Vous êtes sur la page 1sur 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HEPATITIS

Di susun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah

Disusun oleh
Kelompok :6
Kelas : 2A

1. Edo Andrian P0 5120217 004


2. Riadha Pratiwi P0 5120217 025
3. Rini Tri Juliasni P0 5120217 026
4. Tiara Afriani P0 5120217 032
5. Yuni Mellianti P0 5120217 036

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Prodi D3 Keperawatan
Tahun Ajaran 2018/2019

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hepatitis “ ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 5 September 2018

Penyusun
Daftar Isi
K ATA P E N G A N TA R I I
D A FTA R I SI

Bab I : Pendahuluan4
1.1 Latar Belakang4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan

Bab II : Tinjauan Teoritis5


2.1 Definisi Hepatitis 5
2.2 Klasifikasi Hepatitis
2.3 Etiologi Hepatitis

2.3 Patofisiologi Hepatitis 6

2.4 Manifestasi klinik Hepatitis 8

Bab III : Asuhan Keperawatan10

3.1 Pengkajian10

3.2 Diagnosa17

3.3 Intervensi18

3.4 Implementasi23

3.5 Evaluasi32

Bab IV : Penutup35
4.1 Kesimpulan35

4.2 Saran35

Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan
oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis
virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus
penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-
kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh
dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun
gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo,
2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati
bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan
gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala
timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan
atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak
kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru
sembuh dalam waktu satu bulan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengetahuan umum mengenai penyakit hepatitis ?

2. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan hepatitis ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengetahuan umum mengenai penyakit hepatitis ( definisi,
klasifikasi, etiologi, patofisiologi, dan manifestasi klinik)

2. Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan hepatitis

BAB II
Tinjauan Teori
1.1 Definisi Hepatitis

Hepatitis virus acut adalah penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik
dan acut (Kapita Selekta Kedokteran,2000).
Hepatitis dapat didefinisikan sebagai penyakit peradangan hati acut meskipun istilah
hepatitis sering digunakan dalam hubungamnya dengan hepatitis virus,penyakit ini dapat
disebabkan keadaan toksik pada hati,virus dan bakteri (Perawatan medical Bedah,Barbara
C Long tahun 1996).
Hepatitis merupakan istilah umum untuk setiap inflamasi hati, keadaan ini dapat
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan parasit maupun non infeksi (akibat obat dan
proses autoimmune) (Ilmu kesehatan Anak, 1997)

2.2 Klasifikasi Hepatitis


1. Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui


kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang
terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran
cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6
minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi
adalah anak-anak dan dewasa muda.

2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik,
atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering
tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan
masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan
perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan
heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu
dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan
sampai timbul gejala klinis.

3. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering


infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan
dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah.
Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang
menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan
dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah
selama 18-180 hari.

4. Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV


bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu
yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila
individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV.
Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien
tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV).
Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko
timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian

5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air
yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada
atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan
paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

2.3 Etiologi Hepatitis

Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang telah ditemukan
sebagai penyebabnya, berikut ini.

(1) Virus hepatitis A (HAV)


(2) Virus hepatitis B (HBV)
(3) Virus hepatitis C (HCV)
(4) Virus hepatitis D (HDV)
(5) Virus hepatitis E (HEV)

Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih disukai
daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”, sebab kedua
penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental (Price dan Wilson, 2005:
243). Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk
respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat
idiopatik (Sue hincliff, 2000: 205).

2.4 Patofisiologi Hepatitis


Yaitu perubahan morfologi yang terjadi pada hati, seringkali mirip untuk
berbagai virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran
basar dan berwarna normal, namun kadang-kadang agak edema, membesar dan
pada palpasi “terasa nyeri di tepian”. Secara histologi. Terjadi kekacauan susunan
hepatoselular, cedera dan nekrosis sel hati dalam berbagai derajat, dan peradangan
periportal. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna, bila fase akut penyakit
mereda.

