Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Trauma thorak semakin meningkat sesuai dengan kemajuan transportasi dan


kondisi sosial ekonomi masyarakat.· Di Amerika Serikat didapatkan 180.000 kematian
pertahun karena trauma. 25 % diantaranya karena trauma thorak langsung, sedangkan
5 % lagi merupakan trauma thorak tak langsung atau penyerta.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa definisi trauma thorak ?
1.2.2 Apa etiologi trauma thorak ?
1.2.3 Bagaimana manifestasi klinis trauma thorak !
1.2.4 Apa patofisiologi trauma thorak ?
1.2.5 Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada klien trauma thorak !
1.2.6 Bagaimana perawatan dan pengobatan pada klien trauma thorak!
1.2.7 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien trauma thorak !

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses


asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien trauma thorax

1.3.2 Tujuan Khusus


Setelah membaca makalah ini, mahasiswa akan mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang trauma thorak

1
1.3.2.1 Mengidentifikasi klasifikasi trauma thorak.
1.3.2.2 Mengidentifikasi masalah-masalah mendesak akibat trauma thorak.
1.3.2.3 Menguraikan patofisiologi dari trauma thorak.
1.3.2.4 Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan trauma thorak
1.3.2.5 Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan trauma thorak
1.3.2.6 Mengidentifikasi penatalaksanaan keperawatan mandiri dan kolaboratif pada
kasus trauma thorak.
1.3.2.7 Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan trauma thorak
1.3.2.8 Mengidentifikasi penatalaksanaan keperawatan mandiri dan kolaboratif pada
kasus trauma thorak.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1.4.1 Mengetahui definisi trauma thorak
1.4.2 Mengetahui etiologi trauma thorak
1.4.3 Mengetahui manifestasi trauma thorak
1.4.4 Mengetahui patofisiologi trauma thorak
1.4.5 Mengetahui pemeriksaan diagnostic pada klien trauma thorak
1.4.6 Mengetahui perawatan dan pengobatan pada klien trauma thorak
1.4.7 Mengetahui cara menyusun konsep asuhan keperawatan pada klien trauma
thorak

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1. DEFINISI

Trauma thorak adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang-tulang sangkar dada, pleura dan paru-paru,
diafragma ,atau organ-organ dalam mediastinum baik oleh benda tajam maupun
tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernafasan.

Cedera pada dada secara luas diklasifikasikan menjadi dua kelompok: cedera
penetrasi dan tumpul. Cedera penetrasi (misalkan: pneumotoraks terbuka,
hemotoraks, ceder trekheobronkhial, kontusio pulmonal, ruptur diafragma)
mengganggu integritas dinding dada dan mengakibatkan perubahan dalam tekan
intratoraks. Cedera tumpul (nonpenetrasi) (mis. Pneumotoraks tertutup,
pneumotoraks tensi, cedera trakheobronkhial, flail chest, rupture diafragma, cedera
mediastinal, fraktur rusuk) merusak struktur didalam rongga dada tanpa mengganggu
integritas dinding dada.

Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat
gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001).

Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang
dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer,
2001).

Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik
trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Hudak, 1999 dan Lap. UPF bedah, 1994).

3
2.2 ETIOLOGI

Penyebab utama cedera pada dada adalah kecelakaan kendaraan bermotor,


misalnya sepeda motor atau mobil. Pukulan benda-benda tumpul pada dada, atau
akibat terjatuhnya juga dapat menyebabkan cedera dada nonpenetrasi. Luks penetrasi
umumnya diakibatkan oleh tusukan senjata tajam atau luka akibat tembakan.

Trauma thorak dapat disebabkan oleh :


2.2.1. Tension pneumothorak-trauma thorak pada selang dada, penggunaan therapy
ventilasi mekanik yang berlebihan, penggunaan balutan tekan pada luka dada
tanpa pelonggaran balutan.
2.2.2. Pneumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang iga, ruptur oleh
vesikel flaksid yang seterjadi sebagai sequele dari PPOM.
2.2.3. Tusukan paru dengan prosedur invasif.
2.2.4. Kontusio paru-cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa
benda berat.
2.2.5. Pneumothorak terbuka akibat kekerasan (tikaman atau luka tembak)
2.2.6. Fraktur tulang iga
2.2.7. Tindakan medis (operasi)
2.2.8. Pukulan daerah thorak

2.3 MANIFESTASI KLINIS


2.3.1 Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi.
2.3.2 Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi.
2.3.3 Klien menahan dadanya dan bernafas pendek.Dyspnea, takipnea
2.3.4 Takikardi
2.3.5 Tekanan darah menurun.
2.3.6 Gelisah dan agitasi
2.3.7 Kemungkinan cyanosis.

4
2.3.8 Batuk mengeluarkan sputum bercak darah.
2.3.9 Hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit.

2.4 PATOFISIOLOGI

Trauma benda tumpul pada bagian dada / thorax baik dalam bentukkompresi
maupun ruda-paksa (deselerasi / akselerasi), biasanya menyebabkan memar / jejas
trauma pada bagian yang terkena. Jika mengenai sternum,trauma tumpul dapat
menyebabkan kontusio miocard jantung atau kontusio paru. Keadaan ini biasanya
ditandai dengan perubahan tamponade spada jantung, atau tampak kesukaran
bernapas jika kontusio terjadi pada paru-paru.

Trauma benda tumpul yang mengenai bagian dada atau dinding


thorax juga seringkali menyebabkan fraktur baik yang berbentuk tertutup maupun
terbuka. Kondisi fraktur tulang iga juga dapat menyebabkan Flail Chest , yaitu suatu
kondisi dimana segmen dada tidak lagi mempunyai kontinuitas dengankeseluruhan
dinding dada. Keadaan tersebut terjadi karena fraktur iga multipel pada dua atau
lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur. Adanyasemen fail chest
(segmen mengambang) menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada.
Jika kerusakan parenkim paru di bawahnya terjadisesuai dengan kerusakan pada
tulang maka akan menyebabakan hipoksia yangserius. Sedangkan trauma thorak/
thorax dengan benda tajam seringkali berdampaklenih buruk daripada yang
diakibatkan oleh trauma benda tumpul. Bendatajam dapat langsung menusuk dan
menembus dinding dada dengan merobek pembuluh darah intercosta, dan menembus
organ yang berada pada posisi tusukannya. Kondisi ini menyebabkan perdaharan pada
rongga dada (Hemothorax), dan jika berlangsung lama akan menyebabkan
peningkatan tekanan didalam rongga baik rongga thorax maupun rongga pleura jika
tertembus. Kemudian dampak negatif akan terus meningkat secara progresif dalam

5
waktu yang relatif singkat seperti Pneumothorax , penurunan ekspansi paru, gangguan
difusi, kolaps alveoli, hingga gagal nafas dan jantung.

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


2.5.1 Radiologi : foto thorax (AP).
2.5.2 Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.
2.5.3 Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
2.5.4 Hemoglobin : mungkin menurun.
2.5.5 Pa Co2 kadang-kadang menurun.
2.5.6 Pa O2 normal / menurun.
2.5.7 Saturasi O2 menurun (biasanya).
2.5.8 Toraksentesis : menyatakan darah/cairan,

2.6 PENATALAKSANAAN
2.6.1 Terapi :
2.6.1.1 Nyeri biasanya berkurang dengan analgetik oral, seperti :
1) Hidrokodon atau kodein dengan kombinasinya aspirin atau asetaminofen setiap 4
jam.
2) Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat akibat
fraktur iga.
3) Bupivakain (Marcaine), 0,5% 2 sampai 5 ml, diinfiltrasikan di sekitar n.
interkostalis pada iga yang fraktur, serta iga-iga di atas dan di bawah yang cidera.
2.6.1.2 Tempat penyuntikan dibawah tepi bawa iga, antara tempat fraktur dan prosesus
spinosus. Jangan sampai mengenai pembuluh darah interkostales dan parenkim
paru.
2.6.1.3 Pengikatan dada yang kuat tidak dianjurkan karena dapat membatasi
pernapasan. Sabuk iga yang mudah dilepas, dikaitkan dengan Velcro dapat
memberikan rasa nyaman, tetapi klien harus diingatkan tentang perlunya

6
bernapas dalam dan panjang secara periodic untuk mencegah hipoaerasi,
retensi secret, dan pnemounia.
2.6.1.4 Dengan blok saraf interkostal, yaitu pemberian narkotik ataupun relaksan otot
merupakan pengobatan yang adekuat. Pada cidera yang lebih hebat, perawatan
rumah sakit diperlukan untuk menghilangkan rasa nyeri, penanganan batuk,
pengisapan endotrakeal.
1) Fraktur 1-2 iga tanpa adanya penyulit/kelainan lain : konservatif (analgetika)
2) Fraktur >2 iga : waspadai kelainan lain (edema paru, hematotoraks, pneumotoraks)
2.6.1.5 Penatalaksanaan pada fraktur iga multipel tanpa penyulit pneumotoraks,
hematotoraks, atau kerusakan organ intratoraks lain, adalah :
1) Analgetik yang adekuat (oral/ iv / intercostal block)
2) Bronchial toilet
3) Cek Lab berkala : Hb, Ht, Leko, Tromb, dan analisa gas darah
4) Cek Foto Rontgen berkala

2.7 Pemeriksaan Penunjang


2.7.1 Pemeriksaan rontgen toraks harus dilakukan untuk menyingkirkan cedera
toraks yang lain, namun tidak perlu identifikasi fraktur iga.
2.7.2 Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
2.7.3 Pemeriksaan jumlah darah lengkap
2.7.4 Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
2.7.5 Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

7
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas Klien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.3 Keluhan utama
Apa yang menjadi alasan klien datang ke RS atau tempat pelayanan kesehatan.
Biasanya klien dengan fraktur mengeluh nyeri didaerah yang mengalami fraktur.
3.1.4 Riwayat Keluhan Utama
Apa yang menjadi penyebab keluhan utama, yang memberatkan dan
meringankan, seberapa berat keluhan dirasakan, seberapa sering terjadinya, lokasi
keluhan serta apakah terjadi mendadak atau bertahap. Biasanya klien merasa nyeri
pada saat mobilitas, pada daerah fraktur.
3.1.5 Riwayat Kesehatan yang dulu
Keadaan yang dapat berhubungan dengan dihadapi klien saat ini, seperti
keadaan umum kesehatan yang berupa penyakit-penyakit yang pernah dialami.
3.1.6 Riwayat Kesehatan Keluarga
Pengkajian riwayat kesehatan keluarga diperlukan untuk menelusuri
kemungkinan adanya kecenderungan berhubungan dengan faktor ginetik, namun
fraktur tidak ada hubungan dengan herediter karena faktornya hanya kecelakaan.
3.1.7 Riwayat Psikososial
Mengkaji situasi lingkungan, separti kebiasaan hidup klien, pola aktivitas,
keadaan mental pasian. Bisanya klien dengan fraktur marasa kurang percaya diri,
karena adanya perubahan status kesehatan.
3.1.8 Pemeriksaan Fisik
3.1.8.1 Sistem Pernapasan

