Vous êtes sur la page 1sur 8

Nama : Siti Alya Putri

NIM : 073001500087

Kominusi dan Pengolahan Mineral

I. Teori Kominusi

Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan


galianmenjadi lebih kecil,hal ini bertujuan untuk memisahkan atau
melepaskan bahangalian tersebut dari mineral pengotor yang melekat
bersamanya. Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang
masih berukuran cukup besar, sehingga sangat tidak mungkin dapat secara
langsung digunakan atau diolah lebih lanjut. Operasi pengecilan ukuran bijih
umumnya dibagi dalam dua tahapan yaitu operasai peremukan atau crushing dan
operasi penggerusan atau grinding .

Pada prinsipnya tujuan operasi pengecilan ukuran bijih, mineral atau


bahan galian adalah :
1. Membebaskan ikatan mineral berharga dari ganguenya
2. Menyiapkan ukuran umpan sesuai dengan ukuran operasi konsentrasi atau
ukuran pemisahan.
3. Mengekspos permukaan mineral berharga, Untuk proses hyrometalurgi
4. Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan berikutnya.

Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan
pada bijih dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan
diremuk. Mekanisme peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana
gaya yang diterapkan pada bijih tersebut. Setidaknya ada empat gaya yang dapat
digunakan untuk meremuk atau mengecilkan ukuran bijih, yaitu sebagai berikut:
1. Compression
Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan pada bijih.
Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan oleh
satu atau kedua permukaan plat. Pada Kompresi, energi yang digunakan hanya
pada sebagian lokasi. alat yang menerapkan gaya compression ini adalah jaw
crusher dan gyratory crusher
2. Impact
Peremukan terjadi akibat adanya gaya impact yang bekerja pada bijih. Bijih
yang dibanting pada benda keras atau benda keras yang memukul bijih. Gaya
impact adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi.
Dengan gaya impact, energi yang digunakan berlebihan sehingga gaya
berkerja pada seluruh bagian. Alat yang menerapkan gaya impact pada bijih
adalah impactor, hummer mill.
3. Attrition
Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi atau kikisan.
Pada atrisi, gaya hanya bekerja pada daerah sempit (dipermukaan) atau
teralokasi. Terjadi ketika energy yang digunakan cukup kecil, sehingga tidak
cukup untuk memecah atau meremukkan bijih. Alat yang menerapkan gaya
atrisi adalah ball mill dan rod mill.
4. Shear
Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji. Contoh
alat yang menerapkan gaya shear adalah roll crusher.

Gambar I.1
Distribusi ukuran terhadap berbagai gaya yang
berbeda

II. Tahapan Proses Kominusi


Umumnya pengecilan ukuran bijih dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Peremukan tahap pertama atau primary crushing, mengecilkan ukuran
sampai ukuran kurang lebih 20cm. Umumnya menggunakan alat jaw
crusher dan gyratory crusher
2. Peremukan tahap kedua atau secondary crushing, mengecilkan ukuran bijih
sampai ukuran 7-5cm. Alat yang digunakan adalaj jaw crusher, gyratory
crusher, cone crusher, dan roll crusher
3. Peremukan tahap ketiga atau tertiary crushing, mengecilkan ukuran sampai
ukuran 9-12mm. Alat yang digunakan pada tahap ini yaitu cone crusher,
roll crusher, dan hammer mill.
4. Penggerusan kasar atau grinding, dapat mengecilkan ukuran hingga 1mm.
5. Penggerusan halus atau fine grinding, dapat mengecilkan ukuran hingga
kurang dari 0,075mm.

Gambar II.1
Diagram Alir Kominusi Bijih

III. Alat-Alat yang Digunakan Pada Proses Kominusi


Berikut adalah alat-alat yang digunakan pada proses kominusi, yaitu sebagai
berikut:

III.1 Primary Crusher

 Jaw Crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw, dimana satu batang bergerak
(moving jaw) ke arah jaw yang lain (fixed jaw). Alat ini merupakan
contoh paling umum dari mesin primary crusher. Untuk melakukan
peremukan, batuan yang mengandung mineral dijepit diantara dua buah
rahang yang terdiri dari fixed jaw dan moving jaw, lalu dihandurkan
dengan gaya tekan remuk. Alat ini memiliki dua tipe bergantung pada titik
tumpunya, bila titik tumpunya di atas disebut titik blakem, apabila di
bawah disebut titik dodge.
Gambar III.1
Jaw Crusher


 Gyratory Crusher
Gyratory crusher memiliki rahang bundar (circular jaw) dan sebuah
crushing head yang berbentuk kerucut berputar di dalam sebuah funnel
shaped casing yang terbuka. Crushing head berfungsi untuk memecahkan
umpan. Alat ini memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan
jaw crusher. Gerakan alat ini adalah kontinyu karena crushing head dari
alat ini bergerak dan bergoyang. Alat ini tidak sesuai untuk material
lengket seperti lempung dikarenakan biaya maintenancenya yang lebih
besar dari jaw crusher. Faktor yang memperngaruhi gyratory crusher
adalah ukuran butir, kandungan air dari feed, kecepatan putar, dan gape.

Gambar III.2
Gyratory Crusher
III.2 Secondary Crushing

 Cone Crusher
Cone crusher cocok untuk menghancurkan berbagai macam bijih dengan
kekerasan menengah. Hal ini merupakan keunggulan yang dapat
diandalkan dari cone crusher selain itu, produktivitasnya tinggi dan
penyesuaian yang mudah dan biaya operasi yang rendah.

Gambar III.3
Cone Crusher

 Roll Crusher
R o l l c r u s h e r s hanya akan menghancurkan materi ke ukuran partikel
Minimum sekitar 10 mesh (2 mm). Sebuah roll crusher meeremukan
menggunakan kompresi dengan dua rol berputar mengenai suatu poros.
Beberapa keuntungan utama roll crusher adalah hasil dari peremukan
sangat bagus dan distribusi ukurrannya halus. Roll crusher secara efektif
digunakan di pertambangan bijih seperti emas dan dapat digunakan di
batubara.

Gambar III.4
Roll Crusher
III.3 Tertiary Crushing

 Hammer Mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder. "mpan masuk
dari bagianpuncak casing dan dihancurkan. (elanjutnya dikeluarkan
melalui bukaanpada dasar Casing. Umpan dipecahkan oleh seperangkat
palu ayun yangberada pada piring rotor kemudian pecahan ini terlempar
pada anvil platedi dalam sebuah casing sehingga dipecahkan lagi
menjadi bagian yanglebih kecil lalu digosok menjadi serbuk.
Akhirnya didorong oleh palu keluar bukaan.

Gambar III.5
Hammer Mill

III.4 Grinding

 Ball Mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter yang sama
dengan panjangnya yang dilapisi dengan suatu plat. Alat ini memiliki
suatu silinder yang terisi dengan bola baja. Cara kerjanya yaitu dengan
diputar, sehingga metarial yang dimasukkan hancur oleh bola-bola baja.

Gambar III.6
Ball Mill
 Rod Mill
Media grinding ini berupa batang-batang besi atau baja yang panjangnya
sama dengan panjang mill. Cara kerjanya dengan diputar, sehingga batang
baja terangkat lalu jatuh dan menjatuhi material yang ada dalam rod mill
sehingga hancur.

Gambar III.7
Rod Mill
DAFTAR PUSTAKA

Paijo, Andro. Pengertian Teori Tujuan Kominusi, Operasi Pengecilan Ukuran


Pemahaman Operasi Kominusi, Comminution. Diunduh dari
http://www.academia.edu/11930667/Pengertian_Teori_Tujuan_
Kominusi_Operasi_Pengecilan_Ukuran_Pemahaman_Operasi_
Kominusi_Comminution. Diakses pada tanggal 24 September
2018 Pukul 23.37 WIB.
Pradesta, Deni. Kominusi. Diunduh dari
http://www.academia.edu/11369156/Kominusi. Diakses pada tanggal 25
September 2018 Pukul 1.13 WIB
Rohman, Muhamad. Kominusi. Diunduh dari
http://www.academia.edu/11098438/kominusi. Diakses pada tanggal 24
September 2018 Pukul 23.15 WIB

Vous aimerez peut-être aussi