Vous êtes sur la page 1sur 1

ABSTRAK

Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga
dapat di produksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar
royalti. Umumnya orang mengangsumsikan obat generik sebagai obat kelas
kedua. Kurangnya informasi tentang obat generik adalah satu faktor
penyebab obat generik dipandang sebelah mata. Dengan beranggapan
demikian selain mengurikan pemerintah, pihak pasien menjadi tidak efisien
dalam membeli obat. Berdasarkan paradigma tersebut, kajian ini berguna
untuk mengetahui pandangan dan persepsi masyarakat tentang penggunaan
obat generik, selain itu memberikan pemahaman kepada dokter dalam
peresepan obat untuk memberikan pilihan terhadap penggunaan obat
tersebut. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2010, peresepan obat
generik di rumah sakit umum milik pemerintah saat itu baru 66%, sedangkan
di rumah sakit swasta dan apotek hanya 49%. Ketersediaan obat essensial
generik disarana pelayanan kesehatan juga baru 69,7% dari target 95%.
Antara tahun 2005-2010, pasar obat generik menurun dari 10% menjadi
7,2% terhadap pasar obat nasional. Persentasi penggunaan obat generik di
puskesmas tahun 2009-2011 sebesar 50,1% ; 57,2% ; 66,5%. Sedangkan
untuk rumah sakit pada tahun 2009-2011 sebesar 95,1% ; 96,1% ; 96,7%.
Menurut hasil penelitian Arlin Adam pada Studi kualitatif di RSUD
Lakipadada di kabupaten Tator, persentasi dari pandangan masyarakat
secara umum dibagi menjadi kelompok mengerti 23,33% ; kurang mengerti
50% dan tidak mengerti 26,67%.

Vous aimerez peut-être aussi