Vous êtes sur la page 1sur 1

Abstrak

Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi)
penyidik tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia baik hidup maupun mati ataupun
bagian dari tubuh manusia, berupa temuan dan interpretasinya, di bawah sumpah dan untuk
kepentingan peradilan. Anak yang menjadi korban kekerasan tentu akan mengalami trauma
baik fisik maupun psikisnya. Anak yang mengalami kekerasan di masa lalunya akan
berpotensi untuk melakukan tindak kekerasan (pelaku) ketika mereka dewasa dokter akan
mendeteksi dan menentukan apakah anak tersebut korban kekerasan atau tidak. Adanya ketakutan
disebabkan oleh orang tua atau pengasuh yang menyebabkan anak tidak berani berbicara, ini
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya dokter untuk mengetahui apakah anak
tersebut merupakan korban kekerasan atau bukan. Oleh karena itu, diperlukan metode-metode
tertentu yang dapat membantu dokter untuk mendeteksinya. Dalam hal ini aspekaspek dari
forensik klinik sangatlah berperan. Dokter harus bisa mengetahui keadaan psikologis dan keadaan
fisik anak, apakah luka tersebut murni karena anak lalai dalam bermain atau karena tindak
kekerasan yang dilakukan seseorang kepada anak tersebut. Dalam udang-undang No.23 tahun
2002 tentang perlindungan anak pasal 1 ayat 1 yang berbunyi anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pada kasus di mana
korbannya adalah anak-anak, sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Nomor 63 Tahun 2013
tentang kewajiban pemberi layanan kesehatan untuk Memberikan Informasi Atas Adanya Dugaan
Kekerasan Terhadap Anak.
Keyword: Visum et Repertum, Anak, Kekerasan, Undang-Undang.

Vous aimerez peut-être aussi