Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : 073001500087
I. Teori Kominusi
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan
pada bijih dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan
diremuk. Mekanisme peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana
gaya yang diterapkan pada bijih tersebut. Setidaknya ada empat gaya yang dapat
digunakan untuk meremuk atau mengecilkan ukuran bijih, yaitu sebagai berikut:
1. Compression
Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan pada bijih.
Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan oleh
satu atau kedua permukaan plat. Pada Kompresi, energi yang digunakan hanya
pada sebagian lokasi. alat yang menerapkan gaya compression ini adalah jaw
crusher dan gyratory crusher
2. Impact
Peremukan terjadi akibat adanya gaya impact yang bekerja pada bijih. Bijih
yang dibanting pada benda keras atau benda keras yang memukul bijih. Gaya
impact adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi.
Dengan gaya impact, energi yang digunakan berlebihan sehingga gaya
berkerja pada seluruh bagian. Alat yang menerapkan gaya impact pada bijih
adalah impactor, hummer mill.
3. Attrition
Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi atau kikisan.
Pada atrisi, gaya hanya bekerja pada daerah sempit (dipermukaan) atau
teralokasi. Terjadi ketika energy yang digunakan cukup kecil, sehingga tidak
cukup untuk memecah atau meremukkan bijih. Alat yang menerapkan gaya
atrisi adalah ball mill dan rod mill.
4. Shear
Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji. Contoh
alat yang menerapkan gaya shear adalah roll crusher.
Gambar I.1
Distribusi ukuran terhadap berbagai gaya yang
berbeda
Gambar II.1
Diagram Alir Kominusi Bijih
Jaw Crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw, dimana satu batang bergerak
(moving jaw) ke arah jaw yang lain (fixed jaw). Alat ini merupakan
contoh paling umum dari mesin primary crusher. Untuk melakukan
peremukan, batuan yang mengandung mineral dijepit diantara dua buah
rahang yang terdiri dari fixed jaw dan moving jaw, lalu dihandurkan
dengan gaya tekan remuk. Alat ini memiliki dua tipe bergantung pada titik
tumpunya, bila titik tumpunya di atas disebut titik blakem, apabila di
bawah disebut titik dodge.
Gambar III.1
Jaw Crusher
Gyratory Crusher
Gyratory crusher memiliki rahang bundar (circular jaw) dan sebuah
crushing head yang berbentuk kerucut berputar di dalam sebuah funnel
shaped casing yang terbuka. Crushing head berfungsi untuk memecahkan
umpan. Alat ini memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan
jaw crusher. Gerakan alat ini adalah kontinyu karena crushing head dari
alat ini bergerak dan bergoyang. Alat ini tidak sesuai untuk material
lengket seperti lempung dikarenakan biaya maintenancenya yang lebih
besar dari jaw crusher. Faktor yang memperngaruhi gyratory crusher
adalah ukuran butir, kandungan air dari feed, kecepatan putar, dan gape.
Gambar III.2
Gyratory Crusher
III.2 Secondary Crushing
Cone Crusher
Cone crusher cocok untuk menghancurkan berbagai macam bijih dengan
kekerasan menengah. Hal ini merupakan keunggulan yang dapat
diandalkan dari cone crusher selain itu, produktivitasnya tinggi dan
penyesuaian yang mudah dan biaya operasi yang rendah.
Gambar III.3
Cone Crusher
Roll Crusher
R o l l c r u s h e r s hanya akan menghancurkan materi ke ukuran partikel
Minimum sekitar 10 mesh (2 mm). Sebuah roll crusher meeremukan
menggunakan kompresi dengan dua rol berputar mengenai suatu poros.
Beberapa keuntungan utama roll crusher adalah hasil dari peremukan
sangat bagus dan distribusi ukurrannya halus. Roll crusher secara efektif
digunakan di pertambangan bijih seperti emas dan dapat digunakan di
batubara.
Gambar III.4
Roll Crusher
III.3 Tertiary Crushing
Hammer Mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder. "mpan masuk
dari bagianpuncak casing dan dihancurkan. (elanjutnya dikeluarkan
melalui bukaanpada dasar Casing. Umpan dipecahkan oleh seperangkat
palu ayun yangberada pada piring rotor kemudian pecahan ini terlempar
pada anvil platedi dalam sebuah casing sehingga dipecahkan lagi
menjadi bagian yanglebih kecil lalu digosok menjadi serbuk.
Akhirnya didorong oleh palu keluar bukaan.
Gambar III.5
Hammer Mill
III.4 Grinding
Ball Mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter yang sama
dengan panjangnya yang dilapisi dengan suatu plat. Alat ini memiliki
suatu silinder yang terisi dengan bola baja. Cara kerjanya yaitu dengan
diputar, sehingga metarial yang dimasukkan hancur oleh bola-bola baja.
Gambar III.6
Ball Mill
Rod Mill
Media grinding ini berupa batang-batang besi atau baja yang panjangnya
sama dengan panjang mill. Cara kerjanya dengan diputar, sehingga batang
baja terangkat lalu jatuh dan menjatuhi material yang ada dalam rod mill
sehingga hancur.
Gambar III.7
Rod Mill
DAFTAR PUSTAKA