Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen MK : F.A.Metekohy,S,SiT.,M.Kes
MK : KMB I
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dengan juduL “Asuhan
Keperawatan Pada Isk (Infeksi Saluran Kemih)”
Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam membuat makalah ini sehingga akan
menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila ada kritik dan saran yang membangun agar makalah
yang kami buat ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan sebagai
pembelajaran bagi kita agar kedepannya bisa lebih menjaga kesehatan kita semua supaya kita tidak
terkena atau menderita penyakit tersebut.
Penulis
( Kelompok 6 )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
2. Penyebab / Etiologi
3. Patofisiologi
4. Tanda Dan Gejala / Manifestasi Klinis
5. Penatalaksanaan
6. Komplikasi
7. Prosedur Penunjang
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan (Defenisi, Batasan Karakteristik / Ds, Do)
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu istilah umum yang ditujukan pada infeksi bakteri pada
saluran kemih, beberapa bakteri dapat menjadi organisme penyebab. ISK atas terjadi pada uretra atau
ginjal, sedangkan ISK bawah terjadi pada uretra dan kandung kemih. Infeksi saluran kemih yang tidak
dilakukan pengobatan dapat menyebabkan gagal ginjal.
ISK lebih sering terjadi pada wanita dewasa dan meningkat insidennya sesuai pertambahan usia
dan aktivitas seksual. Meskipun alasan ini tidak dimengerti dengan jelas, diperkirakan wanita lebih
mudah mendapat infeksi daripada pria di sebabkan karena uretra wanita lebih pendek dan tidak
mempunyai substansi antimikroba seperti yang ditemukan pada cairan seminal.
2. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia,gender,prevalensi bakteriuria, dan faktor
predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.
3. Patofisologi
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi bila bakteri
atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan-jalan ke uretra atau ujung saluran kencing untuk
kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang paling sering menyebabkan ISK
adalah E.Colli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian bawah.
Pertama-tama bakteri akan menginap di uretra dan berkembang biak disana. Akibatnya, uretra
akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama Urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas
menuju saluran kemih dan berkemabang biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang
kemudian disebut dengan istilah Cystitis. Jika infeksi ini tidak di obati maka bakteri akan naik lagi ke
atas mejunu ginjal dan menginfeksi ginjal yang dikenal dengan istilah Pnelonephritis.
Mikroorganisme seperti Klamidia dan mikroplasma juga dapat mneyebabkan ISK namun infeksi
yang disebabkan hanya terbatas pada uretra dan sistem reproduksi. Tidak seperti E.colli, kedua
kuman ini menginfeksi orang melalui hubungan seksual.
Infeksi saluran kemih di sebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Masuknya mikrooganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :
1. penyebaran endogen
Kontak langsung dari tempat infeksi terdekat ( escending ) yaitu :
masuknya mikroorganisme kedalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomidimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga terjadinya ISK lebih
tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi vekal, pemasangan alat kedalam traktur
urinarius (pemasangan kateter), dan adanya dekubitus yang terinfeksi
naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal kuman penyebab ISK pada umumnya adalah
kuman yag berasal dari flora normal usus. Dan hidup secara komersaldidalam introitus vagina,
prepusium penis, kulit perineum, dan disekitar anus.
2. hematogen.
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran
infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen yaitu adanya : bendungan total urine yang
dapat mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut.
3. limfogen
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri pada ginjal. Dan jaringan
interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih memalui uretra
dan nak ke ginjal meskipun ginjal 20% sampai 25% curah jantung.pielonefritis akut biasanya
terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infesi
hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat
infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau
refluks vesikoureter.
5. Penatalaksanaan.
1) Non farmakologi
Istirahat
Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih.
2) Farmakologi
Antibiotik sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan antibiotik antara lain :
cefatoxime, ceftriaxon, cotrimoxsazol, trimetropim, flouroquenolon, amoksisiklin, doksisiklin,
aminoglikosid.
Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi penicilin dengan
aminoglikosida.
Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin, nitrofurantoin atau sefalosporin.
6. Komplikasi
Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi, parut ginjal, dan gagal ginjal kronik
(pielonefritis berulang timbul karena adanya faktor predisposisi.)
7. Prosedur penunjang
1. Biakan air kemih
Dikatakan infeksi positif bila :
Air kemih tamping porsi tengah : biakan kuman positif dengan jumlah kuman > /=
105 / ml, 2 kali berturut-turut
Dugaan infeksi : pemeriksaan air kemih : ada kuman piuria, torak leukosit.
2. Urinalisis
Leukosituria atau piuria : positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit / LPB desiment air
kemih
Hematuria : positif bila terdapat 5-10 eritrosit / LPB sediment air kemih.
3. Bakteriologis
Mikroskopis
Biakan bakteri
4. Hitung koloni : sekitar 100,000 koloni/ml urine dari urine tamping air tengah
5. Metode test
Tes esterase leukosit positif : pasien mengalami piuria dan tes pengurangan nitrat,
GRIESS positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urine normal menjadi
nitrit.
Tes PMS
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginjal untuk mengetahu kelainan struktur ginjal
dan kandung kemih.
Pemeriksaan pielografi intra vena (PIV) untuk mencari latar belakang infeksi saluran
kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran kemih.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut :
Defenisi : pengelaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringa hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Batasan karakteristik : mengeluh nyeri seperti terbakar waktu buang air kecil, mengeluh nyeri
pada daerah pinggul, hal ini meningkat dalam intensitas pada perkusi daerah
panggul.
Nyeri akut berhubungan dengan faktor infeksi saluran perkemihan yang ditandai dengan :
Ds : mengeluh nyeri
Do : - tampak meringis
- Bersikap protektif (mis,waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Sulit tidur
Gangguan rasa aman nyaman berhubungan dengan gangguan stimulus lingkungan yang
ditandai dengan :
3. Perencanaan
Do : - tampak
merintih /
menangis
- Pola eliminasi
berubah
- Postur tubuh
berubah
4. Implementasi
No Implementasi Hasil
1. mengajarkan tentang nonfarmakologi Pasien mencoba teknik nonfarmakologi
(massase) untuk mengurangi nyeri dengan
menggunakan cara masase pada daerah
melakukan pengkajian nyeri secara nyeri
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor Pasien menjelaskan kadar dan
pencetus karakteristik nyeri
2. sediakan lingkungan yang aman dan bersih pasien mampu menciptakan lingkungan
yang aman dan bersih
tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
mengelola lingkungan dan kenyamanan dan keluarga dapat mengelola lingkungan
optimal yang bersih dan kenyamanan yang
optimal untuk pasien
5. Evaluasi
2. Gangguan rasa aman nyaman Selasa, 18-09- S : mulai merasa nyaman dan pola tidur
berhubungan dengan 2018 mulai normal
gangguan stimulus lingkungan
yang ditandai dengan : O : tidak merintih / menangis lagi
Ds : - mengeluh tidak
nyaman. A : masalah teratasi
- Mengeluh sulit tidur
- Tidak mampu rileks P : pertahankan intervensi
Do : - tampak merintih /
menangis
- Pola eliminasi berubah
- Postur tubuh berubah
DAFTAR PUSTAKA