Vous êtes sur la page 1sur 3

Asam sulfat (Alum) atau yang sering disebut sebagai tawas mempunyai rumus molekul

berbentuk kristal putih. Alum mempunyai sifat larut dalam air dan tidak larut dalam alkohol.
(Faith dan keyes,1957, p.78)
Pada awalnya alum dibuat dari bahan galian yang terdapat dalam tambang batubara, bahan galian
tersebut pada umumnya mengandung 16 sampai 23 % Al2O3. Setelah dihancurkan kemudian
direaksikan dengan menggunakan air. Proses ini dilaksanakan sampai tahun 1961, kemudian
ditutup karena tidak memadai.
Komponen terbesar dari bauksit adalah alumina. Adapun komposisi bauksit sebagai berikut:
· Alumina (Al2O3) : 61,20 %
· Silika (SiO2) : 3,80 %
· Iron ( Fe2O3) : 0,79 %
· Titania (TiO2) : 2,16 %
· Air (H2O) : 32,05 %
(Mc.Ketta,1992,vol.3,p.124)
Proses pembuatan alum pada dasarnya adalah mereaksikan bahan - bahan yang mengandung
alumina (Al2O3) dengan asam sulfat. Sedangkan bahan-bahan yang mengandung alumina adalah
bauksit dan kaolin. Reaksi yang terjadi :
===> Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O
Reaksi dilaksanakan dengan menggunakan H2SO4 60ºBe (asam sulfat 80 %) dengan
perbandingan mol asam sulfat dengan bauksit kira-kira 50 % berlebihan agar asam sulfat dapat
menyerap Al2O3 yang terdapat dalam bauksit.

1.4.1. Macam-macam proses

a. Proses kering
Bauksit dari silo penyimpan bahan baku diangkut dengan conveyor dan dilarutkan dalam suatu
tangki yang dilapisi timah hitam untuk memperoleh konsentrasi larutan. Kemudian larutan
NaOH 10 % dimasukkan kedalamnya, dipanaskan dengan agitasi. pH campuran diatur 7-10
dengan jalan mengencerkannya dengan air. Al2(OH)3 yang terbentuk kemudian diendapkan
dalam alat yang disebut tangki pengendapan. Endapan yang terbentuk selanjutnya disaring pada
drum berputar penyaring hampa dan sebagian dikembalikan sebagai pembawa yang bertujuan
untuk mempercepat proses pengendapan. Aluminium hidroksida yang tersaring kemudian
disuspensikan kedalam sejumlah air pada suatu tangki dan selanjutnya dilarutkan lagi dalam
NaOH dengan memanaskan larutan CO2 dilewatkan terhadap larutan ini untuk mengatur pH
antara 7-10. Disini akan terbentuk endapan yang berbentuk gel. Hasil endapan yang berbentuk
alumina gel disaring dan dicuci di alat penggerak pengering berputar , gel dikeringkan pada
suhu 400-800ºC. Kemudian didinginkan di alat pendingin berputar, selanjutnya dimasukkan ke
alat mesin penghancur sehingga didapatkan produk yang diinginkan. (Mc.Ketta,1997,vol.3)
Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara memanaskan bahan yang mengandung
Al2O3 dengan asam sulfat pada suhu 170ºC dan tekanan 1 atm. Bahan yang umum digunakan
dalam proses ini adalah kaolin. (I.B. Agra,1975)

