Vous êtes sur la page 1sur 5

Asesmen Keterampilan Proses Sains

By mgmpfisikagarut on June 2, 2015

Oleh : Dede Saepudin, S.Pd., M.S

A. Dasar Teori
Dalam rangka mentransformasikan definisi literasi sains ke dalam penilaian
(assessment) literasi sains, PISA mengidentifikasi tiga dimensi besar literasi sains,
yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk
pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan
masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan
kesimpulan (Rustaman, et al., 2005).

Menurut Herlen (Indrawati, 1999:3) keterampilan proses ( prosess-skill ) sebagai


proses kognitif termasuk didalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Lebih
lanjut Indrawati (1999:3) mengemukakan bahwa : “Keterampilan Proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor)
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori , untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan
penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi)”. Jadi Keterampilan Proses Sains
(KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap
siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains
serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang
telah dimiliki (Dahar, 1985:11).

Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau


intelektual (learning competence), manual (procedural competence), sosial (social
competence) serta komunikasi (communicative competence) (Graber et al., 2002;
Nentwig et al., 2002 dalam Ali Ismail, 2011). Keterampilan kognitif atau intelektual
terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan
pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena
mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan
atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan (Rustaman, et
al., 2005). Sedangkan keterampilan komunikasi terlibat karena dalam keterampilan
proses mereka berkomunikasi dengan sesamanya dan melaporkan hasil kegiatannya,
misalnya melaporkan hasil percobaan.

Keterampilan proses bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam


belajar, sehingga secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-
kemampuannya. Bila siswa hanya belajar untuk mencapai hasil, maka mereka akan
mendapatkan nilai-nilai yang tinggi. Namun mereka tampak kurang mampu
menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap
dalam situasi lain. Akibatnya pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan
sehari-hari dan cepat terlupakan.

Keterampilan proses perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada


siswa. Semiawan (1992:14-15) dalam Ali Ismail (2011) berpendapat bahwa terdapat
empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses
belajar mengajar sehari-hari, yaitu :

1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin


lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
2. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret.
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya
bersifat relatif.
4. Dalam proses belajar mengajar seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Saat ini klasifikasi dari KPS berbeda-beda tergantung dari standar pendidikan IPA
disetiap daerah (Ash, 200:53). KPS dibagi menjadi dua kelompok, yaitu KPS dasar
dan KPS terintegrasi seperti yang dikembangkan oleh Science A Process
Approach (SAPA) (Padilla, 1990). Sampai saat ini pengelompokkan KPS terus
mengalami perkembangan. Longfield (1991:1) bahkan mengklasifikasikan KPS
menjadi tiga, yaitu basic, intermediet, dan advance. Namun beberapa ahli lainnya
tidak mengelompokkan KPS secara lebih spesifik (Mechling et al., 1985; Rustaman et
al., 2005).
Para ahli pendidikan sains membagi keterampilan proses sains secara berbeda-beda
namun hampir sama satu sama lain. Pada Tabel 2.1 dikemukakan beberapa jenis
keterampilan proses menurut beberapa ahli.

Tabel 2.1.
Perbandingan Jenis Keterampilan Proses Sains

Dalam makalah ini, keterampilan proses yang digunakan mengacu kepada jenis
keterampilan proses yang dikemukakan oleh Rustaman et al (2005). Jenis dan
indikator yang dikembangkan Rustaman et al., (2005) dalam Duden Saepuzaman
(2011) disajikan pada Tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2 Jenis dan Indikator Keterampilan Proses Sains

B. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains


Rustaman et al, (2005) menyatakan karakteristik butir soal KPS akan dibahas secara
umum dan secara khusus. Secara umum pembahasan butir soal keterampilan proses
lebih ditujukan untuk membedakannya dengan butir soal biasa yang mengukur
penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis keterampilan proses tertentu
akan dibahas dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.

Karakteristik butir soal KPS secara umum adalah:

 Butir soal keterampilan proses sains tidak boleh dibebani konsep. Hal ini diupayakan
agar pokok uji tidak rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep yang
terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok uji sudah dipelajari siswa atau tidak asing
bagi siswa.
 Butir soal keterampilan proses sains mengandung sejumlah informasi yang harus
diolah oleh responden atau siswa. Informasinya dapat berupa gambar, diagram, grafik,
data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya.
 Aspek yang akan diukur oleh butir soal keterampilan proses sains harus jelas dan
hanya mengandung satu aspek saja, misalnya mengamati.
 Sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek

Menurut Rustaman et al (2005), karakteristik butir soal KPS secara khusus adalah:
– Mengamati,
– Mengklasifikasi,
– Menafsirkan,
– Meramalkan,
– Berkomunikasi,
– Mengajukan pertanyaan,
– Berhipotesis,
– Merencanakan percobaan,
– Menerapkan konsep,

https://mgmpfisikagarut.wordpress.com/2015/06/02/asesmen-keterampilan-proses-sains/

Vous aimerez peut-être aussi