Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelas : 2C
Kelompok : 5C
Anggota Kelompok:
Penunjukkan Indikator
Level Error (%) Rata-Rata
Level (%)
(%)
Run-1 Run-2 Run-3 Run-1 Run-2 Run-3 Uji Error
0 6.1 6.5 6.5 6.1 6.5 6.5 6.37 6.37
10 16.1 15.5 15.5 6.1 5.5 5.5 15.70 5.70
20 25.7 25.8 26 5.7 5.8 6 25.83 5.83
30 36.3 35.9 35.8 6.3 5.9 5.8 36.00 6.00
40 46.2 45.7 46.1 6.2 5.7 6.1 46.00 6.00
50 56 56 56.1 6 6 6.1 56.03 6.03
60 66.4 66 66.5 6.4 6 6.5 66.30 6.30
70 76.7 76.1 76.5 6.7 6.1 6.5 76.43 6.43
80 86.8 86.3 86.5 6.8 6.3 6.5 86.53 6.53
90 97.1 96.5 96.8 7.1 6.5 6.8 96.80 6.80
100 107 106.8 106.6 7 6.8 6.6 106.80 6.80
90 96.8 96.3 96.5 6.8 6.3 6.5 96.53 6.53
80 87 86 86.3 7 6 6.3 86.43 6.43
70 76.6 76.1 77.9 6.6 6.1 7.9 76.87 6.87
60 67.7 66.9 66.3 7.7 6.9 6.3 66.97 6.97
50 55.7 56.3 55.8 5.7 6.3 5.8 55.93 5.93
40 46 45.8 45.6 6 5.8 5.6 45.80 5.80
30 36 36.1 35.9 6 6.1 5.9 36.00 6.00
20 26.4 26.1 26.3 6.4 6.1 6.3 26.27 6.27
10 16.3 15.8 16.2 6.3 5.8 6.2 16.10 6.10
0 6.5 6.5 6 6.5 6.5 6 6.33 6.33
1. Buat kurva kalibrasi untuk error!
5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120
Level (%)
2. Buat kurva kalibrasi untuk hubungan antara penunjukkan instrumen yang diuji
dan standar!
100
80
60
Pengukuran Naik
40
Pengukuran Turun
20
0
0 50 100 150
Nilai Standar (%)
3. Dari seluruh data baik pengukuran naik maupun turun tentukan persamaan
regresi liniernya!
Pengukuran naik: 1,0089x + 5,8077
Pengukuran turun: 1,0067x + 6,0272
4. Tentukan nilai ketidakpastian tipe-B (akurasi, presisi, histeresis)!
Nilai Akurasi:
Error minimum: 5,5
Error maksimum: 7,9
Akurasi: 5,5 sampai 7,9
Akurasi: ±5,5
Nilai Presisi:
Ditentukan dengan melihat selisih maksimum antara pembacaan dari tiga run
dalam satu titik pengukuran. Ini terjadi pada pengukuran turun 70 dengan nilai
presisi yaitu 1,8.
Nilai Histeresis:
Ditentukan dengan melihat selisih terbesar antara penyimpangan saat pengukuran
naik dan turun. Selisih terbesar terjadi pada nilai 70 pada run 3 dengan nilai
histeresis adalah 1,4.
Unit proses adalah tempat proses berlangsung. Sistem proses pada praktikum
pengendalian level adalah tangki penampung. Variabel pengendali adalah alliran air masuk.
Gangguan sistem adalah aliran air keluar. Variabel proses terkendali adalah level air (tinggi
air). Unit pengukuran berfungsi untuk mengukur variabel proses. Unit pengukuran terdiri atas
sensor saja atau sensor dan transmitter. Pada praktikum pengendalian level, variabel proses
terukur adalah level atau tinggi air. Sinyal pengukuran keluar dalam bentuk tegangan listrik
1-5V. Unit kendali merupakan unit yang menerima sinyal dari unit pengukuran dan
membandingkan hasil pengukuran dari variabel proses untuk kemudian mengambil
keputusan dan memberikan perintah kepada unit kendali akhir untk melakukan tindakan
tertentu. Unit pengendali menerima sinyal pengukuran dan memberikan sinyal kendali. Pada
praktikum pengendalian level, sinyal pengukuran berupa sinyal tegangan 1-5V. Sinyal
kendali berupa sinyal arus 4-20 mA. Unit kendali akhir merupakan unit yang akan melakukan
tindakan akhir sesuai dengan keputusan dan perintah dari unit kendali. Kebanyakan unit ini
berupa katup kendali. Tindakan yang dilakukan adalah memperbesar atau memperkecil
bukaan valve. Unit kendali akhir menerima sinyal kendali dan memberikan aksi pengendalian
melalui manipulated variable. Pada praktikum pengendalian level, sinyal kendali berupa
sinyal arus 4-20 mA. Manipulated variable berupa laju aliran air masuk. Unit pengubah
berfungsi untuk mengubah informasi dalam besaran mekanik menjadi elektrik atau
sebaliknya. Pengubah yang umum adalah I/P (arus listrik ke pneumatik) atau P/I (pneumatik
ke arus listrik).
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu. Pada praktikum kali ini dilakukan kalibrasi instrumen yang mengukur
besarnya level suatu proses. Digunakan titik pengukuran standar dari level
0,10,20,30,40,50,60,70,80,90,100 dalam satuan % pada pengukuran naik dan pengukuran
turun. Pada hasil pengukuran instrumen terjadi error pengukuran. Hal ini disebabkan oleh
kesalahan pembacaan parallax yang dilakukan oleh pengamat, karena unit pengendali yang
dipakai berupa pengendali analog. Selain itu, kondisi alat yang sudah tua dan rusak juga
menjadi salah satu faktor terjadinya error dalam praktikum. Pada praktikum kali ini
didapatkan nilai akurasi sebesar ±5,5, nilai presisi (repeatability) yang dihasilkan sebesar 1,8,
penyimpangan terbesar antara pengukuran naik dan pengukuran turun sebesar (histeresis)
sebesar 1,4. Sedangkan nilai ketidakpatsian tipe-A sebesar 0,694.
KESIMPULAN