Vous êtes sur la page 1sur 11

1.

Manajemen Persediaan Tradisional


Mengelola tingkat persediaan merupakan hal yang mendasar dalam pembentukkan
keunggulan kompetitif jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk, harga, lembur, kapasitas
berlebih, kemampuan merespon pelanggan (kinerja waktu), tenggang waktu (lead time), dan
profitabilitas keseluruhan, adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persedian.
Biaya Persediaan
Jika persediaan merupakan bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya
yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika
bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan
biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Biaya
persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas
sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Biaya
penyimpanan adalah biaya-biaya untuk menyimpan persediaan. Biaya habisnya persediaan
adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta oleh
pelanggan.
Alasan Tradisional Memiliki Persediaan
1) Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dengan biaya penyimpanan.
2) Untuk memenuhi permintaan pelanggan.
3) Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a. Kerusakan mesin
b. Kerusakan komponen
c. Tidak tersedianya komponen
4) Untuk meyangga proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
5) Untuk memanfaatkan diskon.
6) Untuk menghindari kenaikan harga di masa depan.
Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) : Model persediaan Tradisional
Kuantitas pesanan dan Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan. Total biaya pemesanan
dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut :
TC = PD/Q + CQ/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan

1
di mana TC = Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
P =Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan
D = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
C = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun
Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih rendah.
Tujuannya adalah menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimalkan total biaya. Kuantitas
pesanan ini disebut kuantitas pesanan ekonomis (EOQ). Model EOQ adalah sebuah contoh dari
sistem persediaan yang didorong.
Menghitung EOQ
Rumus untuk menghitung kuantitas ini dapat dengan mudah diturunkan. Rumusnya adalah :
Q = EOQ = 2PD/C
Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Titik pemesanan kembali adalah titik waktu di mana sebuah pesanan baru harus dilakukan.
Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu, dan tingkat di mana persediaan hampir
habis. Tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan
ekonomis setelah pesanan dilakukan atu persiapan dimulai. Mengetahui tingkat penggunaan dan
tenggang waktu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang
memenuhi tujuan berikut :
ROP = Tingkat penggunaan x Tenggang waktu
Ketidakpastian Permintaan dan Titik Pemesanan Kembali. Persediaan pengaman adalah
persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan. Persediaan
pengaman dihitung melalui perkalian tenggang waktu dengan selisih antara tingkat penggunaan
maksimal dan tingkat rata-rata penggunaan. Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik
pemesanan kembali dihitung sebagai berikut :
ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x Tenggang waktu) + Persediaan pengaman

EOQ dan Manajemen Persediaan


Pendekatan tradisonal untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai sistem just-in-case.
Dalam beberapa situasi, sistem persediaan just-in-case benar-benar sangat tepat. Model EOQ
sangat berguna dalam mengidentifikasi pertukaran optimal antara biaya penyimpanan

2
persediaaan dan biaya persiapan. Model EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah yang
berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman.
2. Manajemen Persediaan JIT
Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada,
bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
JIT memiliki dua tujuan strategis: untuk meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi
bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dicapai dengan mengendalikan biaya (yang
memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan laba), memperbaiki kinerja
pengiriman, dan meningkatkan kualitas. Sistem JIT menawarkan peningkatan efisiensi biaya dan
secara simultan mempunyai fleksibilitas untuk merespon permintaan pelanggan akan kualitas
yang lebih baik serta variasi yang lebih banyak.
Karakteristik Dasar JIT
 Tata Letak Pabrik
Jenis dan efisiensi tata letak pabrik di kelola secara berbeda dalam proses manufaktur JIT.
Dalam perkejaan tradisional dan proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan satu
kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lainnya. JIT mengganti tata letak pabrik
tradisioanal ini dengan suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur (manufacturing cell) terdiri
dari mesin-mesin dikelompokan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.
 Pengelompokan dan Pemberdayaan Karyawan
Perbedaan struktural utama lainnya antara organisasi JIT dan tradisonal berhubungan pada
pengelompokan dan tanggungjawab karyawan. Seperti yang baru ditunjukkan, tiap sel dipandang
sebagai suatu pabrik mini. Jadi, tiap sel membutuhkan akses yang mudah dan cepat untuk
mendukung pelayanan, yang berarti skala Departemen Pelayanan yang terpusat harus diturunkan
dan personelnya duitugaskan ulang untuk bekerja secara langsung dengan berbagai sel
manufaktur. Akibatnya, para personel dari Departemen Pelayanan, seperti teknisi proses
manufaktur dan kualitas, sering ditugaskan ke sel.
Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pengaruh pada
relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari pekerjaan produksi langsung, para
pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi dari bagian ke

3
bagian lain dalam sel, melakukan perawatan, pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan
inspeksi kualitas, dan melakukan tugas pembersihan.
 Total Quality Control
TQC pada intinya adalah suatu pengejaran tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha
untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.
 Ketertelusuran Biaya Overhead
Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya produk
individual: penelusuran langsung, penulusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode,
penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih di sukai dari pada dua
metode lainnya.
 Pengaruh persediaan
JIT umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. Pencapaian
terhadap tingkat yang tidak siknifikan dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan JIT. Akan
tetapi, ide pencapaian persediaan yang tidak signifikan menentang alasan trasional untuk
menyimpang persediaan. Jit menolak menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalah-
masalah ini, bahkan, persediaan tidak hanya dipadandang sebagai pemborosan, tetapi sebagai
sesuatu yang langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing.
Perbandingan Manufaktur JIT dengan Tradisional
JIT Tradisional
1. Sistem Tarik 1. Sistem dorong
2. Persediaan tidak signifikan 2. Persediaan signifikan
3. Pemasok kecil 3. Pemasok besar
4. Kontak pemasok jangka panjang 4. Kontrak pemasok jangka pendek
5. Struktur selular 5. Struktur departemental
6. Tenaga kerja berkeahlian ganda 6. Tenaga kerja terspesialisasi
7. Pelayanan terdesentralisasi 7. Pelayanan tersentralisasi
8. Keterlibatan karyawan tinggi 8. Keterlibatan karyawan rendah
9. Gaya manajemen memfasilitasi 9. Gaya manajemen mengawasi
10. Pengendalian kualitas total 10. Tingkat kualitas yang dapat diterima
11. Dominasi penelusuran langsung 11. Dominasi penelusuran penggerak
( perhitungan biaya produk) (perhitungan biaya produk)

4
Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT
JIT merupakan pendekatan untuk menimalkan total biaya penyimpanan dan biaya persiapan
yang sangat berbeda dari pendekatan tradisonal. Pendekatan tradisonal mengakui keberadaan
biaya persiapan dan kemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan perimbangan
terbaik dari dua kategori biaya. Dilain pihak, JIT tidak menerima biaya persiapan (atau pesanan )
; malah sebaliknya JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol.
Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berlanjutan, Pertukaran Data
Elektronik dan JIT II Biaya pemesanan dikurangi dengan cara mengembangkan hubungan
yang erat dengan pemasok. Menegosiasikan kontrak jangka panjang atas pasokan bahan baku
dari luar tentu akan mengurangi jumlah pesanan dan biaya pesanan yang terkait. Pengeceran
telah menemukan cara untuk mengurangi biaya pesanan dengan menerapkan apa yang disebut
pengisian kembali berkelanjutan. Dengan pengisian kembali berlanjut pembuat barang
mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuatan barang memberitahukan
pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali. Proses pengisian
kembali yang berkelanjutan akan lebih dipermudah oleh pertukaran data elektronik (electronic
data interchange-EDI).
Manajemen Persediaan dan Dilema Etis
Teknologi untuk melacak dan mengelola persediaan telah berkembang semakin canggih. Tag
Radio Frequency Identification (RFID) yang dipasang pada suatu produk atau kemasannya bisa
digunakan untuk melacak setiap unit produk. Mengurangi waktu persiapan mengharuskan
perusahaan mencari cara baru yang lebih efisien untuk melakukan persiapan.
Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan
pelanggan. Sistem JIT memecahkan masalah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun
persediaan, tetapi dengan mengurangi waktu tunggu secara dramatis. Jadi, daya saing perusahaan
dapat meningkat. JIT memotong waktu tunggu dengan mengurangi waktu persiapan,
memperbaiki kualitas, dan menggunakan manufaktur seluler.
Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses : Pendekatan JIT
Penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan : kegagalan mesin, kecacatan
bahan baku atau subrakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau subrakitan. Memiliki
persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah tersebut. Mereka yang mendukung

5
pendekatan JIT berpendapat persediaan tidak memecahkan masalah, tetapi hanya menyamarkan
atau menutupi masalah tersebut.
Pemeliharaan Pencegahan Total, Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan
total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagian besar
kegagalan mesin dapat dihindari. Tujuan ini dapat lebih mudah dicapai dalam lingkungan JIT
karena filosofi tenaga kerja antardisiplin.
Pengendalian Kualitas Total, Masalah komponen yang cacat dipecahkan dengan berusaha
mencapai tingkat kerusakan nol. Karena manufaktur JIT tidak mengandalkan persediaan untuk
menggantikan komponen atau bahan yang rusak, penekanan pada kualitas, baik untuk bahan
baku yang diproduksi secara internal maupun yang dibeli secara eksternal meningkat tajam.
Sistem Kanban, Untuk menjamin komponen atau bahan baku tersedia ketika dibutuhkan,
digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Sistem Kanban adalah sebuah sistem
informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. Sistem Kanban
bertanggung jawab dalam memastikan produk yang dibutuhkan (atau komponen) diproduksi
(atau diperoleh) dalam kuantitas yang diperlukan secara tepat waktu. Sistem Kanban dasar
menggunakan tiga kartu : Kanban penarikan, Kanban produksi dan Kanban pemasok. Kanban
penarikan memerinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya.
Kanban produksi memerinci kuantitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban
pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak komponen
dan memerinci kapan komponen tersebut dibutuhkan.
Persiapan Kanban dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pekerja dari lini perakitan akhir pergi ke gudang perakitan, memindahlan delapan papan
sirkuit, kemudian menempatkannya dalam produksi. Pekerja juga mengambil kartu
Kanban penarikan dan menempatkannya di pos penarikan.
2. Kanban penarikan pada pos memberi tahu bahwa unit Perakitan akhir membutuhkan
delapan papan sirkuit tambahan.
3. Pekerja lini perakitan akhir (petugas yang menangani bahan baku yang disebut pembawa)
melepas Kanban penarikan dari posnya dan membawanya ke gudang papan sirkuit.
4. Pada area gudang papan sirkuit, pembawanya melepas Kanban produksi dari tempat
penyimpan delapan papan sirkuit dan menempatkannya pada pos pemesanan produksi.

6
5. Kemudian, pembawa meletakkan Kanban penarikan ke tempat penyimpanan komponen
dan membawa tempat penyimpanan tersebut kembali ke area perakitan akhir. Perakitan
komputer berikutnya dapat dimulai.
6. Kanban produksi pada pos pemesanan produksi memberi tahu pekerja perakitan papan
sirkuit untuk memulai produksi lot papan sirkuit lainnya. Kanban produksi dilepas dan
menyertai unit-unit saat mereka diproduksi.
7. Ketika satu lot delapan papan sirkuit telah lengkap, unit-unit tersebut diletakkan di suatu
tempat penyimpanan di area gudang gudang papan sirkuit dan Kanban produksi
diletakkan di sana. Kemudian, siklus ini diulang.

Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan


Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan
diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang
dibeli. Tujuannya adalah menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama
tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang
dengan sejumlah kecil pemasokterpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan membangun keterlibatan pemasok secara lebih ekstensif.
Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera.
Implementasinya merupakan proses evolusioner, nukan revolusioner. JIT sering disebut program
penyederhanaan, tetapi bukan berarti JIT dapat diterapkan dengan mudah atau sederhana.
Mendefinisikan ulang hubungan pemasok secara sepihak dengan banyak konsesi dan syarat-
syarat yang memaksa dapat menciptakan ketidakpuasan pemasok dan mungkin menyebabkan
pemasok menentang hal tersebut. Pada jangka panjang, pemasok mungkin mencari pasar baru,
menemukan cara menaikkan harga atau mencari pembebasan peraturan. Kekurangan JIT yang
paling menonjol adalah tidak ada persediaan untuk menyangga berhentinya produksi.
Teori Kendala
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya dan permintaan yang terbatas atas setiap produk.
Keterbatasan-keterbatasan ini disebut kendala. Teori kendala mengakui kinerja setiap perusahaan
dibatasi oleh kendala-kendalanya.

7
Konsep Dasar
TOC berfokus pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan dan beban
operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui
penjualan. Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan
baku menjadi throughput. Beban operasi didefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan
organisasi untuk mengubah persediaan menjadi throughput.
Produk Yang Lebih Baik
Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti perusahaan
mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara
cepat ke pasar. Produk baru atau produk yang telah diperbaiki perlu segera masuk ke pasar
sebelum pesaing mampu untuk menyediakan produk serupa. Tujuan ini dapat difasilitasi dengan
persediaan yang rendah. Persediaan yang rendah memungkinkan perusahaan untuk
memperkenalkan produk baru yang lebih cepat karena perusahaan mempunyai produk lama yang
lebih sedikit (dalam persediaan atau dalam proses) dan harus segera dijual atau dibuang sebelum
produk baru diperkenalkan.
Harga Yang Lebih Rendah
Persedian yang tinggi berarti membutuhkan kapasitas yang lebih produktif sehingga investasi
berupa peralatan dan ruang yang dibutuhkan juga akan lebih banyak. Karena waktu tunggu dan
persediaan barang dalam proses yang tinggi biasanya berhubungan, persediaan yang tinggi
biasanya penyebab lembur, lembur akan menaikkan beban operasi dan menurunkan tingkat
profitabilitas. Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpangan, biaya investasi
per unit, dan beban operasi lain seprti biaya lembur dan pengiriman khusus. Dengan menurunkan
investasi dan biaya operasi, margin per unit setiap produk meningkat sehinga menyebabkan
keputusan penetapan harga menjadi lebih fleksibel. Harga yang lebih rendah bisa saja terjadi jika
kondisi kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
Daya Tanggap
Mengirim barang secara tepat waktu dan memproduksi barang dengan waktu tunggu yang
lebih pendek dari pada yang diminta pasar adalah alat kompetitif yang penting. Pengiriman
barang yang tepat waktu berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memperkirakan waktu
yang diperlukan unutk memproduksi dan mengirim barang. Memperpendek waktu tunggu juga
penting sama halnya penurunan persediaan barang dalam proses. Sejalan dengan waktu tunggu

