Vous êtes sur la page 1sur 27

MAKALAH

ANALISIS RISIKO DAN PENGEMBALIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan-1

Nama Dosen :

Arinal Muna, SE., M.Si., Ak.

Disusun oleh :

Ratih Indawati (115040135)

Fitriyah Idah Sari (115040142)

3E – Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “ANALISIS RISIKO
DAN PENGEMBALIAN”. Penulisan makalah ini sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas Mata Manajemen Keuangan.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu segala saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini akan
diterima dengan senang hati. Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi
pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cirebon, Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Definisi Risiko dan Pengembalian ........................................................ 3
2.1.1 Definisi Risiko ............................................................................ 3
2.2.2 Definisi Pengembalian ............................................................... 3
2.2 Hubungan Risiko dan Pengembalian ................................................... 5
2.3 Perhitungan Dasar Risiko dan Pengembalian ...................................... 5
2.3.1 Perhitungan Return ..................................................................... 5
2.3.2 Perhitungan Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan .................. 6
2.4 Risiko dan Return dalam Konteks Portofolio........................................ 9
2.4.1 Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan ....................................... 9
2.4.2 Risiko Portofolio ......................................................................... 9
2.4.2.1 Kovarians Dua Aset .......................................................... 9
2.4.2.2 Koefisien Korelasi ............................................................. 11
2.5 Efek Diversifikasi .................................................................................. 13
2.6 Risiko dan Pengembalian (Return) Sekuritas Tunggal Berdasarkan
Model Indeks Tunggal ........................................................................ 17

ii
iii

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 20


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 20
3.2 Saran ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perhitungan Tingkat Keuntunganyang Diharapkan ......................... 6


Tabel 2.2 Perhitungan Kovarians ..................................................................... 10
Tabel 2.3 Efek Diversifikasi ............................................................................ 16

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Risiko Total, Sistematis, dan Tidak Sistematis ................................. 14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan


dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan
risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan
yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai
ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.

Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan


memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan
istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga
dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko
dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan
perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif
digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang
diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat
pengenbalian yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Risiko dan Pengembalian?
2. Bagaimana hubungan risiko dan pengembaliannya?
3. Bagaimana perhitungan dasar risiko dan pengembalian (return)?
4. Bagaimana risiko danreturn dalam konteks portofolio?
5. Bagaimana efek diversifikasi dalam penurunan risiko portofolio?
6. Bagaimana risiko dan return dalam sekuritas tunggal berdasarkan indeks
tunggal?

1
2

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa definisi risiko dan pengembalian.


2. Untuk mengetahui hubungan antara risiko dan pengembaliannya.
3. Untuk mengetahui Bagaimana perhitungan dasar risiko dan pengembalian
(return).
4. Untuk mengetahui bagaimana risiko dan return dalam konteks portofolio.
5. Untuk mengetahui efek diversifikasi dalam penurunan risko portofolio.
6. Untuk mengetahui risiko dan pengembalian (return) sekuritas tunggal
berdasarkan indeks tunggal.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
a. Agar mahasiswa dapat memahami mengenai analisis risiko dan tingkat
dan pengembaliannya.
B. Agar mahasiswa mengetahui cara menganalisis tingkat risiko dan
pengembaliannya guna mengambil keputusan yang tepat.
1.5 Sistematika Penulisan
Guna memahami lebih jelas makalah ini, dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan
BAB II: PEMBAHASAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai tujuan dari rumusan masalah yang terdapat
pada bab pendahuluan agar mahasiswa dapat memahami mengenai analisis
tingkat risiko dan pengembaliannya
BAB III : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan berdasarkan analisis
tingkat risiko dan pengembaliannya yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Risiko dan Pengembalian


2.1.1 Definisi Resiko
Risiko (risk) dapat diartikan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi di kemudian hari (future) akibat keputusan yang
diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Pembahasan risiko memiliki keterkaitan kuat dengan pembahasan
investasi.Sebagaimanadikemukakan oleh Raharjo, risiko adalah tingkat potensi
kerugian yang timbulperolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Setiap keputusan investasimemiliki keterkaitan kuat dengan terjadinya
risiko, karena perangkat keputusan investasi tidakselamanya lengkap dan dapat
dianggap sempurna. Namun demikiandalam keputusan tersebut terdapat berbagai
kelemahan yang tidak dianalisis dengan baik dan sempurna, sehingga risiko selalu
dijadikan barometer utama untuk menganalisis keputusan investasi yang akan
dilakukan. Joel G. Siegel dan Jae K. Shim' menjelaskan bahwa analisis risiko
adalah proses pengukuran yang disatukan dengan keputusan keuangan dan
investasi.
Sementara itu, David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill, dan Michael H.
Moffett4 mengatakan bahwa risiko dasar adalah:
”..the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities.”
Bedasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, secara umum risiko dapat
dianggap sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi
nantinya dengan keputusan yang diarnbil berdasarkan suatu pertimbangan.

