Vous êtes sur la page 1sur 4

Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban

Sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang
dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawabannya. Perusahaan yang memiliki banyak pusat
pertanggung-jawaban biasanya memilih satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk
mengelola kegiatan yang dilakukan rumit dan beragam yaitu : tersentralisasi atau
terdesentralisasi. Pada pengambilan keputusan tersentralisasi, berbagai keputusan dibuat pada
tingkat manajemen puncak dan manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggung jawab atas
pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Sedangkan, pengambilan keputusan
terdesentralisasi memperkenakan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan
mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah
pertanggungjawabannya. Desentralisasi adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan
keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Terdapat empat istilah dalam penerapan
desentralisasi:

1. Delegasi adalah pembagian kebawah tugas-tugas pekerjaan dan kekuasaan pengambilan


keputusan terkait pada manajer didalam sebuah organisasi.
2. Wewenang/otoritas adalah hak untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas yang diemban.
3. Tanggungjawab adalah kewajiban penerima otoritas untuk mencapai hasil yang
ditetapkan.
4. Akuntabilitas/pertanggungjawaban mengacu pada ukuran pencapaian hasil yang biasanya
dipenuhi dengan cara pembuatan laporan kinerja berkala.

Alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi adalah sebagai berikut:


1. Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi Lokal Kualitas
Keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan
pertumbuhan pertumbuhan persahaan dan penambahan operasi dipasar dan area yang
berbeda , manajer pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal. Akan tetapi, para
manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki
akses informasi ini. Akibatnya mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik
untuk membuat keputusan lokal.
2. Memfokuskan Manajemen Pusat
Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas
menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Keberlangsungan jangka
panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat daripada operasional
sehari-hari.
3. Melatih Dan Memotivasi Para Manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer
jenjang yang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang yang
lain. Maka, manajer puncak bisa mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya.
Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa
dipromosikan.
4. Meningkatkan Daya Saing
Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan dapat
menutupi ketidakefisienan yang terjadi diberbagai divisinya. Perusahaan-perusahaan
besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi
yang tidak berdaya saing. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja sebuah divisi
adalah memperkenalkan lebih jauh pada kekuatan-kekuatan pasar.

Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi.


Satu cara pembedaan divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi, Dalam
latar desentralisasi, biasanya terdapat beberapa saling kebergatungan. Jika tidak, suatu
perusahaan hanya akan menyerupai kumpulan entitas yang terpisah secara total. Divisi-divisi
juga dapat diciptakan menurut garis geografis. Kehadiran divisi-divisi yang membentang di satu
atau beberapa wilayah menciptakan kebutuhan akan evaluasi kinerja yang mampu
mempertimbangkan perbedaan lingkungan divisi. Lalu ada juga cara membedakan divisi adalah
berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi yaitu: pusat biaya,
pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Saat perusahaan tumbuh, manajemen puncak
biasanya menciptakan berbagai area pertanggungjawaban yang dikenal sebagai pusat
pertanggungjawaban dan menugaskan manajer di bawahnya untuk menangani wilayah tersebut.
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen akuntansi pertanggungjawaban.
Pengendalian pusat pendapatan dicapai dengan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari
manajer-manajer divisi berdasarkan pendapatan dari penjualan. Jenis pertanggungjawaban pusat
investasi mencerminkan tingkat tertinggi desentralisasi, karena manajernya memiliki kebebasan
untuk membuat beragam keputusan penting. Terdapat empat pusat pertanggungjawaban:
a. Pusat Biaya (Cost Centre) : pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
diukur berdasarkan biaya.
b. Pusat Pendapatan (Revenue Centre) : pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan pendapatan.
c. Pusat Laba (Profit Centre) : pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
diukur berdasarkan pendapatan dan biaya.
d. Pusat Investasi (Investment Centre) : pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan pendapatan, biaya dan investasi.

Peran informasi dan akuntabilitas memberikan informasi penting untuk para manajer yang
bertanggung jawab terhadap hasil. Hal ini karena manajer tidak hanya mengendalikan tetapi juga
harus mengetahui dan memahaminya. Tanggungjawab juga mencakup akuntabilitas.
Akuntabilitas secaara tidak langsung mencerminkan pengukuran kinerja, yang berbarti bahwa
hasil aktual dibandingkan dengan hasil yang diperkirakan. Peran informasi akuntansi
pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pertanggungjawaban.
1. Penilaian Kinerja Pusat Biaya
Infomasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja pusat biaya adalah biaya. Dalam
hal ini terdapat masalah bahwa tidak ada biaya yang 100% dapat dikendalikan oleh
manajer pusat biaya. Masalah yang timbul adalah: biaya, hubungan biaya dengan pusat
biaya, jangka waktu dan tanggungjawab ganda. Kinerja pusat biaya terutama diukur
berdasarkan efisiensi dan mutunya.

2. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan

Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja adalah pendapatan.

3. Penilaian Kinerja Pusat Laba

Informasi akuntansi yang digunakan untuk penilaian kenerja pusat laba adalah pendapatan
dan beban. Pendapatan adalah ukuran moneter dari keluaran-keluaran (output) dan beban
adalah ukuran moneter dari masukan (input) atau sumber daya yang dikonsumsi. Laba
sebagai ukuran kinerja terutama berfaedah karena memungkinkan manajemen senior
memakai ukuran yang lengkap. Setiap pusat laba merupakan unit yang relatip independen,
manajer mempunyai pengendalian yang signifikan atas sebagian besar keputusan operasi
yang berpengatuh terhadap laba.

4. Penilaian Kinerja Pusat Investasi

Informasi akuntansi yang digunakan untuk penilaian kinerja pusat investasi adalah
pendapatan, biaya dan investasi . Alat ukur yang biasa digunakan adalah ROI dan RI.
Dalam pusat investasi manajer memiliki tanggungjawab dan otoritas pengambilan
keputusan yang mempengaruhi biaya, pendapatan dan investasi. Manajer pusat investasi
mempunyai ekstensif untuk tindakan-tindakan seperti pembelian asset jangka panjang,
penentuan syarat-syarat kredit, penentuan tingkat persediaan dan penetapan harga jual.

Keunggulan dan kelemahan pada desentralisasi

Keunggulan:

1. Manajemen puncak bebas dari pemecahan masalah harian dan terkonsentrasi pada
strategi, pembuatan keputusan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dan pada masalah
koordinasi.
2. Memberikan pengalaman berharga bagi manajemen lebih bawah dalam pembuatan
keputusan
3. Manajer lebih bawah memiliki informasi yang lebih rinci terutama informasi local.
4. Untuk memudahkan evaluasi kerja dikarenakan adanya kebebasan bagi manajer tingkat
bawah.
5. Mendorong manajer tingkat bawah untuk menunjukan kerja terbaik mereka, hal ini
muncul karena semangat kerja mereka meningkat sehubungan dengan pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab.

Kelemahan:

1. Memungkinkan manajer membuat keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran


keseluruhan dari perusahaan dikarenakan pemahaman yang sedikit mengenai strategi
perusahaan.
2. Kurang koordinasi bagi manajer-manejer yang memiliki otonomi.
3. Manajer tingkat bawah dimungkinkan mempunyai tujuan yang berbeda dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan

Vous aimerez peut-être aussi