Vous êtes sur la page 1sur 6

SAP 4

“BEBERAPA ISU DALAM ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN


KEUANGAN”

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN (EKA 426 C)

OLEH KELOMPOK 14:

I Dewa Gede Ngurah Eka Chandra Pramuditya (1607531119)


I Gede Pradana Juniarta (1607531128)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM REGULER
2018
Analisis berdasarkan laporan keuangan akan melibatkan beberapa perbandingan
baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periode sebelumnya.
Perbedaan-perbedaan yang muncul membuat perbandingan menjadi tidak konsisten, harus
diidentifikasikan. Bab ini akan membicarakan beberapa isu yang harus dipertimbangkan
dalam analisis laporan keuangan. Isu-isu tersebut adalah:

1. Laporan Keuangan yang Disesuaikan Kembali


Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali
laporan keuangan periode yang lalu:
a. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis
tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan
laba atau rugi yang diharapkan yang disebabkan pelepasan lini bisnis tersebut akan
diklasifikasikan dalam item “Opersi yang dihentikan” (Discontinued Operations)
dalam laporan rugi-laba
b. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk
pada katagori polling of interest, maka laporan keuangan yang lama (periode lalu)
harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan
tersebut bergabung sejak dulu.
c. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal, perubahan dari LIFO menjadi
FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa
lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut.
Masalah muncul, apakah analisis akan menggunakan data yang semula seperti
yang tercantum untuk masing-masing tahun, ataukah akan menggunakan data yang
disesuaikan dengan perubahan yang terjadi.
Masalah lain yang timbul adalah dalam penghitungan beberapa rasio. Beberapa
rasio bisa langsung dihitung dengan menggunakan data-data neraca atau laporan rugi-
laba pada periode yang bersangkutan. Tetapi beberapa rasio lain, seperti perhitungan
tingkat keuntungan, memerlukan perhitungan gabungan neraca periode sekarang
dengan neraca periode sebelumnya. Laporan keuangan sebelumnya bisa disesuaikan
kembali (penyesuaian mundur ke belakang), sehingga perbandingan laporan keuangan
periode sekarang dengan periode sebelumnya akan lebih konsisten. Penyesuaian
mundur mestinya dilakukan sampai diperoleh periode observasi yang cukup sebagai
dasar analisis dan proyeksi masa mendatang.
2. Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun)
Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening-rekening
dalam laporan keuangan yang berbeda satu sama lainnya. Sebagai contoh, barangkali
suatu perusahaan akan melaporkan biaya depresiasi dan amortisasi secara terpisah,
perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan.
Jika ada informasi yang cukup, penyesuaian bisa dilakukan agar perbndingan
lebih konsisten. Tetapi jika tidak ada informasi yang cukup, barangkali tidak perlu
dilakukan penyesuaian.

3. Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi


Sumber lain yang menyebabkan data bisa berbeda satu sama lain adalah
penggunanan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda. Dalam batasan yang telah
ditentukan Prinsip Akuntansi, perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif
penggunanan metode atau prinsip akuntansi yang dipakai untuk pelaporan keuangan.
Beberapa alternatif Prinsip Akuntansi adalah:
Pengakuan Pendapatan Kontrak Jangka Persentase Penyelesaian (Percentage of
Panjang completion), Kontrak Selesai (Completed-
contract)
Asumsi Aliran Persediaan FIFO (First In First Out), LIFO (Last In
First Out), Rata-rata Tertimbang.
Investasi Pada Surat Berharga Historical Cost (Acquisition cost), Lower
Cost Or Market, Equity
Depresiasi Garis Lurus, Declining Balance (Metode
Dipercepat), Sum-of-the-years'-digit
Lease Operating Lease, Capital Lease
akuisisi Pembelian, Pooling of Interest
Pertanyaan yang muncul adalah apakah analis akan melakukan penyesuaian
dalam perbandingan data, ataukah tidak ada penyesuaian dan perbedaan tadi akan
dibahas dalam tahap interpretasi data.

4. Perbedaan Penanggalan laporan Keuangan


Meskipun kebanyakan laporan keuangan menggunakan Desember sebagai
akhir periode, tetapi ada beberapa perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir
periode bulan yang lain. Pilihan semacam ini semakin popular apabila perusahaan
ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis. Siklus
musiman biasanya tidak harus sesuai dengan penanggalan akhir Desember.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana perlakuan terhadap perbedaan
penanggalan tersebut? Jawabannya tergantung pada dua hal: 1. Lamanya perbedaan
waktu, 2. Muncul tidaknya kejadian pada periode perbedaan waktu tersebut yang bisa
membuat perbandingan dua perusahaan tersebut tidak konsisten. Biasanya apabila
selisih penanggalan akhir sama atau kurang dari tiga bulan, penyesuaian tidak perlu
dilakukan.

5. Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan dengan Perusahaan Lain


Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu
perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keuangan
perusahaan lain agar diperoleh interpretasi yang lebih baik.
Dalam analisis semacam itu analis harus memperhatikan faktor-faktor yang
akan berpengaruh besar terhadap perilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi
keuangan perusahaan. Contoh faktor-faktor tersebut adalah:
a. Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak
perusahaan. Kejadian semacam itu tentu akan mempengaruhi trend data keuangan
dan akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu (analisis
time series).
b. Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data
time series.
Dalam perbandingan cross-section dengan perusahaan-perusahaan lain yang
sejenis atau industri, tugas pokok seorang analis adalah mengidentifikasikan industri
yang relevan untuk perbandingan. Idealnya perusahaan yang dipilih sebagai
perbandingan adalah perusahaan yang mempunyai produk yang serupa (memenuhi
kebutuhan yang sama, atau merupakan substitusi satu sama lain), mempunyai strategi
yang sama, mempunyai ukuran yang sama, dan mempunyai umur yang sama.
Barangkali kriteria semacam itu terlalu ketat. Persyaratan-persyaratan tersebut
barangkali bisa diperlonggar karena pertimbangan praktis. Kalau data-data industri
tidak ada, barangkali perbandingan dengan satu atau dua perusahaan yang serupa dapat
dilakukan.
Beberapa isu dalam pemakaian rata-rata industri antara lain:
a. Definisi Industri
Seperti yang dibicarakan diatas, definisi industri tidak mudah dilakukan.
Disamping itu, banyak perusahaan yang mempunyai divisi yang bergerak pada
beberapa industri yang berbeda satu sama lain. Pada situasi ini hanya divisi yang
bergerak pada industri yang relevan yang bisa digunakan sebagai perbandingan.
Jika divisi lain perusahaan tersebut tidak signifikan dibandingkan usaha pokoknya,
barangkali data gabungan perusahaan bisa digunakan untuk perbandingan.
b. Perhitungan Rata-Rata Industri
Bagaimana rata-rata industri dihitung, apakah dengan rata-rata biasa,
ataukah rata-rata tertimbang, ataukah menggunakan data median. Jika rata-rata
tertimbang digunakan, apa yang dipakai sebagai pembobot, penjualan, nilai pasar,
nilai buku asset, atau faktor lain?
c. Distribusi Atas Nilai Rata-Rata
Interpretasi terhadap penyimpangan rasio keuangan suatu perusahaan
terhadap rata-rata industri akan berlainan apabila kita juga mempunyai informasi
standar deviasinya. Misalkan profit margin perusahaan 10% dan rata-rata industri
13%. Apabila standar deviasi rata-rata industri tersebut 8% tentu akan sampai pada
kesimpulan yang berlainan dibandingkan apabila standar deviasi tersebut 2%.
d. Definisi Rasio Keuangan
Definisi tersebut bisa berbeda dari satu publikasi ke publikasi lain. Karena
itu, seorang analis harus mencermati definisi rasio-rasio keuangan ini. Sebagai
contoh, ROA (Return On Assets) bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan
total asetnya. Publikasi lain barangkali menggunakan rata-rata aset (dengan
menggabungkan aset pada periode t dengan aset periode t-1). Publikasi lain
barangkali menggunakan laba operasional atau laba sebelum pendapatan atau biaya
luar biasa. Publikasi ini ingin memfokuskan pada. kemampuan perusahaan
menghasilkan laba pada kondisi normal, di luar pendapatan atau biaya yang tidak
normal yang bisa terjadi (seperti musibah kebakaran).
DAFTAR PUSTAKA

Fitra, Dhanial. 2009. Beberapa Isu dalam Laporan Keuangan.


http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/22/beberapa-isu-dalam-analisis-
perbandingan-laporan-keuangan/. Diakses pada 22 September 2018
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan: Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Vous aimerez peut-être aussi