8
yang berkurang, persediaan barang jadi mungkin juga dikurangi. Jadi tingkat persediaan
menandakan kemampuan perusahaan untuk merespon , secara relatif tingkat tingkat yang tinggi
terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain TOC
menekankan pengurangan pada waktu tunggu.
Langkah-langkah dalam TOC
Teori kendala menggunakan 5 langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja organisasi
1) Mengidentifikasi kendala-kendala perusahaan
Kendala dapat diklasifikasikan sebagai kendala eksternal atau internal. Kendala
eksternal (eksternal constrain ) adalah factor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal
dari sumber-sumber di luar perusahaan (seperti permintaan pasar). Kendala internal (internal
constrain ) adalah faktor-faktor yang membatasi yang ditemukan didalam perusahaan (seperti
ketersediaan waktu mesin). Kendala di mana sumber daya yang terbatas tidak digunakan
sepenuhnya oleh bauran produk disebut kendala yang longgar (loose constraint). Kendala yang
mengikat (binding constraint) adalah kendala dimana sumber daya yang tersedia dimanfaatkan
sepenuhnya Kendala internal dan eksternal telah diidentifikasikan. Bauran produk optimal
diidentifikasi sebagai bauran yang memaksimalkan throughput sesuai dengan semua kendala
perusahaan. Bauran optimal mengungkapkan banyaknya penggunaan sumber daya yang dibatasi
dan kendala-kendala yang mengikat.
2) Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat.
Langkah ini adalah inti dari filosofi teori kendala TOC mengenai manajemen kendala jangka
pendek dan langsung terkait dengan tujuan teori kendala TOC mengurangi persediaan dan
memperbaiki kinerja. Di perusahaan-perusahaan, kendala sumber daya yang mengikat hanya
sedikit. Kendala pengikat yang utama disebut drummer. Tingkat produksi kendala drummer
menentukan tingkat produksi keseluruhan pabrik. Proses kehilir yang dimulai dengan kendala
drummer secara alamiah dipaksa mengikuti tingkat produksinya. Penjadwalan proses ke hilir
dapat dilakukan dengan mudah. Setelah komponen diselesaikan pada proses drummer, proses
selanjutnya mulai beroperasi. Setiap operasi berikutnya juga dimulai ketika operasi sebelumnya
telah selesai. Proses ke hulu yang berakhir di kendala drummer dijadwalkan untuk memproduksi
pada tingkat yang sama seperti kendala drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan
mencegah produksi barang persediaan dalam proses ke hulu yang berlebihan.

9
Untuk penjadwalan ke hulu, ada dua fitur tambahan yang digunakan TOC dalam mengelola
kendala untuk menurunkan tingkat persediaan dan memperbaiki kinerja perusahaan: penyangga
dan tali. Pertama, Penyangga persediaan dibentuk di depan kendala mengikat yang utama.
Penyangga persediaan juga disebut penyangga waktu. Penyangga waktu (time buffer) adalah
persediaan yang dibutuhkan untuk menjaga agar sumber daya yang mempunyai kendala tetap
sibuk dalam interval waktu tertentu. Tujuan penyangga waktu adalah melindungi throughput
perusahaan dari setiap gangguan yang dapat diatasi dalam interval waktu tertentu. Tali (ropes)
adalah tindakan yang diambil untuk mengikat tingkat di mana bahan baku dikirim ke pabrik
(pada awal operasi) pada tingkat produksi sumber daya yang mempunyai kendala. Tujuan sebuah
tali adalah memastikan persediaan barang dalam proses tidak melampaui tingkat yang
dihutuhkan untuk penyangga waktu. Jadi, tingkat drummer digunakan untuk membatasi tingkat
pelepasan bahan baku dan mengendalikan tingkat produksi operasi pertama secara efektif.
Kemudian, tingkat operasi pertama mengendalikan tingkat operasi-operasi berikutnya. Sistem
persediaan teori kendala OC sering disebut sistem drum-buffer-rope (DBR System)
3) Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
Pada intinya, kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pabrik. Semua departemen
lainya harus disubordinasi sesuai ketentuan kendala drummer. Prinsip ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu.
4) Mengangkat kendala-kendala yang mengikat.
Mengangkat kendala-kendala yang mengikat. Setelah tindakan untuk mengusahakan
penggunaan kendala yang ada dilakukan secara maksimal, langka selanjutnya adalah memulai
program perbaikan yang berkelanjutan dengan mengurangi keterbatasan yang dimiliki kendala
yang mengikat atas kinerja perusahaan.
5) Mengulangi proses.
Pada akhirnya, kendala sumber daya pengeboran akan diangkat sampai ke suatu titik di mana
kendala tidak lagi mengikat. Setelah kendala drummer yang baru diidentifikasi, proses teori
kendala TOC akan berulang. Tujuannya adalah memperbaiki kinerja secara berkelanjutan
dengan mengelola berbagai kendala.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M.2009. Akuntansi Manajerial Edisi 8 Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat.

11

Vous aimerez peut-être aussi