Vous êtes sur la page 1sur 11

Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor.

02 Desember 2017

ANALISIS STRATEGI RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) UNTUK


KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI PENDEKATAN
MANAJEMEN BIAYA PADA INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

Julia Marisa1,2, Rahmad Syahni3, Rika Ampuh Hadiguna3,Novialdi 3


1)
Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Panca Budi
2)
Mahasiswa Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Andalas
3)
Pasca Sarjana, Universitas Andalas.
E-mail :juliamarisa2@gmail.com

ABSTRAK

Industri pengolahan ikan memberikan nilai tambah (value added) dan meningkatkan
daya saing produk jika dibandingkan dengan menjual ikan dalam bentuk segar. Namun tidak
dapat dipungkiri usaha perikanan dihadapkan dengan masalah ketidakpastian produksi,
penggunaan investasi dan biaya operasional yang relatif tinggi sehingga dalam pencapaian
keberhasilan secara komprehensif, perlu diterapkan manajemen biaya yang baik. Salah satu
alat analisis yang dapat dipergunakan untuk memberikan informasi guna membuat keputusan
strategis dalam menghadapi persaingan bisnis pada industri pengolahan ikan adalah Analisis
Rantai Nilai (Value Chain Analysis).Analisis Rantai Nilai pada industri pengolahan ikan
dapat mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang tidak menciptakan tambahan nilai
(value edded) atau produk dan layanan. Industri tersebut selanjutnya bisa menentukan
kompetitif strategi, yaitu dengan Cost Ladership Strategy, Differentation Strategy, atau
Focus Strategy. Industri pengolahan ikan juga harus dapat menjaga dan memperbaiki
hubungan baik dengan pemasok dan menjaga hubungan dengan pelanggan, yang akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk. Selain itu, perlu dipertimbangkan aplikasi
informatif teknologi untuk memaksimalkan nilai produk olahan ikan.

Kata kunci: Industri ikan, keunggulan kompetitif, rantai nilai.

PENDAHULUAN pengolahan perikanan rendah terkendala


Dalam menghadapi tingkat infrastruktur dan fasilitas produksi lain.
persaingan perdagangan internasional Industri pengolahan hasil perikanan
setiap industri di tuntut untuk mampu dan Indonesia sudah cukup berkembang secara
siap memiliki daya saing yang tinggi. pasar maupun teknologi. Beberapa
Daya saing yang tinggi mutlak diperlukan perusahaan di sektor industri perikanan
bagi setiap industri agar tetap dapat sudah mampu mengolah hasil perikanan
unggul. Salah satunya adalah industri menjadi makanan olahan yang kemudian
pengolahan ikan. dipasarkan ke luar negeri.Daya saing
Menurut Kementerian industri perikanan dalam meraih kinerja
Perindustrian (2016), masalah pasokan perdagangan internasional yang optimal
bahan baku membuat industri pengolahan salah satunya dipengaruhi oleh rantai nilai
perikanan hanya mengoperasikan 40% dari (value chain) yang efektif (Mangifera,
total kapasitas. Utilisasi industri 2015).

7
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

Analisis rantai nilai adalah strategi suatu penanganan agar kualitas atau mutu
yang digunakan untuk memahami ikan tetap terjaga. Salah satu penanganan
keunggulan kompetitif dengan yang dapat dilakukan melalui kegiatan
mengidentifikasi seluruh aktivitas industri perikanan seperti cold storage,
perusahaan agar dapat menurunkan biaya, pabrik fillet ikan, dan industi olahan ikan
dan untuk memahami hubungan lainnya.
perusahaan dengan pemasok, dan Semua industri pengolahanikan
pelanggan dalam dunia industri dengan memberikan nilai tambah dan
lebih baik. Analisis rantai nilai meningkatkan daya saing produk jika
merumuskan beberapa aktivitas dari dibandingkan dengan menjual ikan dalam
sebuah organisasi, yaitu aktivitas utama bentuk segar. Namun tidak dapat
dan aktivitas pendukung. dipungkiri usaha perikanan dihadapkan
Pada setiap aktivitas utama dan dengan masalah ketidakpastian produksi,
aktivitas pendukung selalu terkait dengan penggunaan investasi dan biaya
biaya dan pertambahan nilai untuk operasional yang relatif tinggi sehingga
menghasilkan produk. Perusahaan juga dalam pencapaian keberhasilan secara
diharapkan mampu untuk menghemat komprehensif pada usaha yang dijalankan
biaya pada setiap aktivitas, agar tidak perlu diterapkan manajemen biaya yang
terjadi pengeluaran yang tidak seharusnya baik (Shinta, 2010).
dibebankan pada perusahaan, sehingga Artikel ini bertujuan membahas
biaya yang dikeluarkan sesuai dengan nilai Strategi Analisis Value Chain sebagai
yang diperoleh perusahaan. strategi pendekatan manajemen biaya pada
Ikan sebagai sumber protein industri pengolahan ikan yang diawali
hewani menjadi bagian dari gaya hidup dengan Implikasi analisis strategi dalam
sehat yang dapat berkonstribusi pada manajemen biaya, konsep Value Chain,
peningkatan kebutuhan akan hasil olahan dibandingkan dengan Value added,
ikan. Sifat komoditi perikanan khususnya analisis Value Chain untuk keunggulan
ikan nila sangat cepat mengalami kompetitif.
penurunan mutu. Untuk itu dibutuhkan

