Vous êtes sur la page 1sur 10

1.

Biaya per Unit


Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi
jumlah biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Biaya per unit
adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit
yang diproduksi. Biaya produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dipenuhi.
Biaya produk sering didefinisikan sebagai biaya produksi, yaitu jumlah dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Setelah diukur, proses
menghubungakan biaya dengan unit yang diproduksi disebut pembebanan biaya. Pendekatan
berdasarkan fungsi dan aktivitas adalah dua cara yang penggunaannya bersaing untuk proses
pembebanan biaya pada produk.

Pentingnya Biaya Produk per Unit


Biaya per unit adalah bagian penting dari informasi bagi suatu perusahaan
manufaktur. Sebagai contoh, penawaran adalah persyaratan umum di pasar untuk produk dan
jasa khusus. Menyerahkan penawaran yang berarti tanpa mengetahui biaya per unit dari
produk atau jasa yang akan dihasilkan merupakan hal yang tidak mungkin. Keputusan untuk
membuat atau membeli suatu produk atau jasa, menerima atau menolak suatu pesanan
khusus, serta mempertahankan atau menghentikan suatu produk atau jasa memerlukan
informasi biaya per unit. Karena informasi biaya per unit sangat penting, keakuratan adalah
hal yang penting.

Cara Mendapatkan Informasi Biaya per Unit


Perhitungan biaya aktual membebankan biaya aktual bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead pada produk. Pada praktiknya, sistem perhitungan biaya aktual
murni jarang digunakan karena tidak dapat meyediakan informasi biaya per unit yang akurat
secara tepat waktu. Perhitungan biaya normal membebankan biaya aktual bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung pada produk. Akan tetapi, biaya overhead dibebankan
pada produk dengan menggunakan tarif perkiraan. Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif
yang didasarkan pada data yang diperkirakan dan dihitung dengan rumus berikut :

Tarif Perkiraan Overhead =

2. Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi

1
Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung pada produk dengan menggunakan penelusuran
langsung. Secara spesifik, perhitungan biaya berdasarkan fungsi menggunakan penggerak
aktivitas tingkat unit untuk membebankan biaya overhead pada produk. Penggerakan
aktivitas tingkat unit (unit level activity driver) adalah faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.
Tarif perkiraan overhead berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dari penggerak
tingkat unit, yaitu suatu perkiraan dari kapasitas yang diukur pergerakan dan perkiraan dari
overhead yang diharapkan. Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang umumnya digunakan
untuk membebankan overhead, meliputi: (1) unit yang diproduksi, (2) jam tenaga kerja
langsung, (3) biaya tenaga kerja langsung, (4) jam mesin, dan (5) biaya bahan baku langsung.
Setelah memilih penggerak tingkat unit, langkah selanjutnya adalah menentukan
kpasitas aktivitas yang diukur penggerak meskipun tingkat kapasitas apapun dapat dipilih,
empat kandidat yang umum: Kapasitas aktivitas yang diharapkan (expected
activity capacity) adalah output aktivitas yang diharapkan perusahaan dapat tercapai pada
tahun mendatang. Kapasitas aktivitas normal (normal activity capacity) adalah output
aktivitas rata-rata yang dialami perusahaan dalam jangka panjang. Kapasitas aktivitas
teoretis (theoretical activity capacity) adalah output aktivitas maksimum yang dapat
direalisasikan dengan berasumsi bahwa semua beroperasi secara sempurna. Kapasitas
aktivitas praktis (practical activity capacity) adalah output maksimum yang dapat dicapai
jika semua berjalan secara efisien.

A. Tarif keseluruhan Pabrik


Perhitungan tarif keseluruhan pabrik terdiri atas dua tahap yaitu:
1. biaya overhead yang dianggarkan akan dianggarkan akan diakumulasi menjadi
satu kelompok untuk keseluruhan pabrik (pembebanan biaya tahap pertama).
2. Kedua, biaya overhead dibebankan pada produk dengan menggalikan tarif
tersebut dengan jumlah jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan oleh
tiap-tiap produk.

