Vous êtes sur la page 1sur 2

Acne vulgaris (AV) adalah penyakit peradangan menahun unit pilosebasea, dengan

gambaran klinis biasanya polimorfik yang terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa:
komedo, papul, pustul, nodul, dan jaringan parut. Penderita biasanya mengeluh akibat erupsi
kulit pada pada tempat-tempat predileksi, yakni muka, bahu, leher, dada, punggung bagian
atas dan lengan bagian atas oleh karena kelenjar sebasea pada daerah yang aktif.
Acne vulgaris atau jerawat, selanjutnya disebut acne, adalah penyakit kulit obstruktif
dan infl amatif kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja. Acne
sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun sebelum menarkhe atau
haid pertama. Onset acne pada perempuan lebih awal daripada laki-laki karena masa pubertas
perempuan umumnya lebih dulu daripada laki-laki. Acne vulgaris merupakan penyakit yang
kompleks (multifaktorial) dengan elemen patogenesis yaitu hiperproliferasi folikuler
epidermal, produksi sebum yang berlebihan, inflamasi dan adanya aktifitas P.acne. Penyebab
akne antara lain penggunaan kosmetik, khususnya di kalangan wanita.
Akne Vulgaris adalah penyakit utama pada remaja, 85% remaja terkena dengan
tingkat keparahan tertentu, paling sering muncul pada usia 15-18 tahun, baik pada laki-laki
ataupun perempuan, namun terkadang dapat menetap sampai dekade ketiga atau bahkan pada
usia yang lebih lanjut. Akne Vulgaris merupakan penyakit yang dipengaruhi atau dicetuskan
oleh banyak faktor, yaitu yaitu faktor genetik, lingkungan, hormonal, stres emosi, makanan,
trauma, kosmetik, dan obat-obatan. Seringkali pasien telah mencoba berbagai macam terapi
dan obat-obatan namun tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Penyebab pasti timbulnya acne belum diketahui namun acne yang terjadi pada usia
pubertas dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yaitu: meningkatnya kadar hormon
androgen, penggunaan, kosmetik, stres, personal hygiene yang buruk dan pola tidur yang
tidak baik seperti tidur larut malam. Adapun Berbagai faktor. Penyebab acne sangat banyak
(multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin, faktor makanan, keaktifan dari kelenjar
sebasea sendiri, faktor psikis, iklim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), dan
kosmetika. Hasan
Patogenesis acne meliputi empat faktor, yaitu hiperproliferasi epidermis folikular
sehingga terjadi sumbatan folikel, produksi sebum berlebihan, infl amasi, dan aktivitas
Propionibacterium acnes (P. acnes). Androgen berperan penting pada patogenesis acne
tersebut. Acne mulai terjadi saat adrenarke, yaitu saat kelenjar adrenal aktif menghasilkan
dehidroepiandrosteron sulfat, prekursor testosteron. Penderita acne memiliki kadar androgen
serum dan kadar sebum lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, meskipun kadar
androgen serum penderita acne masih dalam batas normal. Androgen akan meningkatkan
ukuran kelenjar sebasea dan merangsang produksi sebum, selain itu juga merangsang
proliferasi keratinosit pada duktus seboglandularis dan akroinfundibulum. Hiperproliferasi
epidermis folikular juga diduga akibat penurunan asam linoleat kulit dan peningkatan
aktivitas interleukin 1 alfa. Epitel folikel rambut bagian atas, yaitu infundibulum, menjadi
hiperkeratotik dan kohesi keratinosit bertambah, sehingga terjadi sumbatan pada muara
folikel rambut. Selanjutnya di dalam likel rambut tersebut terjadi akumulasi keratin, sebum,
dan bakteri, dan menyebabkan dilatasi folikel rambut bagian atas, membentuk mikrokomedo.
Mikrokomedo yang berisi keratin, sebum, dan bakteri, akan membesar dan ruptur.
Selanjutnya, isi mikrokomedo yang keluar akan menimbulkan respons infl amasi. Akan
tetapi, terdapat bukti bahwa inflamasi dermis telah terjadi mendahului pembentukan komedo.

Vous aimerez peut-être aussi