Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
ANGGITYAS F.P.
010111a010
a. Pengertian
1. Bayi
Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan baik dalam kondisi cukup
bulan atau hamper cukup bulan (Sifuddin AB, 2002). Bayi adalah
2. Tahapan Bayi
lingkungan.
nsendiri dan keliam indranya missal menghisab ibu jari. Usia 5-9
(Sandock , 2010)
Usia 9-12 bualan menunjukakn tanda awal permanen objek,
(Sandock, 2010)
pembicaraan tanpa tergangu oleh suara lain/ sura seruan. Usia 12-18
(Pigaet, 2010)
misalnnya keluarga pada masa kecil dan bawaan juga seseorang sejak
menjadi dasar keputusan mengenai “ benar atau salah” atau “baik dan
Bayi mengenal Tuhan ertama kali melalui bahasa dari kata orang
yang ada dalam lingkungan, yang ada pada awalnnya diterima secara
acuh, Tuhan bagi bayi pada permulaan adalah nama suatu yang asing
akan mengenal tuhan melalui reaksi orang tuannya dan orang- orang
individu berhubungan dengan orang lain. Pada usia 0-2 bulan adalah
1. Pengkajian
a. Kisi-Kisi Kajian
1) Data Inti
2) Demografi
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 6 November 2014 dari
ibu bidan mengatakan jumlah bayi usia 0-12 bulan sebanyak 8
orang. Dengan rincian bayi usia 3 hari, 1 bulan 2, 2 bulan 1, 6
bulan 1, 7 bulan 2, 8 bulan 1
Umur Bayi
3 hari 1 bulan 2 bulan 6 bulan 7 bulan 8 bulan
12.50% 12.50%
25.00% 25.00%
12.50% 12.50%
1. Lingkungan fisik
Rumah-rumah di desa lerep kususnya pada RW 3
terbuat dari tembok/permanen, beralaskan keramik dan
memiliki ventilasi yang cukup, tetapi masih ada juga yang
terbuat dari kayu dan beralaskan tanah. Penerangan listrik
di desa lerep masih terbatas jumlahnya. Setiap rumah
meimiliki halaman yang kurang begitu luas. Bayi di dusun
Lerep biasanya kalau pagi sering di jemur matahari dan jika
sore di gendong oleh orang tuannya di depan rumah.
2. Pelayanan kesehatan dan social
Di desa lerep kususnya RW 3 untuk posyandu bayi dan
balita sudah diadakan di setiap RT setiap hari jumat minggu
ke 2 dalam 1 bulan. Di dalam posyandi bayi dan balita
terdapat kader-kader kesehatan yaitu ibu bidan desa, ibu
RW, RT dll. Posyandu balita biasanya dilakukan pukul
09.00 WIB sehingga banyak bayi yang yang tidak
mengunjungi posyandu tidak dengan orang tua bisa dengan
nenek atau pembantu. Selain itu banyak ibu yang kurang
begitu paham mengenai pentingnya ASI eklusif bagi anak,
ini terlihat ketika anak sudah berumur 2 bulan ibu sudah
tidak memberikan ASI eklusif lagi dan menggantikan
dengan susu formula dikarenakan banyak orang tua bayi
yang bekerja menjadi buruh sehingga sudah malas untuk
memeras susu.
3. Ekonomi
Mayarakat di desa lerep merupakan warga pra
sejahtera dengan mata pencaharian utama adalah sebagai
buruh dan petani. Ibu bayi disini banyak yang bekerja
sebagai buruh pabrik. Dimana penghasilan mereka dalam
sebulan kurang lebih Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00.
4. Keamanan dan transportasi
Ibu bayi tidak ada yang mempunyai perilaku yang
membahayakan, seperti merokok, minum, dll. Alat
transportasi untuk berpergian adalah sepeda, sepeda motor,
dan yang paling banyak adalah berjalan kakii.
5. Pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di RW 3 belum mendukung
pelayanan kesehatan yang ada secara maksimal. Terbukti
dengan belum adanya sosialisasi maupun penyuluhan yang
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya
untuk orang tua bayi tentang pentingnnya kesehatan bayi
serta pentingnnya ASI esklisif bagi bayi. Ini terbukti dari
banyak ibu yang sudah tidak memberikan ASI eklusif bagi
anak setelah umur 2 bulan, karena alasan pekerjaan.
6. Komunikasi
Di RW 3 masih menggunakan sarana komunikasi dua
arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah
ada yang menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih
yaitu HP.
7. Pendidikan
Di RW 3 terdapat 1 sekolah PAUD saja. Tetapi
kebanyakan Ibu bayi sudah banyak yang sadar mengenai
posyandu balita yang disenlenggarakan di RT
8. Rekreasi
Bagi ibu yang mempunyai bayi jika mereka ingin
menimang-nimang bayinya mereka jalan-jalan sekitar
depan rumah. Bagi ibu menimang anak saja sudah sebuah
kesenangan tersendiri.
4) Data persepsi
1) Persepsi penduduk
Keadaan desa di RW 3 nyaman dan tentram.
Mayarakat disana saling tolong-menolong satu sama lain
dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial yang
diterapkan oleh leluhur, seperti tenggang rasa. Kelompok
bayi dan balita sudah sadar tentang adanya posyandu balita
dan merasa bahwa masyarakat di desa lerep sangatlah baik
dan suka membantu anak-anak di dusun Lerep.
