Vous êtes sur la page 1sur 3

ANALISA KASUS KEPEMIMPINAN

Disusun guna untukmemenuhi tugas Mata kuliah Sistem Manajemen


Keperawatan
Dosen Pembimbing : S. Dwi Sulisetyawati, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 2 S16C

Bagas Pandhu Pramana S16136

Berliana Sukmawati S16137

Dedek May Elawati S16138

Diah Ayu Tri Wartami S16139

Dimas Pandu Dewangga S16140

Dwi Krisma Dayanti S16142

Eka Nur Rani S16143

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA
HUSADA SURAKARTA
2018/2019
A. Kasus

Ns B bekerja honorer di ruang anak sebuah rumah sakit X. Jumlah perawat


ada 11 dan kapasitas tempat tidur 30. Ns B sering dinas sore dan malam
dengan jumlah pasien yang selalu full dan jumlah perawat 3 orang. Jarak
rumahnya 25 km sehingga ia sering terlambat dan tidak ikut operan jaga
apalagi kalau hujan deras. Sebenarnya ia sudah beberapa kali ditegur oleh
kepala ruang dan ia juga sudah berupaya.

1. Jika anda mempunyai jiwa leadership, apa tindakan yang anda akan
lakukan ? .

2. Jika anda adalah seorang manager, apa tindakan yg akan anda lakukan?

B. Hasil Analisa
Alternatif tindakan Kepemimpinan Berdasarkan Situasi

Situasi Alternatif Tindakan


1 Kinerja staf anda yaitu Ns B A Melakukan tindakan yang dapat
menurun selama beberapa bulan dilakukan pada situasi tersebut
terakhir. Ns. B sering terlambat dengan perawat lain terlibat
karena jarak rumah yang jauh dan
tidak ikut operan jaga. Sebagai
kepala ruang sudah menegaskan
kembali peranan dan
pertanggungjawaban Ns B dan Ns B
pun selalu berupaya untuk tidak
terlambat
B Menekankan kembali pentingnya
batas waktu dan tugas-tugas Ns B
C Secara sengaja tidak mengambil
keputusan apa-apa.
D Mendiskusikan dengan perawat yang
lain dalam pengambilan keputusan
tentang Ns. B, tetapi perlu dilihat
apakah tujuan tercapai.

Instrumen Penilaian Kecenderungan gaya Kepemimpinan

(1) (2) (3) (4)


KODE
OTOKRATIS DEMOKRATIS PARTISIPASI BEBAS TINDAK
1 C B D A
Jawaban no 1 dan 2 :

1. Menurut pendapat kami, jika kami mempunyai jiwa leadership maka


tindakan yang akan kami lakukan mengenai kasus diatas ialah melakukan
negosiasi atau kompromi. Kita harus mendengarkan dahulu klarifikasi
penjelasan dari Ns. B sebab dia sering terlambat dan tidak bisa ikut
operan. Selanjutnya kita mengidentifikasi dan mengelola permasalah Ns B
untuk mencari solusinya dengan melakukan negosiasi dengan baik dan
menjadi mediator jika terjadi konflik antara Ns B dan perawat lain
dikarenakan ketidakterimaan perawat lain atas keterlambatan Ns B secara
terus menerus.
2. Menurut pendapat kami, jika kami seorang manajer maka tindakan yang
akan kami lakukan hampir sama dengan jiwa leadership yaitu berbicara
dengan Ns B dan mendengarkan dahulu klasifikasi penjelasan Ns B sebab
dia terlambat dan tidak ikut operan secara terus menerus. Perbedaannya
dengan leadership yaitu sebagai manajer kita tetap menerapkan
peraturan/tata tertib yang berlaku. Kita harus bernegosiasi dengan Ns B
mengenai kosekuensi keterlambatan tersebut. Misalnya dimulai sejak
negosiasi tersebut jika Ns B terlambat/ tidak tepat waktu dalam jadwal
Shift dan tidak ikut operan sebanyak 3 kali maka Ns. B akan mendapat
Surat Peringatan. Selanjutnya memberikan saran misalnya jika jarak
rumah dan rumah sakit jauh 25 km, maka Ns. B disarankan untuk
berangkat lebih awal. Selain itu dilihat dari segi penjadwalan shift maka
dilakukan schedule ulang jadwal shift Ns. B sehingga Ns B sehari hanya
ikut shift satu kali dan tidak double

Referensi :

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan

Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Vous aimerez peut-être aussi