METODE PENELITIAN telah dilakukan yang berkaitan dengan


1. Studi Literatur rantai nilai analisis.
Dalam melakukan penelitian ilmiah
harus dilakukan teknik penyusunan yang 2. Metode Pengumpulan Data
sistematis untuk memudahkan langkah- Jenis data yang digunakan adalah
langkah yang akan diambil. Begitu pula data sekunder yang bersumber dari
yang dilakukan penulis dalam penelitian literatur maupun referensi-referensi yang
ini, langkah pertama yaitu dengan ada. Data sekunder itu dapat dibedakan
melakukan studi literatur pada buku-buku menjadi dua macam. Pertama data hasil
yang membahas tentang Teori Rantai Nilai penelitian (orang lain), dan kedua, data
(Value Chain), jurnal, dan penelitian yang administratif kelembagaan.

8
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN


Potensi Industri Ikan

Gambar1. Potensi Industri Ikan


Indonesia memiliki potensi industri pakan ternak. Potensi pengolahan ikan
ikan yang jika dioptimalkan keberadaanya dilihat pada Gambar 1, dimana selain
akan mampu menunjang komponen dan dagingya seluruh bagian tubuh ikan dapat
aktivitas pengolahan ikan skala nasional dimanfaatkan seperti tulang, kulit dan
maupun internasional. Potensi tersebut limbah pengolahan ikan. Untuk industri
timbul karena jumlah produksi ikan segar ikan, ada banyak pilihan dalam pengolahan
nasional sangat tinggi, sehingga jika ikan. Selain dalam bentuk ikan utuh,
komponen ikan segar tersebut pengolahn ikan dapat dilakukan berbagai
diintegrasikan dengan pengolahan ikan macam produk seperti yang ditunjukkan
akan meningkatkan produksi olahan ikan. pada Gambar 2. Hal ini menunjukkan
Selain dijadikan bahan pangan, bahwa potensi industri ikan cukup tinggi
ikan juga dapat diolah menjadi beberapa dan apabila ditingkatkan akan
produk lainnya seperti aksesoris maupun mendongkrak nilai ekonomi ikan tersebut.

Gambar 2. Pohon Industri Ikan.

