Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian
B. Etiologi
Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya
turbulensi darah pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang
terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena
faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya dinding
vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan. Dalam
keadaan ini, maka dua faktor utama: kelainan dinding vena dan melambatnya aliran
darah, menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis.
c. Obesitas
Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang meluas atau infeksi sistemik
dapat menimbulkan rangsangan untuk pathogenesis ini.
e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu
yang lama.
f. Trauma
Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena dapat menimbulkan
keadaan ini. Umumnya pemberian infus (di lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu
lebih dari 2 hari pada tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra
vena.
g. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu segmen vena. Tumor-
tumor intra abdominal, umumnya yang memberikan hambatan aliran vena dari
ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada segmen vena tungkai.
C. Patofisiologi
Terjadinya thrombus:
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau
kerusakan pembuluh maupun endotelial. Statis vena lazim dialami oleh orang-orang yang
imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak
memadai untuk mendorong aliran darah. Statis vena juga mudah terjadi pada orang yang
berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat obesitas,
tumor maupun wanita hamil.
a.ph dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. Obat
suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida,
vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat
khemoterapi.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama
pencampuran.
c. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan
untuk larutan infus dengan osmolaritas >500 mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung
tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut.
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding
politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik dan
lentur. Riiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida
atau polietilen.
2. Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi. (Kanula
yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran
kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik).
3.Agen infeksius
D. Gejala-gejala
Kedua tromboflebitis tersebut ditandai dengan gejala umum seperti pembengkakan dan
rasa sakit pada bagian yang mengalami inflamasi. Khusus untuk tromboflebitis yang
terjadi di bawah permukaan kulit, terdapat beberapa indikasi lainseperti kulit di atas vena
yang terserang menjadi merah atau berwarna lebih gelap, teraba hangat, sensitif jika
ditekan, serta vena yang tampak seperti tali merah yang mengeras dan nyeri bila ditekan.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, konsultasikan dan periksakan diri anda ke dokter.
Bagi yang mengalami indikasi DVT yang disertai sakit dada saat menarik napas atau
napas pendek, diharap untuk segera ke rumah sakit.
A. Pengkajian
Seksualitas: -Multipara
-Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena-vena pelvis,
penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrapartum
atau kelahiran melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria