Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pengertian Akhlak:
Secara bahasa akhlak berasal dari kata اخلق – يخلق – اخالقاartinya perangai, kebiasaan, watak,
peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq. Dasarnya adalah:
Pengertian Tasawuf:
Secara bahasa tasawuf berarti:
– saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain wol)
– sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban
untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.
Menurut Istilah:
1. Upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan
perhatian hanya kepada Allah SWT.
2. Kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan mental ruhaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan
horizontal antara sesame manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical
antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga
dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Istilah Sufi baru muncul kepermukaan pada abad kedua Hijriyah, sebelum itu Kaum muslimin
dalam kurun awal Islam sampai abad pertama Hijriyah belum meneganal istilah tersebut. Namun
bentuk amaliah para Sufi itu tentu sudah ada sejak dari awal kelahiran Islam itu di bawa oleh
Rasulullah Muhammad saw, bahkan sejak manusia diciptakan.
Sejarah historis ajaran tasawuf mengalami perkembangan yang sangat pesat, berawal dari upaya
meniru pola kehidupan Rasulullah saw. baik sebelum menjadi Nabi dan terutama setelah beliau
bertugas menjadi Nabi dan Rasul, perilaku dan kepribadian Nabi Muhammadlah yang dijadikan
tauladan utama bagi para sahabat yang kemudian berkembang menjadi doktrin yang bersifat
konseptual. Tasawuf pada masa Rasulullah saw adalah sifat umum yang terdapat pada hampir
seluruh sahabat-sahabat Nabi tanpa terkecuali.
Pada awal perkembangan tasawuf, sekitar abad 1 dan ke-2 H, tasawuf ditandai oleh menonjolnya
sifat zuhud. Pada fase inilah muncul zahid muslimyang termasyur di kota- kota seperti Madinah,
Kufah, Basra, Balk, dan juga kawasan Mesir. Mereka merupakan gerakan yang menginginkan
agar kaum muslim hidup secara sederhana, sebagaimana dicontohkan dalam kehidupan
Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Para ahli sejarah tasawuf menilai bahwa timbulnya gerakan tersebut tidak terlepas dari kondisi
kehidupan masyarakat-terutama di kalangan istana Bani Umayyah- yang oleh sahabat dinilai
telah menyimpang terlalu jauh dari kehidupan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat besar yang saleh dan sederhana.
Di Madinah, Sa’id bin Musayyab (w. 91 H), murid dan menantu Abu Hurairah ra (salah seorang
ahl as-suffah), mencontohkan hidup zuhud kepada para pengikutnya. Dalam suatu riwayat
disebutkan bahwa suatu kali ia ditawari sejumlah tiga puluh lima ribu dirham uang perak. Ia
menolaknya dan beliau memandang para penguasa Bani Umayyah-kata Ibnu Khallikan, penulis
biografi tokoh-tokoh Islam klasik- sebagai tiran, sehingga tidak mau membaiat Abdul Malik bin
Marwan ketika naik tahta kerajaan.
Menurut catatan sejarah dari sahabat Nabi yang pertama sekali melembagakan tasawuf dengan
cara mendirikan madrasah tasawuf adalah Huzaifah bin Al-Yamani, sedangkan Imam Sufi yang
pertama dalam sejarah Islam adalah Hasan Al-Basri (21-110 H) seorang ulama tabi’in, murid
pertama dari Huzaifah Al-Yamani beliau dianggap tokoh sentral dan yang paling pertama
meletakkan dasar metodologi ilmu tasawuf. Hasan Al-Basri adalah orang yang pertama
memperaktekkan, berbicara menguraikan maksud tasawuf sebagai pembuka jalan generasi
berikutnya.
Tasawuf sebagai sebuah disiplin keilmuan Islam, baru muncul pada abad ke II H/XIII M, atau
paling tidak dalam bentuk yang lebih jelas pada abad ke III H/X M. Namun, sebagai pengalaman
spiritual, tasawuf telah ada sejak adanya manusia, Usianya setua manusia. Semua nabi dan Rasul
adalah Sufi, yang tidak lain adalah manusia sempurna ( insan kamil). Nabi Muhammad adalah
Sufi terbesar karena beliau adalah manusia sempurna yang paling sempurna.
BAB III
PENUTUPAN
Tasawuf adalah ilmu yang mengandung ajaran-ajaran tentang kehidupan keruhanian, kebersihan
jiwa, cara-cara membersihkannya dari berbagai penyakit hati, godaan nafsu, kehidupan duniawi,
cara-cara mendekatkan diri kepada Allah seta fana dalam kekekalan-Nya sehingga sampai
kepada pengenalan hati yang dalam akan Allah. Sufi adalah orang yang menjalankan tasawuf.
Sedangkan tarekat adalah jalan yang ditempuh oleh para sufi untuk dapat dekat kepada Allah.
Thariqah juga mengandung pengertian organisasi.
Para ahli sejarah tasawuf menilai bahwa timbulnya tasawuf tidak terlepas dari kondisi kehidupan
masyarakat-terutama di kalangan istana Bani Umayyah- yang oleh sahabat dinilai telah
menyimpang terlalu jauh dari kehidupan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat besar yang saleh dan sederhana.
Tasawuf bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah walaupun dalam perkembangannya dipengaruhi
oleh unsur asing. Tasawuf telah berkembang sejak akhir abad ke dua Hijriah walaupun pada
abad pertama hijriyah telah kelihatan dalam bentuk kehidupan asketis (zuhud) yang dipraktekkan
Rasulullah dan para sahabat.
Berbagai variasi praktek yang dilakukan para sufi dalam tasawuf seperti tarekat Naqsabandy
yaitu dengan melakukan dzikir, suluk 40 hari, Rabithah dan tidak makan daging dengan tujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Tujuan akhir mempelajari ajaran tasawuf adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah ( taqarrub
ila Allah) dalam rangka mencapai ridha-Nya, dengan mujahadah malalui latihan (riyadhah)
spiritual dan pembersihan jiwa, atau hati (tazkiyah al-anfus).
Menurut Adams pendekatan utama dalam kajian tasawuf adalah dengan pendekatan
fenonemologi sedangkan menurut Harun Nasution kajian tasawuf dapat dilakukan dengan
pendekatan tematik.
Tokoh dan karya utama dalam kajian tasawuf diantaranya adalah Imam Al-Ghazali dengan karya
momentalnya Ihya ‘Ulum al-Din, Ibnu Arabi dengan karyanya Al-Futuhat al- Makkiyah dan
Fushush al-Hikam dan lain-lain yang telah disebutkan sebelumnya.
Perkembangan mutakhir tasawuf bermula dari pemikiran Fazlur Rahman dengan konsep neo
sufisme. Di Indonesia, Hamka telah menampilkan istilah tasawuf modern dalam bukunya
“Tasawuf Modern”. Kalau Al-Ghazali mensyaratkan uzlah dalam penjelajahan menuju kualitas
hakikat, maka Hamka justru menghendaki agar seorang pencari kebenaran hakiki tetap aktif di
berbagai aspek kehidupan masyarakat.