Vous êtes sur la page 1sur 22

ASUHAN KEPERAWATAN POST OP KATARAK

DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYERI PADA TN. A

A. Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Diagnosa Medis Katarak Post Operasi
Hari Ke I di Ruang Rawat Inap THT/Mata Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen H.A Thalib
Kabupaten Kerinci, dilakukan pada tanggal 11 Juni 2015 jam 12.00 WIB di ruang THT/Mata
RSUD Mayjen H. A Thalib Sungai Penuh, sumber data berasal dari pasien, keluarga pasien
dan catatan medis.

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Umur : 68 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Koto Teluk
Status : Menikah

2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. H.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hub dengan pasien : Istri Pasien
Pekerjaan : Tani
Alamat : Koto Teluk

3. Catatan Medis
Tanggal Masuk RS : 10 Juni 2015
No Register : 090059
Diagnosa Medis : Katarak Post Operasi Hari Ke I
4. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, luka terasa panas dan menusuk

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluarga pasien mengatakan sejak 3 tahun yang lalu pasien sering mengeluhkan
pandangan mata kabur dan tidak jelas, mata pasien tampak keruh kemudian pasien
memeriksakanya pada petugas kesehatan setempat dan dinyatakan pasien menderita
katarak. Semakin lama pandangan mata pasien semakin kabur dan tidak jelas dan
semakin keruh. Kemudian oleh keluarga diperiksakan ke dokter dan oleh dokter
dianjurkan untuk operasi, kemudian oleh keluarga dibawa kerumah sakit Mayjen H.A.
Thalib Kerinci pada tanggal 10 Juni 2015, kemudian pasien menjalani operasi pada
tanggal 10 Juni 2015. Dan pada saat melakukan pengkajian pada pasien post operasi pada
hari ke 1 yaitu pada tanggal 11 Juni 2015, didapatkan keluhan/data.

Paliatif: nyeri semakin meningkat saat pasien bergerak secara tiba-tiba, duduk dan
batuk.
Quality: Pasien mengatakan nyeri terasa menusuk, pedih dan panas,
Region: Pasien mnegeluhkan nyeri terasa di luka operasi yaitu di mata sebelah kanan
Severity: Pasien mengatakan skala nyeri 6 (dari 1-10)
Time : Pasien mengatakan nyeri muncul setiap saat terutama saat pasien bergerak
dengan tiba-tiba dan batuk.

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pasien mengatakan menderita Katarak sejak 3 tahun yang lalu. Pasien juga mengatakan
sebelumnya pasien tidak pernah dan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-
obatan dan pasien tidak menderita penyakit degenerative seperti hipertensi, diabetes
mellitus, jantung dll.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan kakek pasien dahulu juga pernah menderita katarak tapi tidak
dioperasi karena keterbatasan fasilitas pada saat itu. Dan tidak ada juga yang mempunyai
penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, stroke dan hipertensi.

5. Pengkajian Fungsi Gordon


a. Presepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang
sakit maka akan segera di bawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

b. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan dirumah biasa makan 3x sehari porsi 1 piring
kadang lebih, dengan jenis menu nasi putih, sayur-sayuran dan
lauk. Pasien mengatakan tidak ada makanan yang di
hindarinya/tidak di sukainya, dan tidak ada riwayat alergi
terhadap makanan. Minum cukup 8 gelas air (250ml/gelas)
Selama Sakit : Pasien mengatakan selama di rumah sakit pola makanya pasien
tidak bisa makan banyak, hanya dapat makan makanan lunak atau
bubur yang dianjurkan diet rumah sakit dengan diet bubur tinggi
kalori tinggi protein, pasien memakan setengah porsi makanan
diet rumas sakit, pasien minum air ±5 gelas (250ml/gelas)

c. Pola Istirahat dan Tidur


Sebelum Sakit : Pasien mengatakan dirumah dalam sehari tidur + 10 jam, di siang
hari + 2 jam dan malam hari 8 jam, pasien lebih banyak tidur pada
malam hari. Dan tidak ada masalah dalam pola tidur pasien
dirumah.
Selama Sakit : Selama sakit pasien mengatakan tidur lebih susah, di malam hari
±5jam dan tidur siang ± 1 jam

d. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan dirumah BAB 1x sehari.. Konsistensi lunak,
warna coklat, bau khas feaces dan tidak ada masalah dalam BAB.
BAK sehari kencing 5 – 6x, warna urin kuning jernih, bau khas
urin dan tidak masalah dalam BAK.
Selama Sakit : Pasien mengatakan selama 2 hari belum BAB selama dirawat,
BAK 2-4 kali dalam sehari, dengan menggunakan pispot dibantu
oleh keluarga pasien

e. Pola Aktivitas
Kemampuan perawatan Sebelum sakit Saat sakit
diri
Makan dan minum Mandiri Di bantu orang lain
Toileting Mandiri Di bantu orang lain
Berpakaian Mandiri Di bantu orang lain
Mobilitas di tempat tidur Mandiri Di bantu orang lain
Berpindah Mandiri Di bantu orang lain

f. Manajemen kesehatan
Sebelum sakit : keluarga mengatakan kesehatan adalah hal yang penting.
Saat sakit : pasien berusaha makan- makanan diet RS dan mematuhi anjuran
perawat.

g. Pola Personal Hygiene


Sebelum Sakit : Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas dan personal
hygiene mandiri, mandi sehari 2X kadang-kadang lebih.
Selama Sakit : Untuk pemenuhan kebersihan diri pasien dilakukan oleh keluarga
pasien dengan cara dilap dengan menggunakan washlap dan air
hangat setiap pagi dan sore.
h. Pola oksigenasi
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
pernapasan, pasien bernapas dengan normal.
Saat sakit : pasien mengatakan tidak sesak napas, RR normal 22x/mnt.

i. Persepsi-konsep diri
Keluarga pasien tidak terganggu baik harga diri,konsep diri,ideal diri, identitas
maupun gambaran diri.

j. Hubungan Peran
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarganya hubungan keluarga pasien terjalin

baik dan saling memperhatikan satu sama lainnya termasuk apabila ada anggota

keluarga yang sakit keluarga yang lain ikut mendukung untuk mendapatkan

kesembuhan dengan berobat.

k. Reproduksi-seksualitas
Keluarga pasien mengatakan pasien adalah seorang ayah/suami yang

bertanggungjawab pada kewajibannya.


6. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Keadaan umum pasien lemah, tampak seperti menahan sakit pada luka

operasi dan pasien tampak bedrest total menghindari pergerakan

secara tiba-tiba karena nyeri pada luka operasi, pasien bedrest total.
Kesadaran : GCS 15 (Respon buka mata 4, mata kanan pasien tertutp kasa steril,

Respon motorik 5 dan Respon verbal 6), Tingkat kesadaran Compos

mentis.
Tanda-Tanda Vital: TD : 150/90 mmHg
Suhu : 36 oC
Nadi : 84x/menit
RR : 22x/menit
Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
- Rambut : Rambut pasien pendek, warna hitam ditumbuhi uban,
pertumbuhan kurang merata ada sedikit kebotakan, dikulit kepala tidak
terdapat luka.
- Mata : Mata kiri isokor, konjungtiva mata ananemis dan sclera mata
anikhterik sedangkan mata kanan terdapat oedem palpebral, mata
tampak merah terdapat jahitan halus pada kornea jahitan sebanyak 5
simpul dan mata kanan tertutup kasa steril.
- Telinga : Letak simetris, tidak ada serumen, dapat berfungsi dengan
baik dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
- Hidung : Simetris, tidak ada polip hidung, fungsi pernafasan baik, tidak
terjadi sesak nafas, tidak tampak tumpukan sekret dan tidak terdapat
masalah dalam pola nafas, frekuensi pernafasan 22x/menit.
- Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada peningkatan
Jugularis Vena Perifer dan teraba nadi karotis 84 x/menit
-
b. Thoraks : Bentuk simetris pergerakan dada kanan dan kiri simetris,
tidak lesi pada kulit dan tidak ada pembengkakan dada.
1) Dada
I : simetris,tidak ada penonjolan massa
Pa : frekuensi kanan dan kiri sama
Pe : suara paru sonor
A : Bunyi nafas vesikuler dan tidak terdengar suara nafas tambahan

