Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelompok 4 :
UNIVERSITAS ANDALAS
2018/2019
MODUL 1
SKENARIO 1:
“Bengkak di pipi”
Pasien laki-laki (24 th) sudah 2 hari sakit gigi dan bengkak berwarna merah di pipi
disertai rasa sakit. Makin lama bengkak semakun membesar dan sakit disertai demam.
Hasil pemeriksaan dokter gigi pada pemeriksaan bentuk muka asimetris di regio
mandibular sebelah kanan disebelah kanan disertai warna kemerahan dan sakit bila
tersentuh. Pemeriksaan intraoral ditemukan gigi ganggren, lidah terdapat bercak putih
seperti pulau. Dokter gigi menjelaskan bahwa terdapat infeksi yang sudah meluas dengan
tanda-tanda reaksi jaringan. Gigi 47 yang ganggren sebagai salah satu penyebabnya.
Tanda-tanda infeksi lainnya dapat dilihat/didiagnosa melalui pemeriksaan darah.
1. Gangren
- Keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mulai mati sebagaisistem pertahanan pulpa sudah
tidak dapat lagi menahanrangsangan
2. Infeksi
- Proses inflamasi mikroorganisme kedalam tubuh
- Berhasilnya jaringan tubuh di inflasmasi oleh mikroorganisme
- Sudah mapannya kuman dalam tubuh inang yang menghasilkan toksinitas
3. Virus
- Mikroorganisme yang kecil dapat dilihat dengan mikroskop elektrik berkekuatan tinggi
- Bersifat obligat parasite dan berkembang biak dengan mereplikasi diri didalam MH.
2. Dapat dilihat dari leukosit darah, jumlah leukosit darah akan naik drastic yang
menandakan adanya perlawanan mikroorganisme didalam tubuh.
3. – Adanya Rubor (kemerahan)
Adanya Kalor (panas)
Adanya Dolor (Nyeri)
Adanya Tumor (Pembengkakan)
Adanya Perubahan fungsi jaringan.
Dari inflamasi :
Akut (Rubor, Kalor, Dolor, Tumor, Leukosit naik)
Supuratif (nanah dan nekrotik)
Kronik (Perubahan fungsi jaringan)
4. – Karies, dari enamel dentin menjadi pembengkakan pada pulpa. Dari bakteri
yang menyebabkan karies.
Karies intermedia menjadi karies media lalu menjadi karies profunda.
Arteri tersumbat, trauma, dan radang dingin.
IV. SKEMA
Laki-laki (24 th)
Pemeriksaan
- Gigi 47 ganggren
Asimetris Mandibula
- - Bercak putih pada
Kanan
lidah
Infeksi
1. Candida albicans
2. Candida tropicalis
3. Candida krusei
4. Candida parapsilosis
5. Candida guilliermondi
Dari kelima tipe tersebut, Candida albicans adalah yang paling sering terdapat
pada kavitas oral. Candida albicans merupakan fungi yang menyebabkan infeksi
opurtunistik pada manusia. Salah satu kemampuan yang dari Candida albicans adalah
kemampuan untuk tumbuh dalam dua cara, reproduksi dengan tunas, membentuk tunas
elipsoid, dan bentuk hifa, yang dapat meningkatkan misela baru atau bentuk seperti
jamur.Secara umum presentasi klinis dari kandidiasis oral terbagi atas lima
bentuk: kandidiasis pseudomembranosa, kandidiasis atropik, kandidiasis
hiperplastik, kandidiasis eritematosa atau keilitis angular. Pasien dapat menunjukan
satu atau kombinasi dari beberapa presentasi ini.
