Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tujuan
Memahami Kantor Pelayanan Agraria.
Langkah – langkah
1. Wawancara dengan manajemen dan staf kunci
3. Review laporan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja dan prioritasnya.
4. Review peninjauan fisik terhadap fasilitas – fasilitas yang dimiliki oleh entitas.
8. Review laporan – laporan audit dan studi yang telah dilakukan sebelumnya, termasuk
laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya.
Hasil
1. Gambaran Umum Entitas (KKA Indeks A.1.1)
2. Pemahaman atas Input, Proses, dan Output Entitas (KKA Indeks A.1.2)
3. Informasi Lainnya (KKA Indeks A.1.3)
Lembaga Audit Pemerintah
Indeks
TIM AUDIT KINERJA
KANTOR PELAYANAN PUBLIK AGRARIA ADIPURA A.1.1
2. Visi
Terwujudnya pelayanan prima di bidang pertanahan bagi masyarakat
melalui tertib pengelolaan pertanahan.
3. Misi
Misi yang diemban KPA Adipura adalah:
(1) meningkatkan mutu pelayanan di bidang pertanahan;
(2) mendorong percepatan pendaftaran tanah untuk pertama kali;
(3) menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
bidang pertanahan
(4) meningkatkan mutu pengawasan dan pengendalian teknis
operasional bidang pertanahan.
4. Nilai Strategis
Nilai-nilai strategis yang menjadi acuan KPA dalam melaksanakan
kebijakan, program, dan kegiatan dalam mewujudkan visi misi adalah
tekad, adaptasi, dan terukur.
6. Tujuan
a. Meningkatnya pelaksanaan pelayanan sesuai dengan mekanisme
dan prosedur.
b. Meningkatnya fasilitas penunjang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan pelayanan.
7. Sasaran
a. Terlaksananya mekanisme pelayanan yang terarah dan
transparan.
b. Tercapainya penyempurnaan sarana fisik dan pemenuhan dana
untuk menunjang kegiatan pelayanan kantor
8. Kebijakan
Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran KPA untuk Tahun
2005-2009 arah kebijakan yang diambil mengacu pada:
a. mendelegasikan 9 (sembilan) kewenangan pemerintah kepada
Pemerintah Kabupaten sesuai dengan Kepress Nomor 34 Tahun
2003 dalam penyelenggaraan pelayanan di bidang pertanahan;
b. memberikan fasilitas bagi terwujudnya data fisik dan yuridis yang
akurat;
c. menata kembali penempatan sumber daya manusia sesuai dengan
bidang keahliannya;
d. memberikan fasilitas bagi tersusunnya perencanaan organisasi yang
rasional;
e. memberikan fasilitas bagi terselenggaranya SIM Pertanahan;
f. pengaturan pertanahan untuk memenuhi kebutuhan daerah;
g. memberikan fasilitas bagi terselenggaranya pembinaan kepada
pelaku jasa pertanahan kepada masyarakat;
memberikan fasilitas bagi terselenggaranya pengawasan dan
pengendalian penggunaan tanah yang berwawasan lingkungan serta
pengendalian penguasaan pemilikan tanah
Seksi Survei, Seksi Hak Tanah Seksi Pengaturan & Seksi Seksi Sengketa
Pengukuran dan dan Pendaftaran Penataan Tanah Pengendalian & Konflik & Perkara
Pemetaan Tanah Pemberdayaan
Sub Seksi Sub Seksi Sub Seksi Sub Seksi Sub Seksi
Pengukuran & Penetapan Hak Penatagunaan Pengendalian Sengketa &
Pemetaan Tanah Tanah & Kawasan Pertanahan Konflik
Tertentu Pertanahan
Sub Seksi Sub Seksi Sub Seksi Sub Seksi Sub Seksi
Tematik & Pengaturan Landreform & Pemberdayaan Perkara
Potensi Tanah Tanah Konsolidasi Tanah Masyarakat Pertanahan
Pemerintahan
Sub Seksi
Pendaftaran Hak
Sub Seksi
Peralihan
Pembebanan
Hak & PPAT
Tahun
Anggaran Realisasi %
Anggaran
Mekanisme Pelayanan
Pelayanan di KPA Adipura menghasilkan 48 jenis pelayanan dengan melibatkan front office
(petugas yang berhubungan langsung dengan pemohon) dan back office ( petugas
yang memproses permohonan sampai dengan produk jadi, yaitu sertifikat/SK)
maupun pejabat struktural yang terlibat dalam proses koreksi dan validasi
serta pengesahan sampai tingkat Kepala Kantor.
