Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
“BENDUNGAN ASI”
DOSEN PEMBIMBING :
ERIK EKOWATI, SST
Oleh:
Diah Choirunnikmah 110.106.016
Lutvi Yayang VT 110.106.046
Melisa Deviana P 110.106.050
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
rahmat dan ridhoNya kami dapat menyelesaikan ASKEB IBU IV dengan judul
“BENDUNGAN ASI” dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Denok Sri Utami
Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Universitas Tulungagung.
2. Erik Ekowati, SST
Selaku ibu pembimbing makalah ASKEB IBU IV ini.
3. Rekan-rekan mahasiswa
Yang telah memberikan dorongan dan semangat serta bantuan dalam
penyusunan makalah ASKEB IBU IV ini.
Penyusunan makalah ASKEB IBU IV yang kami buat ini jauh dari
sempurna oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga
makalah ASKEB IBU IV ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin amin amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang di perlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 – 8 mgg, sedangkan yang
terpenting dalam nifas adalah masa involusi dan laktasi. Asuhan pada masa
nifas diperlukan karena masa ini merupakan masa kritis baik ibu maupun
janin.
Perawatan masa nifas sangat di perlukan untuk mencegah dan
mendeteksi adanya komplikasi yang terjadi setelah persalinan ,antara lain
perdarahan, infeksi, dan gangguan psikologis. Dengan latar belakang di atas
penulis tertarik untuk mengangkat kasus bendungan ASI
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bendungan ASI?
2. Apa faktor-faktor penyebab bendungan ASI?
3. Bagaimana tanda dan gejala bendungan ASI?
4. Bagaimana pencegahan bendungan ASI?
5. Bagaimana penatalaksanaan bendungan ASI?
C. Tujuan
Dengan banyaknya kasus bendungan ASI dalam hal ini maka perlu
diketahui beberapa tujuan dipelajarinya bendungan ASI, dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian bendungan ASI
2. Menjelaskan faktor penyebab bendungan ASI
3. Menjelaskan tanda dan gejala bendungan ASI
4. Menjelaskan pencegahan bendungan ASI
5. Menjelaskan penatalaksanaan bendungan ASI
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
BENDUNGAN ASI
Bila nyeri ibu tidak mau menyusui keadaan ini akan berlanjut, ASI
yang disekresi akan menumpuk sehingga payudara bertambah tegang.
Gelanggang susu menonjol dan putting menjadi lebih getar. Bayi
menjadi sulit menyusu.
Pada saat ini payudara akan lebih meningkat, ibu demam dan
payudara terasa nyeri tekan (Mochtar, 2002: 116). Saluran tersumbat
= obstructed duct = caked breast terjadi statis pada saluran ASI
(ductus lactoferus) secara lokal sehingga timbul benjolan lokal
(Sarwono, 2007: 37).
2.3.2 Faktor–faktor penyebab bendungan ASI
Faktor–faktor yang menyebabkan bendungan ASI dalam Medical
Journal (2010) adalah :
1) Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini
terjadi sebagai akibat air susu jarang dikeluarkan.
2) Adanya penekanan saluran air susu dari luar
3) Pemakaian bra yang terlalu ketat
2.3.3 Tanda dan Gejala
1) Payudara terasa panas (dengan menggunakan termometer)
2) Keras
3) Terlihat mengkilat meski tidak kemerahan
4) Demam (suhu normal 36,5-37,5ºC)
5) Nyeri tekan
2.3.4 Pencegahan
Pencegahan pembengkakan payudara menurut Mochtar
(2002) adalah :
1) Menyusui secara dini, susui bayi segera mungkin
(sebelum 30 menit) setelah dilahirkan
2) Susui bayi tanpa dijadwal (on demand)
3) Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi
kebutuhan bayi
4) Perawatan payudara pasca persalinan
10
2.3.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pembengkakan payudara menurut Mochtar (2002)
adalah :
1) Kompres air hangat agar payudara menjadi lebih lembek
2) Keluarkan ASI sebelum menyusui sehingga ASI keluar lebih
mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi.
3) Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
4) Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres
dingin
5) Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh darah getah benih
dilakukan pengurutan (massase) payudara yang dimulai dari
putting kearah korpus.
Menurut Soetjiningsih (2002) menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga
tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan,
karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(kencing, kepanasan / kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu
sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5–7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi
tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1–2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena hisapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan
mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan
agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong,
agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
Pengkajian dilakukan di BKIA Amanda Tulungagung Tanggal 03.10.2012
jam: 16.30 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny. “Y” Nama Suami : Tn. R
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraaswasta
Alamat : Sumbergempol Alamat : Sumbergempol
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh ASInya belum keluar dan payudara terasa penuh.
tegang. Dan terasa nyeri
6. Keadaan placenta
a. Lahir. Jam/tanggal : 06.25 WIB/ 01.10.2012
b. Berat : 400 gram
c. Robekan : derajat II (mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perineum, otot perineum)
d. Kelengkapan : koteluden dann selaput lketuban lahir lengkap
e. Kelainan : tidak ada
f. Jumlah perdarahan : 200 cc
g. Penyulit persalinan : tidak ada
7. Keadaan bayi
a. Jenis kelamin :♂
b. BB/PB : 3200 gram/ 47 cm
c. Keadaan : baik
d. AS : 8-9 cm
e. Kelainan : tidak ada
8. Riwayat nifas sekarang
Ibu merasakan payudaranya nyeri dan tegang sejak 2 hari yang lalu,
dan ini sangat menggangu kenyamanan ibu.
9. Kebutuhan sehari-hari
a. Nutisi
Sebelum melahirkan: ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang
dengan nasi, lauk, sayur dan minum 8-10 gelas / hari
Sesudah melahirkan: ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang
dengan nasi, lauk, sayur terkadang buah, dan minum 9-12
gelas/ hari
b. Eliminasi
Sebelum melahirkan: ibu BAK 4x/ hari tanpa ada nyeri, dan
BAB tiap pagi dengan konsistensi lunak, kuning kecoklatan.
Setelah melahirkan: ibu BAK 4-5x/ hari dan BAB hanya 1x
setelah melahirkan.
13
c. Istirahat
sebelum melahirkan: ibu tidur siang selama 1 jam dan tidur
malam selama 7-8 jam/ hari
setelah melahirkan: ibu tidak bisa tidur siang, dan malam tidur
± 6-7 jam karena sering terbangun.
d. Aktivitas
Sebelum melahirkan: ibu biasanya melakukan aktivitas ibu
rumah tangga, seperti: menyapu, mengepel, cuci dll
Setelah melahirkan: ibu tidak melakukan aktivitas yang berarti,
ibu hanya merawat bayinya.
e. Personal hygine
Sebelum persalinan: ibu mandi 2x/ hari, keramas 3x/ minggu,
ganti pakanan dalam 2x/ hari, ganti pakainan 1x/ hari.
Setelah persalinan: ibu mandi 2x/ hari, keramas 1x setelah
persalinan, ganti pakainan dalam setiap setelah BAK dan BAB,
dan ganti pakain 1x/ hari.
10. Ambulasi / Mobilisasi Dini
Ibu sudah bisa jalan, sekitar kamar, dan sudah bisa ke kamar mandi
sendiri.
14. Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sama sekali.
14
15. Pengetahuan
Perawatan tali pusat: ibu sudah mengerti bagaimana cara merawat
tali pusat bayi, yaitu menganti setiap setelah mandi dengan kassa
steril dan tetap menjaga agar tetap kering.
Memandikan bayi: ibu sudah mengerti cara memandikan bayi,
yaitu: dengan air hangat, waslap, dan sabun. Memandikan bayi
setiap pagi dan sore.
Perawatan buah dada: ibu mengatakan belum mengerti cara
merawat payudaranya.
Cara meneteki: ibu belum mengerti cara meneteki yang benar.
Kapan hubungan seksual: ibu sudah mengerti kapan melakukan
hub. Seksual, yaitu: sesudah masa nifas selesai.
Kapan melakukan pemeriksaan ulang: ibu sudah mengerti kapan
melakukan pemeriksaaun ulang, yaitu sesuai jadwal yang telah
diberika oleh bidan dan kembali jika ada keluhan.
Kapan boleh hamil lagi: ibu sudah mengerti, yaitu: 2/3 tahun lagi.
Senam nifas: ibu mengatakan belum mengerti cara senam nifas.
16. Sibling
Tidak ada persipan sibling, karena ini adalah anak yang pertama
18. Mobilisasi
Ibu sudah melakukan mobilisasi
19. Obat-obatan
Ibu sudah mengerti bahwa obat yang bole dikonsumsi hanyalah dari
bidan/ petugas kesehatan
15
B. DATA OBJEKTIF
a. Keadaan : compos mentis
b. K/U : baik
c. TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 83x/ menit
RR : 22x/ menit
S : 36,40C
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : simetris, tidak ada benjolan, warna rambut hitam, tidak
ada ketombe, tidk rontok, dan bersih.
2) Muka : tidak pucat, tidak odema, tidak ikhterus.
3) Mata : simetris, conj. merah muda, sklera tdak ikhterus.
4) Telinga : simetris, bersih, pendengaran baik.
5) Hidung : simetris, tiddak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung, bersih.
6) Mulut : tidak kering, tidak ada stomatitis, tidak ada carries pada
gigi : tidak ada pembesaran pada tonsil.
7) Leher : tidak ada pembesaran pada k. tyroid dan vena jugularis.
8) Dada: tidak terdengar ronchi dan weezing, tidak ada pernafasann
dinding dada.
9) Mammae : pada payudara kiri mengalami pembesar, bengkak,
terasa penuh dan merah mengkilap, mengalami hiperpigmentasi,
puting menonjol.
10) Abdomen : tidak ada bekas operasi, konsisitensi keras, TFU 3
jari bawah pusat.
11) Genetalia : ada pengeluaran darah dari vagina (lochea rubra),
vulva tidak odema, ada jahitan pada perineum. Anus tidak
hemoroid.
12) Ekstremitas : atas/bawah: simetris, tidak odema, akral hangat,
tidak ada varices, tidak ada kelainan.
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
DIAGNOSA/ TUJUAN/
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH KRITERIA HASIL
P10001 post Tujuan jangka pendek: 1. Lakukan pendekatan Tanggal: 02.10.2012 jam: 16.37 Tanggal: 03.10.2012
partum setelah diberikan terapeutik WIB jam : 16.50 WIB
fisiologis hari asuhan kebidan ± 20 R/ agar ibu lebih 1. Melakukan endekatan terapeutik
ke-2 menit diharapkan ibu kooperatif dengan pada pasien dengan metode S : ibu sudah mengerti
Ibu mengalami dapat mengerti petugas komunikasi 2 arah, dan dan bisa menguangi
bendungan penjalasan bidan mendengarkan serta menyimak yang telah djelaskan
2. Menginformasikan hasil
ASI KH: setiap keluhan ibu. oleh bidan, dan akan
pemeriksaan
1. Ibu mengerti 2. Menginformasikan hasil melakukan apa yang
R/ hak pasien untuk dianjurkan oleh idan.
penjelasan bidan pemeriksaan, bahwa ibu sekarang
mengetahui keadaannya
2. Idu dapat dalam kondisi baik-baik saja, O: K/U: baik
mengulang 3. Jelskan pada ibu mengaa hanya terjadi bendungan pada TTV:
kembali penjelasan terjadi bendungan payudara sebelah kiri. TD: 120/80mmHg,
18
19
DIAGNOSA/ TUJUAN/
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH KRITERIA HASIL
dianjurkan oleh payudara vena dan limphe pada payudara. ASI belum keluar, TFU
bidan 4. Beritahu cara mengatasi Dalam rangka mempersiapakan 3 jr bawah pusat, lochea
DIAGNOSA/ TUJUAN/
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH KRITERIA HASIL
3. Tidak terjadi tanda R/ untuk mempercepat payudra, yaitu dengan cara: buku KIA
bahaya nifas pulihnya alat-alat berikan kapas yang telah diberi Menganjurkan ibu
4. Tidak terjadi reproduksi baby oil/minyak di puting susu kontrol ulang 3 hari
komplikasi 8. Berikan KIE tentang pola ibu, biarkan 3-5 menit, kemudian lagi, dan segera
DIAGNOSA/ TUJUAN/
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH KRITERIA HASIL
11. Anjurkan tetap menjaga menempel pada payudara, perut
kebersihan vulva bayi menempel pada perut ibu,
DIAGNOSA/ TUJUAN/
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH KRITERIA HASIL
karena ini juag berhubungnan
dengan bayi.
11. Menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kebersihan vulva, yaitu
dengan mengajari cara cebok
yang benar (dari depan
kebelakang), mengganti
pembalut sesering mungkin,
mengganti ceana secara rutin.
12. Menganjurkan ibu kontrol
kembali 3 hari kedepan, dan
kembali bila ada keluhan yang
berlanjut, untuk mengetahui
kondisi ibu
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa Nifas merupakan proses pulihnya kembali alat-alat kandungan
seperti keadaan sebelum hamil, proses pengambilan data, pemeriksaan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berjalan lancar. Tingkat pencapaian
tujuan dan kesembuhan klien akan berhasil bila klien aktif dan ada dukungan
dari keluarga.
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
a. Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan konseling tentang
menyusui secara eksklusif.
b. Diharapkan petugas kesehatan bisa mempertahankan pelayanan
kebidanan yang sudah memenuhi standart.
2. Pasien
a. Diharapkan pasien aktif bertanya kepada petugas meskipun belum ada
keluhan.
b. Hendaknya pasien secara rutin control ke petugas kesehatan
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna, S.SiT, M.Kes dan Diah Wulandari , SST, M.Keb. 2010.
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta, Nuha Medika.
Dewi, Vivian dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta,
Salemba Medika.
Manuaba. Ida Bagus Gdc. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC