Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pertemuan I
Oleh Kelompok 7 :
Universitas Udayana
2018
PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN
“... suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat
waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai
internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.”
Sementara itu, Accounting Principles Board (APB) System Statement No.4 mendefenisikan
akuntansi sebagai berikut :
Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas, perspektif yang lebih luas ditawarkan
oleh american Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian,pengukuran dan pengomunikasian informasi ekonomi untuk
memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai
informasi dan yang terkini.
Dalam definisi APB, akuntansi didefinisikan dengan acuan pada konsep informasi
kuantitatif yaitu “akuntansi adalah aktivitas jasa”. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang diperkirakan
bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, yaitu dalam
menentukan pilihan di antara alternatif-alternatif yang ada, baik dalam konteks program kerja
maupun dalam tindakan.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis dan
staf personil, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan
pendanaan, penginvestasikan, dan pengambilan keputusan operasional. Pemakai eksternal
meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis keuangan, dan
para agen pemerintah. Dengan demikan, informai keuangan melaui laporan keuangan sebagai
hasil dari sitem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah :
Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan
sistem sosial kita. Seperti dalam pembahasan sebelum nya tujuan utama akuntansi adalah
melahirkan informasi keuangan melalui proses sebagai pengambilan keputusan,sedangkan
sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan bentuk dari berbagai
komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki
sasaran, input output, dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan.
Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang
menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi, jackson (1986)
mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak dalam
pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:
Dukungan manajemen puncak sebenarnya harus ada pada semua tahap pengembangan
sistem, yaitu dari tahap perencanaan strategi, tahap perencanaan sistem, sampai tahap
implementasi. Ukuran keterlibatan manajemen puncak dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi, suatu fenomena menjadi menarik
dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai informasi berarti akan menguasai
dunia dan siapa yang menguasai informasi akan memenangkan persaingan. Penguasaan
informasi menjadi sangat dominan, bahkan informasi telah diakui sebagai salah satu sumber
daya, oleh karena itu perusahaaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini
untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan oleh Bodnar dan
Hopwood (1995) yang terdiri atas:
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-
solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
2. Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih
oleh proses analisis sistem.
3. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan
metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang dapat
menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan
seperti itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang
mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu
organisasi bisnis kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan fenomena, gejala dan
peristiwa ekonomi tersebut.
Ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatife baru. Konsep tersebut begitu luas
sehingga lingkup dan isinya lebih baik digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan
mencakup bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui metode
eksperimentasi maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun
sosial.
3. Akuntansi Keperilakuan
Ilmu akuntanis merupakan ilmu yang selalu berkembang. Perkembangan ilmu akuntansi
seiring dengan perkembangan dunia bisnis saat ini. Pada perkembangannya, akuntansi
berperan dalam menghasilkan informasi keuangan maupun non-keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Oleh karena itu, akuntansi
keperilakuan dapat didefinisikan sebagai :
1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta prndapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.
3.3 Peran Riset Terhadap Akuntansi Keperilakuan
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan
dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku
dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan
Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
Komplesksitas desain riset yang menggunakan pendekatan kontijensi bisa dibagi dalam
empat tingkatan. Pertama, desain riset yang menghubungkan satu variabel kontijensi dengan
satu variabel sistem pengendalian. Kedua, desain riset yang menguji interaksi antara satu
variabel kontijensu dan satu variabel sistem pengendalian terhadap variabel dependen tertentu
(variabel konsekuensi), seperti kinerja atau kepuasan kerja. Ketiga, desain riset yang menguji
interaksi antara satu variabel kontijensi dengan lebih dari satu variabel sistem pengendalian
manajemen terhadap variabel variabel konsekuensi. Terakhir, tingkat keempat, adalah desain
riset yang memasukkan berbagai variabel kontijensi untuk menentukan desain pengendalian
yang optimal.
