Vous êtes sur la page 1sur 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI PEMINATAN


KEPERAWATAN KARDIOVASKULAR

DISUSUN OLEH :

FAHRIANI
C12113015

CI INSTITUSI CI LAHAN

(……………………………) (……………………………)

ROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSIAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB 1

KONSEP MEDIS

1. DEFINISI
Angiografi adalah prosedur diagnostik yang memperlihatkan gambaran luar
pembuluh darah dengan gambar sinar X khusus (angiogram) (Muttaqin,2009).
Angiografi merupakan suatu teknik memasukkan mediakontraks ke dalam
sistemembuluh darah untuk menggambarkan jantung atau pembuluh darah. Bila
hanyasatu kamar jantung atau pembuluh darah tertentu yang dipelajari,maka prosedur
ini dinamakan angiografi selektif( Prince,2005).
Angiogarfi menggunakan sineangiogram. Satu seri film atau gambar hidup
pada layar fluoroskopi yang diperkuat yang mencatat perjalanan media kontrasmelalui
berbagai temat pembuluh darah. Pencatatan informasi tersebut memberikan
perbandingan berbagai informasi dariwaktu ke waktu.
Empat tempat yang palingsering digunakan untuk angiografi selektif adalah
aorta,arteri koronaria, dan sisi kanan serta kiri jantung.

Aortografi. Aortogram adalah angiorafi yang menggambarkan lumen aorta


dan arteri utama yang muncul darinya. Pada aortografi toraks, media kontraks
digunakan untuk mempelajari arkus aorta dan cabang-cabang besanya. Biasanya
digunakan pendekatan translumbal atau retrogad brakhial atau femoral.

Arteriografi koroner. Pada arteriografikoroner, kateter radiopak dimasukkanke


arte brakial kanan atau kiri atau arteri femoralis dandidorong keaorta asendens
dandiarahkan ke arteri koronaria yang dituju dengan bantuan fluoroskopi. Arteriografi
koroner digunakan untuk mengevaluasi derajat arterosklerosis dan untuk
menentukancara penangananannya dan kecurigaaan anmaliknginetalartri koronaria.

Katerisasi jantung-kanan. Kateterasi jantung-kanan dilakukan dengan


memasukkankatetr radiopak darivena anteobital atau femoral ke atrium kanan,
ventrikel kanan dan pembuluh darah paru.

Katetersasi jantung kiri. Kateterisasi jantung kiri kateterasi jantng iri biasanya
diakukan dengan teknik kateterisasi retrogad jantung kiri atau kateterisasi transeptal
atrium kiri (Smeltzer&Bare,2010).
2. INDIKASI
Menurut Gray,(2003) indikasi angiografi sebagai berikut:
a. Diagnosis penyakit arteri koroner
b. Angina yang tidak terkontroldengan pengobatan
c. Penilaian kesesusaian untuk intervensi koroner
d. Rekurensi angina setelah angioplasti koroner atau tandur alih intas koroner
e. Tes latihan positif
f. Penilaian preoperatif pada pasien menjalani pembedahan penyait katup jantung
Menurut Hall,Jhon (2009) Indikasi dilakukan tindakan angiografi yaitu
a. kelainan jantung bawaan
b. kelaianan jantung koroner
c. kelainan irama jantung
d. kelainan katup jantung
e. kelainan pembuluh darah
f. hasil treadmill positif
g. medical cek up untuk pasien dengan faktor resikopenyakit jantung
h. evaluasi operasi Baypass (CABG)

1. KONTRAINDIKASI
kontraindikasi pemeriksaan diagnostik menurut (Muttaqin, (2009) angigrafi yaitu :
a. CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia
b. Gangguan elekrolit
c. Infeksi ( demam )
d. Gagal ginjal
e. Perdarahan saluran cerna akut/anemia
f. Stroke baru (< 1 bulan)
g. Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras )
h. Pasien yang tidak kooperatif
i. Usia kehamilan kurang dari 3 bulan
2. PROSEDUR
Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum tindakan Angiografi yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium darah
b. Pemeriksaan EKG.
c. Foto dada ( Rontgen Dada .)
d. Mendapat penjelasan tentang prosedur tindakan.
e. Diminta untuk menandatangi persetujuan tindakan (inform consent).
f. Dipasang infus di lengan / tungkai kiri.
 Tim
a. Operator (dokter)
b. Perawat (Scrubing, Monitoring, Sirculete)
c. Radiografer
 Persiapan Alat Diagnostik
a. Instrument Steril
 Kom betadine
 Kom cairan Besar dan Kecil
 Scalpel No.3 pisau No. 11
 Doek klem
 Tupper tang
b. Set Linen Steril
 Jas operasi
 Doek lubang kecil
 Doek kecil tanpa lubang
 Doek panjang
 Pembungkus tabung
 Perlak
c. Alat Habis Pakai
 Handscoen
 Lidocain 2%
 Dispo 1 cc, Dispo 3 cc, Dispo 5 cc , Dispo 20 cc.
 Gaas steril
 Betadine 30 %
 Aquades 1 liter
 NaCl 500 cc yang berisi heparin 2500 unit
 Sheath 5 FR, 6 FR, FER
 Guide wire diagnostik
 Kateter JR, JL, TIG
 Zat kontras
 Three way
 Manometer line