Perhitungan Tarif Keseluruhan


Overhead yang dibebankan adalah jumlah overhead yang dibebankan pada produksi
aktual pada titik tertentu dalam suatu waktu disebut sebgai overhead yang dibebankan
(applied overhead) dan dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

2
Overhead yang dibebankan = tarif overhead x output aktivitas actual
Perbedaan antara overhead actual dan overhead yang dibebankan disebut variansi
overhead (overhead variance). Jika overhead actual lebih besar daripada overhead yang
dibebankan, variansi disebut overhead yang terlalu rendah dibebankan (underapplied
overhead). Jika overhead actual kurang dari overhead yang dibebankan, variansi disebut
overhead yang terlalu tinggi dibebankan (overapplied overhead).
Biaya per unit suatu produk dihitung dengan menjumlahkan biaya utama produk pada
biaya utama produk pada biaya overhead yang dibebankan, kemudian membagi jumlah biaya
ini dengan unit yang diproduksi.

B. Tarif Departemen
Kerangka kerja konseptual terdiri dari dua tahap untuk tarif overhead departemen,
yaitu : tahap pertama, biaya overhead keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan pada setiap
departemen produksi dan membentuk kelompok biaya overhead departemen. Dan tahap
kedua, overhead dibebankan pada produk dengan mengalikan tarif departemen dengan
jumlah penggerak yang digunakan departemen terkait.
Beberapa departemen produksi mungkin lebih banyak menggunakan overhead
daripada departemen produksi lainnya. Produk yang menghabiskan waktu lebih banyak
dalam departemen yang banyak menggunakan overhead seharusnya dibebankan biaya
overhead lebih banyak daripada produk yang menghabiskan waktu sedikit.

Perhitungan Tarif Departemen


𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛
Tarif Pabrikasi = 𝑗𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛
Tarif Perakitan = 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

Overhead yang Dibebankan, jumlah overhead yang dibebankan untuk setahun adalah
jumlah yang dibebankan pada setiap departemen.
Biaya per Unit, dengan menggunakan tarif departemen dan informasi awal tentang
biaya utama dan unit yang diproduksi.

3. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi


Distorsi biaya produksi bagi beberapa perusahaan dapat merugikan perusahaan,
terutama bagi perusahaan yang dikarakterisasikan oleh peningkatan atau ketatnya tekanan
persaingan (kerap terjadi pada tingkat global), perbaikan berkelanjutan, TQM, kepuasan

3
pelanggan, dan teknologi canggih. Sistem akuntansi biaya yang dahulu berfungsi dengan
cukup baik, mungkin kini sudah tidak dapat digunakan lagi atau telah ketinggalan zaman.
Sebagai contoh, jika biaya terdistrosi dan perhitungan biaya menjadi terlalu tinggi atas suatu
produk utama bervolume besar, maka penawaran yang diajukan secara sistematis akan kalah
walaupun perusahaan merasa telah menggunakan strategi penawaran agresif. Organisasi yang
pernah mengalami gejala ini menentukan tarif keseluruhan pabrik atau departemen tidak lagi
membebankan biaya overhead secara tepat pada setiap produk. Paling tidak, terdapat dua
faktor utama yang menyebabkan ketidakmapuan tarif keseluruhan pabrik dan departemen
berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead secara tepat (1) proporsi biaya overhead
yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya overhead adalah besar, dan (2) tingkat
keanekaragaman produknya besar.

4. Biaya Overhead yang Tidak Berkaitan dengan Jumlah Unit


Penggunaan tarif keseluruhan pabrik atau departemen mengasumsikan pemakaian
sumber daya overhead berkaitan erat dengan unit yang diproduksi. Penggerak biaya aktivitas
tingkat nonunit, diperlukan untuk pembebanan biaya yang akurat dari aktivitas nonunit.
Dengan hanya menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan
biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit, distorsi biaya produk akan tercipta. Tingkat
keparahan distorsi ini bergantung pada seberapa besar biaya overhead dalam memengaruhi
biaya produk. Suatu penelitian menunjukkan biaya overhead minimal harus 15 persen dari
jumlah biaya produksi agar ABC bisa menghasilkan keuntungan keputusan yang signifikan.
Jika presentase biaya overhead berdasarkan nonunit terhadap jumlah biaya overhead adalah
kecil. Maka distorsi biaya produksi pun akan kecil. Pada situasi tersebut, penggunaan
penggerak biaya aktivitas betdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead diterima.

