Vous êtes sur la page 1sur 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK BAYI

DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT


KABUPATEN SEMARANG
2014

Oleh :
ANGGITYAS F.P.
010111a010

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
A. Tinjauan Literatur

a. Pengertian

1. Bayi

Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan baik dalam kondisi cukup

bulan atau hamper cukup bulan (Sifuddin AB, 2002). Bayi adalah

anak usia 0-12 bulan.

2. Tahapan Bayi

Tahapan-tahapan bayi ada 2 yaitu :

1) Masa bayi dini (umur 1 - 12 bulan)

Pertumbuhanyang pesat dan proses pematangan berlangsung

secara continue terutama meningkatkan fungsi sistem saraf.

2) Masa bayi akhir (umur 1 – 2 tahun)

Kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kinerja

dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.

b. Tahap perkembangan bayi

1. Perkembangan motorik bayi

Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendaloian gerak

melalui kegiatan pusat saraf dan otot yang terkoordinasi ( Hurlock

1991). Keterampilan dibagi menjadi keterampilan motorik kasar dan

keterampilan motorik halus. Pada usia 0-3 bulan kemampuan motorik

kasar bayi adalah mengangkat kepala, berguling-guling serta menahan

kepala tetap tegak sedangkan kemampuan motorik halusnya melihat,

meraih dan menendang mainan gantung, memperhatikan benda

berserakan, melihat benda-benda kecil memegang benda meraba dan


merasakm bentuk permkaan. Usia 3-6 bulan kemempuan motorik

kasar adalah berguling-guling, menahan kepala tetap tegak,

menyangga berat, duduk, sedang. Motorik halus melihat, meraih dan

menendang mainan gantung, memegang denda dengan kuat,

memegang benda dengan kedua tangan, makan sendiri, mengambil

benda kecil ( Wong, D.L, et al. 2011)

2. Perkembangan Kognitif bayi

Kognitif adalah semua aktivitas mental yang berhubungan dengan

persepsi, ingatan dan pengoahan informasi yang memungkinkan

seseorang memperoleh pengetahuan , memecahkan masalah,

merencanakan masa depan atau semua proses psikologis yang

berkaitan dengan bagimana individu mempelajari, memperhatikan,

mengamati, membayangkan, memikirkan, menilai dan memikirkan

lingkungan.

Kemapuan kognitif yang harus dimiliki bayi usia lahir sampai

dengan 2 bualn yaitu reaksi sirkuler primer yang menggunakan reflek

motorik dan sensorik bawaan ( menghisap, mengenggam dan melihat)

untuk berinteraksi dan berakomodasi dengan dunia luar. Usia 2

sampai dengan 5 bulan yaitu mengkoordinasikan aktivitas tubu8hnya

nsendiri dan keliam indranya missal menghisab ibu jari. Usia 5-9

bulan reaksi sirkuler sekunder yaitumencari stimulasi baru

dilingkungan, mulai mengantisipasi urutan prilakunya sendiri

bertindak secara bertujuan untuk mengubah lingkungan awal prilaku

(Sandock , 2010)
Usia 9-12 bualan menunjukakn tanda awal permanen objek,

memliki konsep yang samar-samar bahwa benda-benda ada terlepas

dari dirinya sendiri, bermain ciluk ba, meniru prilaku baru.

3. Perkembangan bahasa bayi

Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimpulkan

ikiran dan perasaan untuki menyampaikan makna kepada orang lain

(Sandock, 2010)

Usia 0-6 bulan menunjukkan res;pons terkejut terhadap suara

keras dan tgiba-tiba, melokalisasi suara, memalingkan mata atau

kepala, mendengarkan pembicaraan, bersepons dengan senyum,

berespon saat mendengar namanya sendiri. Usia 7-11 bualan

menunjukkan selektivitas mendengar, mendengarkan music atau

bernyanyi senang, mengenali jangan, panas, namanya sendiri, melihat

gambar yang disebut namanya satu menit, mendengarkan

pembicaraan tanpa tergangu oleh suara lain/ sura seruan. Usia 12-18

bualan m enunjukkan perbedaan kasar , mengerti bagian tubuh,

mengidentifikasi benda dll.

4. Perkembangan emosi bayi

Merupakan suatu reaksi kompleks yang mengaitkan satu tingkat

tinggi, kegiatan dan perubahan secara mendalam, serta perasaan yang

kuat atau disertai keadaan efektif (Cahaplin, 2002)

Perkembangan emoszi pada usia 0-1 bulan adalah adanya

senyuman social,usia 3 bulan ada senyum kesenangan, usia 3-4 bulan

kehatia-hatian, usia 4 bulan keheranan, usia 4-7 bulan kegembiraan


dan kemarahan, usia 5-9 bulan ketakutan dan usia 18 bulan rasa malu

(Pigaet, 2010)

5. Perkembangan kepribadian bayi

Kepribadian adalah cirri atau karakteristik seseorang yang

bersumber beraturan-beraturan yang diterima dari lingkungan

misalnnya keluarga pada masa kecil dan bawaan juga seseorang sejak

lahir (Sjarkawi, 2006).

6. Perkembangan moral bayi

Perkembangan moral melibatkan pembentukan nilai-nilai yang

menjadi dasar keputusan mengenai “ benar atau salah” atau “baik dan

buruk”. Nilai-nilai yang mendasari asumsi-asumsi tentang standar

yang mengatur keputusan moral (Potter & Perry, 2005).

7. Perkembangan spiritual bayi

Bayi mengenal Tuhan ertama kali melalui bahasa dari kata orang

yang ada dalam lingkungan, yang ada pada awalnnya diterima secara

acuh, Tuhan bagi bayi pada permulaan adalah nama suatu yang asing

dan tidak dikenalnnya serta diragukan lagio kabaikan niatnya. Bayi

akan mengenal tuhan melalui reaksi orang tuannya dan orang- orang

di sekelilingnya. (Islami, 2009)

8. Perkembangan psikososial bayi

Perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan

perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dan bagaimana

individu berhubungan dengan orang lain. Pada usia 0-2 bulan adalah

bayi tidak membedakan antara orang-orang dan merasa senang


dengan orang yang dikenal dan tidak dikenalnnya. Usia 2-7 bulan

mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, senyum

pada orang yang dikenal. Usia 7- 24 bulan bayi mengembangkan

keterikatan dengan ibu dan pengasuh pertamannya laiinya dan akan

berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika

berpisah dengannya ( Depkes RI, 2006). Perkembangan psikososial

selama masa bayi adalah kepercayaan.

B. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Kisi-Kisi Kajian

1) Data Inti

Desa lerep merupakan daerah bukit yang terletak di daerah


ungaran. Pada RW 3 terdapat 7 RT, dengan jumlah penduduk
922 orang, dengan distribusi laki-laki sebanyak 461 dan
perempuan 461 orang.

2) Demografi
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 6 November 2014 dari
ibu bidan mengatakan jumlah bayi usia 0-12 bulan sebanyak 8
orang. Dengan rincian bayi usia 3 hari, 1 bulan 2, 2 bulan 1, 6
bulan 1, 7 bulan 2, 8 bulan 1
Umur Bayi
3 hari 1 bulan 2 bulan 6 bulan 7 bulan 8 bulan

12.50% 12.50%
25.00% 25.00%

12.50% 12.50%

Berdasarkan hasil wawancara dari 8 ibu yang menyusui dan


observasi mengatakan 12% bayi berumur 3 hari, 25% bayi yang
disusui berumur 1 bulan, 12% bayi berumur 2 bulan, 13% bayi
berumur 6 bulan, 25% bayi berumur 7 bulan dan 13% bayi
berumur 8 tahun.

