Vous êtes sur la page 1sur 6

Nama : Kevin

NIM : 03031381621083
Shift : Kamis (13.40-16.00) WIB
Kelompok : 4

MACAM-MACAM JENIS LOUVER

Louver merupakan salah satu bagian yang terdapat pada cooling tower.
Louver biasanya berada dibagian luar dari packing. Louver digunakan sebagai
media untuk menyelesaikan suatu masalah pada cooling tower seperti terjadinya
losses di dalam cooling tower. Losses yang terjadi pada cooling tower biasanya
berupa losses panas dan losses terhadap massa fluida yang mengalir. Losses
tersebut memiliki tiga jenis, yaitu losses evaporation, drive losses dan blowdown.
Losses evaporation disebabkan oleh hilangnya air yang berada di make up
water akibat terbawa oleh udara yang sedang menguap ke atas. Air yang menguap
ke atas pada make up water disebabkan adanya kesetimbangan uap cair sebelum
air tersebut mencapai titik didihnya. Proses menguapnya air bersamaan dengan
udara ini merupakan prinsip dari difusi yaitu keadaan saat konsentrasi yang lebih
tinggi dalam wujud cair menuju konsentrasi yang lebih rendah dalam wujud uap.
Konsentrasi dalam wujud cair dalam hal ini ialah berupa tetesan air, sedangkan
konsentrasi dalam wujud uap yaitu berupa udara yang masuk. (Eka, 2017)
Udara yang menguap ke atas akan ikut serta membawa tetesan air dan air
yang sudah berubah menjadi uap setelah dipanaskan, sehingga akan terjadi
kehilangan massa pada air. Kehilangan massa air di dalam make up water ini dapat
diatasi dengan penambahan drift eliminator. Drift eliminator ini berfungsi untuk
menangkap tetesan air yang terjebak di dalam aliran udara sehingga tidak hilang
ke atmosfer. Tetesan air yang tertangkap tersebut akan kembali lagi ke tower.
Blowdown yaitu suatu kondisi dimana terdapat tumpukan kerak di dalam
basin, sehingga pemanasan pada aquadest di dalam basin tidak bekerja secara
maksimal. Tumpukan kerak di dalam basin tersebut dapat berupa lumpur yang
dapat diatasi dengan menggunakan larutan yang memiliki nilai pH yang tinggi.
Penggunaan pH larutan yang rendah dapat meningkatkan jumlah kerak yang
terdapat di dalam basin. Pengecekan pada basin dapat dilakukan menggunakan
turbidity meter yang berfungsi untuk mengecek kekeruhan air yang berada di
dalam basin. Air yang keruh dapat menandakan semakin banyaknya kerak yang
menghalangi pemanasan pada air dan air yang terlalu keruh tidak dapat digunakan
lagi, karena cooling water yang dihasilkan kualitasnya tidak cukup baik.
Drift losses juga merupakan salah satu jenis losses yang terdapat di dalam
cooling tower yang terjadi dibagian packing. Losses yang terjadi di dalam packing
yaitu berupa percikan air yang keluar dari packing, sehingga membuat hilangnya
massa air yang keluar dari packing seusai di dinginkan. Cara mengatasi drift losses
yaitu dengan penambahan louver disekeliling packing, sehingga laju alir udara
yang berfungsi untuk mendinginkan air dapat menahan percikan air yang akan
keluar. Kecepatan laju alir air akibat penambahan louver juga dapat diperlambat
dengan masuknya udara melalui louver, sehingga kontak air dengan udara bisa
terjadi lebih lama dan residence time menjadi lebih panjang. Penambahan louver
biasanya digunakan pada cooling tower yang menggunakan aliran cross current.
Louver juga berfungsi untuk menyamakan laju aliran udara ke bahan
pengisi. Bahan pengisi yang digunakan pada cooling tower yaitu berupa air. Air
pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai suatu media air yang
berfungsi untuk menurukan suhu dengan cara mengambil panas dari suatu proses
equipment dengan jalan perpindahan panas. Cooling water system pada industi
besar maupun kecil biasanya terbagi dalam beberapa macam garis besarnya dibagi
menjadi dua tipe, yaitu recirculation type dan once through type (tergantung
penggunaannya yang paling efisien di dalam pabrik). (Putra dan Chandrasa, 2015)
Recirculation type pada cooling water memiliki dua tipe, yaitu pada sistem
terbuka dan pada sistem tertutup. Recirculation type sistem terbuka yaitu kondisi
saat sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan untuk proses
pendinginannya kembali. Recirculation type sistem tertutup yaitu kondisi saat
pendingin kembali airnya tanpa penguapan dan tipe ini biasanya dipakai untuk
internal engine combustion system, sehingga air yang keluar dapat dipakai lagi.
Sumber air yang digunakan untuk sistem cooling water disebut make-up
water berasal dari air permukaan seperti air sungai dan air bawah tanah. Air laut
pun dapat digunakan sebagai make up water. Sumber air tersebut harus melewati
beberapa tahap preparasi dan treatment terlebih dahulu untuk menghilangkan
kandungan mineral dan logam sehingga dapat mencegah korosi. (Baniya, 2017)
Louver yang berfungsi untuk mengatasi drift losses di dalam packing
memiliki berbagai macam jenis. Jenis louver terdiri dari dua jenis, yaitu horizontal
louver dan vertical louver. Horizontal louver udara yang masuk bersifat air inlet
louver. Jenis dari louver memiliki ciri khusus tersendiri serta memiliki kelebihan
dan kekurangan. Jenis dari louver ini juga memiliki arah aliran udara yang masuk
berbeda satu sama lain, ada aliran cross flow dan counter current flow.
Jenis material yang digunakan untuk membuat louver biasanya terbuat dari
logam, kayu, gelas dan plastik. Louver yang biasanya digunakan terbuat dari
material logam dan logam tersebut berupa seng. Modern louver sering terbuat dari
material logam yang berupa aluminium, kayu dan gelas. Aluminium digunakan
dengan alasan tahan terhadap korosi, ringan dan harganya lebih murah.
Louver yang terbuat dari material seng hampir mirip alasannya dengan
penggunaan logam aluminium. Logam seng hanya saja daya tahan terhadap korosi
lebih rendah terhadap aluminium dan untuk masalah harga yaitu harga seng lebih
murah jika dibandingkan dengan harga aluminium. Penggunaan plastik dalam hal
ini sama dengan penggunaan logam, namum penggunaan plastik jauh lebih murah
dan tahan terhadap korosi jika dibandingkan dengan logam. Harga plastik juga
lebih murah bila dibandingkan dengan logam, tetapi daya tahan terhadap panas
material dari logam jauh lebih baik bila dibandingkan plastik. (Kroger, 2004)
Material pembuat louver yang berasal dari gelas juga memiliki daya tahan
yang kuat dan tahan terhadap korosi. Material dari gelas juga memiliki kelemahan,
yaitu tidak tahan terhadap tekanan yang sangat tinggi dan harganya cukup mahal
bila dibandingkan dengan logam. Material pembuat louver pun ada juga yang
berasal dari kayu, tetapi ada juga bahan plastik yang spesifikasinya hampir
menyerupai material kayu yaitu polywood. Bahan dari polywood lebih bagus bila
dibandingkan bahan yang terbuat dari kayu alami. Daya tahan polywood terhadap
panas serta kekuatan dan harga produksi jauh lebih unggul bila dibandingkan kayu
alami. Daya tahan polywood yang baik ini tidak sebaik material dari logam dari
segi ketahanan terhadap suhu maupun kekuatannya. Harga dari polywood yang
murah merupakan keunggulannya bila dibandingkan dengan material logam, maka
tidak heran bahwa pabrik banyak yang menggunakan material dari polywood.
Louver yang terbuat dari polywood biasanya dilapisi dengan cat terlebih
dahulu agar lebih tahan dan water resistant pada polywood menjadi lebih baik lagi.
Ukuran louver pada suatu project penelitian memiliki ukuran 0,13 meter, sudut
kemiringannya adalah 60oC dan ketebalan yang dimiliki louver adalah 0,008
meter. Louver yang digunakan pada menara cooling tower yaitu antara 16 sampai
20 buah. Louver yang berbentuk seperti jendela ini memiliki posisi horizontal
namun miring serta dapat menerima cahaya dan udara masuk serta mencegah sinar
matahari dan hujan yang masuk secara langsung ke dalam menara cooling tower.

1. Horizontal Louver
Horizontal louver yaitu louver yang dipasang secara horizontal pada suatu
cooling tower yang memiliki sudut kemiringan dari susunannya. Horizontal louver
biasanya digunakan pada laju aliran udara cooling tower yang bersifat cross
current flow, sehingga laju udara yang masuk dari samping akan menahan tetesan
air yang akan keluar dari cooling tower. Horizontal louver ini dipakai pada cooling
tower beroperasi pada sistem terbuka. Cooling tower pada sistem terbuka ada
udara dari luar yang masuk ke dalam menara cooling tower melalui celah disekitar
louver. Laju udara yang masuk bersifat cross current flow menggunakan jenis
cooling tower induced draf berdasarkan pemakaian alat bantunya. (Stanford, 2003)
Jenis louver yang digunakan pada aliran cross current berbentuk seperti
jendela kecil yang menyerupai bentuk sirip. Louver memiliki kemiringan tertentu
sesuai dengan kebutuhan suatu pabrik. Louver yang memiliki kemiringan 30o
memiliki efektifitas sebesar 80% pada sistem terbuka dan dapat menjaga loss
coefficient lebih rendah atau sama dengan dua. Louver yang memiliki sudut
kemiringan sebesar 45o memiliki nilai loss coefficient lebih tinggi yaitu bernilai
lima. Louver yang memiliki sudut kemiringan yang semakin besar juga dapat
disimpulkan bahwa nilai loss coefficient yang dimiliki juga semakin besar.

Gambar 1. Horizontal Louver


(Sumber: Indiamart, 2018)
2. Vertical Louver
Vertical louver merupakan louver yang disusun secara vertical disekitar
menara cooling tower. Pemasangan vertical louver berada disekitar vessel. Louver
yang dipasang akan mengelilingi vessel, sehingga membuat sistem pada cooling
tower ini menjadi sistem tertutup. Prinsip kerja dari vertical louver ini yaitu tetesan
air yang akan keluar dari cooling tower tertahan oleh louver yang terpasang
disekitar vessel, sehingga tetesan air pada packing akan turun kembali ke basin.
Air yang turun kembali ke basin akan dipanaskan kembali dan kembali
didinginkan pada cooling tower. Vertical louver bisanya digunakan pada cooling
tower yang arah aliran udara bersifat counter current flow. Arah aliran udara yang
bersifat counter current flow ini menggunakan jenis cooling tower force draf, jika
dilihat pada jenis cooling tower berdasarkan pemakaian alat bantunya.
Cooling tower jenis force draf memiliki laju aliran udara yang akan dihisap
oleh blower menuju ke atas menara cooling tower, sedangkan pada arah aliran air
berasal dari bagian atas menara cooling tower. Air yang masuk ke dalam menara
cooling tower akan terjadi kontak dengan udara sehingga arah aliran air dan udara
saling berlawanan. Force draf cooling tower ini memiliki blower yang terletak
dibagian bawah cooling tower, sehingga arah aliran udara yang dihisap blower dari
bagian bawah menara cooling tower dapat naik ke atas. Tekanan udara yang
diserap oleh blower menjadikan tekanan udara yang masuk menjadi tinggi jika
dibandingkan dengan tekanan udara di luar sistem menara cooling tower. Udara
yang melewati cooling tower akan menyerap panas dari air yang masuk ke dalam
menara cooling tower. Suhu air setelah berkontak dengan udara akan turun.

Gambar 2. Vertical Louver


(Sumber: Sander, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Baniya, D, K., dkk. 2017. Design and Fabrication of Cooling Tower. International
Journal of Latest Engineering Research and Applications (IJLERA).
Vol. 2(5): 27-37.
Eka, R. 2017. Cooling Tower. (Online). https://www.academia.edu/8723958/
Tugas_cooling_tower. (Diakses pada 28 September 2018)
Indiamart. 2018. Aluminum Cooling Tower Louvers. (Online). https://www.
indiamart.com/proddetail/aluminum-cooling-tower-louvers-1677520355
5.html.(Diakses pada 28 September 2018)
Kroger, D, G. 2004. Air Cooled Heat Exchangers and Cooling Towers, Volume 2.
United States of America: Library of Congress.
Putra, R, S., dan Chandrasa, S. 2015. Analisa Perhitungan Beban Cooling Tower
pada Fluida di Mesin Injeksi Plastik. Jurnal Teknik Mesin. Vol. 4(2): 19-
25.
Sander. 2018. SPX Marley Cooling Tower. (Online). http://sandermechanical.com/
spx-marley-cooling-tower/. (Diakses pada 28 September 2018)
Stanford, H, W. 2003. HVAC Water Chillers and Cooling Towers: Fundamentals,
Application, and Operation. United States of America: Library of
Congress.

Vous aimerez peut-être aussi