Keanekaragaman Produk
Keanekaragaman produk (product diversity) berarti produk menggunakan aktivitas
overhead dalam proporsi yang secara signifikan berbeda. Terdapat beberapa alasan mengapa
produk dapat menggunakan overhead dalam proporsi yang berbeda, seperti perbedaan pada
ukuran produk, kerumitan produk, waktu penyetelan dapat menyebabkan produk
menggunakan overhead pada tingkat yang berbeda. Apa pun bentuk keanekaragaman
produknya, biaya produk akan terdistorsi apabila jumlah overhead berdasarkan unit yang
digunakan produk, tidak berubah dalam proporsi langsung dengan jumlah yang digunakan

4
overhead nonunit. Proporsi setiap aktivitas yang digunakan suatu produk didefinisikan
sebagai rasio konsumsi (consumption ratio).

5. Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas : Penjelasan Terperinci


Pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap. Pertama, biaya overhead
dibebankan pada unit organisasi (pabrik atau departemen). Kedua, biaya overhead
dibebankan pada produk. Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, pertama
menelusuri biaya pada aktivitas, kemudian pada produk. Asumsi yang mendasari adalah
aktivitas menggunakan sumber daya dan produk yang pada gilirannya menggunakan
aktivitas. Oleh sebab itu, ABC juga merupakan proses dua tahap. Akan tetapi, sistem ABC
menekankan penelusuran langsung dan penelusuran bergerak, sedangkan sistem biaya
tradisional cenderung gencar dalam alokasi. Fokus perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
adalah aktivitas. Oleh sebab itu, identifikasi aktivitas haruslah menjadi tahap awal dalam
perancangan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.

Identifikasi Aktivitas dan Atributnya


Pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan dengan mewawancarai para manajer
atau para wakil dari area kerja fungsional. Data yang dihasilkan dari wawancara ini
digunakan untuk menyiapkan kamus aktivitas. Kamus aktivitas mendaftar aktivitas-aktivitas
dalam sebuah organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas
adalah informasi keuangan dan non keuangan yang mendeskripsikan aktivitas individual.
Contoh-contoh atribut aktivitas yang berhubungan dengan tujuan perhitungan biaya meliputi
berbagai sumber daya yang digunakan, jumlah waktu yang dihabiskan oleh pekerja untuk
suatu aktivitas, objek biaya yang menggunakan output aktivitas, ukuran dari output aktivitas
dan nama aktivitas.

Rangkaian Pertanyaan Utama, pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara dapat


digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas dan atribut aktivitas yang diperlukan untuk tujuan
perhitungan biaya. Informasi yang didapatkan dari pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar
untuk menyusun kamus aktivitas dan menyediakan data yang berguna untuk pembebanan
biaya sumber daya pada aktivitas individual. Daftar ini tidak harus mencakup semua hal,
tetapi disajikan untuk menggambarkan sifat dari proses pengumpulan informasi.
1. Berapa banyak karyawan dalam departemen anda? (aktivitas yang
menggambarkan tenaga kerja)

5
2. Gambarkanlah apa yang mereka lakukan! (aktivitas adalah orang yang melakukan
sesuatu untuk orang lain)
3. Apakah pelanggan di luar departemen anda menggunakan peralatan? (aktivitas
dapat juga berupa peralatan yang melakukan kegiatan untuk orang lain)
4. Sumber daya apakah yang digunakan setiap aktivitas (peralatan,bahan, dan
energi)? (aktivitas menggunakan sumber daya sebagai tambahan dari tenaga kerja)
5. Apakah output dari setiap aktivitas ? (membantu mengidentifikasi penggerak
aktivitas)
6. Siapakah atau apakah yang menggunakan output aktivitas? (identifikasilah objek
biaya: produk, aktivitas lain, pelanggan dan lain-lain)
7. Berapa banyak waktu yang dihabiskan pekerja untuk setiap aktivitas dan
peralatan? (informasi yang dibutuhkan untuk membebankan biaya tenaga kerja
dan peralatan pada aktivitas)

Kamus Aktivitas, kamus aktivitas menyebutkan aktivitas, mendeskripsikan tugas-


tugas yang menyebabkan aktivitas, mengklasifikasi aktivitas sebagai aktivitas primer atau
sekunder, mendaftar pengguna, dan mengidentifikasi ukuran output aktivitas. Aktivitas
primer adalah aktivitas yang digunakan oleh produk atau pelanggan. Aktivitas sekunder
adalah aktivitas yang digunakan oleh aktivitas primer lainnya atau aktivitas sekunder.

