Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SKRIPSI
SKRIPSI
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila kelak dikemudian hari terbukti ada
unsur plagiasi, saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Dyah Retnani Basuki, M.Kes., AAAK. dr. Muhammad Fadhol Romdhoni, M.Si
NIK.: 2160573 NIK.: 2160625
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal : 11 November 2017
Mengetahui
Dekan FK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
nya, dapat menyelsaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Penggunaan
Antibiotik dengan Tingkat Kekambuhan ISPA pada Balita di Puskemas
Cilembang Kota Tasikmalaya Periode 1 Januari – 31 Desember 2016”. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Kedokteran Umum
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
iv
dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
untuk menyelsaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
v
Ritanisa Sayumi Riswanto dan Larena Riswanto yang selalu menghibur
ketika jenuh dengan pembuatan skripsi.
13. Seluruh dosen dan dokter civitas akademik Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang tidak bisa disebutkan satu-
persatu, terima kasih banyak atas ilmu dan nasihatnya selama perkuliahan
serta proses pembuatan skripsi.
14. Seluruh Laboran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Purwokerto yang selalu membanru dalam persiapan praktikum selama
pembelajaran.
15. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angakatan 2014 (Cardio) yang selalu
bersatu dalam suka dan duka ketika pembelajaran di kedokteran.
16. Teman-teman The Power Doctor (Arista, Fira, Fatma, Anissa, Yulis, Ismi,
Brita, Ririn, Dewandaru, Venda, Gylang) yang selalu support, membantu
dalam proses EO persiapan semprop, semhas dan perjuangan dalam
perkuliahan kedokteran.
17. Komunitas Dokter sunda (Doksun).
18. Seluruh mahasiswa angkatan 2013, 2014, 2015, 2016, 2017 Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Ucapan untuk yang lainnya mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu
dalam hal ini, terima kasih banyak atas dukungan, motivasi, semangat selama
pembelajaran dan proses pembuatan skripsi dilakukan. Akhir kata, semoga
Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Aamiin.
Penulis
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada. Dengan hak bebas royalty Non Ekslusif ini
Universitas Muhammadiyah Purwokerto berhak menyimpan, mengalihmedia/
mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan memplublikasikan skripsi saya dengan tetap mencatumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Purwokerto
Pada tanggal : 1 Desember 2017
Yang menyatakan,
vii
HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DENGAN TINGKAT
KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS CILEMBANG
KOTA TASIKMALAYA PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2016
ABSTRAK
Latar Belakang: Antibiotik adalah zat atau bahan yang digunakan untuk
mencegah dan mengobati suatu infeksi karena bakteri. Di negara Amerika Serikat
terdapat 50 juta resep antibiotik yang tidak diperlukan dari 150 juta resep setiap
tahunnya penggunaan antibiotik terus meningkat yang menyebabkan antara lain
penggunaan obat yang tidak tepat akan menimbulkan banyak masalah segi
efektivitas, efek samping, interaksi, ekonomi dan penyalahgunaan obat, sehingga
memberikan banyak dampak negatif antara lain mutu dan pengelolaan pelayanan
obat, resistensi obat, efek samping pada pasien, alergi bagi pasien yang alergi
serta psikososial.
Tujuan: Mengetahui hubungan penggunaan antibiotik dengan tingkat
kekambuhan ISPA pada balita.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan cross-sectional, melibatkan 76
sampel dengan random sampling, analisis data menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Hasil yang diperoleh penggunaan antibiotik terhadap balita ISPA sebanyak
53,95%, balita mengalami kekambuhan sebanyak 46,34% dan uji Chi Square
diperoleh nilai p value 0,004 (p = <0,05).
Kesimpulan:Terdapat hubungan antara penggunaan antibiotik dengan tingkat
kekambuhan ISPA pada balita.
viii
CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD AT PUSKESMAS CILEMBANG,
TASIKMALAYA IN THE PERIOD OF 1 JANUARY – 31 DECEMBER 2016.