Jenis Pelayanan
1. Pengukuran 13.Warisan 25.Cessie 37.Pengukuran
2. Pemisahan 14.Pengganti 26.Konversi ulang
(Surat Ukur Blanko (SU sudah dengan
sudah ada) karena ada) Berita Acara
3. Pengecekan hilang 27.Pembagian 38.Penggabung
Sertifikat untuk HAT Hak an (SU
Hak Atas 15.Pemecahan Bersama sudah ada)
Tanah (Surat Ukur 28.Blokir 39.Pengukuran
4. Jual Beli sudah ada) 29.Penggabun Ulang
5. Peningkatan 16.SKPT gan (Pengembali
Hak Guna 17.Ganti Nama 30.Penurunan/ an Batas)
Bangunan ke Pemekaran Perubahan 40.Permohonan
Hak Milik Wilayah Hak SK Hak atas
tanpa Ganti 18.Penurunan/ dengan Tanah
Blanko Perubahan salinan SU Negara
6. Hak Hak tanpa 31.Pengganti 41.Wakaf
Tanggungan Salinan Blanko 42.Tukar
7. Pemecahan Surat Ukur karena Menukar
Sempurna (SU) rusak 43.Akta
8. Pangakuan 19.Pengganti untuk HAT Penggabung
Hak Blanko 32.Perpanjang an
9. Royalti Baru untuk an Hak 44.Pengakuan
10.Kutipan HAT 33.Pengangka Hak (SU
Surat Ukur 20.Perubahan tan Sita sudah ada)
11.Pemecahan Nama Jaminan 45.Pengangkata
Jenis Pelayanan
(ringkasan sesuai dalam SPOPP) (sesuai dengan SPOPP) (di Kantah Kab.Adipura)
Pemohon Pemohon
Mencetak Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) dan
Surat Perintah Setor (SPS) dan memberikan ke pemohon
Informasi Lainnya
Informasi lainnya yang dikumpulkan oleh tim audit adalah dengan
memanfaatkan berita-berita yang terkait dengan pelayanan pertanahan
yang ada di media massa dan media elektronik seperti: koran, majalah
atau internet. Disamping itu juga dipelajari panduan dan peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah mengenai masalah pertanahan dan tata kelola
organisasi yang baik. Dalam hal ini adalah Surat-Surat Keputusan yang
dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menegpan)
seperti surat keputusan mengenai penyelenggaraan pelayanan publik dan
surat keputusan mengenai transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
pelayanan publik.
Hasil ringkasan dari pemberitaan di media massa dan media elektronik
termasuk internet adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan administrasi pertanahan kepada masyarakat selama ini
berbelit-belit, lama dan menghabiskan biaya.
4. Muncul harapan lahirnya Biro Agraria baru yang memahami dan siap
menuntaskan problem agraria saat ini, antara lain kemiskinan
mayoritas anak bangsa akibat ketimpangan penguasaan, pemilikan dan
pemanfaatan tanah dan kekayaan lainnya.
Langkah-langkah
1. Analisis untuk menentukan area audit potensial dengan menggunakan pendekatan factor
pemilihan pada empat tugas utama KPA Adipura, yaitu :
a. pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ;
b. penggunaan belanja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ;
c. pengelolaan pelayanan kepada pemohon ;
d. pengelolaan dalam pelayanan penanganan sengketa, konflik, dan perkara.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetukan pemeringkatan atas area audit
potensial adalah sebagai berikut.
a. Risiko manajemen, yaitu risiko bahwa entitas atau area yang akan diaudit
melakukan tindakan ketidakekonomisan, ketidakefisiensian, dan ketidakefektifan.
b. Signifikansi, yaitu signifikansi dari suatu area audit yang berkaitan dengan tingkat
besar kecilnya pengaruh kegiatan tersebut terhadap entitas secara keseluruhan. Di
sini tim audit berfokus pada tingkat materialitas finansialnya.
c. Dampak potensial dari audit kinerja, yang meliputi unsur efektivitas, peningkatan
perencanaan, pengendalian dan pengelolaan, serta peningkatan akuntabilitas
efisiensi, ekonomi, dan kepentingan mutu pelayanan. Dalam hal ini kepentingan
umum dimasukkan sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam pembobotan
karena entitas yang diaudit memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aspek
kepentingan umum berkaitan dengan aspek sosial ekonomi kegiatan dan
pentingnya pengoperasian kegiatan bagi parlemen dan publik.
d. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit dalam melaksanakan audit
berdasarkan standar professional.
Tim audit menggunakan matriks pembobotan untuk menyeleksi area audit potensial dengan
skor sebagai berikut.
Tinggi : skor 3
Sedang : skor 2
Rendah : skor 1
2. Analisis untuk menentukan area kunci berdasarkan area dengan memerhatikan beberapa
factor sebagai berikut.
a. Risiko manajemen, yaitu risiko manajemen atas tidak tercapainya ‘3E’ (ekonomis,
efisiensi, dan efektivitas).
b. Signifikansi, yaitu menilai apakah suatu kegiatan dalam area audit secara komparatif
memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan lainnya dalam objek audit secara
keseluruhan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan antara lain :
Materialitas keuangan ;
Batas kritis keberhasilan ;
Visibilitas.
c. Dampak hasil pemeriksaan, yaitu pengaruh hasil audit terhadap perbaikan atas area
yang diaudit. Oleh karena entitas yang diaudit adalan kantor pelayanan agrari yang
memberikan pelayanan umum, maka unsure lain yang juga harus dilihat dalam
“dampak hasil pemeriksaan” adalah apakah kepentingan umum dapat terlayani
dengan baik dengan adanya audit ini.
d. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit untuk melaksanakan audit
sesuai dengan standar professional.
Hasil
1. Area Audit Potensial (KKA Indeks B.1.1)
Dari keempat area audit potensial yang ada, yaitu (1) pengelolaan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) ; (2) penggunaan belanja Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) ; (3) pengelolaan pelayanan kepada pemohon ; (4) pengelolaan dalam
pelayanan penanganan sengketa, konflik, dan perkara, namun area audit yang dipilih
adalah ‘pengelolaan pelayanan kepada pemohon’.
2. Area Kunci (KKA Indeks B.1.2)
Dua area kunci yang akan dinilai oleh tim audit berdasarkan hasil analisis dalam
pelaksanaan audit di lapangan, yaitu :
Area Pengukuran ; dan
Area Peningkatan Hak Guna Bangunan (HGB) ke Hak Milik tanpa ganti
blanko.
Lembaga Audit Pemerintah
Indeks
TIM AUDIT KINERJA
B.1.1
KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
Auditee : Kantor Pelayanan Agraria Adipura
Tahun Buku : 2005 dan 2006
Kertas Kerja Audit Dibuat Oleh : SGW
Di-review Oleh : ABI
Faktor-faktor Skor
Pengelolaan Penggunaan Pengelolaan Pengelolaan
PNBP Belanja PNBP Pelayanan dalam
kepada Pelayanan
Pemohon Penanganan
Sengketa,
Konflik, dan
Perkara
1. Risiko 1 3 3 2
manajemen
2. Signifikansi 2 3 2 1
3. Dampak 2 3 3 1
potensial
4. Auditabilitas 3 3 3 2
Total skor 8 11 12 6
Simpulan
Dengan mempertimbangkan faktor resiko manajemen, signifikansi, dampak potensial, dan
auditabilitas, didapat hasil pemeringkatan area audit potensial sebagai berikut :
1. pengelolaan pelayanan kepada pemohon dengan skor 12 ;
2. penggunaan belanja PNBP dengan skor 11 ;
3. pengelolaan PNBP dengan skor 8;
4. pengelolaan dalam pelayanan penanganan sengketa, konfllik, dan perkara dengan skor 6.
Untuk mencapai kesimpulan di atas, tim audit menilai area audit potensial secara lebih rinci
dengan membuat matriks faktor-faktor dalam memilih area audit potensial. Hasil matriks
tersebut sebagai berikut (KKA Indeks B.1.1.1)
Lembaga Audit Pemerintah Indeks
TIM AUDIT KINERJA
B.1.1.1
KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
Auditee : Kantor Pelayanan Agraria Adipura
Tahun Buku : 2005 dan 2006
Kertas Kerja Audit Dibuat Oleh : SGW
Di-review Oleh : ABI
Faktor-faktor Skor
Pengelolaan Penggunaan Pengelolaan Pengelolaan
PNBP Belanja PNBP Pelayanan kepada dalam
Pemohon Pelayanan
Penanganan
Sengketa,
Konflik, dan
Perkara
1. Risiko 1 3 3 2
manajemen
2. Signifikansi 2 2 3 1
(dilihat dari
keuangan)
TA 2005 Rp. Rp. Rp. 15.888.900.000 n.a
8.900.000.000 6.900.000.000
TA 2006 Rp. Rp. Rp. 16.300.000.000 n.a
8.300.500.000 7.999.000.000
3. Auditabilitas 3 3 3 2
4. Dampak 2 3 3 1
potensial
Catatan ;
n.a = non available (data tidak tersedia).
Penilaian atas dampak potensial dapat dijabarkan (breakdown) sebagai berikut :
Area Kunci
Tim audit menggunakan matriks pembobotan untuk menyeleksi area kunci dengan skor
sebagai berikut.
Tinggi : skor 3
Sedang : skor 2
Rendah : skor 1
Hasil pembobotan dimuat dalam matriks area kunci yang mencakup 48 jenis pelayanan di
KPA Adipura dan memberikan skor berdasarkan pertimbangan dari segi keahlian
(professional judgement) yang dimiliki oleh auditor.
Tabel matriks pemilihan area kunci
35 Pengecekan 2 2 2 2 8 Tidak
sertifikat Hak dipilih
Milik atas Rumah
Susun
36 Pencabutan blokir 2 2 2 2 8 Tidak
dipilih
37 Pengukuran ulang 2 2 2 2 8 Tidak
dengan berita dipilih
acara
38 Penggabungan 1 2 2 2 7 Tidak
(surat ukur sudah dipilih
ada)
39 Pengukuran ulang 3 2 2 2 9 Tidak
(pengembalian dipilih
batas)
40 Permohonan surat 3 2 2 2 9 Tidak
keputusan hak dipilih
atas tanah negara
41 Wakaf 2 3 2 2 9 Tidak
dipilih
42 Tukar-menukar 3 2 2 2 9 Tidak
dipilih
43 Akta 2 1 2 2 7 Tidak
penggabungan dipilih
44 Pengakuan hak 3 2 3 3 11 Tidak
(surat ukur sudah dipilih
ada)
45 Pengangkatan sita 2 2 2 2 8 Tidak
dipilih
46 Lain-lain 2 2 2 2 8 Tidak
dipilih
47 Pengakuan hak 3 2 3 3 11 Tidak
(surat ukur sudah dipilih
ada, namun belum
pengumuman)
48 Pembatalan 3 2 2 2 9 Tidak
setifikat dipilih
Dari hasil pemilihan area kunci diatas , prioritas yang diaudit adalah yang memiliki bobot
tertinggi, sebagaimana tampak pad atabel diatas.
Tabel Area Kunci Dengan Bobot Tertinggi
Dari hasil analisis lebih lanjut atas area pelayanan yang dipilih, tim audit melihat bahwa area
pelayanan pengukuran, area pemisahan (Surat ukur sudah ada), area pengakuan hak, area
pengakuan hak (Surat ukur sudah ada), dan area pengakuan hak (Surat ukur sudah ada,
namun belum pengumuman) merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
sehingga tim audit mengelompokkan kelima area pelayanan ini menjadi satu area yaitu area
pengukuran. Jadi, intinya terdapat dua area kunci yang akan dinilai oleh tim audit dalam
kegiatan pelaksanan audit di lapangan, yaitu :
1.Area Pengukuran
Berdasarkan pertimbangan di atas, tim audit akan lebih berfokus pada penilaian atas
efektivitas pengelolaan pelayanan pertanahan dan akuntabilitas dengan harapan
bahwa audit ini akan meningkatkan mutu pelayanan pada bagi masyarakat dan
akuntabilitasnya. Dengan demikian, perumusan tujuan audit tetap adalah:
“Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan Hak Guna
Bangunan ke Hak Milik tanpa ganti blanko yang dikelola oleh KPA Adipura”.
Untuk memenuhi tujuan di atas, audit akan menilai :
a. Apakah struktur organisasi dan pengelolaan keuangan telah mendukung pemberian,
pelayanan kepada masyarakat.
b. Apakah proses pelayanan telah sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan;
c. Apakah pengukuran pelayanan dan penilaian kinerja KPA Adipura telah dikelola dan
pertanggungjawabkan dengan baik.
2. Lingkup Audit
a. Tahun anggaran yang diaudit adalah 2005 dan 2006
b. Lingkup kegiatan yang diperiksadiaudit meliputi proses pelayanan dan
akuntabilitas
c. Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci yang
sudah dilakukan mencakup dua area kunci, yaitu area pelayanan pengukuran dan
area pelayanan peningkatan Hak Guna Bangunan (HGB) ke Hak Milik tanpa ganti
blanko.
d. Lokasi audit di KPA Adipura
e. Audit pada Badan Agraria da Kantor Wilayah Agraria sebagai instansi vertikal
hanya bersifat konfirmasi
f. Lingkup audit tidak termasuk audit atas sistem komputerisasi informasi
pertahanan
STUDI KASUS 4
Langkah-langkah
1. Menetapkan karakteristik kriteria audit
2. Tentukan sumber kriteria audit
3. Kembangkan kriteria audit
4. Komunikasikan kriteria dengan auditee
Hasil
1. Menilai ketepatan karakteristik kriteria audit
Tim audit merumuskan kriteria pemeriksaan dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Standar kinerja yang sewajarnya
b. Bukan standar minimum terendah atau standar tertinggi yang dapat dicapai
c. Mencerminkan praktik yang baik.
3.
1. Apakah KPA Apakahpengukuranpelayana
2. Apakah KPA Adipuratelahmelakukan proses
Adipuramempunyaistrukturorganisasidanpengelolaank ndanpenilaiankinerja KPA
pelayanansesuaidenganstandardanprosedur yang
euanganuntukmendukungpemberianpelayanankepada Adipuratelahdievaluasidandi
ditetapkan?
masyarakat? pertanggungjawabkandenga
nbaik?
3.2.1
2.2 Adanyamekanismepertangg
1.2 Menyelenggarakanpengelolaankeuangan yang
Melaksanakankegiatanpelayanansesuaidenganstan ungjawaban yang
efektifdalampemberiankegiatanpelayanan.
dar yang telahditetapkan. memadaiataspelayanan yang
diberikan.
2.2.1 Adanya proses kegiatanpelayanan yang 3.2.2
1.2.1
dilakukansesuaidenganprosedur yang Adanyapertanggungjawaban
Adanyadukunganbiayauntuksetiapkegiatanpelayanan.
telahdibakukan. yang sesuaidenganketentuan
3.2.3
1.2.2 Adanyaperaturanbahwasemuapembayaran yang 2.2.2 Adanyarealisasiketepatanwaktupelayanan Adanyaumpanbalikatasperta
dilakukanharussesuaidenganketentuan. yang sesuaidenganstandar. nggungjawaban yang
dilakukan.
TUJUAN AUDIT
“Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan hak guna bangunan
ke hak milik tanpa ganti blanko yang dikelola oleh KPA Adipura”
Kriteria 1:
Apakah KPA Adipura memiliki struktur organisasi dan melakukan pengelolaan keuangan yang
memadai untuk mendukung pemberian pelayanan kepada masyarakat?
Subkriteria Jenis Bukti Sumber Bukti
1.1 Apakah ada SK Kepala Kantor tentang KPA:(Internal Entitas )
bagian khusus yang Pembagian Tugas ( Bukti Subbagian Tata Usaha
memberikan Dokumenter ) Urusan Umum dan
informasi SK tentang Struktur Kepegawaian
pertanahan kepada Organisasi ( Bukti Seksi Hak Tanah dan
masyarakat? Dokumenter) Pendaftaran Tanah
SK Kepala Kantor Wilayah Seksi Survei, Pengukuran,
tentang Mekanisme dan Pemetaan
Pelayanan( Bukti Kantor Wilayah :
Dokumenter) ( Eksternal Entitas )
SK Kepala Badan Agraria( Bagian Tata Usaha
Bukti Dokumenter ) BadanAgraria :
( Internal Entitas )
Sekretaris Utama
Inspektorat Utama
Kantor Wilayah :
( Eksternal Entitas )
Bagian Tata Usaha
Bidang Hak Tanah dan
pendaftaran tanah
Bidang sengketa, konflik, dan
perkara
Badan Agraria :
( Internal Entitas )
Inspektoral utama
3.6 Apakah KPA Laporan Kegiatan( Bukti KPA :
Adipura Dokumenter ) ( Internal Entitas )
mendapatkan Laporan Hasil Tindak Subbagian Tata usaha
umpan baik atas Lanjut ( Bukti Seksi Hak Tanah dan pendaftaran
atas pertanggung Dokumenter ) tanah
jawaban yang Hasil monitoring Seksi survei, pemetaan, dan
telah di berikan Wilayah( Bukti pengukuran
kepada kantor Dokumenter ) Kantor Wilayah :
wilayah atau ( Eksternal Entitas )
badan agraria? Bagian Tata Usaha
Bidang Hak Tanah dan
pendaftaran tanah
Bidang sengketa, konflik, dan
perkara
Badan Agraria :
( Internal Entitas )
Inspektoral utama
\
STUDI KASUS 6
2. TujuanSurveiPendahuluan
Memahamiprosedurperencanaan audit kinerjauntuk :
a. Mengembangkankerangkakerjadan focus padaisu-isu audit yang lebihsignifikan
b. Menetapkatujuandanlingkup audit
c. Menentukan criteria audit
d. Menyusun model pengelolaan yang baik
e. Mengembangkanprosedur audit
f. Menyiapkan program audit terinci
3. SasaranSurveiPendahuluan
a. Kegiatanpelayanan KPA Adipura, baikdalamhalstandar, prosedurmaupun
pelaksanaannya
b. Pengelolaandanpertanggungjawabankegiatanpelayanan (sistempencatatandanpelaporan
kegiatanpelayanan), baik internal maupuneksternal
c. Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP) danpengeluaran PNBP
4. JangkaWaktuSurveiPendahuluan
Survei pendahuluan dilaksanakan dalam jangka waktu 40 hari dari tanggal …sampai
dengan…
b. Area kunci
d. Kriteria Audit
Tujuan audit kinerja pelayanan KPA Adipura adalah “menilai efektivitas pengelolaan
pelayanan pertanahan yang dikelola oleh KPA Adipura”. Untuk tujuan ini terdapat tiga
kriteria utama, yaitu :
Lembaga Audit
Pemerintah
STUDI KASUS 7
TUJUAN AUDIT
“Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan hak guna bangunan ke
hak milik tanpa ganti blanko yang dikelola oleh KPA Adipura”
Teknik Audit
Wawancara
Dokumenta
Tujuan Audit Prosedur Audit
Observasi
Kuisioner
Lainnya
Teknik
si
Kriteria 1 :
Apakah KPA Adipura memiliki struktur organisasi dan melakukan pengelolaan keuangan yang
memadai untuk mendukung pemberian pelayanan kepada masyarakat?
1.1 Apakah terdapat 1. Apa saja bagian yang berhubungan
bagian khusus yang langsung dengan pemohon dalam
memberikan informasi memberikan informasi ?
pertahanan kepada
masyarakat? 2. Apakah bagian tersebut memiliki tugas
pokok dan fungsi yang jelas?
Kriteria 3 :
Apakah pengukuran pelayanan dan penilaian kinerja KPA Adipura telah dievaluasi dan
dipertanggungjawabkan dengan baik ?
3.1 Apakah KPA 1. Apakah KPA Adipura memiliki
Adipura telah Indikator kinerja atas pelayanan yang
mengevaluasi diberikan ?
Kinerja
Pelayanannya ? 2. Apakah KPA Adipura mengukur
kinerja
pelayanannya dengan indikator yang
ada ?
Laporan Hasil Audit atas Pengelolaan Pelayanan Kantor Pelayanan Agraria Adipura
Tahun Anggaran 2005 dan 2006
Ringkasan
Pemeriksaan kinerja Kantor Pelayanan Agraria (KPA) Adipura bertujuan untuk menilai
efektivitas pengelolaan pelayanan KPA Adipura. Sasaran pemeriksaan adalah menciptakan
mekanisme pelayanan dari sumber daya yang mendukung pemberian pelayanan kepada
masyarakat, menciptakan proses pelayanan yang ssesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan, menangani penanganan risiko operasional dan pengaduan, serta mengevaluasi
kinerja pelayanan dan akuntabilitas di KPA Adipura untuk periode tahun 2005 dan 2006
dengan uji petik pada pelayanan pengukuran tanah.
Tujuan audit adalah untuk menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan
peningkatan Hak Guna Bangunan ke Hak Milik tanpa ganti blanko yang dikelola oleh KPA
Adipura. Untuk tujuan ini, audit akan menilai:
Lingkup Audit
Waktu Audit
Metodologi
1. Metodologi audit terdiri atas pemeriksaan dan review dokumen, ekstrak data dari
sistem komputer (LOC), analisis hasil, analisis prosedur, analisis kuantitatif, uji petik
atas berkas permohonan, pengamatan, wawancara, dengan pejabat dan petugas, serta
menyebarkan kuesioner.
2. Pemeriksaan terbatas juga dilakukan di Kantor Wilayah Badan Agraria Adipura dan
Badan Agraria sebagai instansi verikal KPA Adipura.
Salah satu temuan yang ada adalah mengenai mekanisme pelayanan front office dan back
office yang belum didukung dengan pembagian dan pemisaahan tugas secara jelas.
Koordinator di KPA Adipura tidak hanya sekedar penghubung front office dengan back
office, namun juga melibatkan koordinator sebagai petugas, baik di front office maupun di
back office. Pada pelaksanaan di lapangan, koordinator bertanggung jawab dari mulai
penerimaan berkas, memantau proses penyelesaian hingga berkas selesai diproses untuk
diperiksa oleh kepala subseksi, sampai dengan produk tersebut kemudian diseraahkan kepada
pemohon. Koordinator berfungsi sebagai front office saat menerima berkas dan menyerahkan
produk. Koordinator berfungsi sebagai back office saat menyiapkan bahan evaluasi dan
menyelesaikan proses jenis pelayanan. Hal inilah yang mengakibatkan besarnya peran
koordinator dalam proses suatu jenis kegiatan pelayanan supaya peaksanaan kegiatan
pelayanan tersebut berjalan dengan lancar. Dengan kata lain, keberhasilannya bergantung
pada seseorang dan bukan pada sistem yang sudah berjalan. Namun disisi lain, keadaan ini
justru membuka peluang terjadinya penyalahgunaan wewenang. Hal tersebut terjadi karena
belum adanya ketentuan Badan Agraria yang mengatur teknis pelaksanaan pelayanan yang
membagi dan memisahkan tugas front office dan back office. Penerapan hal tersebut
bergantung pada KPA masing-masing sedangkan KPA Adipura belum ada upaya maksimal
untuk dapat menerapkan praktik yang baik dalam memberikan pelayanan, yaitu dengan
membagi dan praktik yang baik dalam memberikan pelayanan, yaitu dengan membagi dan
memisahkan tugas secara jelas antara front office dan back office.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka Lembaga Audit Pemerintah menyarankan agar
diambil langkah-langkah perbaikan sebagai berikut.
1. Badan Agraria agar mengatur secara jelas teknis pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
petugas pelaksanaannya dalam menjalankan fungsi di front office dan back office.
2. Kepada KPA Adipura agar melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab supaya
jelas bagi pelaksana dalam setiap kegiatan pelayanan di front office dan back office.