Pembebanan Biaya pada Aktivitas


Aktivitas menggunakan sumber daya, seperti tenaga kerja, bahan energi dan modal.
Biaya sumber daya pada aktivitas perlu dibebankan dengan menggunakan penelusuran
langsung dan penggerak. Untuk sumber daya tenaga kerja, matriks distribusi kerja sering
digunakan. Waktu yang dihabiskan pada setiap aktivitas merupakan dasar untuk pembebanan
biaya tenaga kerja pada aktivitas. Jika waktunya 100 persen, maka tenaga kerja adalah
sepenuhnya pada aktivitas dan metode pembebanan adalah penelusuran langsung. Jika
sumber daya dibagi oleh beberapa aktivitas, maka pembebanan dilakukan melalui
penelusuran penggerak yang disebut penggerak sumber daya. Penggerak sumber daya adalah
faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh aktivitas. Setelah penggerak sumber daya
diidentifikasi, biaya sumber daya dapat dibebankan pada aktivitas. Selain tenaga kerja,
aktivitas juga menggunakan bahan baku, modal, dan energi.

6. Pembebanan Biaya Aktivitas pada Aktivitas Lain

6
Pada tahap ini, aktivitas diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Jika terdapat
aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul. Pada tahap selanjutnya, biaya aktivitas
sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang menggunakan output-nya. Sebagai contoh,
mengawasi karyawan adalah aktivitas sekunder. Ukuran output adalah jumlah waktu
karyawan yang digunakan setiap aktivitas. Berdasarkan matriks distribusi kerja yang telah
disiapkan, dapat diketahui bahwa tiga aktivitas departemen (aktivitas primer) menggunakan
tenaga kerja staf administrasi dalam proporsi 40 persen, 30 persen,dan 30 persen. Oleh sebab
itu, biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada setiap aktivitas primer dengan
menggunakan rasio ini (yang sekarang berfungsi sebagai penggerak aktivitas).

Pembebanan Biaya pada Produk.


Setelah biaya dari aktvitas primer ditentukan, biaya tersebut dapat dibebankan pada
produk dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas penggunaannya, seperti yang diukur
oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan perhitungan suatu tarif
aktivitas yang ditentukan terlebih dahulu dan mengalikan tarif ini dengan penggunaan aktual
aktivitas. Untuk menghitung tarif aktivitas, kapasitas praktis dari setiap aktivitas harus
ditentukan. Untuk membebankan biaya jumlah dari setiap aktivitas yang digunakan setiap
produk juga perlu diketahui. Dalam menentukan tujuan ini, akan diasumsikan bahwa
kapasitas praktis aktivitas sebanding dengan jumlah penggunaan aktivitas oleh semua produk.

Perincian Klasifikasi Aktivitas.


Sesuai dengan tujuan perhitungan biaya produk, aktivitas dapat diklasifikan dalam 4
kategori umum, yaitu tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk dan tingkat
fasilitas. Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit
diproduksi. Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi
sebagai contoh, permesinan dan perakitan adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali sebuah
unit diproduksi. Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produksi. Biaya
aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch, tetapi tetap terhadap jumlah unit yang
diproduksi pada tiap batch. Penyetelan, pemeriksaan, penjadwalan, produksi dan penanganan
bahan adalah contoh dari –contoh dari aktivitas tingkat batch. Aktivitas tingkat
produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk
yang diproduksi perusahaan. Aktivitas ini menggunakan input yang menggembangkan
produk atau memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Aktivitas ini dan biayanya
cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jenis produk yang berbeda. Perubahan

7
teknik, pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa teknik
produk, dan pengiriman adalah contoh-contoh dari aktivitas tingkat produk. Aktivitas
tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik.
Aktivitas tersebut bermanfaat bagi organisasi pada beberapa tingkat, tetapi tidak bermanfaat
bagi setiap produk secara spesifik. Contoh-contohnya meliputi manajemen pabrik, tata letak,
dukungan untuk program masyarakat, keamanan, pajak property dan penyusutan pabrik.
Dari keempat tingkat umum tersebut, tiga yang pertama yaitu dalam tingkat unit,
batch dan produk, mengandung aktivitas produk dimana permintaan atas aktivitas dapat
diukur oleh setiap produk. Aktivitas dalam tiga tingkat ini dapat dibagi lebih lanjut
berdasarkan rasio konsumsi.

7. Mengurangi Ukuran dan Kerumitan dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan


Aktivitas

Pada tahap pertama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, aktivitas diidentifikasi


kemudian biaya dihubungkan dengan aktivitas individual, dan diklasifikasikan sebagai
aktivitas primer dan sekunder. Aktivitas primer adalah aktivitas yang digunakan oleh produk
atau pelanggan, sedangkan aktivitas sekunder adalah aktivitas yang digunakan oleh aktivitas
primer. Dalam tahap lanjutan, biaya dari aktivitas sekunder dibebankan ulang pada aktivitas
primer. Dalam tahap akhir, biaya dari aktivitas primer dibebankan kepada produk atau
pelanggan.
Pembebanan biaya pada aktivitas lain (tahap lanjutan) atau pembebanan biaya pada
produk dan pelanggan (tahap akhir) membutuhkan penggunaan tarif aktivitas. Pada
prinsipnya, terdapat satu tarif aktivitas yang dihitung untuk setiap aktivitas. Suatu organisasi
dapat memiliki ratusan aktivitas berbeda sehingga memiliki ratusan tarif aktivitas. Walaupun
teknologi informasi pasti mampu menangani berbagai jumlah tarif tersebut, ada baiknya
apabila memungkinkan jumlah tarif tersebut dikurangi sehingga meningkatkan kemungkinan
penerimaan oleh manajemen.

Mengurangi Jumlah Tarif dengan Menggunakan Rasio Konsumsi


Salah satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tariff adalah
mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu
kelompok biaya (cost pool). Jumlah tarif dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa
aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya.

8
Mengurangi Jumlah Tarif melalui Aproksimasi ABC
Sistem yang relevan dan mirip (aproksimasi) ABC bisa digunakan dibeberapa
organisasi daripada sistem ABC murni yang sulit diterapkan. Salah satu cara mengurangi
jumlah tarif adalah dengan hanya menggunakan aktivitas yang paling mahal dan
menggunakan penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk. Biaya dari aktivitas
yang tidak terlalu mahal dialokasikan dalam kelompok biaya dari aktivitas yang mahal.
Dengan cara ini, sebagian besar biaya akan dibebankan pada berbagai produk secara akurat.
Biaya-biaya dan kebanyakan aktivitasyang biayanya tinggi dibebankan dengan menggunakan
berbagai penggerak sebab dan akibat (cause and effect), sedangkan berbagai biaya aktivitas
yang tidak mahal dibebankan secara lebih arbitrer. Pendekatan ini sederhana, mudah
dipahami, dan sering mengarah pada perkiraan pembebanan (aproksimasi) ABC yang cukup
bagus.

Perbandingan dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi


Pada sistem berdasarkan fungsi, pemakaian overhead oleh produk diasumsikan untuk
dijelaskan hanya dengan penggerak aktifitas berdasarkan unit. Untuk tarif keseluruhan
pabrik, hanya satu penggerak yang digunakan untuk membebankan biaya. Pada sistem
berdasarkan fungsi yang lebih canggih, biaya overhead diklasifikasikan sebagai biaya tetap
atau variabel dengan penggerak berdasarkan unit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan unit
mengalokasikan overhead tetap pada setiap produk dengan menggunakan tarif overhead
tetap, dan membebankan overhead variabel dengan menggunakan tarif overhead variabel.
Dari perspektif perhitungan biaya berdasarkan aktifitas, overhead variabel ditelusuri secara
memadai pada setiap produk (untuk kategori ini konsumsi overhead meningksat seiring
dengan meningkatnya unit yang diproduksi).
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas memperbaiki keakuratan perhitungan
harga pokok produk dengan mengakui bahwa biaya overhead banyak yang tetap, ternyata
bervariasi secarta proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Hubungan sebab-
akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok
produk yang dapat memperbaiki penganbilan keputusan secara signefikan. Selain itu,
kelompok biaya overhead tetap yang besar tersebut tidak lagi misterius. Akan tetapi
peningkatan keakuratan ini bisa juga meningkatkan kerumitan. Jadi, mengembangkan sistem
yang lebih sederhana mungkin lebih diperlukan daripada sistem ABC, namun keakuratannya
harus mendekati keakuratan ABC.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M.2009. Akuntansi Manajerial Edisi 8 Buku
1, Jakarta: Salemba Empat.

10

Vous aimerez peut-être aussi