1. Kandidiasis pseudomembranosa
Kandidiasis pseudomembranosa secara umum diketahui sebagai thrush, yang
merupakan bentuk yang sering terdapat pada neonatus. Ini juga dapat terlihat pada
pasien yang menggunakan terapi kortikosteroid atau pada pasien dengan
imunosupresi. Kandidiasis pseudomembran memiliki presentasi dengan plak putih
yang multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan dari
hifa. Mukosa dapat terlihat eritema. Ketika gejala-gejala ringan pada jenis
kandidiasis ini pasien akan mengeluhkan adanya sensasi seperti tersengat ringan
atau kegagalan dalam pengecapan.
2. Kandidiasis atropik
Kandidiasis atropik ditandai dengan adanya kemerahan difus, sering dengan
mukosa yang relatif kering. Area kemerahan biasanya terdapat pada mukosa yang
berada dibawah pemakaian seperti gigi palsu. Hampir 26% pasien dengan gigi palsu
terdapat kandidiasis atropik.
3. Kandidiasis hiperplastik
Kandidiasis hiperplastik dikenal juga dengan leukoplakia kandida. Kandidiasis
hiperplastik ditandai dengan adanya plak putih yang tidak dapat deibersihkan.
Lesi harus disembuhkan dengan terapi antifungal secara rutin.
4. Kandidiasis eritematosa
Banyak penyebab yang mendasari kandidiasis eritematosa. Lesi secara klinis
lesi timbul eritema. Lesi sering timbul pada lidah dah palatum. Berlainan dengan
bentuk kandidiasis pseudomembran, penderita kandidiasis eritematosa tidak ditemui
adanya plak-plak putih. Tampilan klinis yang terlihat pada kandidiasis ini yaitu
daerah yang eritema atau kemerahan dengan adanya sedikit perdarahan di daerah
sekitar dasar lesi. Hal ini sering dikaitkan terjadinya keluhan mulut kering pada
pasien. Lesi ini dapat terjadi dimana saja dalam rongga mulut, tetapi daerah
yang paling sering terkena adalah lidah, mukosa bukal, dan palatum.
5. Keilitis angular
Keilitis angular ditandai dengan pecah-pecah, mengelupas maupun ulserasi
yang mengenai bagian sudut mulut. Gejala ini biasanya disertai dengan
kombinasi dari bentuk infeksi kandidiasis lainnya, seperti tipe erimatosa.
3. Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membrane inti sel,
temasuk dalam domain prokariota dan berukuran mikroskopis.
Herpes simplex adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus yang menyerang bagian
kulit, mulut, dan alat kelamin. Virus herpes simplex dikategorikan dalam 2 tipe: tipe 1
(HSV-1 atau herpes oral) dan tipe 2 (HSV-2 atau herpes genital).
HSV-1 menyebabkan luka (kadang-kadang disebut demam lepuh atau luka dingin) di
sekitar mulut dan bibir. HSV-1 dapat menyebabkan herpes genital, namun sebagian besar
kasus herpes genital disebabkan oleh HSV-2.
Sementara itu, HSV-2 menyebabkan orang yang terinfeksi mungkin memiliki luka di
sekitar alat kelamin atau dubur. Meskipun luka HSV-2 dapat terjadi di lokasi lain, luka
yang ditimbulkan biasanya ditemukan di bawah pinggang.
HSV-1 yang ditularkan melalui sekresi mulut atau luka pada kulit, dapat menyebar
melalui ciuman atau barang yang digunakan bersama-sama, seperti sikat gigi atau
peralatan makan. Secara umum, seseorang hanya bisa mendapatkan infeksi HSV-2
selama kontak seksual dengan seseorang yang memiliki infeksi genital HSV-2. HSV-1
dan HSV-2 dapat menyebar bahkan jika tidak ada luka. Wanita hamil dengan herpes
genital harus berdiskusi dengan dokter karena herpes genital dapat ditularkan ke bayi saat
melahirkan.
Perlu diketahui, kambuhnya herpes dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Kedua jenis virus ini sangat mudah menular dan penularannya terjadi melalui kontak
langsung dari orang yang terinfeksi. Herpes terkadang tidak menimbulkan gejala tertentu,
tapi orang yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus. Karena gejalanya yang cukup
ringan, sekitar 80 persen orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita herpes.
Gejalanya dapat terlihat seperti luka lepuh pada area yang terkena dan area sekitar yang
terkena, seperti mulut alat kelamin atau dubur. Saat lepuh pecah, hal itu meninggalkan
rasa nyari seperti terbakar.
Virus herpes simplex bisa menjadi laten atau tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa
waktu. Namun virus ini bisa kembali aktif dan memicu timbulnya gejala herpes genital.
Dengan kata lain, setelah gejala dari infeksi pertama menghilang, bukan berarti virus juga
menghilang dari tubuh Anda. Akan tetapi, virus itu kemungkinan masih mengendap di
dalam tubuh.
Bagi yang baru pertama kali terinfeksi herpes, mungkin tidak akan menyadari adanya
gejala-gejala tertentu. Akibatnya, mereka tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi virus
herpes. Gejala herpes simplex seperti:
5. Infeksi bakteri akut sering sukar dibedakan dari infeksi virus karena
kemiripan gejala klinis keduanya. Dalam praktik, penegakan diagnosis
infeksi bakteri dilakukan melalui pemeriksaan kultur, sedangkan infeksi
virus melalui pemeriksaan titer antibodi dan viral load. Namun,
pemeriksaan tersebut jarang dilakukan karena membutuhkan waktu lama.
Di sisi lain, pemberian terapi harus segera dilakukan. Saat ini, parameter
laboratorium yang dianggap sebagai penanda infeksi bakteri akut adalah
jumlah leukosit, hitung jenis, laju endap darah, dan berbagai jenis reaktan
fase akut. Reaktan fase akut, seperti C-reactive protein (CRP) dan
procalcitonin (PCT), memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik. Ada
yang mengajukan indeks gabungan nilai LED, hitung jenis, dan CRP
dengan nilai cut-o tertentu, sehingga sensitivitas dan spesifisitas
pemeriksaan diharapkan menjadi lebih tinggi.
dan lama kadar CRP akan bertahan. Setelah stimulus inflamasi dihilangkan,
nilai CRP akan turun dengan cepat. CRP bekerja dengan cara berikatan
langsung pada mikroorganisme
- Procalcitonin
Procalcitonin (PCT) adalah prehormon dari calcitonin, yang normalnya
disekresikan oleh sel C kelenjar tiroid sebagai respons terhadap hiperkalsemia.
Mekanisme produksi PCT terhadap respons inflamasi dan fungsinya masih
belum diketahui, namun diduga procalcitonin dihasilkan oleh hati, sel
mononuklear periferal dan termasuk dalam sitokin yan berhubungan dengan
sepsis. Procalcitonin dinilai sangat baik untuk mendeteksi adanya infeksi
bakteri berat (serious bacterial infection/SBI) seperti bakteremia, meningitis,
infeksi saluran kemih,atau pneumonia. PCT lebih baik dibandingkan CRP.
Selain itu, PCT dinilai lebih unggul dalam kecepatan diagnosa dini, yaitu pada
8 jam pertama demam PCT sudah dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya infeksi bakterial.
6. Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati
sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan
sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan
menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut
akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih
hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies
dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan
sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental
plak.
Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat faktor yang saling
tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat
makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangren pulpa
dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis),
dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1 mm. selanjutnya proses
berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa
nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan
yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin
kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai
pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1 mm. pada pulpitis terjadi
peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh
limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan
mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan
terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat
berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut
tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.
https://www.researchgate.net/publication/312175687_Respons_Imun_Terhadap_Infeksi_
Bakteri
http://www.kalbemed.com/Portals/6/21_241Analisis-
Pemeriksaan%20Laboratorium%20untuk%20Membedakan%20Infeksi%20Bakteri%20dan%
20Infeksi%20Virus.pdf
https://www.researchgate.net/publication/310161677_Oral_Candidiasis_Kandidiasis_Oral