ABSTRACT
Key Words: Antibiotic, Acute Respiratory Infection (ARI), Children under Five
Years Old, Recurrence
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS............................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
LAMPIRAN…………………………………………………………………. xiii
ix
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….xiv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
D. Keaslian Penelitian........................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 7
A.Tinjauan Pustaka................................................................................ 7
1.Antibiotik...................................................................................... 7
2.Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)....................................... 15
3.Balita............................................................................................. 25
4.Kekambuhan ISPA........................................................................ 26
B.Kerangka Teori................................................................................... 27
C.Kerangka Konsep............................................................................... 28
D.Hipotesis penelitian............................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 30
A.Rancangan Penelitian......................................................................... 30
B.Populasi dan sampel........................................................................... 30
C.Variabel penelitian.............................................................................. 33
D.Metode Pengumpulan Data................................................................ 34
E.Jalan Penelitian................................................................................... 35
F.Analisis Data....................................................................................... 36
G.Jadwal Penelitian............................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 37
A. Hasil ................................................................................................ 37
B. Pembahasan ..................................................................................... 37
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 51
A. Simpulan.......................................................................................... 51
B. Saran................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 53
DAFTAR TABEL
x
LAMPIRAN
Lampiran 1………………………………………………………………….57
Lampiran 2………………………………………………………………….58
Lampiran 3………………………………………………………………….59
Lampiran 4………………………………………………………………….60
Lampiran 5………………………………………………………………….63
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan.
banyak dampak negatif antara lain mutu dan pengelolaan pelayanan obat,
resistensi obat, dampak efek samping pada pasien, alergi bagi pasien yang
Antibiotik adalah zat atau bahan yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati suatu infeksi karena bakteri (Mitrea, 2008). The Center for Disease
juta resep antibiotik yang tidak diperlukan dari 150 juta resep setiap tahunnya
didorong oleh penggunaan antibiotik yang tidak rasional (Lim dan Teh, 2012).
Penggunaan obat antibiotik yang tidak rasional merupakan alasan utama yang
bebas. Antibiotik digunakan dengan dosis yang tidak tepat, tanpa indikasi, cara
1
pemberian dengan interval waktu yang tidak tepat, dan lama pemakaian yang
pernapasan atas atau bawah, disebabkan oleh agen infeksius yang dapat
menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan
akut, khususnya pada pasien usia bawah lima tahun yang merupakan
Insiden ISPA anak di negara berkembang maupun negara yang telah maju
tidak jauh berbeda, tetapi jumlah angka kesakitan di negara berkembang lebih
banyak. Kematian ISPA biasanya terbatas pada saluran pernapasan atas saja,
meninggal akibat ISPA setiap tahunnya, 98% kematian tersebut adalah bayi
2
kejadian ISPA pada balita yakni 4,62% yang seharusnya perkiraan kasus
data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dan Puskesmas
peningkatan dan merupakan salah satu penyakit terbanyak pada balita yakni
rekapitulasi tahunan, bahwa angka kejadian ISPA pada balita tahun 2016
ISPA yang terkait dengan penggunan obat antibiotik pada ISPA bukan
dan Puskesmas Cilembang Kota Tasikmalaya masih cukup tinggi, oleh karena
B. Rumusan Masalah
3
kekambuhan ISPA pada balita di Puskesmas Cilembang Kota Tasikmalaya
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Keaslian Penelitian
4
1. Siswati et al., 2009 meneliti Tema : Mengenai ISPA Tujuan : Untuk mengetahui proporsi
tentang Analisis Penggunaan Subjek : Balita ISPA penggunaan antibiotik pada balita
Antibiotik Yang tidak Rasional Instrument : Rekam penderita ISPA bukan pneumonia.
medik Untuk mengetahui hubungan
pada Balita Penderita Bukan
penggunaan resep antibiotik oleh
Pneumonia di Kota Padang. petugas kesehatan pada balita ISPA
bukan pneumonia.
Metode : Deskriftif kuantitatif
Hasil : proporsi penggunaan antibiotik
pada Penderita balita ISPA bukan
pneumonia terdapat 805 pasien atau
24,3%
2. Alfaqinisa et al., 2015 meneliti Tema : Mengenai ISPA Tujuan : Mengetahui hubungan antara
tentang Hubungan Antara Subjek : Balita tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
Tingkat Pengetahuan, Sikap, Metode : Observational orang tua dengan tingkat kekambuhan
dan Perilaku Orang tua Tentang pneumonia pada balita di wilayah kerja
analitik
Pneumonia dengan Tingkat puskesmas Ngesrep
Kekambuhan Pneumonia pada Instrumen : Rekam medik dan kuesioner
Balita Di Wilayah Kerja Hasil : Terdapat hubungan antara tingkat
Puskesmas Ngesrep Kota pengetahuan, sikap, dan perilaku orang
Semarang. tua dengan tingkat kekambuhan
pneumonia pada balita di Puskesmas
Ngesrep
3. Yetti et al., 2015 meneliti Tema : Mengenai ISPA Tujuan : Mengetahui pola penggunaan
tentang Kerasionalan Instrumen : Rekam antibiotik pada anak penderita Infeksi
Penggunaan Antibiotik pada medik Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Di
Anak Penderita Infeksi Saluran Instalasi Rawat Jalan RSU PKU
Pernafasan Akut (ISPA) di Muhammadiyah Delanggu.