2) Persepsi perawat
Masyarakat di desa lerep belum memiliki fasilitas
kesehatan yang cukup dikarenakan masih sedikitnya
puskesmas ataupun fasilitas kesehatan yang lain. Selain itu
jumlah tenaga kesehatan yang ada pun masih jauh dari yang
dibutuhkan. Tetapi desa lerep telah mengkoordinasikan
masyarakatnya untuk mengadakan kegiatan posyandu
untuk balita yang diselenggarakan tiap tahunnya.
b. Hasil Kajian
bahwa banyak bayi usia 0-12 bulan yang batuk, pilek, dan demam,
ISPA dan resiko gangguan pencernaan pada bayi dikarenakan orang
buruh.
LAMPIRAN
ANALISA DATA
1. Resiko gangguan pencernaan pada bayi di RW 3 Dusun Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang berhubungan
dengan kurang kesadaran ibu bayi tentang pentingnya pemberian ASI esklusif dan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian
nutrisis pada bayi yg benar sesuai tahap perkembangannya ditandai dengan 5 ibu dari ke 6 RT di RW 3 dusun Lerep
memberikan susu formula makanan sereal dan pisang pada bayi dibawah usia 6 bulan.
3. Perencanaan Keperawatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
4. Implementasi Keperawatan
HASIL IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
No Hari,tgl Diagnosa Tindakan Keteranga Hasil
.
n
1. Jumat, 14 Resiko gangguan pencernaan Mandiri : Terlaksana 1. Sebanyak 80% ibu bayi
1. Memberikan
November pada bayi di RW 3 Dusun mengetahui pengertian ASI
penyuluhan tentang ASI
2014 Lerep, Kecamatan Ungaran eksklusif
eksklusif 2. Sebanyak 90% ibu bayi
Pukul 09.00 Barat, Kabupaten Semarang
mengerti tentang pemberian
WIB berhubungan dengan kurang
ASI yang baik.
pengetahuan ibu tentang
3. Sebanyak 70% ibu bayi
pemberian nutrisis pada bayi
mengerti tentang pemberian
yg benar sesua tahap
ASI esklusif pada ibu yang
perkembangannya dan kurang
bekerja
2. Memotivasi ibu untuk
kesadaran ibu bayi tentang
memberikan ASI
pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada bayinya
esklusif.
Terlaksana 1. 90 % Ibu termotivasi untuk
sampai usia 6 bualn
memberikan ASI eksklusif
tanpa adanya
Pukul 10.00
selama 6 bulan tganpa
pendamping makanan
WIB
adanya makanan maupun
maupun minuman
muniman pendamping
5. Evaluasi Hasil
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Hasil
N Respon masyarakat Faktor
Kegiatan Waktu & tempat
o Jangka
Jangka pendek Pendukung Penghambat
panjang
1 a. Penyuluhan Jumat, 14 a. 92% ibu a. 92 % ibu 1. Peran yang baik dari Tidak ada
tentang ASI November 2014 menyusui memberikan pembawa acara,
Eksklusif Pukul 09.00 wib mengetahui ASI fasilitator maupun
b. Memotifasi
pengertian ASI eksklusif mahasiswa yang dapat
ibu-ibu untuk
Eksklusif pada bayinya menjalankan peran
memberikan
b. 92 % ibu sampai usia dan tugasnya sesuai
ASI
menyusui 6 bulan tanpa dengan perannya
ekskulisif
mengetahui tambahan masing-masing.
sampai usia 6
pemberian ASI makanan
bulan 2. Adanya semangat dan
eksklusif yang maupun
c. Memotivasi
motivasi yang tinggi
tepat sampai minuman
ibu-ibu
dari narasumber dalam
usia 6 bulan pendamping
untuk
memberikan materi
c. 92 % ibu bayi
memenuhi
pendidikan kesehatan.
memberikan ASI
memberikan
eksklusif 6 bulan
ASI 3. Adanya tempat yang
tanpa tambahan
eksklusif strategis untuk
sampai bayi makanan melaksanakan
usia 6 bulan maupun kegiatan pendidikan
tanpa minuman kesehatan yaitu di
pendamping pendamping posyandu di RT 3
makanan
4. Semua ibu yang
atau
memilik bayi dan
minuman.
masih menyusui
mendengarkan
penyuluhan dengan
baik.
Penanggung
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu
jawab
Resiko gangguan Mandiri
pencernaan pada bayi di a. Motivasi ibu-ibu untuk Ibu yang memiliki Disetiap rumah ibu Eko Susilo,
RW 3 Dusun Lerep, memberikan ASI bayi usia 0-6 bulan yang memiliki bayi Skep., Ns.,
Kecamatan Ungaran eksklusif 6 bulan tanpa di desa lerep RW 3 usia 0-6 bulan M.Kep
Barat, Kabupaten pendamping makanan
Semarang berhubungan maupun minuman
b. Memotivasi ibu agar
dengan kurang
tetap memberikan ASI
kesadaran ibu bayi
sesuai jadwal dan
tentang pentingnya
kebutuhan bayi
pemberian ASI esklusif
c. Menganjurkan ibu untuk
dan kurang
mengkonsumsu makanan
pengetahuan ibu
yang sehat dan
tentang pemberian
dianjurkan untuk ibu
nutrisis pada bayi yg
menyusui.
benar sesuai tahap d. Menganjurkan ibu untuk
perkembangannya mengkonsumsi daun
katup jika ASI masih
belum lancar
Kerjasama
Kerja sama dengan
bidan desa dalam
memotivasi ibu bayi
untuk memberikan
ASI eksklusif 6
bulan tanpa adanya
makanan maupun
minuman
pendamping bagi
bayi
Lampiran