Vous êtes sur la page 1sur 18

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 2

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD


EKA334 A2 R. IA 1.1

OLEH:
KELOMPOK 5

1. NI KOMANG ITA MONIKA (1607531045) / 5


2. NI WAYAN PITRIYANI (1607531047) / 7
3. NI NENGAH WITRI ASTITI (1607531049) / 8
4. PUTU AYU PRAMESTI (1607531050) / 9

AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018

1
A. AKUNTANSI UNIT TELLER
Pengertian Teller
Teller merupakan karyawan atau petugas bank yang bertanggung jawab terhadap
lalu lintas uang tunai. Teller juga dapat diartiakan sebagai kuasa kas terbatas, karena
dalam jumlah uang tertentu teller dapat melakukan transakasi secara langsung.
Maksud dan tujuan dari adanya seorang teller yakni terbentuknya suatu hubungan
pelayanan yang langsung, cepat, dan aman antara petugas bank dengan para
nasabahnya.
Jenis Teller
Adapun jenis-jenis teller yaitu:
1. Express Teller merupakan teller yang hanya melaksanakan pembayaran tunai
di bawah nilai nominal tertentu. Dalam hal ini rekening giro nasabah secara
otomatis dianggap cukup untuk meliput cek yang bersangkutan.
2. Foreign Exchange Teller merupakan teller yang hanya melaksanakan
pembayaran dan menerima setoran tunai valuta asing.
3. Individual Account Teller merupakan teller yang hanya melaksanakan
pembayaran kepada dan menerima setoran dari nasabah perorangan.
4. Corporate Teller adalah teller yang hanya melaksanakan pembayaran kepada
dan menerima setoran dari nasabah perusahaan.
5. Non Cash Teller adalah teller yang hanya melaksanakan penerimaan setoran
nontunai.
6. Local Currency Teller adalah teller yang melaksanakan pembayaran dan
penerimaan setoran tunai dalam mata uang negara setempat.
7. Mixed Transaction Teller merupakan teller yang melaksanakan segala macam
jenis transaksi.
8. Special Teller merupakan teller yang hanya melaksanakan pembayaran dan
penerimaan setoran dengan nilai nominal yang sangat besar.
Kegiatan Teller
Tugas unit kerja yang dilakukan oleh teller yaitu; (1) pembayaran uang tunai,
(2) penerimaan setoran, dan (3) persediaan uang tunai. Kegiatan yang dilakukan oleh

2
teller yakni melakukan peningkatan pelayanan dalam hal kecepatan pelayanan
penerimaan atau pembayaran uang tunai dengan memperhatikan unsur-unsur
pengamanan. Sistem teller dalam pelaksanaannya, ditunjang oleh "sistem manual" dan
"sistem komputer" yang menyebabkan pekerjaan teller semakin cepat karena beberapa
informasi dapat disajikan oleh komputer, sehingga beberapa jenis pekerjaan dapat
dilakukan dalam waktu singkat, sebelum melakukan transaksi dengan nasabah. Adapun
pekerjaan teller meliputi:
1. Mencatat penerimaan dan pengeluaran tunai dan nontunai.
2. Memeriksa identitas nasabah (petugas counter).
3. Meneliti keabsahan tanda tangan dan warkat (petugas specimen).
4. Mengesahkan tanda terima setoran dalam batas wewenangnya (pejabat kas).
5. Membayar dan menerima uang tunas (kasir).
6. Menerima setoran warkat bank sendiri dan warkat bank lain (petugas counter)
Akuntansi untuk Teller
Pencatatan transaksi berdasarkan tugas dari unit kerja teller dilakukan pada Head
Teller dan teller itu sendiri. Transaksi-transaksi tersebut diawali saat pembukaan
cabang (Open Branch) sampai penutupan cabang (Close Branch).
1. Transaksi Saat Pembukaan Cabang
Saat awal pembukaan bank, transaksi awal yang dilakukan oleh officer sebagai
berikut. Contoh:
a) Bank ASIA melakukan setoran modal awal Rp 1.000.000.000
Kas Rp 1.000.000.000
Modal Bank Rp 1.000.000.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Kas Bertambah D
Setoran Modal Awal
Modal Bertambah K

b) Head Teller Bank Asia melakukan setoran awal ke Teller 1, Teller 2 dan
untuk kas kecil masing-masing sebesar Rp 5.000.000