Instalasi Rawat Jalan RSU Subjek : Anak
PKU Muhammadiyah Metode : Deskritif dengan pendekatan
Delanggu. retrospektif
Hasil : Menunjukkan bahwa 76,19 %
penggunaan antibiotik di RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu sudah
rasional
4. Sukarto et al., 2016 meneliti Subjek : Balita Tujuan : Mengetahui hubungan peran
tentang Hubungan Peran Orang Metode : Cross- orang tua dalam pencegahan ISPA
Tua Dalam Pencegahan Ispa Sectional dengan kekambuhan ISPA pada balita di
Dengan Kekambuhan Ispa pada puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu
Balita Di Puskesmas Bilalang Instrumen: Rekam medik dan kuesioner
Kota Kotamobagu. Hasil : Terdapat hubungan antara peran
orang tua dengan kekambuhan ispa pada
balita
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi
Penelitian ini dapat dijadikan tambahan pustaka mengenai hubungan
5
Puskesmas Cilembang Kota Tasikmalaya periode 1 Januari – 31 Desember
2016.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi untuk penelitian selanjutnya
antibiotik pada balita ISPA yang baik dan benar sehingga diharapkan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Antibiotik
a. Definisi
6
oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62%
2012).
b. Penggolongan Antibiotik
(Fauziyah, 2010)
7
Menurut Janet, 2006 Penggolongan antibiotik dapat
trimetropin.
norfloksasin.
8
f) Mengganggu sintesis RNA
3) Aktivitas antibiotik
c. Penggunaan Antibiotik
1) Tepat Diagnosis
9
hanya dianjurkan untuk pasien yang memberi gejala adanya infeksi
bakteri.
4) Tepat Dosis
untuk obat yang dengan rentang terapi sempit, akan sangat berisiko
menurunkan efektivitasnya.
10
tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus diminum 3x sehari
setiap 8 jam.
wajah.
11
meningkatnya kejadian efek samping obat, meningkatnya terjadinya
manfaat obat dan bahkan hilangnya manfaat obat akan lebih jauh lagi
obat, dampak efek samping pada pasien yang alergi serta dampak
saluran pernapasan akut, khususnya pada pasien usia bawah lima tahun
12
ISPA pada balita lebih sering terjadi bila dibandingkan pada orang
dewasa, karena sistem pertahanan tubuh pada balita masih dalam tahap
Efek samping dapat berupa efek toksik, alergi, atau biologis. Efek
13
sumsum tulang dan berakibat anemia dan neutropenia. Anemia aplastik
syok anafilaktik. Kejadian yang lebih sering timbul adalah ruam dan
a. Definisi
bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran
14
b. Etiologi
c. Klasifikasi
Tidak ada TDDK kuat dan tidak ada napas cepat, frekuensi
b) Pneumonia Berat
(TDDK).
untuk anak umur 2 bulan sampai <12 bulan dan kurang dari
16
- Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.
d. Faktor risiko
yaitu:
disebabkan oleh virus melonjak pada bayi dan pada anak usia
17
Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang
lebih lama.
2) Faktor lingkungan
a) Pencemaran udara dalam rumah
Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk
Hal ini dapat terjadi pada rumah yang ventilasinya kurang dan
18
Kepadatan tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor
polusi dalam rumah yang telah ada. Keadaan jumlah kamar yang
terjadinya ISPA.
3) Faktor perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
tersebut.
19
b) Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah
20
e. Patofisiologi ISPA
berlebih, dan rabas hidung (pilek). Sakit kepala, demam ringan juga
f. Manisfestasi klinis
21
g. Penatalaksanaan
22
sirup 125mg dalam 5ml umur 12 bulan – 5 tahun (10-19kg) yaitu
h. Pencegahan
pilek. Terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya
23
6) Mengatasi faktor lingkungan seperti polusi udara dalam ruangan
influenzae pada anak risiko tinggi, terutama usia 2-23 bulan. Namun
untuk vaksin ini karena harganya yang cukup mahal, tidak semua
3. Balita
a. Definisi
Balita adalah anak umur satu tahun tepat sampai umur lima tahun
kurang satu hari, anak umur 5 tahun tepat tidak termasuk kelompok
24
masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena
itu sering disebut golden age atau masa emas (Nelson, 2000).
4. Kekambuhan
a. Definisi
jatuh sakit lagi yang biasanya lebih parah dari dahulu. Angka
lebih tinggi dari pada dinegara maju. Menurut Fida (2012) dalam satu
25
B. Kerangka Teori
Bakteri yang masuk dalam tubuh
Umur
Sistemdan status Demam, Pusing, anoreksia, vomitus, batuk, dll
gizi balita
imunitas tubuh
balita
ISPA
Penatalaksanaan
Farmakologi
Non-farmakologi
Pemberian
Antibiotik
Tidak Rasional
Rasional
Tingkat Kekambuhan
26
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel Bebas :
Variabel Terikat :
Tidak Diteliti :
27
D. Hipotesis penelitian
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional rancangan
3. Periode Penelitian
1. Populasi
Seluruh balita yang sudah pernah menderita ISPA lebih dari satu kali
a. Kriteria Inklusi
1) Seluruh balita yang sudah pernah menderita ISPA bukan
pneumonia lebih dari satu kali selama satu tahun yaitu pada 1
29
Januari – 31 Desember 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas
Tasikmalaya.
2) Kondisi Balita ISPA dengan keadaan kegawat daruratan.
3) Balita ISPA dengan komplikasi.
2. Sampel
a. Teknik pengambilan sampel
pneumonia lebih dari satu kali yaitu pada tahun 2016, data tersebut
diperoleh dari data dari rekam medik yang ada di Puskesmas Cilembang
Kota Tasikmalaya.
b. Besar sampel
30
Dimana :
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi
pneumonia lebih dari satu kali pada tahun 2016 berjumlah 323 orang
dan tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% (0,1) atau dapat
31
C. Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Penggunaan antibiotik pada balita ISPA bukan
pneumonia
b. Variabel terikat : Tingkat kekambuhan ISPA pada balita bukan
pneumonia
2. Definisi operasional
a. Variabel bebas : Penggunaan antibiotik yang tidak rasional pada
yaitu ISPA bukan pneumonia yang terjadi pada balita dengan frekuensi
2016.
d. Dosis tidak tepat : Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk
infeksi.
32
g. Lama pemberian obat : Pemberian obat yang terlalu singkat atau
pengobatan.
1. Instrumen Penelitian
meliputi nomor rekam medis, nama balita, usia balita, alamat rumah,
Puskesmas tersebut.
Kota Tasikmalaya.
E. Jalan Penelitian
33
2. Peneliti menyerahkan surat izin tersebut ke Kantor Badan Perencanaan
4. Peneliti melihat dan mencari sasaran yang akan diteliti yaitu seluruh balita
yang sudah pernah menderita ISPA bukan pneumonia lebih dari satu kali
5. Peneliti melihat rekam medis balita tersebut untuk melihat apakah balita
eksklusi.
F. Analisis Data
teknik statistik yaitu uji hipotesis. Skala pengukuran kedua variabel adalah
korelatif. Analisis data dilakukan dengan Uji Chi Square untuk mengetahui
34
G. Jadwal Penelitian
November
Hasil dan Pembahasan
BAB IV
A. Hasil
1. Penggunaan Antibiotik pada balita ISPA bukan pneumonia.
35
Penggunaan Antibiotik Pada
No Balita ISPA bukan Pneumonia Frekuensi (F) Presentasi (%)
1. Iya 41 53,95%
2. Tidak 35 46,05%
Total 76 100
Desember 2016.
36
dengan tingkat kekambuhan tinggi sebanyak 9,76%, sedangkan balita
31 Desember 2016 adalah uji Chi Square. Syarat menggunakan uji Chi
20%. Interpretasi hasil uji analisis Chi Square dinyatakan bermakna jika
karena hasil analisis data menggunakan uji analisis Chi Square dengan
tabel 2x2.
Nilai p sebesar 0,004 yang artinya, pada penelitian ini nilai p < 0,05,
pada balita.
Dari hasil output, diketahui bahwa jumlah data yang digunakan
sebanyak 76. Semua data terisi penuh atau dengan kata lain tidak terdapat
data hilang.