Teori perilaku organisasi yang banyak digunakan dalam desain riset adalah teori motivasi
kerja (work motivation) dengan berbagai pendukungnya. Secara garis besar, ada tiga
golongan besar teori motivasi kerja, yaitu : 1) teori isi (content theories), 2) teori proses
(process theories) atau teori harapan (expextancy theories) yang lebih focus pada faktor –
faktor yang memengaruhi proses kognitif seseorang untuk bekera, serta 3) teori kontemporer
(contemporary theory). Teori isi terdiri atas hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) Maslow;
teori dua faktor (two factor theory) Hezberg; serta teori ERG (ERG theory) Alderfer. Teori
proses adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Vroom serta Porter dan Lawler,
sementara teori kontemporer terdiri atas teori ekuitas (equity theory) dan teori atribusi
(attribution theory). Diantara berbagai teori motivasi tersebut, teori motivasi kerja yang
paling dominan digunakan dalam riset akuntansi keperilakuan adalah teori harapan dan teori
atribusi. Teori motivasi lain yang juga banyak digunakan adalah teori penetapan tujuan (goal
setting theory) yang dikemukakan oleh Edwin A. Locke.
Bentuk lanjut dari gambaran ekonomi suatu perusahaan secara logis memerlukan
aplikasi dari prinsip pengungkapan penuh. Untuk itu diperlukan suatu masukan informasi
keperilakuan guna melengkapi data keuangan dan data lain yang dilaporkan. Sejak
meningkatnya pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dan sosial dari akuntansi
belakangan ini, terdapat suau kecenderungan untuk memandang bagian akuntansi yang lebih
substansial secara lebih luas. Menurut pandangan para akuntan perusahaan dan masyarakat
akademis mulai mengambangkan perspektif mereka sendiri dalam mendekati beberapa
pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.
TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN : DALAM PERSPEKTIF
AKUNTANSI
Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar memilih
informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Kesempurnaan teknis tidak pernah
mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi
bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi tetapi
juga bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam perusahaan, naik sebagai
pemakai maupun pelaksana, dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkannya.
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan factor social secara jelas didesain
dalam aspek-aspek oprasional utama dari seluruh system akuntansi. Dari pengalaman dan
praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh pemahaman yang lebih dari sekedar
aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system
akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan
penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan.
Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil
laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas
organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak di
inginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika
semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung
jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap. Rasa tanggung jawab tersebut pada
sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-
masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Kesadaran dapat terwujud manakala mematuhi ketetapan dalam anggaran. Pencapaian tujuan
dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota
organisasi dlaam memenuhi keinginan untuk mencapai tujuan dan sasaran informasi.
Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar :
Sangatlah banyak keuntungan ekonomi dan keuntungan manusia yang didapat dari
pengenalan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Riset menunjukkan bahwa jika seorang
Manager yang sadar terhadap aspek keperilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-
orang yang terlibat guna menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka memandang inovasi
tersebut, apakah menguntungkan atau sebaliknya, dan apakah mereka takut dengan inovasi
itu.
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari sikap dan
perilaku yang sepertinya akan diulang di masa mendatang. Jika yang terulang adalah perilaku
yang tidak diinginkan maka dapat disimpulkan terdapat proses penyusunan anggaran yang
tidak efesien. Oleh karena itu akuntan keperilakuan akan mendukung strategi untuk
mengubah keadaan perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi organisasi yang
diinginkan.
Untuk itu dapat disimpulkan tujuan dari akuntan keperilakuan adalah mengukur dan
mengevaluasi faktor-faktor keperilakuan yang relevan dan mengomunikasikan hasilnya guna
pengambilan keputusan internal dan eksternal.
Pengetahuan dan pemahaman Elemen kunci dalam pelatihan Bukan elemen utama dalam
terhadap pekerjaan organisasi pelatihan
bisnis secara umum dan
sistem akuntansi secara
khusus
Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan psikologi
sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian
untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka
memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. terutama merasa tertarik
dengan bagaimana cara individu bertindak.
Seseorang dapat disebut sebagai sosiolog adalah orang yang mempelajari manusia
dalam hubungannya dengan sesama manusia. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-
orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku
manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan
psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Psikologi, merupakan ilmu
pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia.
Para psikolog memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka yang
telah menyumbangkan dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku organisasional
teoritikus pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri
dan organisasi.
Psikologi sosial adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan konsep-
konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian pada perilaku
kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan
pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu sosial,
pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok. Disamping itu para psikologi sosial
memberikan sumbangan yang berarti dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan
perubahan sikap, pola komunikasi, cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan
individu dan proses pengambilan keputusan kelompok.
Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontribusi dari sejumlah disiplin ilmu
keperilakuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial.
Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.