3) Data Sub Sistem

1. Lingkungan fisik
Rumah-rumah di desa lerep kususnya pada RW 3
terbuat dari tembok/permanen, beralaskan keramik dan
memiliki ventilasi yang cukup, tetapi masih ada juga yang
terbuat dari kayu dan beralaskan tanah. Penerangan listrik
di desa lerep masih terbatas jumlahnya. Setiap rumah
meimiliki halaman yang kurang begitu luas. Bayi di dusun
Lerep biasanya kalau pagi sering di jemur matahari dan jika
sore di gendong oleh orang tuannya di depan rumah.
2. Pelayanan kesehatan dan social
Di desa lerep kususnya RW 3 untuk posyandu bayi dan
balita sudah diadakan di setiap RT setiap hari jumat minggu
ke 2 dalam 1 bulan. Di dalam posyandi bayi dan balita
terdapat kader-kader kesehatan yaitu ibu bidan desa, ibu
RW, RT dll. Posyandu balita biasanya dilakukan pukul
09.00 WIB sehingga banyak bayi yang yang tidak
mengunjungi posyandu tidak dengan orang tua bisa dengan
nenek atau pembantu. Selain itu banyak ibu yang kurang
begitu paham mengenai pentingnya ASI eklusif bagi anak,
ini terlihat ketika anak sudah berumur 2 bulan ibu sudah
tidak memberikan ASI eklusif lagi dan menggantikan
dengan susu formula dikarenakan banyak orang tua bayi
yang bekerja menjadi buruh sehingga sudah malas untuk
memeras susu.

3. Ekonomi
Mayarakat di desa lerep merupakan warga pra
sejahtera dengan mata pencaharian utama adalah sebagai
buruh dan petani. Ibu bayi disini banyak yang bekerja
sebagai buruh pabrik. Dimana penghasilan mereka dalam
sebulan kurang lebih Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00.
4. Keamanan dan transportasi
Ibu bayi tidak ada yang mempunyai perilaku yang
membahayakan, seperti merokok, minum, dll. Alat
transportasi untuk berpergian adalah sepeda, sepeda motor,
dan yang paling banyak adalah berjalan kakii.
5. Pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di RW 3 belum mendukung
pelayanan kesehatan yang ada secara maksimal. Terbukti
dengan belum adanya sosialisasi maupun penyuluhan yang
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya
untuk orang tua bayi tentang pentingnnya kesehatan bayi
serta pentingnnya ASI esklisif bagi bayi. Ini terbukti dari
banyak ibu yang sudah tidak memberikan ASI eklusif bagi
anak setelah umur 2 bulan, karena alasan pekerjaan.
6. Komunikasi
Di RW 3 masih menggunakan sarana komunikasi dua
arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah
ada yang menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih
yaitu HP.
7. Pendidikan
Di RW 3 terdapat 1 sekolah PAUD saja. Tetapi
kebanyakan Ibu bayi sudah banyak yang sadar mengenai
posyandu balita yang disenlenggarakan di RT
8. Rekreasi
Bagi ibu yang mempunyai bayi jika mereka ingin
menimang-nimang bayinya mereka jalan-jalan sekitar
depan rumah. Bagi ibu menimang anak saja sudah sebuah
kesenangan tersendiri.
4) Data persepsi
1) Persepsi penduduk
Keadaan desa di RW 3 nyaman dan tentram.
Mayarakat disana saling tolong-menolong satu sama lain
dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial yang
diterapkan oleh leluhur, seperti tenggang rasa. Kelompok
bayi dan balita sudah sadar tentang adanya posyandu balita
dan merasa bahwa masyarakat di desa lerep sangatlah baik
dan suka membantu anak-anak di dusun Lerep.
2) Persepsi perawat
Masyarakat di desa lerep belum memiliki fasilitas
kesehatan yang cukup dikarenakan masih sedikitnya
puskesmas ataupun fasilitas kesehatan yang lain. Selain itu
jumlah tenaga kesehatan yang ada pun masih jauh dari yang
dibutuhkan. Tetapi desa lerep telah mengkoordinasikan
masyarakatnya untuk mengadakan kegiatan posyandu
untuk balita yang diselenggarakan tiap tahunnya.

b. Hasil Kajian

Menurut data pengkajian dan hasil wawancara dengan bidan desa

bahwa banyak bayi usia 0-12 bulan yang batuk, pilek, dan demam,
ISPA dan resiko gangguan pencernaan pada bayi dikarenakan orang

tua tidak memberian ASI esklusif dengan alasan bekerja sebagai

buruh.
LAMPIRAN

FORMAT PENGKAJIAN BAYI USIA 0-1 TAHUN

PENGKAJIAN BAYI USIA 0-1 TAHUN

1. Apakah ada anak anda yang berusia kurang dari 1 tahun ?


a. Ya
b. Tidak
2. Jika ya, berapa usianya ............................
3. ya, apakah melakukan kunjungan ke Posyandu ?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika tidak, alasannya
a. Ke Puskesmas
b. Ke rumah sakit
c. Ke dokter
d. Ke perawat
e. Ke dukun
f. Tidak dilakukan
g. Lain-lain, sebutkan………
5. Apakah bayi mempunyai KMS ?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika tidak alasannya ?
a. Hilang
b. Merasa tidak perlu
c. Tidak diberi petugas
d. Lain-lain, sebutkan……
7. Apakah ibu membaca KMS ?
a. Ya
b. Tidak
8. Bagaiman keadaan gizi anak bapak/ibu ?
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
9. Apakah bayi mendapat vitamin A
a. Ya
b. Tidak
10. Jika iya diberikan pada usis berapa ?
a. < 6 bulan
b. > 6 bulan
11. Jika tidak alasannya ?
a. Tidak diberi
b. Belum cukup umur
c. Tidak tahu manfaat
d. Lain-lain, sebutkan…..
12. Apakah bayi sedang sakit hari ini ?
a. Ya
b. Tidak
13. Jika iya sebutkan, …………….
a. ISPA (batuk, pilek)
b. Diare
c. Campak
d. Penyakit lain
e. Lain-lain, sebutkan……….
14. Jika iya, upaya apa yang dilakukan ?
a. Dibiarkan
b. Diobati sendiri
c. Ke dukun
d. Ke sarana pelayanan kesehatan
e. Lain-lain, sebutkan……
15. Apakah bayi bapak/ ibu termasuk resiko tinggi ?
a. Ya
b. Tidak
16. Jika iya, sebutkan?
a. BGM (Bawah Garis Merah)
b. Bayi dengan penyakit
c. Cacat bawaan
d. Lain-lain, sebutkan,……
2. Analisa data dan rumusan diagnosis ( termasuk scoring diagnosis)

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN ETIOLOGI


1. DS : Resiko gangguan pencernaan pada 1. Kurang/ Rendahnya pengetahuan
a. Dari hasil wawancara dengan 8 ibu, bayi di RW 3 Dusun Lerep, para ibu tentang nutrisi
2. Perilaku para ibu yang tidak
didapatkan hasil bahwa: Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
1. 6 dari 8 ibu tidak mengetahui memberikan PMT sesuai masa
Semarang berhubungan dengan
tentang usia bayi yang wajib tumbang bagi bayi dan balita
kurang kesadaran ibu bayi tentang
diberi ASI yaitu sampai usia 6 (pemberian susu formula pada
pentingnya pemberian ASI esklusif
bulan, namun dikarenakan bayi) .
dan kurang pengetahuan ibu tentang
faktor pekerjaan yang memaksa
pemberian nutrisis pada bayi yg benar
ibu untuk memutus pemberian
sesuai tahap perkembangannya
ASI bagi bayi.
2. 2 dari 8 ibu bayi mengetahui
tentang usia bayi yang wajib
diberi ASI yaitu sampai usia 6
bulan, namun dikarenakan
faktor pekerjaan yang memaksa
ibu untuk memutus pemberian
ASI bagi bayi.
3. 5 dari 8 ibu bayi memberikan
susu formula sebagai pengganti
ASI pada bayi usia 2 bulan
keatas
4. Sebagian besar dari para ibu
tidak memberikan PMT pada
waktu yang tepat pada bayi, hal
itu dikarenakan menurut
persepsi mereka dengan
diberikan makanan tambahan
lebih cepat dari waktu yang
dianjurkan akan membuat bayi
mereka lebih cepat besar dan
kenyang.
DO :
Dari hasil observasi para ibu,
didapatkan hasil bahwa :
1. 3 ibu bayi ke 6 RT di RW 3 dusun
Lerep memberikan ASI esklusif
2. 5 ibu dari ke 6 RT di RW 3 dusun
Lerep memberikan susu formula
makanan sereal dan pisang pada
bayi dibawah usia 6 bulan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Resiko gangguan pencernaan pada bayi di RW 3 Dusun Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang berhubungan
dengan kurang kesadaran ibu bayi tentang pentingnya pemberian ASI esklusif dan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian
nutrisis pada bayi yg benar sesuai tahap perkembangannya ditandai dengan 5 ibu dari ke 6 RT di RW 3 dusun Lerep
memberikan susu formula makanan sereal dan pisang pada bayi dibawah usia 6 bulan.
3. Perencanaan Keperawatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

DIAGNOSA TUJUAN RENCANA EVALUASI


RENCANA
NO. KEPERAWATAN
KOMUNITAS JANGKA JANGKA INTERVENSI
KRITERIA STANDAR
PANJANG PENDEK
1. Resiko gangguan Resiko Setelah MANDIR
Kognitif
pencernaan pada bayi di gangguan dilakukan I: 90% Ibu-ibu hamil
RW 3 Dusun Lerep, pencernaan tindakan 1) Pendidikan Mengetahui
Kecamatan Ungaran pada bayi di keperawatan kesehatan pengertian gizi
Barat, Kabupaten RW 3 Dusun selama 3 tentang nutrisi seimbang pada ibu
Semarang berhubungan Lerep, minggu, ibu hamil hamil, pentingnya
dengan kurang Kecamatan diharapkan : makanan bergizi
1) Ibu hamil menge
kesadaran ibu bayi Ungaran Barat, selama hamil,
tahui nutrisi
tentang pentingnya Kabupaten manfaat makanan
yang tepat yang
pemberian ASI esklusif Semarang bergizi yang harus
di butuhkan
dan kurang berhubungan dikonsumsi selama
selama hamil
pengetahuan ibu dengan kurang hamil, contoh menu
tentang pemberian kesadaran ibu makanan sehari-hari
nutrisis pada bayi yg bayi tentang selama hamil
benar sesuai tahap pentingnya
perkembangannya pemberian ASI
esklusif dan
kurang
pengetahuan
ibu tentang
pemberian
nutrisis pada
bayi yg benar
sesuai tahap
perkembangan
nya

4. Implementasi Keperawatan

HASIL IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
No Hari,tgl Diagnosa Tindakan Keteranga Hasil
.
n
1. Jumat, 14 Resiko gangguan pencernaan Mandiri : Terlaksana 1. Sebanyak 80% ibu bayi
1. Memberikan
November pada bayi di RW 3 Dusun mengetahui pengertian ASI
penyuluhan tentang ASI
2014 Lerep, Kecamatan Ungaran eksklusif
eksklusif 2. Sebanyak 90% ibu bayi
Pukul 09.00 Barat, Kabupaten Semarang
mengerti tentang pemberian
WIB berhubungan dengan kurang
ASI yang baik.
pengetahuan ibu tentang
3. Sebanyak 70% ibu bayi
pemberian nutrisis pada bayi
mengerti tentang pemberian
yg benar sesua tahap
ASI esklusif pada ibu yang
perkembangannya dan kurang
bekerja
2. Memotivasi ibu untuk
kesadaran ibu bayi tentang
memberikan ASI
pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada bayinya
esklusif.
Terlaksana 1. 90 % Ibu termotivasi untuk
sampai usia 6 bualn
memberikan ASI eksklusif
tanpa adanya
Pukul 10.00
selama 6 bulan tganpa
pendamping makanan
WIB
adanya makanan maupun
maupun minuman
muniman pendamping
5. Evaluasi Hasil
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Hasil
N Respon masyarakat Faktor
Kegiatan Waktu & tempat
o Jangka
Jangka pendek Pendukung Penghambat
panjang
1 a. Penyuluhan Jumat, 14 a. 92% ibu a. 92 % ibu 1. Peran yang baik dari Tidak ada
tentang ASI November 2014 menyusui memberikan pembawa acara,
Eksklusif Pukul 09.00 wib mengetahui ASI fasilitator maupun
b. Memotifasi
pengertian ASI eksklusif mahasiswa yang dapat
ibu-ibu untuk
Eksklusif pada bayinya menjalankan peran
memberikan
b. 92 % ibu sampai usia dan tugasnya sesuai
ASI
menyusui 6 bulan tanpa dengan perannya
ekskulisif
mengetahui tambahan masing-masing.
sampai usia 6
pemberian ASI makanan
bulan 2. Adanya semangat dan
eksklusif yang maupun
c. Memotivasi
motivasi yang tinggi
tepat sampai minuman
ibu-ibu
dari narasumber dalam
usia 6 bulan pendamping
untuk
memberikan materi
c. 92 % ibu bayi
memenuhi
pendidikan kesehatan.
memberikan ASI
memberikan
eksklusif 6 bulan
ASI 3. Adanya tempat yang
tanpa tambahan
eksklusif strategis untuk
sampai bayi makanan melaksanakan
usia 6 bulan maupun kegiatan pendidikan
tanpa minuman kesehatan yaitu di
pendamping pendamping posyandu di RT 3
makanan
4. Semua ibu yang
atau
memilik bayi dan
minuman.
masih menyusui
mendengarkan
penyuluhan dengan
baik.

5. Ibu – ibu bayi aktif


dalam mengikuti
penyuluhan.

6. Semua media tersedia


seperti flipchart dan
leaflet
RENCANA TINDAK LANJUT DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Penanggung
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu
jawab
Resiko gangguan Mandiri
pencernaan pada bayi di a. Motivasi ibu-ibu untuk Ibu yang memiliki Disetiap rumah ibu Eko Susilo,
RW 3 Dusun Lerep, memberikan ASI bayi usia 0-6 bulan yang memiliki bayi Skep., Ns.,
Kecamatan Ungaran eksklusif 6 bulan tanpa di desa lerep RW 3 usia 0-6 bulan M.Kep
Barat, Kabupaten pendamping makanan
Semarang berhubungan maupun minuman
b. Memotivasi ibu agar
dengan kurang
tetap memberikan ASI
kesadaran ibu bayi
sesuai jadwal dan
tentang pentingnya
kebutuhan bayi
pemberian ASI esklusif
c. Menganjurkan ibu untuk
dan kurang
mengkonsumsu makanan
pengetahuan ibu
yang sehat dan
tentang pemberian
dianjurkan untuk ibu
nutrisis pada bayi yg
menyusui.
benar sesuai tahap d. Menganjurkan ibu untuk
perkembangannya mengkonsumsi daun
katup jika ASI masih
belum lancar
Kerjasama
Kerja sama dengan
bidan desa dalam
memotivasi ibu bayi
untuk memberikan
ASI eksklusif 6
bulan tanpa adanya
makanan maupun
minuman
pendamping bagi
bayi

Lampiran

Vous aimerez peut-être aussi