2.1.2 Definisi Pengembalian


Pengembalian(return) adalah keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan, individu dan institusidari hasil kebijakan investasi yang telah
dilakukan. R. J. Shook' mendefinisikan imbal hasil sebagai laba investasi, baik

3
4

melalui bunga maupun dividen. Ada beberapa pengertian imbal hasil yang umum
dipakai dalam dunia investasi, yaitu:
a. Imbal hasil atas ekuitas (return on equity—ROE) yang diperoleh dengan
membagi pendapatan bersih dengan ekuitas pemegang saham.
b. Imbal hasil atas modal (return on capital) merupakan pembayaran kas
tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil
modal yang diinvestasikan, bukan distribusi dividen. Investor mengurangi
biaya investasi dengan jurnlah pembayaran.
c. Imbal hasil atas investasi (return on investment—ROI) diperoleh dengan
cara membagi pendapatan sebelum pajak dengan investasi untuk
memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan
laba.
d. Imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital) yang diperoleh
dengan cara membagi pendapatan bersih dan pengeluaran bunga
perusahaan dengan total kapitalisasi perusahaan.
e. Imbal hasil realisasi (realized return) merupakan imbal hasil yang telah
terjadi.
f. Imbal hasil atas kekayaan bersih (return on net work) merupakan imbal
basil yang diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan kekayaan bersihnya.
g. Imbal hasil atas penjualan ( return on sales). Return on sales digunakan
untuk merentukanefisiensi operasi perusahaan. Seseorang dapat
membandingkan penentase perjualanbersihnya (yang mencerminkan laba
sebelum pajak) terhadap variabel yang sama dari periode sebelumnya.
Persentase yang menunjukkan tingkat efisiensi operasi inibervariasi antar
industri.
h. Expected return merupakan imbal hasil yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor di masa mendatang.
i. Total return merupakan keseluruhan imbal hasil yang diperoleh dari suatu
inveqasi dalam suatu periode tertentu.
5

j. Imbal basil realisasi portofolio (portfolio realized return) merupakan rata-


rata tertimbang dari imbal hasil yang terealisasi dari masing- masing
sekuritas tunggal yang ada di dalam portofolio tersebut.
k. Portfolio expected return merupakan rata-rata tertimbang dari imbal hasil
yang diharapkan dari masing-masing sekuritas tunggal yang ada di dalam
portofolio.

2.2 Hubungan Risiko dan Pengembalian


Risk and return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan,
institusi dan individu atas keputusan investasi yang telah dibuat baik berupa
kerugian maupun keuntungan, dalam suatu periode akuntansi. Dalam dunia
investasi, dikenal adanya hubungan kuat antara risk dan return. Jika risikonya
tinggi, maka imbal hasil yang akan diperoleh juga tinggi. Sebaliknya, jika imbal
hasil yang diperoleh rendah, maka risiko yang dihadapi juga akan rendah.
bentuk hubungan antara risiko dan imbal hasil adalah:
a) Bersifat linier atau searah.
b) Semakin tinggi imbal hasil, risikonya juga akan semakin tinggi.
c) Sernakin besar aset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi, maka
semakin besarpula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
d) Kondisi hubungan yang bersifat linier hanya mungkin terjadi pada pasar
yang bersifat normal, karena pada kondisi pasar yang tidak normal kondisi
tersebut dapat berubah (tidak seperti yang diharapkan).

2.3 Risiko dan Pengembalian (Return) : Perhitungan Dasar


2.3.1 Perhitungan Return
Dalam bahasa sehari-hari, return adalah tingkat keuntungan. Misalkan
kita membeli saham dengan harga RP1.000,00, kemudian satu tahun mendatang
kita jual dengan harga RP1.200,00. Perusahaan membayar dividen sebesar
Rp100,00 pada tahun tersebut. Berapa tingkat keuntungan atau return investasi
kita tersebut? Tingkat keuntungan dihitung sebagai berikut ini.
6

(Rp l. 200,00 + Rp100,00 − RP I .000,00)


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = x 100%
𝑅𝑝1.000,00

= (Rp300,00 / Rp1.000,00) x 100% = 30%

Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut ini.