2.5 Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis merupakan suatu gejala klinis tentang suatu penyakit yang
diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari penyakit hapatitis.

a. Stadium prodromal,

Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai
dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut
praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum
dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :

- Malese umum
- Anoreksia
- Sakit kepala
- Rasa malas
- Rasa lelah
- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
- Mialgia (nyeri otot)

b. Stadium ikterus.

Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang
stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:

- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal


- Pembesaran dan nyeri hati
- Splenomegali
- Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit

c. Stadium pemulihan.

Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:

- Gejala-gejala mereda termasuk ikterus


- Nafsu makan pulih
- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

BAB III
Asuhan Keperawatan

3.1 Pengkajian
Tanggal Masuk : 8 April 2012
Tanggal Pengkajian : 8 April 2012
Identitas klien :
Nama : Ny. “K”
Umur : 61 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status Pernikahan : Nikah
Alamat : Rajayya, Makassar
Diagnosa Medis : Hepatitis
Medrec : 06 00 07

Penanggung Jawab : Ny. “M”


Umur : 23 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Status Pernikahan : Nikah
Hubungan dengan Klien : Anak Klien

PENGKAJIAN

Alasan Utama Datang Ke Rumah Sakit :


Klien mengeluh nyeri dibagian perut

Keluhan Utama Saat Pengkajian :


Saat pengkajian klien meringis sakit perut dan memegangi bagian perut.

Riwayat Penyakit Saat Ini :


P : proses inflamasi pada hati
Q : skala nyeri sedang ( 4 - 6 ) rasa tertusuk jarum, klien tampak meringis
R : perut sebelah kanan atas
S : sakit perut meningkat setelah banyak beraktifitas
T : tidak menetap (hilang timbul)

Riwayat Kesehatan Lalu :

Riwayat Kesehatan keluarga :


Keluarga klien tidak pernah menderita penyakit yang sama.

Riwayat Alergi Terhadap Pengobatan :


Klien tidak pernah mengalami alergi terhadap pengobatan.

PENGKAJIAN FISIK

1. Keadaan umum : klien tampak lemah

Kesadaran : composmentis dengan E4M6V5 ( GCS 15 )

TTV :
 TD : 150/90 mmHg
 Pols : 95/menit
 Rr : 24/menit
 Suhu : 37,5˚ C
TB : 155cm
BB : sebelum sakit,tidak diketahui

Status Gizi
BB : 56 kg
Tinggi : 150
BB Ideal : 49,9 – 60,5 kg
Masalah Keperawatan : Tidak ada

Kebutuhan Sehari – hari


N
Aktivitas Sebelum MRS Sesudah MRS
o
1 Pola Aktivitas
NUTRISI:  Porsi makan tidak
- nafsu makan dihabiskan 1/3 piring
 Baik, dengan porsi
 Klien mengatakan nafsu
makan dihabiskan
makan menurun
 Nasi + sayur + Lauk
- Menu makan 24 jam  Bubur + telur

 3 x sehari
- Frekuensi makanan
 3 x sehari

2 Pola Eliminasi
BAK
-
o Frekuensi  8 – 10 x/hari  8 – 10 x/hari
o Bau  Amoniak  Amoniak
o Warna  Kuning jernih  Kuning pekat
o Tempat pembuangan  Wc  Tempat tidur (pispot)
- BAB  1x/hari  1x/hari
o Frekuensi  Kuning  Kuning
o Warna
 Padat  Lembek
o Konsistensi
 Wc  Wc
o Tempat pembuangan

3 Pola Istirhat dan


Tidur  21.00 – 05.00  22.00 – 04.00
 14.00 – 15.00  tidak tidur siang
- Jam tidur malam
 Nonton TV  tidak ada
- Jam tidur siang
 Tidak ada  tidak ada
- Kebiasaan pengantar
 Tidak ada  Klien mengeluh susah
tidur
tidur dan sering
- Kebiasaan saat tidur
terbangun
- Kesulitan saat tidur

4 Personal Hygiene
mandi  Klien mengatakan
 2 x/hari
Selama di rumah sakit
badannya hanya di lap-
lap dengan handuk yang
dibasahi air hangat

- Cuci rambut  Tidak ada


 1 – 3 x/minggu

2. Data Sistemik
a. Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran : Normal
Penglihatan : ada masalah
Penghidu : Normal
Peraba : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

b. Sistem Penglihtan
Lapang Pandang : Normal
Kesimetrisan Mata : Kedua mata simetris
Kelopak Mata : Cekung
Konjuntiva : Anemis
Skelera : Ikterik
Kornea : Hitam
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

c. Sistem Pernapasan
Frekuensi : 24/menit
Batuk : Tidak ada
Bunyi Nafas : Vesikuler
Sumbatan Jalan Nafas : Tidak ada
Bentuk Dada : Simetris
Masalah Keperawatan : Tidak ada
d. Sistem Kardiovaskular
TD : 150/90 mmHg
Pulse : 95/menit
Suhu : 37,5 ˚ C
I : Bentuk dada Simetris
P : Murmur tidak ada
P : Tidak terdapat nyeri tekan
A : BJ1 dan BJ2
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
e. Sistem Saraf
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
E (membuka mata) :4
V (mengikuti perintah) :5
M (melokalisir nyeri) :6
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

f. Sistem Intigumen
Warna Kulit : Kuning ( Ikterus )
Luka : Tidak ada
Memar : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Turgor Kulit : Elastis
Masalah Keperawatan :

g. Sistem Gastrointestinal
Nafsu Makan : Kurang
Porsi SMRS : 1 Porsi
Porsi MRS : 1/3 Porsi
Kemampuan Mengunyah : Normal
Kemampuan Menelan : Normal
Perut : Kembung
Diet : Diet Hepatitis
Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan

h. Sistem Muskuloskeletal
Rentang Gerak : Bebas
Keseimbangan dan cara jalan : Tidak Seimbang dan dibantu saat
berjalan
Kemampuan memenuhi aktivitas : Dibantu sebagian
Genggaman Tangan : Kuat tangan kanan dan kiri
Otot Kaki : Kuat kaki kanan dan kiri
Akral : Hangat
Fraktur : Tidak ada
Kekuatan Otot : 4 4
4 4
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas

i. Sistem Perkemihan
Urine : Kuning Pekat
Frekuensi : 8 - 10x sehari
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Data Penunjang
Tanggal : 10 April 2012
N
Data Hasil Lab Nilai Normal
o
1 Billirubin total 8,6 mg/dl 0,2 – 1,0 mg/dl
2 Billirubi direk 4,3 mg/dl 0,05 – 0,3 mg/dl
3 SGOT 1002 UI/L L 37; P:31
4 SGPT 685 UI/L L 42; P: 32

4. Terapi yang Diberikan


 D5% : NaCl , 1 : 1
 inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
 Inj. Ranitidine 1 amp/ 8 jam
 Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
 Curcuma 3x1

PENGKAJIAN MASALAH PSIKOSOSIO DAN SPIRITUAL


Psikologis : Klien cemas memikirkan keadaannya dan berharap cepat
sembuh
Sosial : Hubungan klien dengan keluarganya baik,
hubungan klien dengan masyarakat sekitar kurang
baik sebab klien dijauhi masyarakat karena takut
penyakit klien.
Spiritual : Klien beragama Islam. Sebelum masuk rumah sakit
klien rajin sholat 5 waktuTetapi setelah klien dirawat di
rumah sakit, klien tidak mampu sholat lagi.
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. “K” Dx Medis : Hepatitis


Jenis Kelamin : Perempuan No MedRec : 06 00 07
No Kamar/Bed :7/4 Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Apr 2012

N Masalah
Data Senjang Etiologi Paraf
o Keperawatan
1 DS: proses inflamasi pada Nyeri Akut
- Klien mengeluh sakit pada perut hati
sebelah kanan atas

DO:

 Klien nampak meringis


pada saat dikaji
 Klien nampak gelisah
 Nyeri yang dialami berada
pada skala sedang 4-6

 TTV :
 TD : 110/70 mmHg
 N : 84 x/i
 S : 37,5 oc
 P : 24 x/i

 Hasil Lab :
 SGOT 1002 UI/L
 SGPT 685 UI/L
 Bilirubin total 8,6 mg/dl
 Bilirubin direct 4,3
mg/dl
 Inj. Ketorolac 1 amp/ 12
jam

2 DS: Kelemahan Intoleransi aktivitas


- Klien mengatakan aktivitasnya
dibantu oleh keluarganya karna
kondisi klien masih lemah
DO:
 Klien nampak lemah
 Kekuatan otot 4 4
4 4
Mampu melawan tahanan,
tapi bukan kekuatan penuh

3. DS: Faktor Psikologis Defisit Nutrisi


 Klien mengatakan nafsu (Keengganan Makan)
makan menurun
 Klien mengatakan hanya
menghabiskan 1/3 dari
porsi yang disiapkan
DO:
- BB = 56 kg (setelah
sakit)
- TB = 155 cm
- BBI = 49,5-60,5 kg
-

4. DS: Restraint fisik Gangguan pola


Klien mengeluh susah tidur dan istirahat tidur
sering terbangun
DO:
 Klien nampak lemah
 Waktu tidur ± 6 jam/ hari

3.2 Diagnosa Keperawatan


No Diagnosa Tgl Ditemukan Tgl Teratasi
.
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses 12 April 2012
inflamasi pada hati
2. Intoleransi aktivitas berhubungan 12 April 2012
dengan kelemahan
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan 12 April 2012
faktor psikologis (keengganan makan)
4. Gangguan pola istirahat tidur 12 April 2012
berhubungan dengan restraint fisik
3.3 Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(NOC) (NIC)
1. Nyeri akut b/d proses inflamasi Setelah dilakukan intervensi 1. Aktivitas Keperawatan :
pada hati, ditandai dengan:
keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Membantu
Manajemen Nyeri
DS: diharapkan (NOC) membedakan
- Klien mengeluh sakit pada Kontrol Nyeri, Tingkat Nyeri 1. Observasi, catat lokasi dan
penyebab nyeri dan
perut sebelah kanan atas Ditingkatkan ke :
beratnya nyeri (skala 0-10),
 1 devisiasi berat dari kisaran data dasar untuk
DO: karakter nyeri menetap atau
normal/sangat berat intervensi berikutnya
- Klien nampak meringis hilng timbul
 2 devisiasi cukup berat dari
pada saat dikaji 2. Nyeri dapat
- Klien nampak gelisah kisaran normal/berat
- Nyeri yang  3 devisiasi sedang dari kisaran mempengaruhi vital
dialami berada pada 2. Observasi TTV tiap 12 jam sign sebagai reaksi
normal /cukup
skala sedang 4-6
- TTV :  4 devisiasi ringan dari kisaran kompensasi tubuh
TD : 150/90 mmHg normal/ringan
N : 95 x/i  5 tidak ada devisiasi dari 3. Meningkatkan
S : 37,5 oc istirahat, memusatkan
P : 24 x/i kisaran normal/tidak ada
3. Ajarkan menggunakan tehnik
Dengan kriteria hasil : perhatian , dapat
relaksasi : nafas dalam
 Mengenali kapan nyeri terjadi meningkatkan koping

(4) 4. Memberi kesempatan


 Menggambarkan faktor
bagi otot untuk
penyebab (4) 4. Beri posisi yang nyaman sesuai
relaksasi seoptimal
 Melaporkan nyeri yang (4)
keinginan klien
mungkin
terkontrol
 Nyeri yang di laporkan (4)
5. Obat analgetik dapat
 Tanda – tanda vital (4)
5. Kolaborasi dengan tim medis membantu
dalam pemberian obat analgetik mengurangi nyeri
 Inj ketorolac 1 amp/ 8 jam/IV
13.00 – 21.00 – 05.00

6. Berdiskusi dengan
6. Beritahu dokter jika tindakan
dokter tindakan apa
tidak berhasil atau jika keluhan
yang harus dilakukan
pasien saat ini berubah signifikan
lagi atau di ubah
dari pengalaman nyeri
kepada pasien
sebelumnya.