8
1) Sesak napas
2) Nyeri, batuk-batuk
3) Terdapat retraksi klavikula/dada
4) Pengambangan paru tidak simetris
5) Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain
6) Pada perkusi ditemukan Adanya suara sonor/hipersonor/timpani,hematotraks
(redup)
7) Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang berkurang/menghilang
8) Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas
9) Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
10) Gerakan dada tidak sama waktu bernapas
3.1.8.2 Sistem Kardiovaskuler
1) Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk
2) Takhikardia, lemah
3) Pucat, Hb turun /normal
4) Hipotensi.
3.1.8.3 Sistem Persyarafan : Tidak ada kelainan.
3.1.8.4 Sistem Perkemihan : Tidak ada kelainan.
3.1.8.5 Sistem Pencernaan : Tidak ada kelainan.
3.1.8.6 Sistem Muskuloskeletal - Integumen.
1) Kemampuan sendi terbatas
2) Ada luka bekas tusukan benda tajam
3) Terdapat kelemahan
4) Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.
3.1.8.7 Sistem Endokrine :
1) Terjadi peningkatan metabolisme
2) Kelemahan.
3.1.8.8 Sistem Sosial / Interaksi : Tidak ada hambatan.
3.1.8.9 Spiritual : Ansietas, gelisah, bingung, pingsan.

9
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.2.1 Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang
tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.
3.2.2 Infektif bersihan jalan napas b/d peningkatan sekresi sekret dan penurunan
batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.
3.2.3 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang
bullow drainage.

3.3 INTERVENSI

Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada klien dengan


trauma thorax (Wilkinson, 2006) meliputi :

3.3.1 Diagnosa 1 : Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekspansi


paru yang tidak maksimal karena trauma
Tujuan : Bersihan jalan napas kembali efektif
Kriteria hasil :
 Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektive.
 Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
 Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

INTERVENSI RASIOANAL
Berikan posisi yang nyaman, Meningkatkan inspirasi maksimal,
biasanya dnegan peninggian kepala meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi
tempat tidur. Balik ke sisi yang pada sisi yang tidak sakit.
sakit. Dorong klien untuk duduk
sebanyak mungkin.

10
Obsservasi fungsi pernapasan, catat Distress pernapasan dan perubahan pada
frekuensi pernapasan, dispnea atau tanda vital dapat terjadi sebgai akibat stress
perubahan tanda-tanda vital. fifiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan
terjadinya syock sehubungan dengan
hipoksia.

Jelaskan pada klien bahwa tindakan Pengetahuan apa yang diharapkan dapat
tersebut dilakukan untuk menjamin mengurangi ansietas dan mengembangkan
keamanan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

Jelaskan pada klien tentang Pengetahuan apa yang diharapkan dapat


etiologi/faktor pencetus adanya mengembangkan kepatuhan klien terhadap
sesak atau kolaps paru-paru. rencana teraupetik.

Pertahankan perilaku tenang, bantu Membantu klien mengalami efek fisiologi


klien untuk kontrol diri dnegan hipoksia, yang dapat dimanifestasikan
menggunakan pernapasan lebih sebagai ketakutan/ansietas.
lambat dan dalam.
 Perhatikan alat bullow drainase gelembung udara selama ekspirasi
berfungsi baik, cek setiap 1 – 2 menunjukkan lubang angin dari
jam : penumotoraks/kerja yang diharapka.
 Periksa pengontrol penghisap Gelembung biasanya menurun seiring dnegan
untuk jumlah hisapan yang ekspansi paru dimana area pleural menurun.
benar. Tak adanya gelembung dapat menunjukkan
rasiobalnya : Mempertahankan ekpsnsi paru lengkap/normal atau slang
tekanan negatif intrapleural

11
sesuai yang diberikan, yang buntu.
meningkatkan ekspansi paru
optimum/drainase cairan.
 Periksa batas cairan pada botol
penghisap, pertahankan pada
batas yang ditentukan.
rasionalnya : Air
penampung/botol bertindak
sebagai pelindung yang
mencegah udara atmosfir masuk
ke area pleural.
 Observasi gelembung udara
botol penempung.

Posisikan sistem drainage slang rasionalnya b: osisi tak tepat, terlipat atau
untuk fungsi optimal, yakinkan pengumpulan bekuan/cairan pada selang
slang tidak terlipat, atau mengubah tekanan negative yang diinginkan.
menggantung di bawah saluran
masuknya ke tempat drainage.
Alirkan akumulasi dranase bela
perlu.

