Vous êtes sur la page 1sur 3

Kepuasan Kerja

Dalam bagian ini kita akan membedah konsep kepuasan kerja dengan lebih seksama.
Bagaimana kita mengukur kepuasan kerja?, seberapa puaskah karyawan dengan pekerjaan
mereka?, apakah yang menyebabkan karyawan memilki tingkat kepuasan kerja yang tinggi?,
bagaimana karyawan yang tidak puas dan puas memengaruhi sbuah organisasi?

Mengukur Kepuasan Kerja

Dalam mengukur kepuasan kerja ada dua pendekatan yang paling luas digunakan adalah
penilaian tunggal secara umum dan penyajian akhir yang terdiri atas sejumlah penyajian aspek.
Metode penilaian tunggal secara umum sekadar meminta individu untuk mersepons satu
pertanyaan, seperti “dengan mempertimbangkan semua hal seberapa puaskah anda dengan
pekerjaan anda?”, kemudian [ara responden menjawab dengan melingkari sebuah angka antara 1-
5 yang cocok dengan jawaban dari “sangat puas” sampai “sangat tidak puas”. Pendekatan yang
lain yaitu penyajian akhir aspek pekerjaan , lebih rumit. Pendekatan ini mengidentifikasi elemen
–elemen penting dalam suatu pekerjaan dan menayakan perasaan karyawan tentang setiap elemen.

Seberapa Puas Individu dengan Pekerjaan Mereka

Apakah sebagian besar individu merasa puas dengan pekerjaan mereka?. Tampaknya,
jawabannya adalah “ya” yang memenuhi syarat di AS dan di sebagian besar negara maju. Berbagai
studi independen yang diadakan diantara para pekerja AS selama 30 tahun terakhir, menunjukkan
bahwa mayoritas pekerja merasa puas dengan pekejaan mereka. Meskipun jarak persentasinya
lebar, lebih banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa puas di bandingkan dengan tidak
puas.

Apakah yang Menyebabkan Kepuasan Kerja

Pikirkan pekerjaan yang paling baik yang pernah anda miliki, apa yang membuatnya
demikian?. Kemungkinannya adalah anda menyukai pekerjaan yang anda kerjakan. Pada
kenyataannya dari segi kepuasan kerja, menikmati kerja itu hampir selalu merupakan segi yang
paling berkaitan erat dengan kepuasan kerja yang tinggi secara keseluruhan. Pekerjaan menarik
yang memberikan pelatihan, variasi, kemerdekaan, dan kendali memuaskan sebagian besar
karyawan.
Pengaruh dari Karyawan yang Tidak Puas dan Puas di Tempat Kerja

Ada konsekuensi ketika karyawan menyukai pekerjaan mereka, dan begitupun sebaliknya.
Sebuah kerangka teoritis-kerangka keluar-pengaruh-kesetiaan-pengabaian, sangat bermanfaat
dalam memahami konsekuensi dari ketidakpuasan.

Keluar (exit) : perilaku yang di tujukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi
baru dan mengundurkan diri.

Aspirasi ( voice) : secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk
menyarankan perbaikan, mesdiskusikan masalah dengan atasan, dan beberapa bentuk aktivitas
serikat kerja.

Kesetiaan ( loyalty) : secara pasif tetapi optimisit menunggu membaiknya kondisi, termasuk
membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan memercayai organisasi dan
manajemennya untuk melakukan hal yang benar.

Pengabaian ( neglect) : secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidak
hadiran atau keterlambatan yang terus – menerus, kurangnya usaha, dan meningkatnya angka
kesalahan.

Kepuasan Kerja dan Kinerja

Seperti yang disimpulkan dalam “mitos dan ilmu pengetahuan”, pekerja yang bahagia
cenderung lebih produktif, meskipun sulit untuk mengatakan kemana arah hubungan sebab akibat
tersebut. Akan tetapi beberapa peneliti biasanya percaya bahwa hubungan antara kepuasan kerja
dan kinerja pekerjaan adalah sebuah mitos manajemen.

Kepuasan Kerja dan OCB

Tampaknya adalah logis untuk menganggap bahwa kepuasan kerja seharusnya menjadi
factor penentu utama dari perilaku kewargaan organisasional atau OCB seorang karyawan.
Karyawan yang puas tampaknya cenderung berbicara secara positif tentang organisasi, membantu
individu lain, dan melewati harapan normal dalam pekerjaan. Selain itu, karyawan yang puas
mungkin lebih mudah berbuat lebih dalam pekerjaan karena mereka ingin merespons pengalaman
positif mereka.
Kepuasan Kerja dan Kepuasan Pelanggan

Karyawan dalam pekerjaan jasa sering berinteraksi dengan pelanggan. Karena manajemen
organisasi jasa harus menyenangkan pelanggan adalah masuk untuk bertanya : apakah kepuasan
karyawan berhubungan dengan hasil pelanggan yang positif? Untuk karyawan garis depan yang
mempunyai hubungan tetap dengan para pelanggan, jawabannya adalah “ya”.

Kepuasan Kerja dan Ketidakhadiran

Kita menemukan hubungan negative yang konsisten antara kepuasan dan ketidakhadiran,
tetapi korelasi tersebut berkisar antara sedang sampai lemah. Sementara adalah masuk akal bahwa
karyawan yang tidak puas cenderung melalaikan pekerjaan, factor – factor lain memiliki pengaruh
pada hubungan tersebut dan mengurangi koefisien korelasi. Sebagai contoh, organisasi yang
memberikan tunjangan cuti sakit secara bebas berupaya membesarkan hati para karyawan mereka
termasuk mereka yang merasa sangat puas untuk mengambil cuti.

Kepuasan Kerja dan Perputaran Karyawan

Kepuasan juga berhubungan negative dengan perputaran karyawan, tetapi korelasi tersebut
lebih kuat daripada apa yang kita ketahui untuk ketidakhadiran. Namun sekali lagi factor – factor
lain sperti kondisi pasar tenaga kerja, harapan tentang peluang pekerjaan laternaitf, dan lamanya
masa jabatan dengan organisasi merupakan batasan penting tentang keputusan yang actual untuk
meningkatkan pekerjaan seseorang pada saat ini. Bukti menunjukkan bahwa sebuah pengait
penting dari hubungan kepuasan – perputaran karyawan adalah tingkat kinerja karyawan.

Kepuasan Kerja dan Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja

Ketidakpuasan kerja memprediksi banyak perilaku khusus, termasuk upaya pembentukan


seriakt kerja, penyalahgunaan hakikat, pencurian di tempat kerja, pergaulan yang tidak pantas, dan
kelambanan. Para peneliti berpendapat bahwa perilaku ini adalah indicator sebuah sindrom yang
lebih luas yang sering kita sebut perilaku menyimpang di tempat kerja

Vous aimerez peut-être aussi