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = {[(𝑃𝑡 + 𝑃𝑡−1 ) + 𝐷𝑡 /]𝑃𝑡−1 } X 100%

di mana Pt = Harga atau nilai pada periode t


Pt−1 = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
Dt = Dividen yang dibayarkan pada periode t
Periode tersebut bisa harian, bulanan, atau tahunan.Dalam contoh di atas, periode
tersebut adalah tahunan.Dengan demikian, pada contoh di atas, kita bisa
mengatakan, investor memperoleh keuntungan sebesar 30% per tahun.

2.3.2 Perhitungan Tingkat Keuntungan (Return) yang Diharapkan danRisiko


Risiko bisa didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.Untuk mengoperasionalkan definisi tersebut, kita bisa
menggunakan standar deviasi yang menghitung dispersi (penyimpangan) dari
hasil yang diharapkan.Dengan demikian standar deviasi kita gunakan untuk
mengukur risiko, semakin besar standar deviasi tingkat keuntungan suatu aset,
semakin tinggi risiko aset tersebut.
Misalkan ada dua aset A dan B. Misalkan kita memperkirakanBeberapa
skenario di masa mendatang sebagai berikut ini, dengan probabilitas dan tingkat
keuntungan (return) yang terjadi.

Tabel2.1 Perhitungan Tingkat Keuntunganyang Diharapkan


KondisiPerekonomian Probabilitas Astra Niaga
Sangat baik 0,20 20% 2.5%
Baik 0,20 10 4
7

Normal 0,20 7.5 6


Jelek 0,20 5 6.5
Sangat jelek 0,20 2.5 7
Tingkat keuntungan yangdiharapkan 9% 5,2%

Perhatikan bahwa probabilitas berjumlah satu (0,2 +0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 = 1).
Ada dua hukum probabilitas: (I) Jumlah probabilitas harus sama dengan 1, dan (2)
Nilai probabilitas harus lebih besar atau sama dengan nol. Kedua hal tersebut
merupakan persyaratan dari probabilitas. Berapa tingkat keuntungan dan risiko
untuk aset A dan B? Tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) bisa
dihitung sebagai berikut ini.:

E(RA) = 0,20 (20%) + 0.20 (10%) + 0.20 (7.5%) + 0.20 (5%)+ 0.20 (2,5%) = 9%
E(RB) = 0.20 (2,5%)+ 0,20 (4%) + 0.20 (6%) + 0.20 (6.5%) + 0.20 (7%) = 5,2%

Terlihat bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan untuk saham A lebih tinggi
dibandingkan B. Apakah dengan demikian aset A lebih dipilih dibanding aset B?
Kita akan melihat dimensi lain, yaitu risiko untuk menentukan daya tarik investasi
A dan B. Risiko-bisa dihitung dengan menghitung standar deviasi return masing-
masing saham.
Perhitungan standar deviasi untuk masing-masing saham bisa dilakukan
sebagai berikut ini.Pertarna kita menglitung varians ruurn untuk masing-masing
saham. Setelah varians ditemukan, standar deviasi dihitung sebagai akar dari
varians return tersebut.
𝜎A2 = 0.25 (20-9)2 + 0.25 (10-9)2 + 0,25 (7,5-9)2 + 0.25 (5-9)2 + 0,25 (2,5-
9)2
= 36,5
𝜎A = (36,5)1/2 = 6,04 %
𝜎 B2 = 0,25 (2,5 – 5,2)2 + 0,25 (4 – 5,2)2 +0,25 (6 – 5,2)2 + 0,25 (6,5 – 5,2)2 +
0,25 (7-5,2)2
=2,68
8

𝜎B = (2,68)1/2 = 1,69%

Dalam perhitungan di atas, penyimpangan dari mean (return yang diharapkan)


dikuadratkan. Cara semacam itu dilakukan karena jika tidak kita kuadratkan,
penyimpangan positif dan negatif akan cenderung menghasilkan angka nol jika
dijumlahkan. Kuadrat juga bisa dilihat sebagai pembobot, dalam hal ini
penyimpangan yang semakin besar akan menjadi lebih besarjika dikuadratkan,
baik untuk penyimpangan negatif maupun positif. Alasan Iain adalah kita
menginginkan angka yang positif untuk standar dcviasi, yang berarti angka yang
positif untuk risiko.
Contoh di atas menunjukkan angka-angka yang kita harapkan, yaitu
semakin tinggi risiko suatu aset, semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diharapkan dari aset tersebut. Dalam pasar yang efisien, hal semacam itu yang
akan terjadi. Tetapi jika pasar tidak efisien, masih ada ketidaksempurnaan pasar,
kita bisa mengharapkan aset yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi
tetapi menopunyai risiko yang rendah.
Secara umum, formula untuk menghitung tingkat keuntungan yang
diharapkan dan risiko (standar deviasi) dari tingkat keuntungan tersebut adaiah
sebagai berikut ini.

E(R) = ∑ pi Ri
σR2 = ∑ pi (Ri-E(R))2
σR = (σR2)1/2
dimana; E(R) = tinglat keuntungan yang diharapkan
pi = probabilitas/kondisi skenaario i
Ri =Return atau tingkat keuntungan pada skenario i
𝜎R = standar deviasi return (tk. Keuntungan)
𝜎 R2 = varians return (tingkat keuntungan)
9

2.4 Risiko dan Return Dalam Konteks Portofolio


2.4.1 Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
Portofolio adalah gabungan dari dua aset atau lebih. Dalarn contoh di
atas, jika kita menggabungkan aset A dan B menjadi portofolio, dengan proporsi
masing-masing 50%, bagaimana tingkat keuntungan yang diharapkan dan
risikonya? Tingkat keuntungan portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari
tingkat keuntungan aset individualnya. Misal portofolio tersebut kita beri simbol
dengan P, tingkat keuntungan P adalah

E(Rp) = 0.5 (9) + 0.5 (5.25) = 7.13%

Dengan kata Iain, formula tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu
portofolio bisa dituliskan sebagai berikut:

E(Rp) = ∑Xi E(Ri)

Dimana E(Rp) = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio


Xi = proporsi (bobot) untuk aset individu i
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset individual i

2.4.2 Risiko portofolio


2.4.2.1 Kovarians Dua Aset
Perhitungan risiko portofolio lebih kompleks.Risiko portofolio tidak
hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko individualnya.Risiko (varians)
portofolio, untuk portofolio dengan dua aset, bisa dihitung sebagai berikut ini.

𝜎 p2 = XA2 𝜎A2 + Xa2 𝜎a2 + 2 XA XB 𝜎AB

dimana XA dan XB = proporsi investasi untuk aset A dan B


σA2 dan σB2 = varians return aset A dab return aset B
σAB = kovarians return aset A dan return aset B
10

Dari term-term di atas, hanya term σAB(kovarians return aset A dengan


B) yang belum kita bicarakan. Kovarians return dua aset mengukur arah
pergerakan dua aset tersebut. Misal kita mernpunyai plot return dua aset X dengan
Y dan X dengan Z.
Dalam gambar pertama pergerakan harga Y cenderung berlawanan
dengan pergerakan harga X, pada saat harga X naik, harga Y cenderung menurun.
X dengan Y mempunyai arah pergerakan yang berlawanan. Dengan kata lain,
kovarians X dengan Y adalah negative. Kemudiahyang kedua pergerakan harga X
dengan Z cenderung searah. Dengan kata lain, kovarians X dengan Z adalah
positif. Kovarians antar dua aset dihitung dengan formula sebagai berikut ini.

𝜎AB = ∑ pi (RAi - E(RA)) (RBi – E(RB))

Dimana pi = probabilitas untuk skenario i


RAi dan RBi = return aset A dan B untuk skenario i
E(RA), E(RB) = expected return untuk aset A dan Aset B

Tabel 2.2 Perhitungan Kovarians

KondisiPerekonomian Probabilitas (A) (B) Kovarians A dengan B

Sangat baik 0,20 20 2.5 0,2 (20-9) (2,5-5,25) =-


Baik 0,20 10 4 6,05
Normal 0,20 7.5 6 0,2 (10-9) (4-5,25) =-
Jelek 0,20 5 6.5 0,25
Sangat jelek 0,20 2.5 7 0,2 (7,5-9) (6-5,25)= -
0,225
0,2 (5,0-9) (6,5 – 5,25) =
-1
0,2 (2,5) (7-5,25) =-
2,275
11

1,00 9% 5,25% =-
9,80

Pada tabel tersebut.terlihat kovarians A dengan B bertanda negatif sebesar 9,8


yang berarti pergerakan harga aset A dengan B berlawanan arah.
Setelah mengetahui kovarians aset A dengan B tersebut, kita bisa
menghitung varians portofolio C (gabungan A dengan B dengan komposisi
masing-masing 50%) dengan menggunakan formula sebagai berikut ini. :

𝜎 p2 = XA2 σA2 + XB2𝜎B2 + 2 XA XB σAB


𝜎P2 = (0,5)2 (6,04)2 + (0,5)2 (1,69)2 + 2 (0,5) (0,5) (-9,80)
𝜎P2 = 4,93
σp = 2,22%

Risiko tersebutlebih rendah dibandingkan rata-rata tertimbang


risikoindividualnya.
𝜎p = 0,5 (6,04) + 0,5 (1,69)
= 3,87%
Risiko portofolio yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang
risiko individualnya menunjukkan adanya manfaat diversifikasi. Manfaat
diversifikasi tersebut karena kovarians yang negatif (arah pergerakan yang
berlawanan arah) antara aset A dengan aset B. Jika korelasi antara duat aset lebih
kecil dari satu, maka akan ada manfaat penurunan risiko melalui diversifikasi.

2.4.2.2 Koefisien Korelasi


Meskipun kovarians bisa memberi gambaran arah pergerakan dua aset,
tetapi angka kovarians sensitif terhadap unit pengukuran. Misalkan dalam contoh
di atas, return tidak dinyatakan dalam persentase, tetapi dalam desimal. Sebagai
contoh, return sekuritas A dan B pada kondisi sangat baik adalah 0,2 dan 0,025,
dan seterusnya. Kovarians yang dihitung dengan formula di atas adalah -0,00098.
Angka tersebut lebih kecil dibandingkan —9,80 dari tabel di atas. Apakah dengan
12

demikian arah pergerakan dengan unit desimal lebih kecil dibandingkan dengan
unit persentase? .lawabannya tidak, karena kita tahu data untuk keduanya pada
dasarnya sama, hanya berbeda dalam unitnya.
Untuk menghilangkan kelemahan tersebut, koefisien korelasi bisa
dihitung.Koefisien tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.
𝜎AB= ГAB σA σA atau ГAB = σAB/σA𝜎B
Dimana ГAB = return aset A dengan return aset B
dengan menggunakan contoh diatas, kolerasi antara return aset A dengan return
aset B bisa dihitung sebagai berikut ini.

ГAB = σAB/σA𝜎B
= -9,80 / (6,04 x 1,69)
= -0,96

Kolerasi mempunyai angka antara -1 sampai +1 Inklusif (-1 < = ГAB < = +1).
korelasi merupakan kovarians yang di standardisir dengan standar deviasi masing-
masing aset.Korelasi yang positif menunjukkan hubungan yang searah antara
duaaset tersebut, sementara korelasi yang negatif menunjukkanhubungan
yangberlawanan arah antara dua aset tersebut. Semakin mendekatiangka
satu(positif atau negatif). semakin tinggi kaitan antara dua aset tersebut, baik
kaitan positif (jika mendekati angka +1) ataupun kaitan negatif (jika mendekati
angka -1).Koetisien korelasi bisa dilihat sebagai pengukur arah pergerakan dua
aset yang di standardisir (dalam hal standardisir melalui standar deviasi). Gambar
berikut ini menggambarkan plot return dua aset dengan koefisien korelasi +1,-1,
dan 0,01 (mendekati 0).
Dalam contoh di atas, koefisen korelasi antara sekuritæs A dengan sekuritas B
adalah :
ГAB = -9,80 / (6,04 x 1,69)
= -0.96007
Korelasi antara kedua sekuritas tersebut menunjukkan angka yang
mendekatinegatif 1, yang berarti terjadi korelasi yang negatif yang hampir
13

sempurna.Dengan korelasi semacam itu, potensi penurunan risiko melalui


diversifikasimenjadi cukup besar.

