
Pasal 23 Ayat 2 mengenai pencegahan penyakit akibat kerja.
b. Perusahaan harus menanggung biaya perawatan pekerja yang terkena
keracunan akibat bekerja di perusahaannya serta akan kehilangan hari kerja
rata-rata enam hari.
c. Perusahaan akan mendapat image yang negatif dan hilangnya kepercayaan
dari masyarakat serta investor apabila telah diketahui tidak menerapkan prinsip
K3 dalam proses industrinya.
d. Residu pestisida yang tertinggal pada produk perkebunan dapat berdampak
negatif pada konsumen dan dapat menurunkan daya beli konsumen.
Kerugian pada pekerja
Mengalami penyakit akibat kerja, sehingga produktivitas menurun.
Akan kehilangan pekerjaan akibat terkena PAK.
Mengalami disabilitas atau kecacatan permanen.
Biaya perawatan harus ditanggung sendiri karena tidak mendapat jaminan lagi
dari perusahaan setelah tidak bekerja lagi.

Kerugian pada lingkungan


a. Lingkungan akan tercemar oleh pestisida sehingga akan merusak ekosistem
lingkungan perkebunan sawit.
b. Hanya sebagian kecil pestisida yang dipakai di lahan mengenai organisme
yang seharusnya dikendalikan. Sebagian besar pestisida ini masuk ke udara,
tanah, atau air yang bisa membahayakan kehidupan organisme yang lain.
Organisme air khususnya, sangat peka pada pestisida.
c. Hewan ternak dan hewan peliharaan juga akan terpajan pestisida, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan pestisida sifatnya tidak
mudah terurai sehingga akan terserap dalam rantai makanan dan sangat
membahayakan.
d. Terjadinya resistensi dan resujensi pada hama akibat penggunaan pestisida
secara terus-menerus.

Pengendalian yang Telah Dilakukan


Pengendalian yang dilakukan perusahaan hanya berupa imbauan kepada para
pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri yang harus mereka sediakan
sendiri. Namun, hal ini menunjukkan belum adanya komitmen pengendalian
pihak perusahaan.

Saran
1. Engineering Control
2. Administrative Control
3. PPE (Personal Protective Equipment)
Pemberian SOP bagi para pekerja agar pekerja mengetahui apa yang sebaiknya
dilakukan dan tidak dilakukan, agar tercipta perilaku bekerja yang aman,
misalnya saat bekerja mereka harus memakai kaus lengan panjang, topi, dll.
Untuk mengurangi dampak negatif akibat penggunaan pestisida, pihak
perusahaan harus melakukan upaya eliminasi, subtitusi, atau minimisasi
pestisida yang digunakan.
Melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pada para pekerja/buruh
mengenai hazard yang mungkin dihadapi dalam melakukan pekerjaan.
Menggunakan pestisida yang terdaftar dan memiliki label dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang berisi keterangan mengenai pestisida tsb, sesuai dengan
KepMen Pertanian No.429/Kpts/Mm/1/1973.
Penyediaan APD yang dapat meminimalisasi dampak pestisida pada pekerja.
APD yang disediakan berupa masker penutup mulut dan leher, sarung tangan
karet, sepatu khusus, dll.
Upaya antisipasi yang dilakukan bila terjadi keracunan yaitu perusahaan harus
menyediakan atrophine sulfat intravena sebagai antidote dan pralidoxim
Pemberian training pada para pekerja bagaimana cara menyemprot pestisida
yang aman sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal
12 ayat 3.

Kesimpulan
Penggunaan pestisida memiliki keuntungan dan kerugian. Penanggulangan
kerugian akibat pestisida dapat dilakukan dengan memutus kontak antara
manusia dengan pestisida tersebut. Upaya penanggulangan dapat dilakukan oleh
perusahaan melalui kebijakan perusahaan mengenai kesehatan kerja buruh.

Referensi:
Sudarmo, Subiyakto. Pestisida. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1991.
www.sawitwatch.or.id
www.tumotou.net
www.panap.net
www.ditjenbun.deptan.go.id
LaDou, J.(2004) Current Occupational & Environment Medicine, Lange
Medical Books/McGraw-Hil, United States of America
http://www.anggrek.info/index1.php?topic=pest&section=pestisida

Vous aimerez peut-être aussi