b. Proses basah
Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara melarutkan bahan yang mengandung Al2O3
dengan asam sulfat 60ºBe (asam sulfat 80 %) dalam suatu reaktor pada suhu 105-110ºC dan
tekanan 1 atm. Bahan yang umum digunakan dalam proses ini adalah bauksit.
Bauksit dari silo penyimpan bahan baku diangkut dengan conveyor dan diumpankan kedalam
reaktor. Sementara asam sulfat (H2SO4) yang berasal dari tangki penyimpan dialirkan dengan
pompa dan dipanaskan lewat pemanas dan diumpankan kedalam reaktor. Didalam reaktor terjadi
reaksi selama 15-20 jam. Reaksinya adalah :
===>Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O
Produk yang keluar dari reaktor dipompa ke netralizer untuk menetralkan asam sulfat sisa
dengan penambahan BaS sehingga terbentuk barium sulfat. Larutan ditambahkan glue sebagai
koagulan untuk mengendapkan impuritis didalam thickener, selanjutnya dimasukkan kedalam
evaporator untuk diuapkan. Al2(SO4)3 dikristalkan didalam kristalizer sehingga terbentuk
Al2(SO4)3.18H2O yang masih basah. Kemudian dikeringkan dengan alat pengering setelah
melewati screw conveyor dan akhirnya disimpan kedalam silo penyimpan setelah melewati alat
pengangkutan dan elevator.

1.4.2. Kegunaan produk

Aluminium sulfat merupakan bahan penunjang yang penting untuk bermacam-macam industri
(Keyes,p.78). Produk aluminium sulfat berupa kristal putih. Adapun kegunaan aluminium sulfat
adalah :
1) Sebagai pelekat kertas yang digunakan pada proses pembuatan pulp dan kertas yaitu untuk
mengendapkan damar yang larut dalam kanji pada serat kertas, mengontrol pH pada bubur
kertas, setting ukuran kertas dan membantu mengolah air pulp dengan cara menambahkan
aluminium sulfat kedalam pulp kertas sebelum masuk kedalam mesin pembuat kertas.
2) Untuk menjernihkan air, mengontrol pH air dan membantu mengolah air buangan yaitu
sebagai koagulan yang dapat mengendapkan bermacam-macam kotoran dan bakteri sehingga air
itu menjadi bersih terbebas dari pemcemaran dan memenuhi standar air minum yang diijinkan.
3) Sebagai bahan baku pembuatan kaleng untuk mengawetkan makanan, sebagai koagulan
pada industri karet sintetis, sebagai isolasi atau penyekatan selulosa, sebagai bahan pembantu
pada proses pencelupan batik (tekstil), pembuatan bahan-bahan kimia, katalis, pencegah api pada
bahan penyekat, kosmetik, obat-obatan, alat pemadam api, bahan cat, penyamakan kulit, semen,
plastik. (Mc.Ketta,vol.3,p.122 dan Kirk Othmer,vol.2,p.246)

1.4.3. Tinjauan proses secara umum

Dalam pembuatan aluminium sulfat digunakan bahan baku Al2O3 (61,2 %) dan H2SO4 (80 %)
yang direaksikan dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) pada kondisi operasi yaitu
temperatur 105-110ºCdan tekanan 1 atm.Perbandingan mol Al2O3 : H2SO4 = 1 : 3
Pada prarancangan ini pabrik aluminium sulfat didasarkan pada reaksi netralisasi yaitu reaksi
antara senyawa basa dengan senyawa asam yang membentuk senyawa garam dan air. Semua
atom H dari asam diganti dengan atom logam, jadi ion H+ dari H2SO4 diganti dengan ion Al3+
sehingga membentuk senyawa Al2(SO4)3 dalam reaktor. Reaksi yang terjadi :
Al2O3 + 3 H2SO4 ===> Al2(SO4)3 + 3 H2O
Proses yang dipakai adalah proses basah karena lebih menguntungkan dan ekonomis dibanding
proses kering. Hal itu berdasarkan pertimbangan :
A. Kelebihan proses basah
· Limbah yang dihasilkan berupa H2S yang sangat sedikit , yang kemudian dimasukkan
kedalam unit pengolahan limbah sehingga tidak membahayakan.
· Alat yang digunakan pada proses basah lebih sedikit sehingga dapat menghemat uang.
B. Kekurangan proses kering
· Limbah yang dihasilkan berupa debu yang berbentuk serbuk yang sangat halus, dapat
membahayakan paru-paru manusia.
· Alat yang digunakan pada proses kering terlalu banyak sehingga banyak mengeluarkan
uang.

Vous aimerez peut-être aussi