2.5 Efek Diversifikasi


Dalam contoh di atas, dengan menggabungkan dua aset yang
mempunyaikovarians yangnegatif, risiko portofolio (yang diukur
melaluivariansnya) cenderung menurun.Dengan kata Iain, diversifikasi, yaitu
menginvestasikan pada beberapa aset, cenderung menghasilkan risiko yang
lebihkecil.Barangkali Anda sering mendengar istilah ‘jangan menaruh telur dalam
satu keranjang'. Jika keranjang tersebut jatuh, maka ada kemungkinan
bahwateluryang kita punyai akan pecah semuanya. Tetapi jika telur kita sebar
padabeberapa keranjang, satu keranjang yang jatuh tidak akan
menghancurkansemua telur yangkita punyai.
Kunci dalam penurunan risiko portofolio adalah kovarians (atau
koefisien korelasi) antar-aset.Koefisien korelasi yang semakin mendekati
negativesatu mempunyai potensi yang lebih besar untuk menurunkan
risikoportofolio.Secara umum koefisien korelasi antarsaham mempunyai tanda
positifdan relatif kecil. Koefisien yang semacam itu sudah cukup baik untuk
menurunkan risiko portofolio.Hanya jika koefisien korelasi antara dua asset sama
dengan satu (sempurna searah), maka diversifikasi tidak mempunyai efek
penurunan risiko.Dalam situasi ini, risiko portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari risiko aset individualnya.
Secara umum, jika jumlah aset dalam portofolio ditambah (misal
ditambah secara random), ada kecenderungan risiko portofolio tersebut semakin
mengecil.Semakin ditambah jumlah asetnya, penurunan risiko portofolio semakin
kecil. Dengan kata lain, risiko akan semakin menurun dengan tingkat penurunan
yang semakin melambat, dengan ditambahnya jumlah aset dalam portofolio.
14

Gambar 2.1Risiko Total, Sistematis, dan Tidak Sistematis

Gambar tersebut rncnunjukkan risiko portofolio, yang dihitung dengan


standar deviasi, menunjukkan penurunan yang semakin melambat, dengan
ditambahnya jumlah sekuritas.Pola semacam itu merupakan pola yang diharapkan
jika kita menambah sekuritas secara random ke suatu portofolio.Gambar tersebut
menunjukkan bahwa untuk risiko total, ada sebagian risiko yang bisa dihilangkan
melalui diversifikasi.Tetapi ada sebagian lagi yang tidak bisa dihilangkan melalui
diversifikasi.Risiko yang bisa dihilangkan tersebut disebut sebagai risiko tidak
sistematis (risiko pasar), sedangkan risiko yang tidak bisa dihilangkan disebut
sebagai risiko sistematis.
Sebagai contoh, misal kita mempunyai saham perusahaan
Astra.Kemudian terjadi kebakaran pabrik perusahaan tersebut, yang
mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan tersebut. Karena merupakan
kejadian jelek bagi Astra, harga saham perusahaan tersebut akan mengalami
penurunan, Kita akan mernperoleh kerugian. Bisakah risiko tersebut dihilangkan
atau dikurangi?Misalkan kita juga mempunyai saham Indomobil.Portofolio kita
terdiri dari saham Astra dan Indomobil.Berita buruk bagi Astra tersebut
barangkali merupakan berita baik bagi Indomobil. Karena pasokan Astra
15

berkurang, pasokan dari Indomobil barangkali bisa meningkat, yang berarti


penjualan Indomobil akan meningkat. Karena penjualan meningkat, harga saham
Indomobil akan naik. Jika kita mempunyai portofolio yang terdiri dari dua saham
tersebut, kerugian dari Astra bisa dikompensasi oleh keuntungan dari
Indomobil.Contoh di atas menunjukkan bahwa sebagian risiko memegang saham
Astra bisa 'dihilangkan• (dikompensasi).Risiko kebakaran pabrik Astra
merupakan risiko tidak sistematis, atau bisa disebut juga sebagai risiko spesifik
perusahaan.
Misalkan sekarang terjadi resesi perekonomian di Indonesia sehingga
permintaan terhadap produk-produk Indonesia (termasuk mobil) melemah.situasi
tersesut akan terjadi penurunan penjualan mobil untuk keduaperushaan tersebut.
dan harga saham kedua perusahaan tersebut juga akan mengalami penurunan.
Risiko resesi perekonomian Indonesia merupakan coatoh risiko yang tidak bisa
dihilangkan melalui diversifikasi, atau me- rupakan contoh risiko sistematis.Kita
bisa menghilangkan risiko sistematis tersebut jika kita memperluas aset dalam
portofolio kita, misal dengan memasukkan aset dari luar negeri. Dalam situasi
tersebut, resesi di Indonesia barangkali bisa dikompensasi oleh boom
perekonomian di negara lain. Dalam konteks tersebut, resesi negara Indonesia
(domestik) merupakan risiko tidak sistematis.Kecuali jika terjadi resesi dunia
yang mempengaruhi semua negara.Dalam hal ini resesi dunia merupakan risiko
sistematis.
Beberapa studi menunjukkan bahwa jumlah sekuritas sekitar 15-20 bisa
dipakai untuk melakukan diversifikasi yang efektif. Tabel berikut ini
menunjukkan penurunan risiko portofolio jika sekuritas dipilih secara random dan
kemudian ditambahkan ke dalam portofolio (menggunakan data Amerika Serikat,
yaitu saham yang listing di New York Stock Exchange).
16

Tabel 2.3 Efek Diversifikasi


Jumlah Sekuritas Varians Portfolio Jumlah Sekuritas Varians Portofolio
1 46,611 100 7,453
2 26,839 125 7,374
4 16,948 150 7.321
6 13,651 175 7,284
8 12.003 200 7.255
10 11,014 250 7.216
12 10.354 300 7,190
14 9.883 350 7,171
16 9.530 400 7,157
18 9.256 450 7,146
20 9,036 500 7,137
25 8,640 600 7,124
30 8,376 700 7,114
35 8,188 800 7,107
40 8,047 900 7,102
45 7,937 1000 7,097
50 7.849 Tidak terbatas 7,058
75 7,585

Untuk satu aset, varians yang diharapkan adalah 46,62. Jika aset
ditambah, maka varians cenderung menurun.Penurunan pertama (dari satu kedua
aset) cukup drastis, yaitu turun dari 46 ke 26.Penurunan berikutnya relatif lebih
kecil.Jika aset ditambah terus, penurunan menunjukkan angka yang semakin
kecil.Dari 900 aset ke 1000 aset, varians hanya turun dari 7,097 ke
7,058.Kovarians rata-rata adalah 7,058 untuk saham-saham di NYSE.Terlihat
penurunan risiko semakin mendekati kovarians rata-rata tersebut. Tabel di atas
menunjukkan bahwa sebagian dari risiko total bisa dihilangkan melalui
diversifikasi. Risiko total adalah 46.Risiko yang tinggal (tidak bisa dihilangkan)
17

adalah sekitar 7. Dengan demikian risiko yang bisa dihilangkan melalui


diversifikasi adalah sekitar 39 atau (39/46) x 100% = 85%. Risiko sistematis
mencakup sekitar 15% dari risiko total. Risiko total biasanya diukur dengan
varians atau standar deviasi return suatu aset. Bagian awal bab ini menjelaskan
perhitungan varians atau standar deviasi. Risiko sistematis dihitung melalui
formula:

βi = σiM/σ2M

Dimana βi = Beta atau resiko sistematis aset i


σ iM = kovarians antara return aset i dengan aset pasar
σ 2M = varians return pasar

Sebagai contoh, misalkan standar deviasi return pasar adalah 25%,


standardeviasi aset i adalah 20%, korelasi antara return aset i dengan return pasar
adalah 0,8. Beta aset i bisa dihitung sebagai berikut ini.

𝛽i = [ (0,25) ( 0,20) (0,8) / (0,25)]


= 0,64

Risiko tidak sistematis diukur melalui varians dari residual regresi model
pasar onarket model). Bab berikutnya akan membicarakan lebih detail
perhitungan risiko sistematis dan tidak sistematis, dan isu lainnya yang berkaitan.

2.6 Risiko dan Return Sekuritas Tunggal Berdasarkan Model Indeks Tunggal
Untuk mengatasi masalah tersebut, William Sharpe (1963)
mengembangkan model indeks tunggal (single index model).Menurut model
tersebut, return suatu sahamaset dipengaruhi oleh faktor bersama tunggal, sebagai
berikut ini.
18

Rit = αi+ βi Ft + eit

Faktor bersama yang dimaksudkan, biasanya adalah return pasar.


Dengan kata lain, pergerakan return saham dipengaruhi oleh return pasar. Asumsi
semacam itu sangat masuk akal, karena berdasarkan observasi, jika kondisi pasar
baik, maka return saham individual pada umumnya juga akan baik. Sebaliknya,
jika kondisi pasar buruk, maka return saham individual pada umumnya juga akan
buruk. Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset i tersebut bisa dituliskan
sebagai berikut ini.

E(Ri) = αi + ßi, E(RM)

Menurut model indeks tunggal, total risiko bisa dipecah ke dalam dua komponen
yaitu:

σ i2 = βi2 σM2 + σei2

Dimana σi2 = risiko total (varians sekuritas i)


βi 2 = beta sekuritas i (risiko sistematis sekritas i)
σM 2 = varians return pasar
σei2 = varians error sekuritas i

Persamaan di atas menunjukkan bahwa risiko total bisa dipecah ke


dalam dua bagian: (l) risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi
(risiko sistematis), dan (2) risiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi
(risiko tidak sistematis). Risiko sistematis terlihat melalui (beta saham i).
Misalkan risiko sistematis aset i adalah 0,8, standar deviasi pasar adalah
25%. standar deviasi residual adalah 20%. Dengan menggunakan model indeks
tunggal, risiko aset tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.

σi 2 = (0,8)2 (0,25)2 = (0,40)2 = 0,08


19

σi = (0,08)1/2
= 0,28 atau 28%

Model indeks tunggal merupakan pendekatan terhadap model


perhitungan risiko Markowitz Karena itu hasil yang diperoieh dari model indeks
tunggal bisa berbeda dengan perhitungan secara langsung (dengan Markowitz,
langsung menghitung standar deviasi return aset).Biasanya hasil yang diperoleh
oleh model indeks tunggal cenderung lebih rendah dari perhitunganlangsung.Hal
tersebut dikarenakan model indeks tunggal mengasumsikan kowarians antarsaham
adalah 0.Penulisan model indeks tunggal yang lebih lengkap adalah sebagai
berikut.

σ i2 = βi2 σM2 + σei2

Jika kovarians dengan saham lainnya mempunyai nilai negatif, maka


model indeks tunggal akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan yang
seharusnya. Jika kovarians dengan saham Iainnya mempunyai nilai positif,maka
model indeks tunggal akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan
yang seharusnya. Karena secara umum korelasi antarsaham adalah positif, maka
risiko yang dihitung dengan model indeks tunggal akan cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan risiko yang dihitung langsung (dihitung langsung
variansnya). Secara umum, perbedaan antara risiko yang dihitung melalui model
indeks tunggal dengan cara iangsung, cukup kecil. Sehingga bisa dikatakan model
indeks tunggal cukup akurat. Bab berikutnya akan memberikan contoh
perhitungan dengan menggunakan data sesungguhnya.
Model indeks tunggal ditujukan untuk memecahkan masalah
perhitungan risiko dengan model Markowitz, Dengan menggunakan model indeks
tunggal, maka parameter yang perlu dihitung untuk menghitung risiko aset i
adalah 0M , dan Untuk portofolio, ketiga parameter tersebut yang harus dihitung.
Karena itu, untuk portofolio, model indeks tunggal membantu menyederhanakan
perhitungan risiko model Markowitz.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Risiko (risk) dapat diartikan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi di kemudian hari (future) akibat keputusan yang
diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Pengembalian (return)
adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari
hasil kebijakan investasi yang telah dilakukan. Jadi risiko dan pengembalian
adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dan individu atas keputusan
investasi yang telah dibuat. baik berupa kerugian maupun keuntungan, dalam
suatu periode akuntansi. Dimana risiko dan pengembalian memiliki hubungan
yang sangat erat, jika risikonya tinggimaka pengembalian yang akan diperoleh
juga tinggi. Sebaliknya, jika pengembalian yang diperoleh rendah, maka risiko
yang dihadapi juga akan rendah.Portofolio adalah gabungan dari dua aset atau
lebih.Risiko portofolio yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
tertimbang risiko individualnya menunjukkan adanya manfaat
diversifikasi.diversifikasi, yaitu menginvestasikan pada beberapa aset, cenderung
menghasilkan risiko yang lebihkecil.

3.2 Saran
Kepada semua yang membaca makalah ini baik akademisi ataupun
mahasiswa diharapkan dapat menerima manfaat dari pada isi dari makalah ini.
Adapun sistematika penulisan dan isi makalah kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangannya, maka kami mengharapkan kritik dan saranyang
membangun dari para pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sjahrial, Dermawan. 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta: Mitra


Wicana Media.

vi

Vous aimerez peut-être aussi