9
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

Analisis Strategi Dalam Manajemen masalah pemasaran saja atau


Biaya masalah produksi saja atau masalah
Adanya perubahan-perubahan keuangan atau akuntansi saja,
dalam lingkungan industri menyebabkan pendekatan yang integratif
peran manajemen biaya juga memanfaatkan keahlilan dari
berubah.Pengenalan teknologi informasi berbagai fungsi secara simultan,
dan teknologi pemanufakturan yang baru, dan seringkali berbentuk tim.
memberi fokus kepada pelanggan,
pertumbuhan pasar global dan perubahan-
perubahan lain yang mengharuskan Kerangka Rantai Nilai
perusahaan mengembangkan sistem Porter (1985) menjelaskan, Analisis
value chain merupakan alat analisis
informasi stratejik untuk mempertahankan
stratejik yang digunakan untuk memahami
secara efektif keunggulan kompetitif
secara lebih baik terhadap keunggulan
perusahaan di dalam industri. Hal ini
kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana
berarti bahwa manajemen biaya harus
menyediakan jenis informasi yang sesuai value pelanggan dapat ditingkatkan atau
yang sebelumnya belum disediakan oleh penurunan biaya, dan untuk memahami
sistem akuntansi biaya tradisional. secara lebih baik hubungan perusahaan
Adapun implikasi analisis strategi dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan
dalam manajemen biaya adalah: perusahaan lain dalam industri.
Value Chain mengidentifikasikan dan
1. Ada kebutuhan akan informasi
menghubungkan berbagai aktivitas
yang diarahkan pada tujuan
stratejik diperusahaan (Hansen, Mowen,
stratejik perusahaan.
2000). Sifat Value Chain tergantung pada
2. Usaha untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif sifat industri dan berbeda-beda untuk
membutuhkan rencana jangka perusahaan manufaktur, perusahaan jasa
panjang. Analisis SWOT dan dan organisasi yang tidak berorientasi pada
analisis value chain digunakan laba.
Menurut Pearce & Robinson (2008)
untuk mengidentifikasikan posisi
istilah Value Chain (Rantai Nilai)
stratejik perusahaan dalam industri.
menggambarkan cara untuk memandang
Keberhasilan jangka pendek tidak
suatu perusahaan sebagai rantai aktivitas
lagi merupakan ukuran yang utama
tentang kesuksesan, karena yang mengubah input menjadi output yang
kesuksesan jangka panjang bernilai bagi pelanggan.Nilai bagi
membutuhkan rencana dan pelanggan berasal dari tiga sumber dasar :
tindakan jangka panjang yang aktivitas yang membedakan produk,
stratejik. aktivitas yang menurunkan biaya produk
dan aktivitas yang dapat segera memenuhi
3. Pendekatan stratejik membutuhkan
kebutuhan pelanggan. VCA berupaya
pemikiran yang integratif, yaitu
memahami bagaimana suatu bisnis
kemampuan untuk
mengidentifikasika dan menciptakan nilai bagi pelanggan dengan
memecahkan masalah dari sudut memeriksa kontribusi dari aktivitas-
pandang yang bersifat lintas fungsi. aktivitas yang berbeda dalam bisnis
Dan tidak memandang sebagai terhadap nilai tersebut.

10
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

Menurut Pearce & Robinson (2008), untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya
VCA mengambil sudut pandang proses. atau peningkatan nilai tambah (Value
Analisis ini membagi/memecah bisnis added) dapat membuat perusahaan lebih
menjadi kelompok-kelompok aktivitas kompetitif.
yang terjadi dalam bisnis tersebut, diawali Gambar 1 memperlihatkan kerangka
dengan input yang diterima oleh rantai nilai dasar / umum (Pearce &
perusahaan dan berakhir dengan produk Robinson : 2008) Kerangka ini membagi
atau jasa perusahaan dan layanan purna aktivitas dalam perusahaan menjadi dua
jual bagi pelanggan. VCA berupaya kategori umum yaitu aktivitas utama dan
melihat biaya lintas rangkaian aktivitas aktivitas pendukung. Aktivitas utama
yang dilakukan oleh bisnis tersebut untuk adalah aktivitas yang terlibat dalam
menentukan dimana terdapat keunggulan penciptaaan pisik produk, pemasaran dan
biaya rendah atau kelemahan biaya. VCA transfer ke pembeli, serta layanan purna
melihat kepada atribut-atribut dari setiap jual. Aktivitas pendukung adalah aktivitas
aktivitas yang berbeda ini untuk yang membantu perusahaan secara
menentukan dengan cara bagaimana setiap keseluruhan dengan menyediakan
aktivitas yang terjadi antara pembelian infrastruktur atau input yang
input dan layanan purna jual dapat memungkinkan aktivitas-aktivitas utama
membedakan produk atau jasa perusahaan. dilakukan secara berkelanjutan. Rantai
Para pendukung VCA berpendapat nilai ini mencakup margin laba karena
bahwa analisis ini memungkinkan manajer markup di atas`biaya perusahaan untuk
untuk dapat mengidentifikasikan secara menyediakan aktivitas bernilai tambah
lebih baik keunggulan kompetitif umumnya merupakan bagian dari harga
perusahaan dengan melihat perusahaan yang dibayar oleh pembeli- menciptakan
sebagai suatu proses- rantai – aktivitas nilai yang melampaui biaya untuk
yang betul-betul terjadi dalam bisnis dan menghasilkan imbalan atas upaya tersebut.
bukan hanya memandangnya berdasarkan Dibutuhkan penilaian pribadi untuk setiap
garis yang membagi organisasi atau perusahaan dan industri yang berbeda
protokol akuntansi historis. karena apa yang di pandang sebagai
Tujuan dari analisis value-chain aktivitas pendukung oleh suatu perusahaan
adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap mungkin merupakan aktivitas primer bagi
value chain di mana perusahaan dapat perusahaan lain atau industri lain.
meningkatkan value untuk pelanggan atau

Gambar 3. Kerangka Rantai Nilai (Value Chain) Dasar.