37
Tabel IV. 3 Hasil Analisis
b. Uji Hipotesis
square. Kriteria uji: tolak H0 jika nilai signifikansi < alpha sebesar 5%.
B. Pembahasan
indikasi penyakit tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian,
38
tepat interval waktu, pemberian tepat lama, pemberian waspada terhadap
efek samping.
antibotik pada balita ISPA bukan pneumonia sebanyak 46,05 %, hal ini
dilihat dari rekam medis pasien balita. Hasil penelitian ini sesuai yang
2001.
39
penggunaan antibiotik yang dimana rendahnya tingkat pengetahuan
tingkat dan frekuensi supervisi pada hal ini dilihat dari tingat pengawasan
apakah ketat atau tidak ketat dan frekuensi supervisi. Pengawasan oleh
pada infeksi saluran pernapasan akut, khususnya pada pasien usia bawah
lima tahun yang merupakan penderita terbesar dari penyakit ISPA perlu
40
Dalam pedoman pengobatan, pilihan obat yang ada telah melalui proses
50% indikasi terapi, pemilihan antibiotik atau durasi terapi antibiotik tidak
41
(Maksum et al., 2010) frekuensi kesalahan peresepan yang terjadi terbanyak
adalah kesalahan dosis (62 %), memberikan reaksi alergi (20 %), terapi
ganda (7 %).
J., 2004).
mengkonsumsi antibiotik dengan tidak tepat yaitu terlalu banyak atau tidak
sesuai dosis, lama konsumsi tidak tepat, peresepan obat tidak sesuai
membunuh seluruh kuman jinak yang bermanfaat bagi tubuh. Jika populasi
42
oleh kuman-kuman yang ada di tubuh kita berkesempatan lebih mudah
antibiotik perlu diatur agar dapat secara tepat diterapkan dengan pendekatan
pelayanan kesehatan lainnya dalam dosis yang tidak akurat dan waktu yang
waktu tinggal di rumah sakit yang menjadi lebih lama dan meningkatnya
efek maksimal obat adalah penentuan dosis, cara dan lama hari pemberian
43
yang tepat. Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik obat akan
lama pemberian obat berdasarkan pada sifat penyakit tersebut seperti akut,
terlalu singkat, dalam dosis yang terlalu rendah, diagnosis awal yang
resistensi.
antibiotik baru.
terbaru yang belum terbukti secara lmiah, tidak berdasarkan pada prinsip
bermanfaat bagi pasien, aman, bukti ilmiah, dan pedoman terapi yang
ditetapkan (Siswati,2009).
a. Pasien
Adanya informasi yang salah tentang obat, kepercayaan tertentu yang
manfaat obat.
c. Tempat kerja
Banyaknya pasien, tekanan pada penulisan obat, kurang pemeriksaan
laboratorium.
d. Sistem pendistribusian
Distribusi obat mendekati kadaluarsa, kekurangan obat, kelebihan obat.
e. Peraturan
Kurang peraturan yang mendukung, penulisan resep yang tidak terdidik,
obat, padahal indikasi penyakit tidak memerlukan obat, seperti penelitian ini
Peresepan obat sesuai standar merupakan peresepan obat yang benar, jelas
(WHO, 2010).
tidak tepat, hal ini dapat menyebabkan dampak seperti terjadinya resistensi
46
2016. Hasil penelitian ini sama halnya dengan penelitian Sukarto et al
(2016) yaitu hubungan peran orang tua dalam pencegahan ISPA dengan
orang tua dengan kekambuhan ISPA pada balita dan pada penelitian
dan perilaku orang tua dengan tingkat kekambuhan pneumonia pada balita
penelitian ini yaitu meneliti mengenai tingkat kekambuhan ISPA pada balita
C. Keterbatasan Penelitian
sesudah pajanan, nilai prognosisnya lemah atau kurang tepat (Budiarto, 2013).
47
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan penggunaan antibiotik
sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan penggunaan antibiotik dengan tingkat kekambuhan
53,95%.
3. Tingkat kekambuhan ISPA pada balita di Puskesmas Cilembang Kota
B. Saran
1. Perlunya dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pola
peresepan obat dengan diagnosis ISPA jadi tidak hanya tentang penelitian
antibiotika.
2. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang rasionalitas pengobatan pada
DAFTAR PUSTAKA
Alumran, Arwa, Hou, X.Y., & Hurst, C. (2012). Assesing the overuse of antibiotcs
in children in Saudi Arabia: validation of the parental perception on
antibiotics scale (PAPA scale). Health and Quality of Life Outcomes.
Anggraini, A.B., Opitasari, C., & Sari. (2014). The use of antibiotic the use of
antibiotics in hospitalized children patients in an Indonesian hospital.
Health Science Journal of Indonesia, 5(1), 40-43.
49
Aprilia, R. D. A. (2015). Evaluasi penggunaan antibiotik ispa non-pneumonia
Pada pasien anak di instalasi rawat jalan Rumah sakit demak tahun
2013. (skripsi). UMS.
Hidayati, T.N. (2012). Tingkat pengetahuan tentang ispa pada balita dan sikap
tentang pencarian pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Jogonalan
Kabupaten Klaten. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2008). Buku Ajar Respirologi anak, edisi
pertama. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
50
Isnaini, N., 2007. Analisis Utilisasi Resep Antibiotik Pasien Rawat Jalan Tingkat
Pertama (RJTP) di Puskesmas Tebet Jakarta Selatan, Tahun 2005.
Kesmas: National Public Health Journal 1, 266–274.
Inrud. (2009). Framework for changing drug use practices. Padang: Fakultas
Kedokteran Unand Padang.
Lim, K.K. & Teh C.C. (2012). A cross sectional study of public knowledge and
attitude towards antibiotics in Putrajaya, Malaysia. Southern Med
Review. 5 (2), 26-33.
Masduki. (2010). Hubungan sikap dan persepsi dengan kepatuhan Dokter pada
pengobatan rasional penyakit Ispa (infeksi akut saluran pernapasan
atas) Di puskesmas kabupaten tulungagung. (tesis). UNS.
Maksum, R., Nurgani, A., Endang, P., 2010. Faktor yang mempengaruhi ketidak
sesuaian pengunaan antibiotika dengan uji kepekaan di ruang intensif
Rumah Sakit Fatmawati Jakarta tahun 2001–2002. Makara of health
series 8.
Narsiti N. (2013). Buku Ajar Respirologi Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia,
Jakarta.
51
Notoadmodjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rahajoe, N, dkk. (2008). Buku Ajar Respirologi Anak edisi pertama. Jakarta:
Badan penerbit IDAI.
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar Badan penelitian dan
Pembangunan Kesehatan kementrian Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Riset Kesehatan Dasar.
Siswati. (2009). Analisis penggunaan antibiotika yang tidak rasional pada balita
penderita bukan penumonia di kota Padang. Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Padang.
Sugiarti, T., Sidemen, A., Wiratmo, W. (2015). Studi penggunaan antibiotik pada
pasien penyakit ispa usia bawah lima tahun di instalasi rawat jalan
52
Puskesmas Sumbersari periode 1 Januari-31 Maret 2014 (study of
antibiotics use on ari patients in under five years outpatient clinic,
sumbersari faktor intrinsik dan ekstrinsik yang berpengaruh terhadap
infeksi saluran pernapasan akut (ispa) pada balita. Pustaka Kesehatan;
3, 262–266.
Ventola, C.L. (2015). The antibiotic resistance crisis: part 1: causes and threats. P
& T : Apeer-reviewed journal for formulary management. 40 (4), 277–
83.
Wahyono, D., Hapsari, I., Astuti, I.W.B. (2008). Pola pengobatan infeksi saluran
pernapasan akut anak usia bawah lima tahun (balita) rawat jalan di
Puskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Majalah
Farmasi Indonesia. 19 (1), 20-24.
53
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Cerata Jurnal Ilmu Farmasi.
Journal Of Pharmacy Science.
54
Lampiran 1 Surat persetujuan etik
55
Lampiran 2. Surat pre penelitian
56
Lampiran 3. Surat ijin penelitian
57
Lampiran 4. Dokumentasi
58
59
60
Lampiran 5. Uji korelatif penggunaan antibiotik dan tingkat kekambuhan
ISPA
tingkat_kambuh * penggunaan_antibitiotik
Crosstabulation
Count
penggunaan_antibitiotik
iya tidak Total
tingkat_kambuh rendah 19 29 48
sedang 18 4 22
tinggi 4 2 6
Total 41 35 76
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 11.256 2 .004
Likelihood Ratio 11.940 2 .003
Linear-by-Linear Association 7.566 1 .006
N of Valid Cases 76
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.76.
61