3.3.2 Diagnosa II : Inefektif bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan


sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.
Tujuan : Jalan napas lancar/normal
Kriteria hasil :
 Menunjukkan batuk yang efektif.
 Tidak ada lagi penumpukan sekret di sal. pernapasan.
 Klien nyaman.

12
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang Pengetahuan yang diharapkan akan
efektif dan mengapa terdapat penumpukan membantu mengembangkan
sekret di sal. pernapasan. kepatuhan klien terhadap rencana
teraupetik

Ajarkan klien tentang metode yang tepat Batuk yang tidak terkontrol adalah
pengontrolan batuk. melelahkan dan tidak efektif,
menyebabkan frustasi.

3.3.3 Diagnosa III : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik
terpasang bullow drainage.
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
Kriteria Hasil :
 tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
 luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji kulit dan identifikasi pada tahap Rasionalnya : suhu tubuh yang
perkembangan luka. meningkat dapat diidentifikasikan
rasionalnya : mengetahui sejauh mana sebagai adanya proses
perkembangan luka mempermudah dalam peradangan.
melakukan tindakan yang tepat.
 Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta
jumlah dan tipe cairan luka.
rasionalnya : mengidentifikasi tingkat
keparahan luka akan mempermudah

13
 Pantau peningkatan suhu tubuh

Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. tehnik aseptik membantu


Balut luka dengan kasa kering dan steril, mempercepat penyembuhan luka
gunakan plester kertas dan mencegah terjadinya infeksi.

Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan Rasionalnya : agar benda asing
lanjutan, misalnya debridement. atau jaringan yang terinfeksi tidak
menyebar luas pada area kulit
normal lainnya.
Setelah debridement, ganti balutan sesuai balutan dapat diganti satu atau dua
kebutuhan. kali sehari tergantung kondisi
parah/ tidak nya luka, agar tidak
terjadi infeksi.
Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. antibiotik berguna untuk
mematikan mikroorganisme
pathogen pada daerah yang
berisiko terjadi infeksi.

14
BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Trauma thorak adalah suatu kondisi dimana terjadinya benturan baik


tumpul maupun tajam pada dada atau dinding thorax, yang menyebabkan
abnormalitas (bentuk) pada rangka thorax. Perubahan bentuk pada thorax akibat
trauma dapat menyebabkan gangguan fungsi atau cedera pada organ bagian
dalam rongga thorax seperti jantung dan paru-paru, sehingga dapat terjadi beberapa
kondisi patologis traumatic seperti Haematothorax, Pneumothorax, Tamponade
Jantung, dan sebagainya.

Trauma thorak diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : cedera penetrasi dan
tumpul. Cedera penetrasi (misalkan: pneumotoraks terbuka, hemotoraks, ceder
trekheobronkhial, kontusio pulmonal, ruptur diafragma) mengganggu integritas
dinding dada dan mengakibatkan perubahan dalam tekan intratoraks. Cedera tumpul
(nonpenetrasi) (mis. Pneumotoraks tertutup, pneumotoraks tensi, cedera
trakheobronkhial, flail chest, rupture diafragma, cedera mediastinal, fraktur rusuk)
merusak struktur didalam rongga dada tanpa mengganggu integritas dinding dada.

4.2 SARAN

Agar setelah membaca makalah ini mahasiswa/pembacanya dapat mengetahui


penyebab dan bahaya dari trauma thorak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Niluh Gede Yasmin. Effendy Christantie. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : Buku kedokteran EGC.

http://nurse87.wordpress.com. 2009-04-28.asuhan keperawatan trauma thorak. html

http: //rikayuhelmi116.wordpress.com. 2012-12-09. Asuhan keperawatan pada klien


dengan trauma thorak. Html

http: http: Trauma thorak ~ Keperawatan medikal bedah.com

http: Trauma Thorax. Com

Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8.
Vol 3. Jakarta. EGC

16

Vous aimerez peut-être aussi

  • LP Anc
    LP Anc
    Document56 pages
    LP Anc
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Nova
    Nova
    Document2 pages
    Nova
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Vini Jiwa
    Vini Jiwa
    Document34 pages
    Vini Jiwa
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Breast Care Buteki Leaflet
    Breast Care Buteki Leaflet
    Document2 pages
    Breast Care Buteki Leaflet
    Pipit Fitri Al-bashire
    Pas encore d'évaluation
  • Bahan Seminar Keperawatan
    Bahan Seminar Keperawatan
    Document17 pages
    Bahan Seminar Keperawatan
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • SAP Tanda Dan Bahaya Kehamilan
    SAP Tanda Dan Bahaya Kehamilan
    Document12 pages
    SAP Tanda Dan Bahaya Kehamilan
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • WOC STROKE
    WOC STROKE
    Document4 pages
    WOC STROKE
    Uliuliaulia
    Pas encore d'évaluation
  • Manajemen Askep Plasenta Previa Post SC
    Manajemen Askep Plasenta Previa Post SC
    Document7 pages
    Manajemen Askep Plasenta Previa Post SC
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1 Satuan Acara Penyuluhan
    Bab 1 Satuan Acara Penyuluhan
    Document17 pages
    Bab 1 Satuan Acara Penyuluhan
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 3
    Bab 3
    Document4 pages
    Bab 3
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet CHF
    Leaflet CHF
    Document2 pages
    Leaflet CHF
    Joni Purwanto
    Pas encore d'évaluation
  • Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Document12 pages
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Prayogae Pribady Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Contoh Askep
    Contoh Askep
    Document15 pages
    Contoh Askep
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Survei Pendahuluan
    Survei Pendahuluan
    Document1 page
    Survei Pendahuluan
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 2
    Bab 2
    Document10 pages
    Bab 2
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • SEJARAH MIKROBIOLOGI
    SEJARAH MIKROBIOLOGI
    Document15 pages
    SEJARAH MIKROBIOLOGI
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Komunikasi Di Rumah Sakit
    Komunikasi Di Rumah Sakit
    Document14 pages
    Komunikasi Di Rumah Sakit
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • SAP Relaksasi Otot Progresif
    SAP Relaksasi Otot Progresif
    Document12 pages
    SAP Relaksasi Otot Progresif
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah Bu Ayu New
    Makalah Bu Ayu New
    Document13 pages
    Makalah Bu Ayu New
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah Varisella
    Makalah Varisella
    Document24 pages
    Makalah Varisella
    evie
    Pas encore d'évaluation
  • Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas
    Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas
    Document22 pages
    Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah Bu Ayu New
    Makalah Bu Ayu New
    Document13 pages
    Makalah Bu Ayu New
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • TETANUS
    TETANUS
    Document2 pages
    TETANUS
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Document20 pages
    HIPERTENSI
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Resume Gagal Jantung
    Resume Gagal Jantung
    Document9 pages
    Resume Gagal Jantung
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • Isi Resume (PJK, Angina.p, Infark.m)
    Isi Resume (PJK, Angina.p, Infark.m)
    Document10 pages
    Isi Resume (PJK, Angina.p, Infark.m)
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • SYOK KARDIOGENIK
    SYOK KARDIOGENIK
    Document6 pages
    SYOK KARDIOGENIK
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • MENGENAL HIPERTENSI
    MENGENAL HIPERTENSI
    Document6 pages
    MENGENAL HIPERTENSI
    Wewek Jembeng
    100% (1)
  • Tanda Bahaya Kehamilan
    Tanda Bahaya Kehamilan
    Document2 pages
    Tanda Bahaya Kehamilan
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation
  • ACS Optimalisasi
    ACS Optimalisasi
    Document20 pages
    ACS Optimalisasi
    Relias Rhiasz Alva Talenta
    Pas encore d'évaluation