2) Jantung
I : Terlihat ictus cordis berdenyut halus di intercosta 6
Pa : Teraba ictus cordis di intercosta ke 4-5-6 sebelah kiri.
Pe : Batas jantung jelas, kesan tidak ada pembesaran jantung (Redup)
A : BJ I-II

c. Abdomen
I : simetris,tidak ada lesi
A : peristaltik usus normal 12x/mnt
Pe : Suara Tympani
Pa : Tidak terdapat nyeri tekan pada semua lapang abdomen dan tidak terdapat
pembesaran pada hepar dan ginjal.

d. Ekstermitas
Atas : Fungsi ekstremitas atas normal dan dapat berfungsi dengan baik dan tidak

menggunakan alat bantu dan ekstremitas sebelah kanan terpasang Infus RL

dengan infuset makro, 12 tetes/menit keadaan infus baik tidak terdapat

oedem pada area yang terpasang infus dan tidak ada nyeri infus terpasang

hari ke 2.

Bawah: Ekstremitas bawah tidak terdapat kelainan dan dapat berfungsi dengan baik

e. Integumen :Berwarna sawo matang, kulit bersih

f. Genetalia
Pasien mengatakan tidak ada kelainan dan keluhan apapun

7. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 11 Juni 2015 didapatkan data sebagai berikut:

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Hemoglobin 10,8 gr/dl 12 – 14 gram/dl
2 Leukosit 11.400/ul 5.000 – 10.000/ul
3 Hemetokrit 39% 37 – 43 %
4 Laju endap darah 25 mm/jam 0 – 15 mm/jam
5 Blooding time (BT) 2 menit 1 – 3 menit
6 Clothing time (CT) 4 menit 2 – 6 menit
7 Golongan darah A

8. Program Therapy/pengobatan pada tanggal 11 Juni 2015 yang didapatkan pasien adalah

sebagai berikut:

No Therapy Dosis Rute Efek


1 CendoCytrol Tetes maata 2 tetes/6Jam Topical Antibiotic
2 Asamefenamat Tablet 500mg/8Jam Oral Analgetik
3 Ciprofloxacine Tablet 500mg/12Jam Oral Antibiotic

9. Data Fokus
Data Subjektive Data Objektive
1. Pasien mengatakan nyeri pada luka 1. Ekspresi wajah pasien tampak
operasi yaitu dimata sebelah kanan, menahan nyeri.
nyeri terasa menusuk 2. Pasien tampak memegangi bagian
2. Pasien mengatakan mata kanan terasa mata kanan dan tampak hati–hati
pedih dan panas. dalam melakukan pergerakan.
3. Pasien mengatakan nyeri menjalar ke 3. Pada mata kanan post operasi
kepala terasa pusing. ekstraksi lensa mata terdapat jahitan
4. Pada pengkajian nyeri, saat di berikan halus pada kornea mata jumlh 5
pilihan rentang nyeri 1–10 pasien simpul, oedem pada palpebral kanan
mengungkapkan skala nyerinya 6. dan mata kanan tertutup kasa steril.
5. Pasien mengatakan pandangan mata 4. Pengkajian nyeri :
kabur dan apabila balutan mata kanan P : nyeri pada luka operasi
dibuka terasa silau Q : nyeri menusuk, pedih dan panas
6. Pasien mengatakan apabila melihat R: mata sebelah kananS: skala 6 (dari
kadang bayangan terasa /terlihat ganda 1-10)
sehingga pasien sulit mengenali T: nyeri saat bergerak
benda-benda disekitar pasien. 5. Tanda–tanda vital:
TD : 150/90 mmHg
N : 84 x / menit
RR : 22 x / menit
S : 36oC
6. Pasien melihat jelas dengan satu mata
yaitu mata sebelah kiri.
7. Pada mata kanan post operasi katarak,
pada lensa mata terdaapat jahitan
sebnayak 5 simpul, terdapat oedem
palpebral, dan mata merah. Mata
kanan tertutup kasa steril.
8. Pasien sulit mengenali warna dan
terkadang orang disekitarr pasien.
9. Pasien dibatasi aktivitasnya hanya
boleh bedrest diruangan.

7. Analisa Data

No Data Etiologi Problem


1 Data subyektif Luka post operasi Gangguan rasa
1. Pasien mengatakan nyeri pada
katarak aman nyaman nyeri
luka operasi yaitu dimata sebelah
kanan, nyeri terasa menusuk
2. Pasien mengatakan mata kanan
terasa pedih dan panas.
3. Pasien mengatakan nyeri
menjalar ke kepala terasa pusing.
4. Pada pengkajian nyeri, saat di
berikan pilihan rentang nyeri 1–
10 pasien mengungkapkan skala
nyerinya 6.

Data obyektif:
1. Ekspresi wajah pasien tampak
menahan nyeri.
2. Pasien tampak memegangi
bagian mata kanan dan tampak
hati–hati dalam melakukan
pergerakan.
3. Pada mata kanan post operasi
ekstraksi lensa mata terdapat
jahitan halus pada kornea mata
jumlh 5 simpul, oedem pada
palpebral kanan dan mata kanan
tertutup kasa steril.
4. Pengkajian nyeri :
P : nyeri pada luka operasi
Q : nyeri menusuk, pedih dan
panas
R: mata sebelah kananS: skala 6
(dari 1-10)
T: nyeri saat bergerak
5. Tanda–tanda vital:
TD : 150/90 mmHg
N : 84 x / menit
RR : 22 x / menit
S : 36oC
2 Data Subyektif: Gangguan Gangguan persepsi
1. Pasien mengatakan pandangan penerimaan
sensori-perseptual
mata kabur dan apabila balutan sensori/status indra
penglihatan
mata kanan dibuka terasa silau
2. Pasien mengatakan apabila
melihat kadang bayangan
terasa /terlihat ganda sehingga
pasien sulit mengenali benda-
benda disekitar pasien

Data obyektif:
1. Pasien melihat jelas dengan satu
mata yaitu mata sebelah kiri.
2. Pada mata kanan post operasi
katarak, pada lensa mata
terdaapat jahitan sebnayak 5
simpul, terdapat oedem
palpebral, dan mata merah. Mata
kanan tertutup kasa steril.
3. Pasien sulit mengenali warna dan
terkadang orang disekitarr pasien.
4. Pasien dibatasi aktivitasnya
hanya boleh bedrest diruangan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa aman nyaman nyeri b.d luka post operasi katarak
2. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori/status indra

C. Intervensi
No. Rencana Keperawatan
Tujuan Rasional
DX (Intervensi)
Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV dan 1. Mengetahui
Dx 1
keperawatan selama 3 x 24 kesadaran pasien keadaan umum
jam, pasien tidak pasien
mengalami nyeri, dengan 2. Lakukan pengkajian nyeri
2. Mengetahui
kriteria hasil : secara komprehensif
perkembangan
1. Mampu mengontrol
daerah nyeri,
nyeri
2. Menyatakan rasa kulaitas spesifik
nyaman setelah nyeri faktor pencetus dan
berkurang durasi nyeri
3. Nyeri berkurang,
3. Berikan posisi nyaman
3. Untuk mengurangi
skala nyeri menjadi 1
untuk pasien
rasa nyeri

4. Ajarkan relaksasi (teknik


4. Meningkatkan
napas dalam) dan
kontrol,
dextraksi
kemampuan
koping

5. Berikan informasi tentang


5. Agar pasien
nyeri seperti penyebab,
memahami apa
berapa lama akan
yang terjadi
berkurang dan antisipasi
ketidak-nyamanan dari
prosedur

6. Berikan terapi obat sesuai


6. Mempercepat
resep dokter
penyembuhan
pasien

Dx 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV dan 1. Mengetahui


keperawatan selama 3 x 24 kesadaran pasien keadaan umum
jam, pasien mampu pasien
meningkatkan ketajaman 2. Observasi ketajaman
2. Penemuan dan
penglihatan, dengan penglihatan, kaji adanya
penanganan awal
criteria hasil : masalah dalam
komplikasi dapat
1. Pasien mampu penglihatan pasien mengurangi resiko
melihat dengan baik kerusakan lebih
2. Pasien bebas dari
lanjut
bahaya fisik karena 3. Observasi tanda-tanda
penurunan disorientasi
3. Mengetahui
keseimbangan
perubahan yang
penglihatan
4. Anjurkan pasien terjadi
3. Pasien mampu
melakukan aktivitas menggunakan kacamata
katarak yang tujuannya 4. Membantu
mandiri
memperbesar kurang penglihatan pasein
lebih 25 persen, pelihatan
perifer hilang dan buta
titik mungkin ada

5. Anjurkan pada keluarga


5. Membantu pasien
untuk membantu pasien
dalam melaksanakan
dalam beraktivitas.
aktivitasnya
6. Ciptakan lingkungan
yang aman bagi pasien
6. Untuk menjaga
7. Orientasaikan pasien
keamanan pasien
terhadap lingkungan
7. Memudahakan
mudah dikenal
pasien untuk
berkomunikasi

D. Implementasi

No Tanggal /
Tindakan Respon Paraf
Dx Jam
1,2 Sabtu, 1. Mengobservasi TTV dan 1. DS :
10 Juni 2015 kesadaran pasien pasien mengatakan “iya
14.00 wib sus, silahkan di periksa”

DO :
- kesadaran : composmetis
- KU : lemah
- TTV
TD :150 / 90 mmHg
S : 36C
HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit

1 14.15 wib 2. Melakukan pengkajian 2. DS :


nyeri dengan komprehensif Pasien bersedia diperiksa
dan bersedia menjawab
pertanyaan

DO :
Ps:nyeri terjadi saat
bergerak, biasa di sertai
pusing
Qs:nyeri seperti ditusuk dan
ngilu
R :di mata sebelah kanan
S : skala nyeri 6
T :durasi tidak terlalu lama,
namun sering saat
bergerak
2 15.00 wib 3. Mengobservasi ketajaman 3. DS:
penglihatan dan kaji adanya Pasien mengatakan
masalah dalam penglihatan pandangan mata kabur dan
pasien apabila balutan mata kanan
dibuka terasa silau

- DO :
- Pasien melihat jelas dengan
satu mata yaitu mata
sebelah kiri.
-Pasien sulit mengenali warna
dan terkadang orang
disekitar pasien
.

2 15.15 wib 4. Mengobservasi tanda-tanda .4. DS :


disorientasi seperti mata Pasien mengatakan apabila
kabur dll. melihat kadang bayangan
terasa /terlihat ganda
sehingga pasien suli
mengenali benda-benda
disekitar pasien
.
DO :
-Pasien sulit mengenali warna
dan terkadang orang
disekitar pasien.
- Pasien dibatasi aktivitasnya
hanya boleh bedrest
diruangan.

2 15.30 wib 5. Menganjurkan pasien 5.DS :


menggunakan kacamata pasien mengatakan “ ia sus
katarak yang tujuannya saya akan menggunakannya “
memperbesar kurang lebih
25 persen, pelihatan perifer DO :
hilang dan buta titik Pasien bersedia
mungkin ada. menggunakannya

1 16.00 wib 6. Mengajarkan relaksasi 6. DS :


(teknik napas dalam) dan Pasien mengatakan “setelah
dextraksi melakukan nafas dalam
berulang-ulang nyeri sedikit
berkurang “
DO :
Tampak pasien melakukan
nafas dalam ekspresi wajah
sedikit lebih rileks.
2 16.30 wib 7.Menganjurkan keluarga pasien 7. DS :
untuk membantu aktivitas Keluarga mengatakan “iya
pasien selalu ada yang bergantian
menemani di sini agar
bapaknya ada yang bantu “

DO :
Keluarga bersedia mengikuti
anjuran perawat
1 17.00 wib 8. Mengkolaborasi pemberian 8. DS:
- tetes mata cindo cytrol Pasien mengatakan setelah
Obat oral diteteskan mata terasa pedih
- Asamefenamat 1 Tablet
- Ciprofloxacine 1 Tablet DO :
- Cindo Cytrol tetes mata
2 tetes
- Obat oral telah
diberikan.
1 17.15 wib 9. Memposisi nyaman kepada 9. DS :
pasien pasien mengatakan “enakan
kalo kepalanya lebih tinggi
sus “

DO :
pasien dalam posisi
semifowler

1 17.20 wib 10. Memberikan informasi 10.DS:


tentang nyeri yang terjadi pasienvmendengarkan
pada pasien penjelasan perawat

DO :
- pasien menganggukkan
kepala tanda paham
2 18.30 wib 12. Mencipatakan lingkungan 12. DS : pasien bersedia
aman bagi pasien
DO :
memberikan tempat tidur
rumah sakit dengan
pengaman/pagar bed
sehingga tidak
membahayakan pasien.

2 19.15 wib 13. Mengkaji adanya tanda– 13. DS :


tanda infeksi dan Pasien mengatakan mata
peradangan pada mata kanan masih terasa nyeri,
kanan pasca operasi panas dan pedih
Melakukan penggantian
kasa bersih/steril DO :
Mata kanan tertutup kasa
steril dan tampak oedem
pada palpebra dan mata
merah dan tertutup kasa
steril

1 Minggu, 1. Melakukan pengkajian nyeri 1. DS :


11 Juni 2015 dengan komprehensif Pasien mengatakan mata
08.30 wib masih terasa nyeri tapi tidak
panas dan nyeri mulai
sedikit berkurang

DO :
Ps:nyeri terjadi saat
bergerak
Qs:nyeri seperti ditusuk
R :di mata sebelah kanan
S : skala nyeri 4
T :durasi sudah jarang
terjadi, saat bergerak
1 08.45 wib 2.Mengajarkan tekhnik 2. DS :
relaksasi dan dextrasi nafas Pasien mengatakan nyeri
dalam untuk mengurangi masih terasa, tetapi
nyeri saat nyeri muncul dengan nafas dalam secara
perlahan-lahan dan
berulang kali nyeri
berangsur-angsur
berkurang

DO :
- Pasien mencoba
malakukan nafas
dalam.
- Ekspresi wajah sedikit
lebih rileks
- Tampak keluarga
mendampingi pasien
nafas dalam
2 09.00 wib 3. Mengobservasi ketajaman 3.DS :
penglihatan, dan kaji Pasien mengatakan apabila
adanya masalah dalam mata kanan dibuka
penglihatan pasien pandangan silau
DO :
Mata kanan pasien tertutup
kasa steril sehingga pasien
melihat dengan satu mata

2 09.30 wib 4. Mengobservasi ulang tanda- 4. DS :


tanda disorientasi seperti Pasien mengatakan takut
mata kabur dll. bergerak karena nyeri pada
pada mata kanan dan terasa
pusing

DO :
pasien sulit untuk
mengenali orang
disekitarnya
2 09.50 wib 5. Menganjurkan pada keluarga 5. DS :
untuk membantu pasien Pasien mengatakan mulai
dalam beraktivitas. latihan bergerak dengan
bantuan keluarga dan
perawat

DO :
Pasien belum berani banyak
bergerak dan pemenuhan
kebutuhannya dibantu oleh
keluarga.
1,2 10.20 wib 6. Mengobservasi TTV dan 6.DS :
kesadaran pasien Pasien mengatakan “iya
sus, silahkan di periksa”

DO :
- kesadaran : composmetis
- KU : cukup
- TTV
TD :150 / 80 mmHg
S : 37C
HR : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
- Mata kanan masih merah
dan terdapat jahitan halus
dengan 5 simpul, oedem
palpebra sedikit berkurang
dan mata kanan tertutup
kasa steril.
1,2 11.00 wib 7. Memberikan posisi nyaman 7. DS :
dan menciptakan lingkungan pasien mengatakan “saya
aman bagi pasien lebih nyaman tidur
terlentang , saya sekalian
tidur siang”

DO :
pasien dalam posisi
supinasi dan pagar dari
tempat tidur terpasang dan
memberikan guling di
samping kanan pasien
2 13.30 wib 8.Mengorientasikan pasien 8. DS :
tehadap lingkungan yang Pasien memahami
mudah dikenal dengan tujuan penjelasan perawat
mempermudah pasien belajar
DO :
beraktivitas.
pasien tampak
memperhatikan penjelasan
perawat

1 Senin, 1. Melakukan pengkajian nyeri 1. DS :


12 Juni 2015 dengan komprehensif Pasien bersedia diperiksa
08.15 wib dan bersedia menjawab
pertanyaan

DO :
Ps:nyeri jarang terjadi saat
bergerak
Qs:nyeri ditusuk
R :di mata sebelah kanan
S : skala nyeri 1
T :durasi cepat, sudah
jarang
2 08.30 wib 2. Mengobservasi ketajaman 2. DS :
penglihatan, dan kaji adanya - Pasien mengatakan mata
masalah dalam penglihatan kanan sudah bisa melihat
pasien. tetapi kadang masih kabur
dan pandangan silau
- Pasien mengatakan
apabila menggunakan
kaca mata secara bertahap
maka pandangan mata
tidak silau
DO :
- Pasien melatih melihat
dengan kedua matanya.
- Perban steril pada mata
bagian kanan sudah
mulai dilatih untuk
dibuka.
- Pasien menggunakan
kacamata khusus post
operasi katarak sebagai
latihan secara bertahap
mengembalikan fungsi
penglihatannya.
- Oedem palpebral mulai
berkurang.

2 09.15 wib 3. Menganjurkan pada keluarga 3. DS:


untuk membantu pasien - Keluarga pasien
dalam beraktivitas. mengatakan pasien
mulai mau berjalan dan
bangun sendiri dan
kekamar mandi sendiri.
- Pasien mengatakan
mulai tidak takut
beraktivitas dan nyeri
mulai berkurang.
-
DO :
- Pasien mampu
beraktivitas mandiri
- Pasien tidak cemas lagi
1,2 10.00 wib 4.Mengobservasi TTV dan 4. DS :
kesadaran pasien Pasien mengatakan
padangan mata tidak silau
lagi dan tidak takut begerak
dan beraktivitas

DO :
- kesadaran : composmetis
- KU : cukup
- TTV
TD :150 / 80 mmHg
S : 36C
HR : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
- Pada mata kanan post
operasi ekstraksi lensa
mata terdapat jahitan
halus pada korrnea mata
jumlah 5 simpul, oedem
pada palpebral kanan
berkurang dan mata kanan
tertutup kasa steril

1 11.00 wib 5. Menganjurkan teknik napas 5. DS :


dalam pada pasien dan Pasien mengatakan nyaman
memberikan posisi nyaman ketikan melakukan nafas
pada pasien dalam dan pasien merasa
nyaman dalam posisi duduk
bersandar

DO :
Pasien tampak nyaman
dalam posisi duduk
bersandar

E. EVALUASI

No.
Tanggal Evaluasi Paraf
Dx
Selasa Dx 1 S: - Pasien mengatakan nyeri jauh lebih berkurang,
13 Juni 2015 nyeri hanya terasa kadang–kadang
Pukul 08.30 WIB - Setelah nafas dalam nyeri tidak dirasakan lagi
- Saat dilakukan pengkajian nyeri diberi rentang 1-10
pasien menyebutkan nyeri nya berkurang dari 6
menjadi 1.

O : - Kesadaran : Composmetis
-Keadaan umum : Cukup
-TTV
TD : 130/80 mmhg
RR : 22x/menit
HR : 80x / menit
S : 36,4o C
- Pasien tampak rileks dan ekspresi wajah pasien
tidak nyeri lagi.

A : Masalah sudah teratasi


Dengan skala nyeri pasien menjadi 1, pasien
menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

P : Intervensi dihentikan
Selas Dx 2 S : Pasien mengatakan pandangan mata masih kabur dan
12 Juni 2015 pandangan mata masih silau tapi apabila
Pukul 08.00 WIB menggunakan kacamata pasien mulai dapat melihat.

O: - Kesadaran : Composmentis
- Keadaan Umum : Cukup
- TTV
TD : 130/ 80 mmhg
HR : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,4o C
- Pasien mampu mengenali orang di sekitarnya
- Pasien mampu melakukan aktivitas mandiri

A : Masalah sudah teratasi


Dengan pasien mampu melihat dengan
menggunakan kacamata, terhindar dari bahaya fisik
dalam penurunan penglihatan

P : Intervensi dihentikan

Vous aimerez peut-être aussi