I Dewa Gede Ngurah Eka Chandra Pramuditya (1607531119)
I Gede Pradana Juniarta (1607531128)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM REGULER 2018 Analisis berdasarkan laporan keuangan akan melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periode sebelumnya. Perbedaan-perbedaan yang muncul membuat perbandingan menjadi tidak konsisten, harus diidentifikasikan. Bab ini akan membicarakan beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan. Isu-isu tersebut adalah:
1. Laporan Keuangan yang Disesuaikan Kembali
Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu: a. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang diharapkan yang disebabkan pelepasan lini bisnis tersebut akan diklasifikasikan dalam item “Opersi yang dihentikan” (Discontinued Operations) dalam laporan rugi-laba b. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada katagori polling of interest, maka laporan keuangan yang lama (periode lalu) harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan tersebut bergabung sejak dulu. c. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal, perubahan dari LIFO menjadi FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut. Masalah muncul, apakah analisis akan menggunakan data yang semula seperti yang tercantum untuk masing-masing tahun, ataukah akan menggunakan data yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Masalah lain yang timbul adalah dalam penghitungan beberapa rasio. Beberapa rasio bisa langsung dihitung dengan menggunakan data-data neraca atau laporan rugi- laba pada periode yang bersangkutan. Tetapi beberapa rasio lain, seperti perhitungan tingkat keuntungan, memerlukan perhitungan gabungan neraca periode sekarang dengan neraca periode sebelumnya. Laporan keuangan sebelumnya bisa disesuaikan kembali (penyesuaian mundur ke belakang), sehingga perbandingan laporan keuangan periode sekarang dengan periode sebelumnya akan lebih konsisten. Penyesuaian mundur mestinya dilakukan sampai diperoleh periode observasi yang cukup sebagai dasar analisis dan proyeksi masa mendatang. 2. Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun) Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening-rekening dalam laporan keuangan yang berbeda satu sama lainnya. Sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan akan melaporkan biaya depresiasi dan amortisasi secara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan. Jika ada informasi yang cukup, penyesuaian bisa dilakukan agar perbndingan lebih konsisten. Tetapi jika tidak ada informasi yang cukup, barangkali tidak perlu dilakukan penyesuaian.
3. Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi
Sumber lain yang menyebabkan data bisa berbeda satu sama lain adalah penggunanan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda. Dalam batasan yang telah ditentukan Prinsip Akuntansi, perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif penggunanan metode atau prinsip akuntansi yang dipakai untuk pelaporan keuangan. Beberapa alternatif Prinsip Akuntansi adalah: Pengakuan Pendapatan Kontrak Jangka Persentase Penyelesaian (Percentage of Panjang completion), Kontrak Selesai (Completed- contract) Asumsi Aliran Persediaan FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First Out), Rata-rata Tertimbang. Investasi Pada Surat Berharga Historical Cost (Acquisition cost), Lower Cost Or Market, Equity Depresiasi Garis Lurus, Declining Balance (Metode Dipercepat), Sum-of-the-years'-digit Lease Operating Lease, Capital Lease akuisisi Pembelian, Pooling of Interest Pertanyaan yang muncul adalah apakah analis akan melakukan penyesuaian dalam perbandingan data, ataukah tidak ada penyesuaian dan perbedaan tadi akan dibahas dalam tahap interpretasi data.
4. Perbedaan Penanggalan laporan Keuangan
Meskipun kebanyakan laporan keuangan menggunakan Desember sebagai akhir periode, tetapi ada beberapa perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain. Pilihan semacam ini semakin popular apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis. Siklus musiman biasanya tidak harus sesuai dengan penanggalan akhir Desember. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana perlakuan terhadap perbedaan penanggalan tersebut? Jawabannya tergantung pada dua hal: 1. Lamanya perbedaan waktu, 2. Muncul tidaknya kejadian pada periode perbedaan waktu tersebut yang bisa membuat perbandingan dua perusahaan tersebut tidak konsisten. Biasanya apabila selisih penanggalan akhir sama atau kurang dari tiga bulan, penyesuaian tidak perlu dilakukan.
5. Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan dengan Perusahaan Lain
Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keuangan perusahaan lain agar diperoleh interpretasi yang lebih baik. Dalam analisis semacam itu analis harus memperhatikan faktor-faktor yang akan berpengaruh besar terhadap perilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan perusahaan. Contoh faktor-faktor tersebut adalah: a. Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak perusahaan. Kejadian semacam itu tentu akan mempengaruhi trend data keuangan dan akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu (analisis time series). b. Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data time series. Dalam perbandingan cross-section dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau industri, tugas pokok seorang analis adalah mengidentifikasikan industri yang relevan untuk perbandingan. Idealnya perusahaan yang dipilih sebagai perbandingan adalah perusahaan yang mempunyai produk yang serupa (memenuhi kebutuhan yang sama, atau merupakan substitusi satu sama lain), mempunyai strategi yang sama, mempunyai ukuran yang sama, dan mempunyai umur yang sama. Barangkali kriteria semacam itu terlalu ketat. Persyaratan-persyaratan tersebut barangkali bisa diperlonggar karena pertimbangan praktis. Kalau data-data industri tidak ada, barangkali perbandingan dengan satu atau dua perusahaan yang serupa dapat dilakukan. Beberapa isu dalam pemakaian rata-rata industri antara lain: a. Definisi Industri Seperti yang dibicarakan diatas, definisi industri tidak mudah dilakukan. Disamping itu, banyak perusahaan yang mempunyai divisi yang bergerak pada beberapa industri yang berbeda satu sama lain. Pada situasi ini hanya divisi yang bergerak pada industri yang relevan yang bisa digunakan sebagai perbandingan. Jika divisi lain perusahaan tersebut tidak signifikan dibandingkan usaha pokoknya, barangkali data gabungan perusahaan bisa digunakan untuk perbandingan. b. Perhitungan Rata-Rata Industri Bagaimana rata-rata industri dihitung, apakah dengan rata-rata biasa, ataukah rata-rata tertimbang, ataukah menggunakan data median. Jika rata-rata tertimbang digunakan, apa yang dipakai sebagai pembobot, penjualan, nilai pasar, nilai buku asset, atau faktor lain? c. Distribusi Atas Nilai Rata-Rata Interpretasi terhadap penyimpangan rasio keuangan suatu perusahaan terhadap rata-rata industri akan berlainan apabila kita juga mempunyai informasi standar deviasinya. Misalkan profit margin perusahaan 10% dan rata-rata industri 13%. Apabila standar deviasi rata-rata industri tersebut 8% tentu akan sampai pada kesimpulan yang berlainan dibandingkan apabila standar deviasi tersebut 2%. d. Definisi Rasio Keuangan Definisi tersebut bisa berbeda dari satu publikasi ke publikasi lain. Karena itu, seorang analis harus mencermati definisi rasio-rasio keuangan ini. Sebagai contoh, ROA (Return On Assets) bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan total asetnya. Publikasi lain barangkali menggunakan rata-rata aset (dengan menggabungkan aset pada periode t dengan aset periode t-1). Publikasi lain barangkali menggunakan laba operasional atau laba sebelum pendapatan atau biaya luar biasa. Publikasi ini ingin memfokuskan pada. kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada kondisi normal, di luar pendapatan atau biaya yang tidak normal yang bisa terjadi (seperti musibah kebakaran). DAFTAR PUSTAKA
Fitra, Dhanial. 2009. Beberapa Isu dalam Laporan Keuangan.
http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/22/beberapa-isu-dalam-analisis- perbandingan-laporan-keuangan/. Diakses pada 22 September 2018 Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan: Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.