 Area Puncture
a. Arteri Radialis
b. Arteri Brachialis
c. Arteri Femoralis

 Peran perawat dalam tindakan


a. Peran perawat sebelum tindakan
 Peran mengkaji riwayat kesehatan pasien, indikasi prosedur angiografi,
riwayat pembedahan sebelumnya, pengobatan sebelumnya, riwayat alergi
dan factor resiko vaskuler.
 Memberikan inform consent yang terlebih dahulu diberikan penjelasan
mengenai prosedur dan perawataanya sebelum , selama dan setelah tindakan
bersama team yang akan terlibat dalam tindakan angiografi oleh Dokter.
 Observasi dan ukur tanda-tanda vital (perubahan EKG, tekanan darah, HR,
RR, dan saturasi O2)
 Pemeriksaan penunjang seperti hasil EKG, hasil Uji latih beban jantung
(Treadmill), hasil Rontgen thorax, dan hasil Laboratorium, Cek darah
lengkap, GDS, ureum, creatinin,, elektrolit, PT, APTT, BT, dan ACT.
 Melakukan Allen test (jika penusukan melalui arteri radialis)
 Obat-obat dilanjutkan sesuai instruksi dokter
 Mencari akses intravena yang adekuat untuk memberikan cairan dan obat-
obatan yang dibutuhkan.
 Administrasi seperti Surat izin tindakan / inform consent dan Surat
pernyataan pembayaran (keuangan).
 Mental: Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan, manfaat,
resiko, komplikasi prosedur katerisasi.
b. Peran perawat dalam tindakan Angiografi antara lain:
 Mencegah dan mendeteksi dini potensial komplikasi, memberikan
pendidikan pada pasien dan keluarga dan rehabilitasi.
 Kaji keluhan selama prosedur tindakan berlangsung
 Melakukan observasi tanda-tanda vital setiap 15 menit
 Memantau hemodinamik
 Mengukur tekanan intraarteri jika diperlukan
 Mempersiapkan peralatan dan pengobatan resusitasi darurat
c. Peran perawat Setelah tindakan Angiografi :
 Kaji keluhan setelah tindakan
 Mengobservasi tanda-tanda adanya perdarahan dan hematoma pada area
penusukan
 Mengobservasi dan mengukur tanda -tanda vital (tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu tubuh, mengontrol nyeri dan saturasi O2)
 Pemantauan perubahan EKG 12 lead
 Mengobservasi hasil laboratorium (peningkatan kreatinin mengindikasikan
gangguan ginjal karena zat kontras, sedangkan peningkatan CKMB
menandakan cedera otot jantung)
 Mengobservasi efek alergi zat kontras (seperti menggigil, kemerahan, gatal,
pusing, mual, muntah, urin (1kgBB/jam, dsb)
 Mengobservasi gangguan sirkulasi perifer (cek pulsasi arteri dorsalis pedis,
tibialis, radialis).
 Mengobservasi adanya tanda-tanda hipovolemi.
 Memberikan hidrasi sesuai kebutuhan.
 Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.
 Prosedur Tindakan
a. Perawat/teknisi membawa klien ke ruang kateterisasi (cath lab.)
b. Perawat memberikan obat melalui IV line untuk membantu klien rileks dan
nyaman selama prosedur tindakan
c. Perawat membersihkan dan mensterilkan daerah kecil di pergelangan lengan
atau lipat paha klien (tergantung daerah yang akan digunakan). Daerah
tersebut kemudian ditutup dengan kain steril.
d. Dokter akan menginjeksi obat anestesi lokal dilipat paha atau tangan klien.
Digunakan anestesi lokal karena klien harus tetap sadar selama pemeriksaan
untuk mengikuti instruksi dokter.
e. Jarum akan ditusukkan ke dalam arteri yang digunakan kemudian guide wire
akan dimasukkan melalui jarum lalu jarum dilepas.
f. Sheath kateter akan dimasukkan melalui guide wire, kemudian kateter
dimasukkan melalui pembuluh darah utama tubuh (Aorta), ke muara arteri
koroner di jantung. Kebanyakan orang tidak merasakan sakit selama
pemeriksaan, karena tidak ada serabut saraf dalam pembuluh darah, maka
klien tidak dapat merasakan gerakan kateter dalam tubuh.
g. Dokter akan menginjeksikan kontras dengan melihat melalui gambaran x-
ray. Klien mungkin akan merasakan sensasi panas saat kontras diinjeksikan.
h. Pantau keluhan/laporan klien tentang adanya nyeri dada atau perasaan tidak
nyaman selama posedur.
3. KOMPLIKASI
Hal yang mungkin terjadi dilakukan tindakan angiografi yaitu
a. Mayor
 Tromboemboli
 Infark miokard
 Alergi berat terhadap zat kontraks: spasme laring, brongkus hipotensi
berat atau henti jantung
 Aritmia berat : fibrilasi ventrikel
 Kematian
b. Minor
 Aritmia : bradikardia sinus, ekstrasistol takiardia ventrikel atau
ventrikel takikardia.
 Alergi ringan
 Pendarahan, hematoma, atau infeksi tempat penusukan
 Edema paru
 Komplikasi jarang: ruptir pembuluh darah, kateter melilit, kateter
putus, perforasi arteri koroner.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala :
 keletihan/kelelahan terus-menerus sepanjang hari
 Insomnia, nyeri dada dengan aktivitas
 Dispnea pada istirahat atau pada pengerahan tenaga
Tanda :
 gelisah, perubahan status mental, misal: letargi
 Tanda vital berubah pada aktivitas
d. Sirkulasi
Gejala :
 riwayat hipertensi, infark miokard baru/akut, episode gagal jantung kronik
sebelumnya, penyakit katup jantung, bedah jantung, endokaritis, SLE, anemia,
syok septik, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.
 Tanda : TD: mungkin rendah (gagal pemompaan); norma (GJK ringan atau
kronis) atau tinggi (kelebihan beban cairan/peningkatan TVS)
 Tekanan nadi: mungkin sempit, menunjukkan penurunan volume sekuncup
frekuensi jantung: takikardia (gagal jantung kiri)
 Irama jantung: disritmia
 Bunyi jantung: S3 (gallop), S4 dapat terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah
murmur sistolik dan diastolik dapat menandakan adanya stenosis katup atau
insufisiensi.
 Warna: pucat, sianotik
 Punggung kuku: pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat
 Hepar: pembesaran/dapat teraba, refleks hepatojugularis
 Bunyi nafas: kreker, ronchi
 Edema: mungkin dependen, umum atau pitting, khususnya pada ekstremitas,
DVJ
e. Integritas ego
Gejala :
 ansietas, khawatir, takut
 Stress yang berhubungan dengan penyakit/keprihatinan finansial (pekerjaan/biaya
perawatan medis)
Tanda : berbagai manifestasi perilaku, misal: ansietas, marah, ketakutan, mudah
tersinggung.
f. Eliminasi
Gejala :
 penurunan berkemih, urine berwarna gelap
 Berkemih malam hari (rakturia)
 Diare/konstipasi
g. Makanan/cairan
Gejala :
 kehilangan nafsu makan, mual/muntah
 Penambahan berat badan signifikan
 Pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak
 Diet tinggi garam/makanan yang telah diproses, lemak, gula dan kafein
penggunaan diuretic.
Tanda : penambahan berat badan cepat
 Distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
h. Hygiene
Gejala : keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
i. Neurosensori
Gejala : kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda :
 letargi, kusut pikir, disorientasi
 Perubahan perilaku, mudah tersinggung
j. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
 nyeri dada, angina akut atau kronis
 Nyeri abdomen kanan atas, sakit pada otot
Tanda :
 tidak tenang, gelisah, Fokus menyempit (menarik diri), perilaku melindungi diri
k. Pernafasan
Gejala :
 dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk, atau dengan beberapa bantal.
 Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum
 Riwayat penyakit paru kronis
 Penggunaan penyakit paru kronis
 Penggunaan bantuan pernafasan, misal: oksigen atau medikasi
Tanda :
 pernafasan: takipnea, nafas dangkal, pernafasan labored: penggunaan otot aksesori
pernafasan, hasal faring
 Batuk: kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus-menerus
dengan/tanpa pembentukan sputum
 Sputum: mungkin bersemu darah, merah mudah/berbuih (edema pulmonal)
 Bunyi nafas: mungkin tidak terdengar, dengan krakles basilar dan mengi
 Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan
 Warna kulit: pucat atau sianosis
l. Keamanan
Gejala :
 perubahan dalam fungsi mental
 Kehilangan kekuatan/tonus otot
 Kulit lecet
m. Interaksi social
Gejala : penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan
n. Pembelajaran/pengajaran
Gejala : menggunakan/lupa menggunakan otot-otot jantung, misal: penyekat saluran
kalsium
Tanda : bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan
o. Sistem pernafasan
 Hidung simetris kiri dan kanan
 Tidak terdapat pernafasan cuping, tidak terdapat sekret pada hidung
 Pembesaran kelenjar leher tidak ada
 Dada: bentuk bulat, gerakan dada simetris kiri/kanan
 Bunyi nafas bronchovesikuler
p. Sistem kardiovaskuler
 Konjungtiva tidak anemis, bibir sianosis
 Arteri corotis teraba
 Vena jugularis setinggi clavikula
 Suara jantung tambahan: S3 dan S4
a. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri
b. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
d. Risiko penurunan curah jantung
e. Risiko perdarahan

b. Intervensi keperawatan
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri
NOC :
Tujuan : Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama 3x24 jam klien
menunjukkan inspirasi dan ekspirasi yang adekuat
Kriteria hasil:
a. Frekuensi napas 16-24x/menit
b. Irama napas : Teratur
c. Jalan napas paten
d. Saturasi oksigen 95-100%
NIC :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
3. Monitor respirasi dan status O2
4. Pertahankan jalan nafas yang paten
5. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
6. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

b. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik


NOC :
 Pain Level,
 pain control,
 comfort level
Tujuan : Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri
berkurang atau tidak mengalami nyeri,
Kriteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
e. Tanda vital dalam rentang normal
f. Tidak mengalami gangguan tidur
NIC :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Monitor tanda-tanda vital
d. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
e. Kurangi faktor presipitasi nyeri
f. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
g. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
h. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
i. Tingkatkan istirahat
j. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

c. Ansietas berhubungan dengan perubahan besaer (status kesehatan)


 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x 24 jam kecemasan
klien teratasi
 Kriteria Hasil :
a. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas
c. Vital sign dalam batas normal
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan

 Intervensi :
a. Gunakan pendekatan yang menenangkan
b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
c. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
d. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
e. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
f. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
g. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
h. Dengarkan dengan penuh perhatian
i. Identifikasi tingkat kecemasan
j. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

d. Risiko penurunan curah jantung


NOC :
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam menunjukkan keadekuatan
aliran darah yang dipompa jantung yntuk memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh
Kriteria Hasil :
a. TTV :
TD: 110-130/80-90 mmHg N: 60-100x/menit
P: 16-24x/menit S: 36,2OC-37,2OC
b. Enzim Jantung
CK : L<190 ; P <167 CK-MB: <25
c. Tidak ada sianosis
d. Tidak mual, muntah
NIC :
1. Evaluasi adanya nyeri dada
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
4. Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
5. Monitor TTV
6. Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
7. Monitor sianosis perifer
8. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
9. Kelola pemberian obat
10. Minimalkan stress lingkungan
Daftar Pustaka
Davey, P. (2005). At a glance medicine. Jakarta: Erlangga.

Gray, H. H., Dawkins, K. D., Simpson, I. A., & Morgan, J. M. (2002). Kardiologi. Jakarta: Erlangga.

Guyton, Arthur C & John E.Hall. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 11. EGC: Jakarta.

Hall, Jhon E. 2009. Buku Saku Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall. Editor Bahasa Indonesia:
Irawati Setiawan Edisi 11. Jakarta: EGC

Muttaqin, A. 2009.Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Price, S. A., & Wilson, L. M. 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume
2.Edisi 6. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2010.Keperawatan Medikal Bedah. Volume 9.Edisi 8.Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi