Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
dan sebagainya.
3. Faktor- faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
d. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan
seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah
e. Sintesis (synthesis)
yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (evaluation)
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya,
apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah
merupakan sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai akan tetapi dirasakan
(jumlah, umur, distribusi seks, dan geografis), keadaan keluarga (besarnya, hubungan,
sosial ekonomi tersebut antara lain: pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya dan
pendapatan keluarga. Faktor tersebut diatas akan berinteraksi satu dengan yang
lainnya sehingga dapat memengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak. Pada
2.4.1. Pendidikan
salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi
yang dimiliki akan lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau
2.4.2. Pekerjaan
memerlukan energi. Energi yang berasal dari makanan diperlukan manusia untuk
metabolisme basal, aktivitas fisik dan efek makanan. Pada anak-anak dan wanita
hamil atau menyusui memerlukan kebutuhan energi yang lebih besar untuk
2.4.3. Pendapatan
kuantitas dan kualitas makanan. Ada hubungan erat antara pendapatan dan gizi di
dorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan yang meningkat bagi
perbaikan kesehatan dan masalah keluarga lainnya yang berkaitan dengan keadaan
gizi. Jelas juga kalau rendahnya peningkatan pendapatan orang miskin dan lemahnya
makan dan cara-cara yang menghalangi perbaikan gizi yang efektif, terutama untuk
anak-anak.
2.5. Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab ”giza” yang berarti zat makanan; dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat
karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau
defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita, karena
pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat (Notoatmodjo, 2003).
Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang
atau kurang dari kebutuhan tubuh. Program penanggulangan anemia besi, khususnya
untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui
sebagian besar ibu-ibu hamil, maka program ini tampak berjalan lambat (Almatsier,
2003).
Zat Iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan
komponen dari hormon Thyroxin. Terapi penyakit ini pada penderita dewasa
umumnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu, penanggulangan yang paling baik adalah
pencegahan, yaitu dengan memberikan dosis iodium kepada para ibu hamil
(Notoatmodjo, 2003).
kesejahteraan per orangan dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak
terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan (Rimbawan,
2004).
kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi
(Supariasa, 2001).
Berbagai studi menunjukkan bahwa gizi kurang pada anak balita disebabkan
oleh penyebab langsung dan berbagai penyebab tidak langsung. Anak yang
mengalami gizi kurang dan gizi buruk umumnya disebabkan oleh beberapa hal
berikut:
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita anak. Timbulnya gizi kurang tidak hanya karena makanan yang
kurang, tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan cukup baik tetapi
sering diserang penyakit atau demam, akhirnya dapat menderita kurang gizi.
Demikian juga pada anak yang makan tidak cukup baik, maka daya tahan tubuhnya
(imunitas) dapat melemah. Dalam keadaan demikian mudah diserang infeksi yang
dapat mengurangi nafsu makan dan akhirnya dapat menderita kurang gizi dalam
seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun gizinya.
waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
sebaik-baiknya secara fisik, mental dan sosial. Pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor ini saling
kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola
penyebab dari rendahnya kualitas intake zat gizi, penyakit infeksi, buruknya
pengetahuan dan praktek keluarga berencana, yang pada akhirnya berpengaruh pada
rendahnya status gizi anak balita dan ibu hamil (Dinkes Propinsi Sumut, 2006).
Daly, et al. (1979) membuat model faktor-faktor yang memengaruhi keadaan gizi
yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh
Pola asuh
Pemberian ASI/MP ASI, Pola
Ketahanan
Asuh, Penyediaan Makanan
Pangan Yankes&Kesling
Sapihan, Praktik Higiene
Asuh
Gizi buruk adalah keadaan di mana asupan zat gizi sangat kurang dari
kebutuhan tubuh. Umumnya gizi buruk ini di derita oleh balita karena pada usia
tersebut terjadi peningkatan energi yang sangat tajam dan peningkatan kerentanan
1. Kwashiorkor
- otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
- anoreksia
- pembesaran hati
2. Marasmus
- perut cekung
- iga gambang
- kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan
Centre for Health Statistics (WHO-NCHS) disertai edema yang tidak mencolok
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering
gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan WHO-NCHS. Pada
Berdasarkan baku harvard status gizi dapat dibagi menjadi empat yaitu:
c. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM
kwasiokor.
1975 serta Puslitbang Gizi, 1978 digunakan lima macam indeks yaitu: BB/U, TB/U,
Gizi kurang < 80-60 < 95-85 < 85-70 < 90-70 < 85-75
Adapun cara yang dilakukan untuk menilai status gizi anak usia 0-5 tahun
adalah dengan menggunakan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB. Indeks LLA/U
digunakan pada anak usia ½-5 tahun dan 6-17 tahun dan LLA/TB pada anak usia 1-
Menurut Depkes RI (2000), ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai
upaya pencegahan terjadinya gizi buruk/KEP berat di tingkat rumah tangga yaitu:
- Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur setiap bulan
- Ibu memberikan hanya ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan
puskesmas dan posyandu. Pelayanan gizi di posyandu dengan sasaran khusus ibu dan
anak. Pelayanan secara tidak langsung dilakukan dalam bentuk penyuluhan gizi,
Program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga). Di taman balita diadakan upaya rehabilitasi para penderita KKP dan
melatih para ibu dan mereka yang bertanggung jawab atas pengurusan balita di dalam
anak balita yang biasa dikonsumsi untuk terapi dan rehabilitasi anak-anak yang
Pengaruh pengetahuan ibu dan sosial ekonomi terhadap tindakan ibu dalam
pencegahan gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Amplas Kota Medan
Pengetahuan
Tindakan ibu
dalam pencegahan
Sosial ekonomi gizi buruk pada
- Pendidikan balita
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Jumlah anggota
keluarga
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
1. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
2. Sosial ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi
anggota keluarga) terhadap tindakan ibu dalam pencegahan gizi buruk pada
balita.