2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, Setelah dilakukan intervensi Aktivitas Keperawatan :


Terapi Aktivitas 1. Kekuatan otot dapat
ditandai dengan: keperawatan selama 3x 24 jam,
- DS : 1. Kaji kekuatan dan tonus otot dijadikan indicator
diharapkan (NOC)
Klien mengatakan aktivitasnya dibantu
Toleransi terhadap aktivitas ekstremitas klien dalam pemenuhan
oleh keluarganya karna kondisi klien Ditingkatkan ke :
aktivitas
 1 devisiasi berat dari kisaran
masih lemah
normal/sangat berat 2. Data dasar untuk
DO:  2 devisiasi cukup berat dari 2. Kaji kemampuan klien dalam intervensi berikutnya
 Klien nampak lemah kisaran normal/berat beraktivitas dan indicator untuk
 Kekuatan otot 4 4  3 devisiasi sedang dari kisaran
menilai
4 4 normal /cukup
Mampu melawan tahanan, tapi bukan  4 devisiasi ringan dari kisaran perkembangan
kekuatan penuh. normal/ringan 3. Klien akan terpenuhi
 5 tidak ada devisiasi dari 3. Bantu klien memenuhi
kebutuhannya
kisaran normal/tidak ada kebutuhannya
Dengan kriteria hasil : 4. Tirah baring lama

 Kemudahan dalam dapat menurunkan


4. Tingkatkan aktivitas sesuai
melakukan aktifitas hidup kemampuan , ini
toleransi
harian (4) terjadi karena
keterbatasan aktivitas
mengganggu periode
istirahat

5. Tanpa keluarga klien


5. Anjurkan kepada keluarga
tidak bisa berbuat
untuk lebih memperhatikan
apa-apa, karena itu
kebutuhan klien
keluarga sangat
dibutuhkan

3. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis Setelah dilakukan intervensi Aktivitas Keperawatan :
Manajemen Nutrisi
(keengganan makan), ditandai dengan: keperawatan selama 3x 24 jam,
1. Memberikan
1. Kaji status nutrisi klien
diharapkan (NOC)
DS: informasi tentang
Nafsu Makan termasuk diet harian
 Klien mengatakan nafsu makan Ditingkatkan ke : kebutuhan pemasukan
 1 devisiasi berat dari kisaran
menurun / defisiensi
 Klien mengatakan hanya normal/sangat berat
 2 devisiasi cukup berat dari 2. Timbang berat badan setiap
menghabiskan 1/3 dari porsi yang 2. Untuk mengetahui
kisaran normal/berat hari jika memungkinkan
disiapkan perkembangan berat
 3 devisiasi sedang dari kisaran
normal /cukup badan, apakah
DO:
 4 devisiasi ringan dari kisaran mengalami
 BB = 56 kg (setelah sakit)
normal/ringan peningkatan atau
 TB = 155 cm
 5 tidak ada devisiasi dari
 BBI = 49,5-60,5 kg penurunan
kisaran normal/tidak ada 3. Anjurkan klien makan dalam

Dengan kriteria hasil : porsi sedikit tapi sering 3. Buruknya toleransi

 Hasrat/keinginan untuk terhadap makanan

makan (4) yang banyak karena


 Intake Makanan (4 ) peningkatan tekanan
 Intake Nutrisi (4)
4. Anjurkan pada keluarga untuk intra abdomen
 Intake Cairan (4)
menyediakan makanan yang
4. Meningkatkan nafsu
menarik dan selalu hangat makan klien

5. Menganjurkan makan dalam


5. Menurunkan rasa
posisi tegak
penuh pada abdomen

6. Kolaborasi pemberian vitamin/ 6. Menambah nafsu


obat penambah nafsu makan makan klien
Curcuma tab. 3 x 1

4. Gangguan pola istirahat tidur b/d Setelah dilakukan intervensi Aktivitas Keperawatan :
Restraint fisik Peningkatan Tidur
keperawatan selama 3 x 24 jam,
Ditandai dengan : 1. Data dasar untuk
1. Kaji pola tidur klien
DS: diharapkan (NOC)
intervensi berikutnya
Klien mengeluh susah tidur dan sering Istirahat
Ditingkatkan ke : dan indicator untuk
terbangun
 1 devisiasi berat dari kisaran
DO: menilai
normal/sangat berat
 Klien nampak lemah perkembangan
 2 devisiasi cukup berat dari
 Waktu tidur ± 6 jam/ hari 2. Ciptakan lingkungan yang
kisaran normal/berat 2. Menurunkan
 3 devisiasi sedang dari kisaran tenang
rangsangan eksternal
normal /cukup sehingga klien dapat
 4 devisiasi ringan dari kisaran
beristirahat dengan
normal/ringan 3. Beri penjelasan tentang
 5 tidak ada devisiasi dari tenang
pentingnya istirahat
3. Agar klien mengerti
kisaran normal/tidak ada
tentang pentiingnya
Dengan kriteria hasil :
istirahat
4. Anjurkan mengkonsumsi
 Jumlah istirahat (4)
 Kualitas istirahat (4) makanan tinggi protein 4. Makanan tinggi
 Energi pulih setelah protein dapat
istirahat (4) membantu
merangsang tidur

3.4 Implementasi

NO DIAGNOSA HARI/
DX KEPERAWATAN TGL
JAM IMPLEMENTASI
1 Nyeri akut b/d proses Selasa, 08.30 1) Mengobservasi, mencatat lokasi dan beratnya nyeri (skala 0-
12 april 2011
inflamasi pada hati 10), karakter nyeri menetap atau hilang timbul: skala nyeri
sedang (4-6) pada perut kuadran kanan atas yang tidak
menetap( hilang timbul)
2) mengobservasi TTV
08.35 hasil: TD : 150/90 mmHg, N : 95 x/i
S : 37,5 oc P : 24 x/I
08.40 3) mengajarkan menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam
dengan menganjurkan klien menarik nafas dalam melalui
hidung dan dihembuskan perlahan – lahan melalui mulut,
ulangi 3-4 kali
08.50 Hasil : klien mampu melakukannya & klien merasa nyaman
4) mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien
hasil: klien dalam posisi supinasi
13.00
5) penatalaksanaan pemberian obat analgetik
Rabu, 13 april hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV
2011 21.00
05.00
5.

NO DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI


DX KEPERAWATAN TGL
II Intoleransi aktivitas b/d Selasa, 09.00 1. mengkaji kekuatan dan tonus otot ekstremitas klien
12 April 2011
kelemahan
Hasil : kekuatan otot 4 4

4 4
09.05 Mampu melawan tahanan tapi bukan kekuatan penuh
2. mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas
hasil : hampir seluruh kegiatan klien dilakukan di temapt tidur
09.15 dengan bantuan keluarga
3. membantu klien memenuhi kebutuhannya
hasil : klien dibantu oleh keluarganya untuk bangun
4. meningkatkan aktivitas sesuai toleransi
09.20 hasil : klien bangun dan kekamar mandi dibantu oleh keluarga
5. menganjurkan kepada keluarga untuk lebih memperhatikan
kebutuhan klien
09.25 Hasil: keluarga mengerti informasi yang diberikan

NO DIAGNOSA HARI/
JAM IMPLEMENTASI
DX KEPERAWATAN TGL
III Defisit nutrisi b/d faktor Selasa, 10.00 1. Mengkaji status nutrisi klien termasuk diet harian
psikologis (keengganan 12 April
Hasil : klien mengatakan tiap hari hanya makan bubur
makan) 2011
2. Menimbang berat badan setiap hari jika memungkinkan
10.05
hasil: BB= 56 kg
3. Menganjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering
10.15
hasil: klien makan sedikit - sedikit tapi klien tidak menghabiskan
makanannya
4. Menganjurkan pada keluarga untuk menyediakan makanan yang
11.20
menarik dan selalu hangat
Hasil: keluarga membawa makanan dari rumah
5. Menganjurkan makan dalam posisi tegak
11.30
Hasil: klien makan sambil duduk
12.00 6. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan
Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral
18.00 7. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan
Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral

NO DIAGNOSA HARI/
JAM IMPLEMENTASI
DX KEPERAWATAN TGL
IV Gangguan pola istirahat tidur Selasa, 11.35 1) mengkaji pola tidur klien
b/d restraint fisik 12 April hasil: klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak
2011
2) menciptakan lingkungan yang tenang
11.40
hasil: pengunjung dibatasi dan memberitahukan keluarga klien
agar tidak ribut saat klien sedang beristirahat
3) memberi penjelasan tentang pentingnya istirahat untuk
11.45
membantu memulihkan energi
hasil: klien mengerti penjelasan perawat
12.05 4) Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi protein
Hasil: klien minum susu dan telur saat makan
No Diagnosa keperawatan Evaluasi
1 Nyeri akut b/d proses Rabu, 13 April 2011 jam 07.00
inflamasi pada hati S: klirn masih mengeluh sakit perut
O: nyeri sedang skala 4
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. observasi dan catat berat dan karakter nyeri
2. observasi TTV
3. anjurkan tehnik relaksasi
4. atur posisi yang nyaman
5. kolaborasi pemberian analgetik
2 Intoleransi aktivitas b/d Rabu, 13 april 2011, jam 07.10
kelemahan S: klien mengatkan aktivitasnya masih dibantu oleh keluarga
O: klien tampak lemah
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. kaji kekuatan otot
2. kaji kemampuan klien dalam beraktivitas
3. bantu klien memenuhi kebutuhannya
4. tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
5. anjurkan keluarga untuk memperhatikan kebutuhan klien
3 Defisit nutrisi b/d faktor Rabu, 13 April 2011, jam 07.15
S klien mengatakan kurang nafsu makan
psikologis (keengganan
O: porsi makan tidak dihabiskan
makan) A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Kaji status nutrisi klien
2. Timbang berat badan setiap hari
3. Anjurkan makan dalam porsi sedikit tapi sering
4. Anjurkan makan dalam posisi tegak
5. Kolaborasi pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan

4 Gangguan pola istirahat Rabu, 13 April 2011


tidur b/d Restraint fisik S: klien mengatakan belum bisa tidur nyenyak
O: klien tampak lemah
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Kaji pola tidur klien
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
4. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi protein
BAB IV

Penutup

3.1 Kesimpulan

Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh
infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu :

1. hepatitis A
2. hepatitis B
3. hepatitis C
4. hepatitis D
5. hepatitis E

Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian


hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan
dan imun yang mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan
degranulasi sel mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang
terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan pembengkakan interstisium. Respon
imun yang timbul kemidian mendukung respon peradangan. Perangsangan komplemen dan
lisis sel serta serangan antibodi langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan
destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps
dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk
jaringan ikat dan fibrosis dihati.Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama,
sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.

Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal
b. Stadium ikterus
c. Stadium pemulihan

3.2 Saran

1. Biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat


2. Selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis

Daftar Pustaka
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Ester, Monica.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Blucheck, Gloria M, dkk.2013.Nursing Intervention Classification (NIC) 6 TH EDITION. United


Kingdom : Elseiver Inc.

Moorhead, Sue, dkk..2013. Nursing Outcames Classification (NOC) 5 TH EDITION. United


Kingdom : Elseiver Inc.

Vous aimerez peut-être aussi