3
Jurnal transaksinya:
Kas I Rp 5.000.000
Kas II Rp 5.000.000
Kas Kecil Rp 5.000.000
Kas Induk Rp 15.000.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Kas I Bertambah D
Setoran Tunai Head
Kas II Bertambah D
Teller ke Kas I, II
Kas Kecil Bertambah D
dan Kas Kecil
Kas Induk Berkurang K

2. Transaksi Harian dan Unit Teller


a) Setoran Tunai Nasabah dalam Rupiah (Cash Deposit)
Seorang nasabah melakukan setoran awal untuk pembukaan rekening giro
secara tunai Rp 1.000.000
Jurnal transaksinya:
Kas Rp 1.000.000
Rekening Giro Nasabah Rp 1.000.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Setoran Tunai Kas Bertambah D
Nasabah Rek. Giro Bertambah K

b) Seorang nasabah melakukan setoran awal untuk pembukaan rekening


tabungan secara tunai Rp 5.000.000
Jurnal transaksinya:
Kas Rp 5.000.000
Rekening Tabungan Nasabah Rp 5.000.000

4
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Setoran Tunai Kas Bertambah D
Nasabah Rek Tabungan Bertambah K
c) Seorang nasabah melakukan pembukaan deposito berjangka Rp
50.000.000 suku bunga 7,25% p.a. Jangka waktu 1 bulan, penyetoran
dana dilakukan secara tunai.
Jurnal transaksinya:
Kas Rp 5.000.000
Rekening Antar Unit (RAU) Rupiah Rp 5.000.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Kas Bertambah D
Setoran Tunai Deposito Nasabah
RAU Rupiah Bertambah K

3. Setoran Tunai Nasabah dalam bentuk Valas (Cash Deposit FX)


a) Seorang nasabah membuka rekening giro valas USD 1000.
Nasabah tersebut membawa valuta rupiah. Kurs beli USD Rp 9.000 dan
Kurs jual USD Rp 9.150
Jurnal Transaksinya:
Tahap I – Bank jual USD ke nasabah untuk penempatan Giro Valas
dengan menggunakan Kurs Jual USD Rp 9.150
Kas Rupiah Rp 9.150.000
Rek Perantara Valuta Rupiah Rp 9.150.000
Rek Antar Perantara Valuta USD 1.000
Kas Valuta USD 1.000

Tahap II – Bank menerima penempatan giro valas USD Nasabah sebesar


USD 1.000

5
Kas Valas USD 1.000
Rek Perantara Valuta USD 1.000
Rek Perantara Valuta USD 1.000
Rek Giro Valas Nasabah 1.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Kas Bertambah D
Kas Rupiah
Kas Valas USD Berkurang K
Valas Nasabah Giro
Kas Valas USD Bertambah D
dengan Valuta Rupiah
Giro Valas Bertambah K

b) Seorang nasabah membuka rekening giro SGD 10.000 Nasabah tersebut


membawa valuta SGD. Kurs beli SGD 6.000 dan Kurs jual SGD 6.050
Kas valas SGD 10.000
Rek Perantara Valuta SGD 10.000

Rek Perantara Valuta SGD 10.000


Rek Giro Valas nasabah 10.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Setoran Tunai Valas Kas Valas Bertambah D

Giro Valas Bertambah K


Untuk Giro Valas

c) Seorang nasabah menyetor secara tunai USD 5.000 untuk penempatan


deposito valas.
Kas Valas USD 5.000
Rek Perantara Valuta USD 5.000
Rek Perantara Valuta USD 5.000

6
Rek Deposito Valuta USD 5.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Setoran tunai valas Kas valas Bertambah D
untuk penempatan
Deposito valas Bertambah K
deposito valas

4. Penarikan Tunai Nasabah Dalam Rupiah (Cheque and Sundry Withdrawal)


a) Seorang nasabah melakukan penarikan tunai dari rekening tabungannya
sebesar Rp 500.000
Jurnal transaksinya:
Rekening Tabungan Rp 500.000
Kas Rp 500.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Tarikan Tunai
Rek Tabungan Berkurang D
Nasabah
Tabungan Kas Berkurang K

b) Seorang nasabah giro menarik cek sebesar Rp 1.000.000


Jurnal transaksinya:
Rekening giro nasabah Rp 1.000.000
Kas Rp 1.000.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Tarik Tunai Nasabah Rek. giro Berkurang D
Giro Kas Berkurang K

c) Seorang nasabah mencairkan deposito secara tunai sebesar Rp


50.000.000

7
Jurnal transaksinya:
Re. Penampungan (RAU Rupiah) Rp 50.000.000
Kas Rp 50.000.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Tarik Tunai karena RAU Rupiah Berkurang D
Pencairan deposito Kas Berkurang K

d) Pembelian BBM secara tunai sebesar Rp 45.000


Jurnal transaksinya:
Biaya BBM Rp 45.000
Kas Kecil Rp 45.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Pembelian BBM Biaya BBM Bertambah D