11
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

Margin merupakan selisih antara total pengembangan tenaga


value dan harga yang dikeluarkan dalam kerja/karyawan
melaksanakan semua aktivitas nilai 4. Firm infrastructure: aktivitas yang
tersebut. memberi dukungan ke seluruh
Aktivitas nilai utama menurut Porter rantai nilai (misalnya,
dikatagorikansebagai berikut: urusan/bagian umum, perencanaan,
1. Inbound logistics: aktivitas yang keuangan, legal/hukum/lawyer,
terkait dengan penerimaan, urusan yang berkaitan dengan
penyimpanan, dan pemerintah, manajemen yang
mendistribusikan input ke barang berkualitas).
atau jasa
2. Operations: aktivitas yang terkait Strategi Dalam Value Chain Analysis
dengan pengolahan input menjadi Salah satu alat analisis yang dapat
barang atau jasa dipergunakan untuk memberikan
3. Outbound logistics: aktivitas yang informasi guna membuat keputusan
terkait dengan mengumpulkan, strategis dalam menghadapi persaingan
menyimpan, dan mendistribusikan bisnis adalah Analisis Rantai Nilai (Value
barang atau jasa yang dihasilkan. Chain Analysis). Menurut Porter dalam
4. Marketing and Sales (Pemasaran (David : 2006), strategi yang
dan Penjualan): aktivitas yang memungkinkan organisasi untuk
berkaitan dengan bagaimana para mendapatkan keunggulan kompetitif
pelanggan bisa membeli barang adalah satu diantara Strategi Generik
dan bagaimana mempengaruhi berikut : Cost Leadership Strategy,
mereka untuk membeli Differentiation Strategy dan Focus
5. Service/layanan: aktivitas yang Strategy Cost.
berkaitan dengan menyediakan 1. Cost Leadership Strategy
layanan untuk meningkatkan atau menekankan pada harga jual yang
menjaga nilai dari barang atau jasa lebih rendah dibandingkan
yang dihasilkan. kompetitor untuk menarik
Sedangkan yang dikategorikan Porter konsumen.
sebagai aktivitas nilai pendukung adalah: 2. Differentiation Strategy
1. Procurement: adalah bagian yang menekankan pada keunikan
menjalankan fungsi sebagau produk. Produk tersebut berbeda
pembelian atau pengadaan dibandingkan dengan prodk
input/bahan baku ke perusahaan pesaing, sehingga konsumen mau
2. Technology development: berpalling kepada produk
skill/keahlian, prosedur, atau perusahaan.
teknologi yang dilekatkan ke dalam 3. Focus Strategy Cost berarti
proses-proses yang dimaksudkan memproduksi barang dan jasa yang
untuk meningkatkan barang, dapat memenuhi kebutuhan
layanan, dan/atau proses. sekelompok kecil pelanggan.
3. Human resource management: Strategi ini paling efektif ketika
aktivitas yang berfungsi dalam konsumen memiliki preferensi atau
perekrutan, penyewaan, pelatihan, persyaratan yang unik dan ketika

12
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

perusahaan pesaing tidak berusaha 2. Value Chain Internal Industri


untuk berspesialisasi dalam target Pengalengan Ikan
segmen pasar yang sama Value chain internal perusahaan
merupakan penyusunan seluruh aktivitas
1. Suplier Linkages dan Customers penciptaan nilai yang ada di dalam
Linkages perusahaan tertentu.Value chain ini terdiri
Hubungan antara perusahaan dengan atas seluruh aktivitas, baik yang bersifat
pemasoknya akan memberikan manfaat fisik maupun teknologi yang ada di dalam
bagi perusahaan dalam hal peningkatan perusahaan yang dapat menambah nilai
kualitas bahan baku, waktu pengantaran produk. Hal penting untuk menganalisis
bahan baku lebih cepat atau lebih value chain internal perusahaan adalah
menungkinkan mengaplikasikan teknik dengan memahami setiap aktivitas dalam
just in time dan dapat menghemat biaya. perusahaan yang dilakukan untuk
Menjaga hubungan yang saling menciptakan keunggulan kompetitif.
menguntungkan antara perusahaan dengan Kemudian mengelola aktivitas-aktivitas itu
pemasok merupakan hal yang penting bagi lebih baik dari pada perusahaan-
perusahaan karena dapat memberikan perusahaan lain yang ada dalam industri
peluang untuk meningkatkan keunggulan tersebut. Value chain internal perusahaan
kompetitif perusahaan, baik dalam dapat dicapai dengan beberapa langkah.
pengurangan biaya maupun dalam (Pearce & Robinson : 2008), yaitu:
peningkatan kualitas. 1. Mengidentifikasi aktivitas value
Hubungan perusahaan dengan chain
konsumen akan memberikan manfaat bagi 2. Alokasi biaya
perusahaan dalam loyalitas konsumen 3. Identifikasi aktivitas yang
terhadap produk perusahaan. Untuk membedakan perusahaan
memanfaatkan peluang tersebut, maka 4. Menilai rantai nilai
hubungan tersebut harus dipelihara dengan
baik dan saling memanfaatkan (saling Konsep Value Added Pada Industri
menguntungkan) satu sama lain. Pengolahan Ikan
Pemanfaatan hubungan dengan Konsep value chain memberikan
konsumen merupakan ide kunci dalam perspektif letak perusahaan dalam rantai
life-cycle costing, yang menyatakan bahwa nilai industri. Konsep value chain lebih
seluruh biaya pengadaan produk harus ikut luas dibandingkan value added dan dapat
diperhitungkan sebagai biaya produk. Life dikatakan value added merupakan bagian
cycle costing secara eksplisit menyatakan dari value chain.
bahwa ada hubungan antara biaya yang Konsep value added merupakan
telah dikeluarkan oleh konsumen untuk analisis nilai tambah yang dimulai dari
mendapatkan sebuah produk dengan total saat pembelian bahan baku sampai dengan
biaya yang dikeluarkan selama umur produk jadi. Konsep value added
produk. Life cycle costing juga menekankan pada penambahan nilai
memandang bahwa dalam konsep value produk selama proses didalam
chain hubungan konsumen mempunyai perusahaan. Semua biaya yang non-value
peranan penting dalam meningkatkan laba. added akan dihilangkan dan perusahaan
fokus pada hal-hal yang mempunyai nilai

13
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

pada produk. Konsep ini mengakibatkan di masa mendatang dan dapat mendukung
kerugian bagi perusahaan karena suksesnya pelaksanaan program
analisisnya terlalu lambat dimulai, analisis Ketahanan Pangan Nasional bila disertai
dimulai saat bahan baku dibeli dan tidak kerjasama yang baik antar lembaga terkait
memperhatikan saat pembentukan nilai (Agustini, et al., 2003).
yang terjadi pada aktivitas yang dilakukan
pemasok bahan baku tersebut; dan terlalu
cepat selesai, analisis berakhir saat produk Value Chain Analysis Untuk
selesai diproses dan mengabaikan proses Keunggulan Kompetitif Melalui
distribusi produk ke tangan produk dan Keunggulan Biaya Pada Industri
penanganan setelah itu (Shank dan Pengolahan Ikan
Govindarajan, 1992). Hal ini Konsep Value Chain memberikan
mengakibatkan perusahaan kehilangan perspektif letak perusahaan dalam rantai
kesempatan (missed opportunities) untuk nilai industri. VCA membantu perusahaan
mengeksplorasi hubungannya dengan untuk memahami rantai nilai yang
pemasok dan konsumen untuk membentuk produk. Nilai yang berawal
memantapkan posisinya dalampersaingan dari bahan mentah sampai dengan
pasar. penanganan produk setelah dijual kepada
Perkembangan produk value konsumen. Industri pengolahan ikan harus
addedbermula dari keinginan untuk mampu mengenali posisinya pada rantai
memanfaatkan beberapa spesies ikan yang nilai yang membentuk produk atau jasa
kurang dapat dimanfaatkan (ikan non tersebut. Hal ini sangat penting untuk
komersial) sehingga tidak dapat mencapai mengidentifikasi kesempatan dari
nilai pemasaran yang tinggi. Pembuatan persaingan.
produk value addeddari ikan-ikan tersebut Setelah mengidentifikasi posisinya,
dapat memiliki keuntungan yang tinggi maka industri tersebut mengenali aktivitas-
dengan jangkauan pemasaran yang lebih aktivitas yang membentuk nilai tersebut.
luas. Beberapa keuntungan yang dapat Aktivitas-aktivitas tersebut dikaji untuk
diambil dengan melakukan pengembangan mengidentifikasi apakah memberikan nilai
produk yang berasal dari lumatan daging bagi produk atau tidak. Jika aktivitas
ikan, seperti:, fish nugget, bakso ikan, fish tersebut memberikan nilai, maka akan
fillet(Agustini, et al., 2003). terus digunakan dan diperbaiki untuk
Menurut Ayu, et., al (2013), nilai memaksimalkan nilai. Sebaliknya, jika
tambah (value added) yang diperoleh dari aktivitas tersebut tidak memberikan nilai
pengolahan satu kilogram ikan teri kering tambah maka harus di hapus.
tertinggi berada pada musim angin barat Industri hasil perikanan dapat
yaitu pada jenis ikan teri nasi sebesar Rp. menggunakan Activity Based
7.253., 02 dan rasio nilai tambah terhadap CostingSystem untuk menganalisis
nilai produk adalah 29,73 %, artinya setiap aktivitas. Activity Based Costing System
Rp. 100.00 nilai produk akan diperoleh mengidentifikasi cost driver pada masing-
nilam tambah sebesar Rp. 29,73. masing aktivitas tersebut. Activity Based
Pemanfaatan hasil perikanan Costing System menerapkanpembebanan
melalui penganekaragaman produk-produk biaya ke produk berdasarkan pemakaian
value added memiliki prospek yang bagus sumber daya yang disebabkan oleh

14
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

aktivitas tersebut. Metode ini mampu keputusan yang lebih baik. Untuk lebih
mengalokasikan biaya kepada produk jelasnya mengenai rantai nilai pengolahan
secara lebih baik dibandingkan system ikan melalui keunggulan biaya dapat
akuntansi tradisional (Pearce & Robinson : dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
2008). Informasi yang diberikan akan
membantu manajer dalam mengambil
Inovasi proses menurunkan biaya Desain ulang produk menurunkan jumlah
komponen
Pelatihan keselamatan untuk seluruh karyawan mengurangi ketidakhadiran,
terhentinya proses produksi, dan kecelakaan
Pengurangan tingkatan Sistem Informasi yang terkomputerisasi
manajemen, menurunkan overhead dan terintegrasi mengurangi kesalahan
perusahaan dan biaya
Kontrak jangka panjang yang menguntungkan, pemasok yang terkait atau
menjadi pelanggan utama bagi pemasok Profit
Pemasok global Skala Kerjasama Teknisi service Margin
dan online ekono periklanan yang di
Rute yang
menyediakan mi di dengan subkontrak
terkompute
penyetoran pabrik distributor memperbaiki
risasi
kembali secara mengur menciptakan produk dengan
menurunka
otomatis atas angi keunggulan benar pada saat
n biaya
pesanan biaya biaya lokal pertama atau
trasportasi
berdasarkan peralat dalam membeli mera yang harus
penjualan an dan ruang dan waktu menanggung
perusahaan depresi media biaya

Gambar 4. Rantai Nilai Industri Pengalengan Ikan Dalam Keunggulan Biaya

Gambar 4 menjelaskan nilainya agar dapat mencapai keunggulan


keberhasilan bisnis yang dibangun atas biaya (gambar 4).
dasar keunggulan biaya mengharuskan Inilah strategi bisnis industri
industri pengolahan ikan untuk mampu perikanan yang mencoba untuk
menyediakan produk atau jasanya dengan membangun keunggulan kompetitif
biaya yang lebih rendah dibandingkan jangka panjang dengan penekanan dan
dengan yang dapat dicapai oleh penyempurnaan pada aktivitas rantai nilai
pesaingnya. Keunggulan biaya tersebut yang dapat dicapai dengan biaya yang
harus berkesinambungan. Melalui keahlian jauh lebih rendah dibandingkan dengan
dan sumber daya yang diidentifikasikan jumlah yang dapat ditandingi oleh para
dalam gambar 4, yaitu suatu industri pesaing secara berkesinambungan.
perikanan harus mampu menyelesaikan
satu atau lebih aktivitas dalam rantai
nilainya : membeli bahanbaku, KESIMPULAN
memprosesnya menjadi produk, Adapun kesimpulan dari jurnal ini
memasarkan dan mendistribusikan produk adalah:
tersebut atau aktivitas-aktivitas pendukung 1. Adanya perubahan-perubahan dalam
lainnya dengan suatu cara yang lebih lingkungan industri menyebabkan
efektif dari segi biaya , dibandingkan peran manajemen biaya juga
dengan pesaingnya atau bisnis tersebut berubah.Pengenalan teknologi
harus mengkonfigurasi ulang rantai informasi dan teknologi
pemanufakturan yang baru, memberi

15
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

fokus kepada pelanggan, pertumbuhan strategic approach to Cost


pasar global dan perubahan-perubahan Management.
lain yang mengharuskan perusahaan
mengembangkan sistem informasi Thomson Learning. Dodi Setiawan, 2003
stratejik untuk mempertahankan : Analisis Value Chain dan
secara efektif keunggulan kompetitif Keunggulan Kompetitif. Usahawan
perusahaan di dalam industri. no 05 than XXXII.
2. Salah satu alat analisis yang dapat
dipergunakan untuk memberikan Garison, Ray H., and Eric W. Norreen,
informasi guna membuat keputusan 2000 : Managerial Accounting,
strategis dalam menghadapi English edition, Mc. Graw-Hill
persaingan bisnis adalah Analisis Companies Inc.
Rantai Nilai (Value Chain Analysis).
3. Analisis Rantai Nilai pada industri Hansen, and Mowen, 2000 : Management
pengolahan ikan dapat mengurangi Biaya; Akuntansi dan Pengendalian,
atau menghilangkan aktivitas yang alih bahasa Tim Salemba Empat.
tidak menciptakan tambahan nilai Salemba Empat jakrta.
(value edded) atau produk dan
layanan. Industri tersebut selanjutnya Marks, Carol, 2004 : Process Management
bisa menentukan kompetitif strategi, : Creating Supply Chain Value.
yaitu biaya rendah atau diferensiasi. From: www.idg-corp.com retrieved
4. Perusahaan industri pengolahan ikan April 2004.
harus menjaga dan memperbaiki
hubungan baik dengan pemasok dan Kementerian Perindustrian. 2016.
menjaga hubungan dengan pelanggan, Jumlah Unit Usaha Industri
yang akhirnya diharapkan dapat Pengolahan Ikan. Jakarta:
meningkatkan daya saing. Kementerian Perindustrian.

Mangifera, Liana. 2015. Analisis Rantai


REFERENSI Nilai ( Value Chain ) Pada Produk
Batik Tulis Di Surakarta. BENEFIT
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Jurnal Manajemen dan Bisnis
Thomas W. Lin, 1999 : Cost Volume 19, Nomor 1, Juni 2015, hlm
management : A strategic Emphasis, 24-33.
Enlish edition, Mc. Graw-Hill
Companies Inc. Pearce dan Robinson.2008. Manajemen
Strategis: Formulasi, Implementasi
Campbell, Robert, Peter Brewer and Tina dan pengendalian. Jakarta: Salemba
Mills, 1997 : Designing an Empat.
information sistem using activity-
based costing and Theory of Rose, Catherine M, Ishii Kos, 2000 :
constraint, Journal of Cost Applying Environmental Value
Management. Chain Analysis. From :
www.deflt.ac.nec
Carr, Lawrence P, 1999 : Value cahin
Analysis and management for Ruhl, Jack M., 1997 : The Theory Of
competitive advantage. Constraint Within A Cost
Management, Journal of cost
Donelan, Joseph G., Kaplan, Edward A, management, vol 10. No 2.
2000 : Value Chain Analyisis : A

16
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi Volume 2 Nomor. 02 Desember 2017

Simons, Francis, Jones, 2001 : The UK red


Meat industry : A value Chain Weiler, jhon, Schemel, Nelson, 2003 :
analysis Approach. From : Value Chain And Value Coalitions,
www.mlc.org.uk/forum/phasetwo/. ICH White paper. From :
Retrieved April 2004. Shank, Jhon WWW.ICHnet.org retrieved 3 Mei
K., Govindarajan, Vijay : Strategic 2004.
Cost Management and the Value
Chain., Thomson Learning.

17

Vous aimerez peut-être aussi