Kas Kecil Berkurang K


Secara tunai

5. Penarikan tunai nasabah dalam valuta asing (sundry withdrawal FX)


a) Seorang nasabah giro valas melakukan penarikan tunai sebesar USD
5.000 pembayaran dilakukan valuta rupiah. Kurs beli USD Rp 8.000
dan kurs jual USD Rp 9.000
Jurnal Transaksinya:
Rek Giro valas nasabah USD 5.000
Rek Perantara Valuta USD 5.000
Rek Perantara Valuta Rupiah 40.000.000
Kas Rupiah 40.000.000

8
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Nasabah giro valas Rek Giro
Berkurang D
melakukan penarikan valas
Tunai pembayaran
Kas Rupiah Berkurang K
dengan valuta rupiah

b) Seorang nasabah giro valas melakukan penarikan tunai sebesar SGD


2.000 Kurs beli SGD Rp 6.000 dan Kurs jual SGD Rp 6.500
Jurnal Transaksinya:
Rek Giro valas nasabah SGD 2.000
Rek perantara valuta SGD 2.000
Rek perantara valuta SGD 2.000
Kas valuta SGD 2.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Tarikan tunai giro valas Rek giro valas Berkurang D

Kas valas Berkurang K


Pembayaran valas

c) Seorang nasabah mencairkan deposito valas HKD 15.000 dan


diambil secara tunai dalam valuta rupiah. Kurs beli HKD Rp 3.000
dan Kurs jual Rp 4.000.
Jurnal transaksinya:
Deposito valas HKD 15.000
Rek perantara valuta HKD 15.000
Rek perantara valuta Rupiah Rp 45.000.000
Kas Rupiah Rp 45.000.000

9
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Pencairan tunai deposito Deposito
Berkurang D
valas dengan pembayaran Valas
Kas
Berkurang K
rupiah Rupiah

d) Seorang nasabah mencairkan deposito SGD sebesar 20.000


Pembayaran dilakukan secara tunai dengavaluta SGD
Jurnal transaksinya:
Rek Deposito Valas SGD 20.000
Rek perantara Valuta SGD 20.000
Rek perantara Valuta SGD 20.000
Kas Valas SGD 20.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Pencairan deposito valas secara Deposito Valas Berkurang D
tunai
Kas Valas Berkurang K
Dengan pembayaran valuta SGD

6. Jual Beli Bank Notes Secara Tunai (Exhange Cash)


a) Seorang nasabah menjual Bank Notes USD 500 secara tunai. Kurs
beli USD Rp 8.000 Kurs jual USD Rp 9.000 Hasil penjualan Bank
Notes kehendaki dalam valuta rupiah.
Jurnal transaksinya:
Kas Valas USD 500
Rek Perantara Valuta USD 500
Rek Perantara Valuta Rupiah Rp 4.000.000
Kas Rupiah Rp 4.000.000

10
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Pembelian Bank Kas ValasUSD Bertambah D
Notes secara tunai Kas Rupiah Berkurang K

b) Seorang nasabah membeli Bank Notes Euro sebesar 2.000 Kurs beli
Euro Rp 9.000, Kurs jual Euro Rp 10.000 pembayaran dilakukan
dengan valuta rupiah
Jurnal Transaksinya:

Kas Rupiah Rp 20.000.000


Rek Perantara Valuta Rp 20.000.000
Rek Perantara Valuta Euro 2.000
Kas Valas Euro 2.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Penjualan Bank Notes Kas Rupiah Bertambah D
secara tunai Kas Valas Euro Berkurang K

c) Bank Asia Cabang Malang membeli Bank Notes USD dari nasabah
sebesar USD 1.000 Kurs beli USD Rp 9.800 Kurs jual USD Rp 9.850
Kurs buku di kantor pusat Rp 9.900
Jurnal Transaksinya:
Kas Valas USD 1.000
Rek Perantara Valuta USD 1.000
Rek Perantara Valuta Rupiah Rp 9.800.000
Kas Rupiah Rp 9.800.000

Cabang Jual Bank Notes ke Kantor Pusat (RAK)


Rekening Antar Kantor Rp9.900.000

11
Rek Perantara Valuta Rupiah Rp 9.900.000
Rek Antar Unit Valuta USD 1.000
Kas Valas 1.000

Keuntungan Cabang dari pembelian Bank Notes


Rek Antar Kantor Rp 100.000
Bank Notes Rp 100.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Setor tunai Kas Valas Bertambah D
Kas Rupiah Berkurang K
Valas untuk RAK Bertambah D
Kas Valas Berkurang K
Penempatan RAK Bertambah D

Bank Notes Berkurang K


Deposito valas

7. Transaksi Saat Penutupan (Akhir Hari) Cabang Head Teller menerima setoran
tunai dari Teller 1 Sebesar Rp 50.000.000 dan setoran dari kas kecil Rp 500.000
saat penutupan cabang.
Jurnal Transaksinya:
Kas Induk Rp 50.500.000
Kas Teller I Rp 50.000.000
Kas Kecil Rp 500.000
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang D/K
Head teller menerima Kas Induk Bertambah D
Setoran dari Kas I dan Kas I Berkurang K
Kas Kecil Kas Kecil Berkurang K

12
B. AKUNTANSI UNIT GIRO
Pengertian Giro
Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan dengan menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro, atau
surat pemindahbukuan yang lain. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat,
sedangkan bilyet giro adalah surat perintah pemindahbukuan.
Giro dapat ditarik setiap saat, sehingga giro dikelompokkan sebagai sumber dana
jangka pendek bagi bank dan berbiaya murah. Bank cenderung memberikan jasa giro
relatif lebih rendah dibandingkan dengan sumber dana lainnya seperti tabungan dan
deposito. Penetapan tingkat jasa atau bunga giro merupakan otorisasi bank-bank yang
bersangkutan.
Penarikan dana giro oleh si pemilik hanya dapat dilakukan dengan cara perintah
tertulis dari pemilik sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan rekening nasabah oleh
bank. Penarikan ini dapat dilakukan saat nasabah mengingnkannya, dimana bank akan
menguji kebenaran nomor rekening, tanda tangan, kecukupan saldo, dan informasi
lainnya yang diperlukan.
Jenis Giro
1. Giro Swasta yaitu giro yang dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansi
swasta, yayasan sosial dan Badan Non Pemerintahan lainnya
2. Giro Pemerintah yaitu giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya giro
kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan, dan sebagainya.
Sifat Rekening Giro
Rekening giro merupan hutang jangka pendek bank yang harus disajikan dalam
hutang lancar. Setiap kali terjadi mutasi pertambahan rekening giro nasabah akan
dibukukan di sebelah kredit dan setiap kali terjadi pengurangan rekening giro nasabah
akan dibukukan disebelah debet. Dengan demikian saldo normal rekening giro adalah
sebelah kredit. Apabila saldo suatu rekening giro nasabah berada pada sisi debet, maka
rekening tersebut bersaldo negatif yang dikenal dengan saldo merah atau terjadinya
overdraft (bersaldo negatif)

13
Alat-alat Pembayaran Giro
1. Bilyet Giro
Bilyet giro merupakan surat perintah pemindahbukuan dari penarik (nasabah)
kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah dana tertentu kepada pihak
yang identitasnya tercantum pada warkat bilyet giro pada bank tertentu atas
beban rekening penarik. Surat berharga berupa bilyet giro memuat syarat formal
sesuai ketentuan bank Indonesia yaitu:
a. Ada nama bilyet giro pada formulir bilyet giro
b. Ada kata perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindah bukukan
sejumlah dana atas saldo penarik.
c. Ada nama bank penarik
d. Ada lokasi atau tempat penarikan
e. Ada nama pihak yang menerima pemindahbukuan sejumlah dana
f. Ada jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam
bentuk huruf
g. Ada tanda tangan penarik
h. Ada tanggal penarikan/tanggal efektif berlakunya perintah dalam bilyet
giro
2. Cek
Cek adalah surat perintah pembayaran tidak bersyarat dari penarik kepada bank
untuk membayarkan sejumlah dana tertentu kepada pembawa atau pihak yang
identitasnya tercantum dalam warkat. Syarat formal cek yaitu:
a. Ada kata cek atau cheque
b. Ada perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
c. Ada nama bank tertarik
d. Ada nama tempat dimana pembayaran dilakukan
e. Ada tanggal dan tempat dimana cek dikeluarkan
f. Ada tanda tangan si penarik
Mutasi Pada Rekening Giro

14
Mutasi Debet adalah mutasi yang mengakibatkan terjadi penurunan saldo
rekening nasabah yang disebabkan karena adanya penarikan dana, misalnya penarikan
tunai dengan menggunakan cek, pembebanan biaya administrasi bulanan,
pembebanan buku cek/BG.
Mutasi Kredit adalah mutasi yang mengakibatkan terjadi penambahan jumlah
saldo nasabah yang disebabkan karena adanya setoran dana. Misalnya setoran kliring,
setoran tunai dan pemberian jasa giro.

Pembukuan Transaksi Giro


a) Transaksi Pembukaan Rekening Giro dan Penyetoran
a. Setoran Tunai
Ny. Diony calon nasabah Bank DKI ingin membuka rekening giro pada
Cabang Jakarta dengan melakukan setoran tunai sebagai setoran awal rekening
gironya sebesar Rp 100.000.000,00 dan biaya administrasi untuk buku cek
sebesar Rp 50.000,00
Kas Rp. 100.050.000,00
Giro Ny. Diony Rp. 100.000.000,00
Persediaan buku cek Rp. 50.000,00
b. Setoran Kliring
Ny. Diony menyerahkan cek giro Bank BNI sebesar Rp 10.000.000,00 untuk
disetorkan pada rekening gironya di Bank DKI.

Bank Indonesia-giro Rp 10.000.000,00


Warkat Kliring Rp 10.000.000,00

Pada waktu kliring berhasil:


Warkat Kliring Rp. 10.000.000,00
Giro Ny. Diony Rp. 10.000.000,00
c. Penyetoran Melalui Transfer

15
Ny. Diony menerima transfer dari Ibu Endang nasabah Bank BCA sebesar Rp
5.000.000,00

Giro BCA Rp 5.000.000,00


Giro Ny. Diony Rp 5.000.000,00
b) Penarikan Saldo
a. Penarikan Tunai
Ny. Diony menarik selembar cek untuk dibayarkan secara tunai oleh Bank
DKI sebesar Rp 15.000.000,00

Giro Ny. Diony Rp. 15.000.000,00


Kas Rp. 15.000.000,00

b. Penarikan Kliring
Ny. Diony menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000,00 diberikan kepada
temannya Nn. Early seorang nasabah Bank Permata

Giro Ny. Diony Rp 4.000.000,00


Bank Indonesia - giro Rp 4.000.000,00
c. Penarikan Dengan Amanat
Ny. Diony memerintahkan Bank DKI untuk mendebet rekening gironya
sebesar Rp 2.000.000,00 untuk dipindahbukukan ke dalam rekening Ny. Ira
pada Bank DKI Cabang Depok.

Giro Ny. Diony Rp 2.000.000,00


RAK * Cabang Jakarta Rp 2.000.000,00
*) Rekening Antar Kantor
c) Jasa Giro
a. Dasar Perhitungan Jasa Giro
(1) Saldo Terendah

16
(2) Saldo Rata-rata
(3) Saldo Harian
(4) Saldo Mengambang

d) Pendapatan Jasa Giro


Ny. Diony dalam Bulan September 2006 memperoleh jasa giro sebesar Rp 500.000,00
Jasa Giro Rp 500.000,00
Giro Ny. Diony Rp 500.000,00

17
DAFTAR PUSTAKA
Muthalib, Moch.Gunawan “Akuntansi Unit
Giro”http://unit3ekis.blogspot.com/2012/3/akuntansi-unit-giro_28.html [diakses
pada 8 september 2018)
Utomo, Aris Tri Andika. “Akuntansi Unit Teller dan Unit
Giro”http://aristriandikautomo.blogspot.com/2016/05/akuntansi-unit-teller-dan-
unit-giro.html [diakses pada 08 September 2018]
Taswan, SE, M.Si. 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah.
Semarang: UPP STIM YKPN

18

Vous aimerez peut-être aussi